basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Nabi Adam

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Nabi Adam. Tampilkan semua postingan

Mengapa Kisah di Al-Qur'an Hanya Untuk yang Beriman? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Kisah para nabi dan rasul, dikisahkan oleh ...


Mengapa Kisah di Al-Qur'an Hanya Untuk yang Beriman?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Kisah para nabi dan rasul, dikisahkan oleh Allah hanya untuk yang beriman. Mengapa khusus bagi yang beriman? Bagi yang tak beriman, dianggap dongeng dan legenda. Semuanya bualan, mimpi, khayalan dan tak mungkin terjadi. Yang menggunakan logika, akal, dan pengalaman, tak akan mempercayainya. 

Kisah para nabi dan rasul sangat mencengangkan dan menakjubkan. Banyak yang di luar nalar dan jangkauan. Namun, bagi yang beriman, semuanya nyata, jelas dan pasti terjadi dalam waktu singkat.

Allah membuka kisah Nabi Musa dengan latarbelakang situasi dan kondisi yang sangat kontradiktif. Istana yang sewenang-wenang dan pembuat kerusakan, melawan kaum minoritas yang tertindas, terpecah belah, dan tak memiliki kekuatan sedikit pun. Namun apa janji Allah bagi yang tertindas?

"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)," (Al-Qasas: 5)

"dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya apa yang selalu mereka takutkan dari mereka." ( Al-Qasas: 6)

Bagaimana proses pertumbuhan kaum minoritas yang tertindas, terpecah belah dan tidak memiliki kekuatan menjadi kekuatan yang menghancurkan Firaun, Haman dan bala tentaranya yang sangat kuat? Bagaimana kekuatan yang zalim tiba-tiba diliputi kepungan ketakutan yang luar biasa?

Di saat kontradiktif ini. Allah justru menampilkan adegan seorang ibu yang sedang ketakutan dipinggir sungai. Yang sedang menyusui lalu menghanyutkan sang bayi ke sungai Nil. Bagaimana situasi ini kelak menghancurkan kezaliman dan kerusakan Firaun sang "tuhan" Mesir? 

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, "Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul." (Al-Qasas: 7)

Solusi ragam fenomena kontradiktif ini dibutuhkan keimanan. Liku-liku perjalanannya dibutuhkan keimanan. Sebab, iman melahirkan para pemimpin yang berkarakter pahlawan. 

Khusyu Shalat dan Kisah Nabi Adam Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apa yang paling dibenci oleh Iblis? Ada kisah, Iblis mau bertaubat....

Khusyu Shalat dan Kisah Nabi Adam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Apa yang paling dibenci oleh Iblis? Ada kisah, Iblis mau bertaubat. Namun, syaratnya harus bersujud di kuburan Nabi Adam. Iblis berkata bahwa di saat hidupnya Nabi Adam saja tidak mau bersujud, apalagi bila sudah wafat?

Bersujud, itulah yang dibenci oleh Iblis. Wajar saja, bila shalat itu sulit dan malas dikerjakan karena banyak bersujudnya. Bukankah hanya bersujud yang diulang-ulang dalam shalat?

Wajar saja bila khusyu itu sangat sulit bahkan ilmu pertama yang dicabut di muka bumi, karena Iblis akan menurunkan golongannya yang terbaik untuk memberdayakan dan mengalihkan dari kekhusyuan.

Bila masih terfokus pada selain Allah di saat shalat, perhatikan Iblis dalam kisah Nabi Adam! Bukankah, seluruh permintaannya dipenuhi? Bukankah seluruh upayanya sudah dilakukan? Apakah jerih payah yang maksimal membuahkan hasil untuk menyesatkan seluruh manusia?

Iblis hanya bisa menjerumuskan manusia yang tidak dilindungi oleh Allah? Bukankah sia-sia saja penangguhan waktu dan ikhtiarnya?

Saat shalat, fokuslah menghadirkan Allah. Sebab, semua yang terjadi dalam genggaman Allah. Semua urusan kembali pada Allah. Allah cukup mengatakan, "Kun fayakun." saja untuk merealisasikan semua keinginan manusia. Mengapa masih memikirkan sesuatu saat shalat?

Ikhtiar manusia hanya berhasil bila dikehendaki-Nya. Jerih payah manusia tak berguna tanpa ijin-Nya. Jadi cukuplah ada Allah di hati di saat shalat. Sebab semua yang di alam semesta dan ikhtar manusia tak berguna dan bermanfaat sedikit pun. Belajarlah pada kegagalan iblis dalam kisah Nabi Adam yang ingin menjerumuskan seluruh manusia.

Mengapa Manusia Tak Berdaya? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Iblis berkata kepada Allah, bila dia diberi waktu hingga hari kiamat mak...

Mengapa Manusia Tak Berdaya?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Iblis berkata kepada Allah, bila dia diberi waktu hingga hari kiamat maka dia bisa menyesatkan manusia, kecuali sedikit saja yang selamat. Mengapa bisa? Dimana letak kelemahan manusia?

Allah menjelaskan bahwa yang bisa disesatkan adalah mereka yang menjadikan Iblis sebagai teman dan pemimpin. Dalam kondisi ini, manusia hanya bola yang bisa dipermainkan. Bisa ditendang ke arah mana pun.

Perhatian awal keruntuhan sebuah negara dan bangsa! Di awali dari menuhankan hawa nafsu. Memperebutkan kekuasaan dan kedudukan. Setelah itu, menimbun kekayaan dan kikir. Awal, kezaliman di mulai dari sini.

Kehancuran bani Ummayah dan Abbasiyah disebabkan karena kekuasaan tidak untuk mengimplementasikan peran kekhalifahan. Bukan untuk menegakkan yang diperintahkan Allah.  Bukan untuk meredam yang dilarang Allah. Bila peran khalifah Allah digantikan dengan hawa nafsu, maka hancurlah semua kekuatan.

Bila jihad telah ditanggalkan. Bila mujahadah diri telah diabaikan. Maka, Allah cabut semua jalan keluar dan solusi. Allah cabut semua jalan-jalan kemudahan dan yang tak terduga. Tak ada lagi pertolongan dan pemeliharaan Allah.

Allah menyisakan pohon khuldi yang dilarang bagi Nabi Adam, agar jiwa jihad terhadap hawa nafsu terus terjaga. Agar kewaspadaan dan kehati-hatian terus tertanam. Bila interaksi manusia hanya pada keinginan yang dituruti tanpa batas, maka jiwanya justru menjadi lemah. Bukankah tubuh yang sakit karena kebanyakan makan?

Manusia tak lagi menjadi manusia. Manusia menjadi budak. Manusia menjadi lebih rendah dari hewan ternak. Hidupnya dalam permainan hawa nafsu dan tipu daya iblis. Itulah sebab semua ketidakberdayaan manusia. Itulah sebab, kehancuran negara dan bangsa. 

Agar Keturunan Adam Tak Tertipu  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Iblis dikeluarkan dari surga karena keinginannya sendiri. Dia tidak ...

Agar Keturunan Adam Tak Tertipu 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Iblis dikeluarkan dari surga karena keinginannya sendiri. Dia tidak sujud karena argumentasi yang diyakininya. Dia durhaka karenat kesombongannya. Memang, sangat sulit rendah hati itu.

Bagaimana dengan Adam? Dikeluarkan karena sudah diingatkan tetapi lupa dan lalai. Tertipu oleh bujuk rayu agar menjadi malaikat dan abadi. Lalai akan kenikmatan yang melimpah.

Bagaimana agar tidak lalai? Bukankah manusia memang mudah lalai? Bukankah manusia memang pelupa? Bagaimana agar selalu ingat? Bagaimana agar selalu dalam kesadaran penuh?

Rukun Iman, Islam dan Ihsan itulah sistem pendidikan Allah pada manusia agar terjaga kesadaran. Mengapa harus iman kepada Allah, malaikat, kitab suci, nabi dan rasul, hari akhir dan takdir? Agar jiwa terus diingatkan.

Mengapa harus bersyahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji? Itulah kurikulum untuk mengingatkan manusia. Ada yang wajib dan sunah. Mengapa semakin banyak dikerjakan semakin tinggi derajatnya? Karena frekwensi akan hadirinya kesadaran akan visi hidup tetap terjaga.

Mengapa menuntut ilmu lebih didahulukan dari ibadah sunah? Mengapa bertafakur lebih baik dari ibadah sunah? Sebab, membangun kesadaran yang lebih lama, kuat dan mengakar. 

Lupa dan lalai itulah penyebab Adam tertipu. Maka, buatlah alarm untuk mengingatkan. Yang paling mujarab adalah ihsan. Yaitu, Allah senantiasa mengawasi.

Melawan Penjajah Israel dari Kisah Nabi Adam Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bagaimana cara Iblis menjerumuskan Adam dan keturunannya...

Melawan Penjajah Israel dari Kisah Nabi Adam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bagaimana cara Iblis menjerumuskan Adam dan keturunannya? Dengan segala hal. Dari depan, belakang, kanan dan kiri. Mengerahkan pasukan pejalan kaki, berkuda, bersekutu dengan harta dan anak-anak. Juga dengan rayuan dan tipuan.

Apakah strategi iblis berhasil menjerumuskan seluruh manusia? Ternyata ada satu kelompok manusia yang dijaga Allah. Mereka adalah para hamba-Nya. Mereka dipelihara dan ditolong oleh Allah.

Manusia yang berkarakter iblis pun tidak akan bisa menghancurkan seluruh manusia. Ada sekelompok manusia yang sangat kuat dan tegar. Ada sekelompok manusia yang mampu melemahkan semua strategi manusia yang berkarakter iblis. Yaitu, manusia yang menjadi hamba-Nya. Manusia yang taat kepada-Nya.

Penjajah Israel membunuh bangsa Palestina dengan membuat penjara di Gaza maupun Tepi Barat. Merampas tanah dan rumah rakyat Palestina. Menjadikannya kelaparan, kehausan dan dihancurkan semua infrastruktur dasar kehidupan. Rumah sakit, sekolah dan tempat ibadah pun dihancurkan.

Palestina dikepung oleh manusia yang melampaui karakter iblis. Bila manusia dijadikan boneka, bukankah kebengisan manusia yang dikhawatirkan oleh malaikat akan berpadu dengan karakter Iblis? Siapakah yang bisa menghadapi dua kekuatan manusia dan iblis?

Hanya manusia yang berkarakter Robbaniyah yang bisa melawannya. Manusia yang memiliki karakter beribadah dan khalifah. Manusia yang mengikuti petunjuk dari Allah. Hanya itulah solusi melawan kekejaman dan kebiadaban penjajah Israel.

Semua kerusakan di muka bumi tidak dapat dipecahkan dengan ilmu dan teknologi. Tak bisa menggunakan cara-cara yang berasal dari akal manusia. Hanya satu cara, mengikuti petunjuk-Nya.

Sejarah Ucapan  Salam  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah telah menciptakan Adam. Allah mengajarkan nama-nama benda. Lalu memerint...

Sejarah Ucapan  Salam 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Allah telah menciptakan Adam. Allah mengajarkan nama-nama benda. Lalu memerintahkan untuk menjelaskan nama-nama benda tersebut kepada malaikat. Disamping nama-nama benda, apalagi yang diajarkan Allah?

Allah tidak langsung mengajarkan kepada Adam, tetapi diperintahkan untuk belajar melalui para malaikat.  Jika Adam menjelaskan nama-nama benda, maka malaikat mengajarkan bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia. 

Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Setelah menciptakan Adam as, Allah berfirman, "Pergilah dan berilah salam kepada malaikat, lalu dengarkan salam mereka kepadamu. Salam yang mereka ucapkan adalah salam untukmu dan anak cucumu."

Kemudian Adam menemui para malaikat, dengan mengucapkan, "Assalamualaikum'alaikum." Malaikat menjawab, Assalamu'alaika warahmatullah." Para malaikat menambah kalimat lagi, "Warahmatullah."

Pada suatu hari, malaikat Jibril menemui Rasulullah saw, lalu Rasulullah saw menghampiri Siti Aisyah ra dengan berkata, "Jibril mengirim salam kepadamu." Lalu, Siti Aisyah menjawab dengan, "Alaihissalam warahmatullahi wabarakaatuh."

Siti Aisyah menjawab salam dari Jibril seperti para malaikat menjawab salam kepada Nabi Adam. Bagaimana bila tidak selengkap yang dicontohkan oleh para malaikat?

Suatu hari, seseorang datang menemui Rasulullah saw dengan mengucapkan, "Assalamu'alaikum." Datang lagi orang kedua, Assalamu'alaikum warahmatullah." Datang lagi orang ketiga, "Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh." 

Rasulullah saw menjelaskan bahwa orang pertama mendapatkan 10 kebaikan, yang kedua 20 kebaikan, yang ketiga 30 kebaikan.

Hukuman Kepada Kekasih-Nya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Adam hanya mencicipi buah khuldi. Langsung dihukum dengan diusir dari...

Hukuman Kepada Kekasih-Nya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Nabi Adam hanya mencicipi buah khuldi. Langsung dihukum dengan diusir dari surga. Mengapa hukumannya sangat cepat sekali? Mengapa tidak diberikan waktu tenggang untuk memperbaiki?

Malaikat memberikan argumentasi tentang penciptaan Adam yang bisa menimbulkan pertumpahan darah di muka bumi. Pada episode kisah berikutnya, langsung dikisahkan Allah sedang mendidik Nabi Adam atas nama-nama seluruh benda.

Allah langsung menunjukkan kelebihan Adam di hadapan malaikat. Malaikat diperintahkan untuk menyebutkan nama-nama benda. Malaikat tidak mengetahuinya. Mengapa sangat cepat Allah meluruskan kesalahpahaman para malaikat?

Namun, bagaimana saat iblis tidak bersujud kepada Adam? Allah masih memberikan kesempatan untuk berdialog. Iblis dikabulkan permintaannya. Iblis masih di surga hingga dia berhasil menggoda dan menjerumuskan Nabi Adam. Mengapa tidak langsung dihukum keras? Seperti Nabi Adam dan malaikat?

Hukuman Allah kepada kekasih-Nya sangat cepat. Mengapa? Agar segera menyadari kesalahannya. Segera bertaubat dan memperbaiki diri. Bukankah semua yang terjadi di bumi itu ringan? 

Cepatnya, hukuman Allah kepada kekasih-Nya bukanlah hukuman tetapi kasih sayang. Agar, ketaatan tak terjangkit oleh penyakit hati. Agar kemurnian tujuan, akhlak dan sistem kehidupan tetap terjaga. Agar kesalahan tak melalaikan terlalu lama. Agar kesalahan tak jadi karakter penyimpangan dan kedurhakaan. Hukuman yang cepat agar bersegera ke jalan yang lurus. 

Mengapa iblis dan pengikutnya dibiarkan dalam kubangan hawa nafsu, maksiat,  kezaliman dan kedurhakaan? Bahkan tidak tahu bahwa perbuatan salah? Lebih parahnya semuanya dianggap kebaikan. Allah membiarkan untuk menghancurkannya.

Iblis dan Adam, Saat Bersalah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Iblis bersalah karena tak sujud kepada Adam, padahal yang memerintahkan...

Iblis dan Adam, Saat Bersalah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Iblis bersalah karena tak sujud kepada Adam, padahal yang memerintahkannya adalah Allah. Apa yang dilakukan Iblis? Membenarkan kesalahannya. Mencari alasan  dengan berkata bahwa dirinya lebih baik dari Adam karena terbuat dari api.

Apakah hanya sampai disitu saja? Iblis sekuat tenaga menjerumuskan Adam dan keturunannya agar bernasib sama seperti Iblis juga. Adam dianggap menjadi sumber pengusirannya dari surga. Maka, harus disingkirkan juga.

Membenarkan kesalahan dengan beragam argumentasi. Menghancurkan yang dianggap menjadi sebab keterpurukan dan kehancurannya, itulah sifatnya iblis. Bagaimana dengan Nabi Adam?

Saat Nabi Adam memakan buang khuldi karena godaan iblis. Nabi Adam tidak menuduh iblis sebagai penyebabnya. Tidak mencari pembenaran akan kesalahannya. Bukankah iblis hanya menggoda? Bukankah keputusannya ada pada Nabi Adam?

Adam juga tidak pernah menyalahkan istrinya, Siti Hawa. Bukankah istrinya ikut andil sehingga mendorong Nabi Adam mencicipi buah khuldi? Nabi Adam mengambil tanggung jawab semua kesalahan tersebut.

Di era sekarang, siapakah yang selalu saling melempar kesalahan? Selalu membenarkan kesalahannya dengan alasan tertentu?  Selalu mencari kawan untuk berbuat salah bersama-sama?

Nabi Adam justru cepat meresponnya dengan memohon taubat dan juga doa. Menerima resiko dan hukuman atas kesalahannya. Bukankah mengakui kesalahan justru menentramkan dan meningkatkan kualitas diri? 

Cara Iblis Memanfaatkan Sumberdaya  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bila Qarun mengatakan bahwa kekayaannya hasil dari kepintarannya,...

Cara Iblis Memanfaatkan Sumberdaya 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bila Qarun mengatakan bahwa kekayaannya hasil dari kepintarannya, namun Iblis mengatakan bahwa dia diciptakan dari api. Berarti iblis mengakui bahwa kelebihan dirinya berasal dari Allah.

Bila Qarun memproklamirkan bahwa dirinyalah yang bisa menciptakan kemanfaatan, namun Iblis justru meminta sumberdayanya dari Allah. Iblis bisa menggoda, menjerumuskan, dan menyesatkan karena sumber dayanya dari Allah. Jadi, siapakah yang lebih sesar?

Iblis berkata, "Berilah aku penangguhan waktu, sampai hari mereka dibangkitkan."

Allah berfirman, "Benar, kamu termasuk yang diberi penangguhan waktu."

Iblis meminta sumberdaya yang paling berharga. Yaitu, waktu. Bukankah permintaan orang  Kafir di akhirat adalah meminta waktu? Meminta dikembalikan ke bumi? Sebab hanya dengan waktu seluruh sumberdaya bisa dimanfaatkan. Bila mati, berhargakah kekayaan dan jabatan?

Iblis memanfaatkan sumberdaya dari Allah dengan sangat efektif dan optimal. Sumberdayanya untuk menjalankan visi dan misinya. Tak ada setiap tiupan nafas pun, kecuali ada bisikan syetan yang menyelusup ke hati manusia. Hati terus berbolak balik tanpa ada yang bisa mengendalikannya.

Saat bangun tidur, syetan sudah mengikat manusia dengan 3 ikatan. Saat makan dan minum, syetan mencoba untuk ikut menikmati. Saat masuk ke rumah, syetan mencoba untuk bermukim. Dalam setiap pandangan mata dan ucapan, ada yang berkhianat. Manusia terkepung dari seluruh penjuru.

Iblis berkata, "Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." Itulah cara Iblis mengoptimalkan sumberdayanya.

Iblis, Pantaskah Sombong? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Saat Iblis mengungkapkan alasan tidak bersujudnya kepada Adam karena dia be...

Iblis, Pantaskah Sombong?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Saat Iblis mengungkapkan alasan tidak bersujudnya kepada Adam karena dia berasal dari api sedangkan Adam berasal dari tanah. Allah menegaskan bahwa surga bukan tempat untuk menyombongkan diri. Mengapa tak pantas?

Bila obsesi manusia adalah surga, maka yang yang sombong di dunia bukan bagian penduduk surga. Karakter penduduk surga adalah para malaikat. Yang bersujud,  taat dan bertasbih. Segala liku-liku hidup. Segala bisikan hati. Untuk mengungkap siapakah yang karakternya seperti malaikat.

Dalam kebebasan berkehendak ada ketaatan. Menjadi khalifah juga seorang hamba Allah. Diberikan akal untuk berfikir, menggali dan memahami, juga ada ruang yang tak boleh menggunakan akal, hanya iman saja. Dalam keegoannya ada kebersamaan. Itulah ujian manusia.

Mengapa tak pantas sombong? Bukankah semuanya sudah ditakdirkan? Bukankah semuanya sudah tertulis sebelum alam semesta diciptakan? Bukankah semuanya hanya pemberian Allah? Bukankah rezeki yang tidak diikhtiarkan lebih tak terbatas?

Iblis tak pantas sombong. Sebab, yang menjadikannya dari api adalah Allah. Yang melebihkan satu makhluk dengan yang lainnya adalah Allah. Semua perbedaan dan keragaman hanya ujian, siapakah yang sombong? Siapakah yang merasa lebih baik? Siapakah yang berputus asa? Siapakah yang merasa hina kepada selain Allah?

Yang sombong berarti telah menuhankan dirinya. Merasa, penyebab cerdas dan berilmu adalah dirinya. Merasa, penyebab sehat, sukses, bahagia, kaya, berwibawa adalah dirinya. Bukankah manusia tidak bisa menciptakan kemanfaatan?

Seperti Firaun yang menjadi tuhan. Merasa bisa memakmurkan rakyatnya  karena sungai Nilnya. Padahal, bukankah sungai Nil telah ada sebelum dirinya lahir? 

Memilih Takdir-Nya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kehidupan ini hanya rentetan menjalani takdir-Nya. Semua makhluk, dari malaikat, i...

Memilih Takdir-Nya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kehidupan ini hanya rentetan menjalani takdir-Nya. Semua makhluk, dari malaikat, iblis, jin, manusia, dan alam semesta hanya menjalankan takdir-Nya. Adakah yang terbebas dari takdir-Nya?

Umar bin Khatab tidak jadi memasuki Syam yang tengah dilanda wabah. Alasannya, takdir dilawan dengan takdir. Berpindah dari satu takdir ke takdir yang lainnya. Bila semua adalah takdir-Nya. Bagaimana menyikapinya?

Ikutilah takdir yang diridai-Nya. Ikuti takdir yang dibimbing-Nya. Ikuti takdir yang dimuliakan-Nya. Ikuti takdir yang memuliakan bukan yang merendahkan. Ikuti takdir yang membahagiakan, bukan yang menyengsarakan. Itulah cara menjalani takdir.

Takdir itu bisa dipilih. Sebab, Allah membebaskan manusia untuk memilih. Ada takdir perjalanan kekafiran, kemunafikan dan ketakwaan. Ada takdir perjalanan kezaliman, kedurhakaan dan keimanan. Ada takdir perjalanan menuju neraka dan surga.

Setiap takdir memiliki liku-likunya sendiri. Syetan pun telah memilih takdirnya dengan tidak mau bersujud kepada Adam. Memilih yang tak dibimbing Allah. Syetan pun mengajukan beragam permohonan atas pilihan takdir yang telah dipilihnya.  Allah pun memenuhi semua permohonannya.

Malaikat memilih takdirnya. Memilih yang dibimbing Allah. Memilih bersujud kepada Adam. Setelah itu apakah ada episode kisah Malaikat? Tidak ada. Yang asa kisah pergulatan iblis terhadap takdir yang telah dipilihnya. Yaitu, menjerumuskan seluruh manusia dengan segenap sumberdaya dan infrastruktur yang dimilikinya.

Bagaimana akhir perjalanan takdir yang dipilih iblis? Ternyata hanya kegagalan walaupun seluruh sumber daya dan infrastruktur telah dikerahkan maksimal. Yang mengikuti iblis hanya mereka yang telah menjadi iblis sebagai teman dan pemimpinnya.   Seperti itulah akhir ragam pemilihan takdir.

Jangan Membandingkan Antar Makhluk  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah memerintahkan bersujud. Namun, iblis menolaknya. Sebelum me...

Jangan Membandingkan Antar Makhluk 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Allah memerintahkan bersujud. Namun, iblis menolaknya. Sebelum memerintahkan bersujud, Allah telah berfirman bahwa Dia telah  menciptakan seluruh makhluk dengan bentuk yang terbaik.

Bentuk makhluk-Nya berbeda-beda, mengapa difirmankan dengan sebaik-baiknya bentuk? Setiap makhluk memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda, itulah penyebab perbedaannya.

Cacing, semut, kadal, kucing, kelinci dan ragam hewan lainnya, mengapa bentuknya berbeda? Tumbuhan adalah yang berkayu keras, lembut, dan menjalar. Ada yang tinggi, sedang, rendah dan menghampar di tanah. Mengapa semuanya berbeda? Peran dan tanggung jawabnya yang berbeda.

Saat Iblis tidak bersujud, Allah bertanya alasannya. Iblis menjawab bahwa dirinya lebih baik dari Adam. Dirinya dari api, sedangkan Adam dari tanah. Bukankah Adam memang diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi yang dipenuhi tanah?

Iblis telah merendahkan makhluk ciptaan-Nya. Artinya, merendahkan Dzat yang menciptakannya juga? Bukankah Allah telah menegaskan bahwa seluruh ciptaan-Nya dibentuk dengan sebaik-baik bentukan?

Takdir manusia pun ciptaan Allah. Yang ditulis dengan Kalam-Nya di Lauhul Mahfudz. Mengapa masih muncul merendahkan dan meninggikan derajat seseorang dari takdirnya? Merendahkan dan meninggikan dari profesi, keturunan, jabatan, kekayaan dan status sosialnya?

Bila di surga, di era Nabi Adam, tak pantas membandingkan antar makhluk-Nya. Maka di bumi pun tak pantas membandingkan antar makhluk dan juga antar manusia untuk menunjukkan kelebihan dan kehebatan yang berbuah pada kesombongan diri.

Prinsip Berinteraksi Dengan Perintah dan Larangan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ibadah, yang diperintahkan Allah,  itu ada yang ru...

Prinsip Berinteraksi Dengan Perintah dan Larangan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ibadah, yang diperintahkan Allah,  itu ada yang rukun, wajib dan sunahnya. Yang rukun harus dilakukan, bila diabaikan maka tidak sah atau batal ibadahnya. Yang rukun sangat sedikit dibandingkan yang wajib dan sunah. Itulah kemudahan dari Allah.

Semakin banyak dilakukan maka kebaikannya semakin banyak. Semakin banyak ibadah yang dilakukan semakin besar pahalanya.  

Dalam ibadah terdapat prinsip memudahkan dan toleransi. Bila sedang sakit maka boleh diganti di hari yang lain. Bila belum mencapai syarat tertentu, maka boleh meninggalkan.

Namun soal yang dilarang atau diharamkan, tidak ada pembagian rukun, wajib dan sunah, semuanya harus ditinggalkan. Totalitas meninggalkan itulah prinsip berinteraksi dengan keburukan.

Sedikitnya sama dengan banyaknya. Derajat dosanya tidak melihat sedikit atau banyak. Hukumannya sama, baik sedikit mau pun banyak. 

Prinsip dasarnya adalah menjauhi, jangan mendekat. Semakin jauh, semakin selamat. Semakin dekat, semakin berbahaya.

Kisah Nabi Adam bersama Siti Hawa sangat jelas mengajarkan prinsip berinteraksi dengan keburukan. Jangan mendekati pohon larangan. Walaupun hanya mencicipi buahnya, hukuman tetap dijatuhkan. Keduanya, diusir dari surga.

Gagalnya Execution Excellence? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Menurut Ibnu Abbas, Iblis merupakan kelompok jin. Bertugas memegang pe...

Gagalnya Execution Excellence?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Menurut Ibnu Abbas, Iblis merupakan kelompok jin. Bertugas memegang perbendaharaan kebun-kebun di surga. Yang berilmu dan tekun beribadah. Juga, memiliki empat sayap.

Menurut Hasan Al-Basri, Iblis yang pertama melakukan qiyas (perbandingan). Menurut Ibnu Jarir, buktinya, Iblis membandingkan dirinya dengan Adam, dimana iblis merasa lebih mulia karena terbuat dari api, sedangkan Adam lebih rendah karena dari tanah.

Saat Iblis tidak bersujud kepada Adam, dihukum dengan diusir dari surga. Maka, Iblis mendefinisikan tujuan hidupnya. Yaitu, menyesatkan seluruh manusia agar tidak bersyukur. Apa yang dipersiapkan? Meminta sumber daya kepada Allah, yaitu waktu. Ditangguhkan usianya hingga hari Kiamat.

Ragam strategi dilakukan. Yaitu, membisikkan pikiran yang jahat, menyimpangkan dari jalan yang lurus, melakukan tipu daya, yang buruk dan jahat diberi hiasan yang indah, membisikkan ketamakan terhadap keabadian dan kekuasaan, menjadikannya dirinya seolah-olah sebagai penasihat.

Tidak itu saja, Iblis pun berkolaborasi dengan anak-anak dan kekayaan untuk menipu manusia. Bahkan Iblis itu pun bisa berbentuk manusia. Dengan kepungan seperti ini, manusia  tersesat seluruhnya?

Eksekusi  strategi ini pun sangat sempurna. Bukankah manusia dikepung Iblis sejak kesadarannya hadir? Bukankah saat tersadar dari tidur pun, Iblis telah menjerat dan mempenjarakan manusia dengan tiga ikatan?

Iblis mengepung manusia dari depan, belakang dan samping. Syetan mengerahkan seluruh pasukan infanteri dan kavelarinya dalam seluruh waktu yang dijalani manusia. Berhasilkah kejeniusan strateginya? Berhasilkah Execution excellence-nya? Yang mengubah strategi menjadi aksi untuk mencapai hasil terbaik? 

Kegagalan iblis hanya satu. Dia melawan takdir kesuksesan yang telah ditetapkan Allah. Yaitu, sujud. Walaupun iblis mengerahkan seluruh sumber daya dan potensi diri  sepanjang waktu hingga hari Kiamat. Maka, execution excellence-nya akan tetap gagal.

Mengapa Manusia Pertama Itu Seorang Nabi?  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Generasi pertama adalah generasi terbaik. Manusia pertama ...

Mengapa Manusia Pertama Itu Seorang Nabi? 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Generasi pertama adalah generasi terbaik. Manusia pertama adalah manusia terbaik. Mengapa harus yang terbaik? Agar, menjadi petunjuk dan pembimbing bagi generasi selanjutnya.  Agar generasi berikutnya memiliki referensi terbaik dan paling utama dalam menghadapi liku-liku hidupnya.

Perbaiki sesuatu dari awalnya. Itulah prinsip menyelesaikan persoalan. Perbaikan amal bermula dari niatnya. Itulah agar sebuah amal menjadi amal terbaik dan diterima. Bukankah, mata air itu selalu jernih agar bisa dimanfaatka? Bagaimana bila dari mata airnya sudah tercemar? Akan hancur semua yang dilalui.

Sebagai rahmat Allah kepada manusia adalah yang pertama diturunkan ke muka bumi adalah seorang Nabi. Bukan manusia biasa. Bukan kera yang berevolusi sebagai manusia. Tetapi, manusia terpilih, terbaik dan termulia. Tetapi, para kekasih Allah yang telah dididik Allah untuk menghadapi liku-liku kehidupan di bumi.

Manusia pertama adalah sosok Nabi yang telah bertemu dengan Allah, malaikat, iblis dan surga. Jadi, sangat paham kehidupan yang ideal. Paham jalan keselamatan dan ketentraman. Paham kehidupan yang seharusnya diwujudkan. Paham musuh yang menjerumuskan. Paham perilaku dan cara berfikir yang benar.

Memahami sesuatu sangat mudah dan cepat diserap bila ada pembanding. Perbandingan membuat akal bisa berfikir. Perbandingan membuat mudah membedakan, memetakan, memilih, memilah, dan mengelompokan. 

Kesalahan dan keburukan. Kebenaran dan kesesatan. Introspeksi dan perbaikan diri. Mendapat inspirasi, motivasi dan energi hidup sangat mudah dipahami dan dicerna bila ada sosok ideal yang dijadikan role model.

Sosok manusia pertama memiliki peran dan tanggung jawab itu semua. Oleh sebab itulah, Allah menjadikan manusia pertama adalah sosok seorang Nabi, yaitu Nabi Adam.

Mengapa Hati Jadi Keras? Belajarlah pada Tanah yang Dibakar Api Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kisah Nabi Adam menjelaskan asal penc...

Mengapa Hati Jadi Keras? Belajarlah pada Tanah yang Dibakar Api

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kisah Nabi Adam menjelaskan asal penciptaan dua makhluk Allah yang bernama manusia dan iblis. Manusia berasal dari tanah liat yang kering dan hitam. Sedangkan iblis berasal dari api. Bagaimana bila tanah liat dibakar oleh api? Bagaimana bila manusia terperangkap dalam kepungan tipu daya iblis?

Saat Musa berdakwah kepada Firaun. Surat Al-Qasas ayat 38 menjelaskan respon Firaun,

Dia Fir'aun berkata, "Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarkanlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta." (Al-Qasas: 38)


Di ayat ini, Firaun memerintahkan agar tanah liat dibakar untuk dijadikan batu bata yang digunakan untuk membangun gedung tinggi agar bisa melihat Tuhannya Musa. Tanah liat yang dibakar akan menjadi batu bata yang keras. Tanah gembur, tiba-tiba menjadi keras dengan pembakaran. Semakin tinggi suhu apinya, semakin keras tanah liatnya.

Inti manusia itu hatinya. Hati adalah raja. Hatilah penentu kebaikan dan keburukan manusia. Hati yang rusak dan tak beriman, sering kali disebut dengan hati yang keras. Hati yang keras merupakan siksaan paling terpedih. 

Muhammad Ibn ‘Asyur dalam At-Tahrir wa at-Tanwir, menyebutkan:
 “Seorang hamba tidaklah dihukum dengan suatu hukuman yang lebih besar daripada hatinya yang dijadikan keras. Tidaklah Allah ‘azza wa jalla marah terhadap suatu kaum kecuali Dia akan mencabut rasa kasih sayang-Nya terhadap mereka.”

Apa penyebab hati yang keras? Seperti tanah gembur yang dibakar api. Tanah jadi sekeras batu. Bahkan, lebih keras lagi. Manusia yang menjadikan iblis atau syetan sebagai teman dan pemimpinnya, seperti tanah liat yang senantiasa dibakar oleh api yang terus menyala. Semakin intensif mengikuti syetan akan semakin keras hatinya.

“Dia (Allah) ingin menjadikan godaan yang ditimbulkan setan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit dan orang yang berhati keras. Dan orang-orang yang zhalim itu benar-benar dalam permusuhan yang jauh.” (QS.Al-Hajj: 53).

Tanda hati yang keras adalah yang tidak ada dzikirnya kepada Allah,

Artinya: “Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS.Az-Zumar: 22).

Tanah dan api, sebuah perumpamaan yang sangat mudah dipahami untuk menggambarkan penyebab kerasnya hati.

Kisah Nabi Yusuf, Ayub dan Sulaiman, Kisah Sequel Perlindungan Allah Atas Iblis di Kisah Nabi Adam Oleh: Nasrulloh Baksolahar Da...

Kisah Nabi Yusuf, Ayub dan Sulaiman, Kisah Sequel Perlindungan Allah Atas Iblis di Kisah Nabi Adam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dalam kisah Nabi Adam di surat Al-Isra ayat 64-65, Allah berjanji bahwa  seluruh tipu daya iblis akan sia-sia, walaupun iblis telah mengerahkan seluruh pasukan dan sumber dayanya. Walaupun telah mengerahkan seluruh sekutunya,


Perdayakanlah (wahai Iblis) siapa saja di antara mereka yang engkau sanggup dengan ajakanmu. Kerahkanlah pasukanmu yang berkuda dan yang berjalan kaki terhadap mereka. Bersekutulah dengan mereka dalam harta dan anak-anak, lalu berilah janji kepada mereka.” Setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka. (Al-Isra: 64)

(Allah berfirman lagi,) “Sesungguhnya tidak ada kekuasaan bagimu (Iblis) atas hamba-hamba-Ku (yang mukmin). Cukuplah Tuhanmu sebagai penjaga. (Al-Isra: 65)


Kisah Nabi berikutnya merupakan kisah sequel dari Nabi Adam. 
Untuk mengungkapkan kebenaran janji perlindungan Allah atas tipu daya iblis tersebut, Allah berkisah tentang sepenggal fragmen Nabi Yusuf dan Ayub. Saat, kedua Nabi dan Rasul tersebut digoda iblis.

Berbeda dengan kisah Nabi Sulaiman, dimana potensi kekuatan syetan didayagunakan untuk membangun infrastruktur untuk kemakmuran negri. Bagaimana bentuk penjagaannya?

1. Nabi Yusuf melihat  tanda dari Tuhannya


Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya sambil menggoda dirinya sendiri. Lalu dia menutup pintu-pintu, seraya berkata, "Marilah mendekat ke tengah." Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukanku dengan baik.” Sebenarnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung. (Yusuf: 23)

Dan sungguh, perempuan itu telah berhasrat kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya.  Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih. (Yusuf: 24)


2. Nabi Ayyub diberi anugerah air yang bisa menyembuhkan penyakitnya 


Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana." (Shaad: 41)

(Allah berfirman), "Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum." (Shaad: 42)

Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan Kami lipat gandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat.(Shaad: 43)

3. Nabi Sulaiman dianugerahkan bisa menundukkan syetan 

dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam, (Shaad: 37)


Itulah perlindungan Allah terhadap hamba-Nya yang berserah diri dan taat kepada-Nya

Bersujudlah Seperti Malaikat Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Nikmat adalah amanah. Setiap nikmat akan dipertanggungjawabkan. Ada yan...

Bersujudlah Seperti Malaikat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Nikmat adalah amanah. Setiap nikmat akan dipertanggungjawabkan. Ada yang diberikan tanpa ikhtiar dan ada juga yang dengan ikhtiar. Mana yang lebih banyak? Yang tak perlu ikhtiarkan.

Dijadikan sebagai manusia. Dijadikan sebagai khalifah. Dijadikan sebagai hamba. Ditiuapkan roh, Apakah ikhtiarkan? Dengan nikmat Ini, malaikat diperintahkan bersujud, iblis iri dan alam semesta melayani.

Sebab dijadikan khalifah, Allah mengajarkan nama-nama benda, dianugerahi surga dan bumi, diberikan kitab suci, dilindungi ketika digoda iblis dan diampuni ketika bertaubat karena terperdaya oleh iblis. Juga, diutus jibril untuk menyampaikan Kalimat-Nya kepada para nabi dan rasul. Apakah ini ikhtiarkan manusia?.

Air, tanah, langit, tumbuhan, hewan, buah-buahan dan ragam yang dibutuhkan sudah disiapkan sebelum manusia diciptakan. Manusia hanya tinggal memetik dan mengambilnya. Seluruh keinginan dan kebutuhan hawa manusia sudah ada tanpa diminta. Apakah ini ikhtiarkan manusia?

Mengapa manusia akhirnya harus berikhtiar? Harus bekerja keras dalam meraih nikmat? Sebab, kedurhakaan kepada Allah. Sebab, kesombongan, tamak, tak pernah puas, dan merusak. Sebab, mengikuti hawa nafsu. Itulah sebab manusia menjadi letih dan lelah dalam meraih nikmat.

Bersujudlah atas nikmat yang dianugerahkan Allah tanpa ikhtiar. Sebab, jumlah tak terbatas, tak terhitung, tak bisa dideteksi, dan tak sadar sudah sangat sering dinikmati setiap hembusan nafas.

Bersujudlah, bertasbihlah, memujilah seperti malaikat, hanya cara itu yang membuat nikmat yang tak perlu diikhtiarkan tetap terjaga dan tercurah setiap saat. Bersyukur seperti malaikat. Taatlah kepada Allah seperti malaikat. Itulah sebab mengapa dalam setiap kisah Nabi Adam didahului dengan fragmen malaikat yang bersujud.

Kisah Nabi Adam, Mengapa Didominasi dengan Fragmen Iblis? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kisah Nabi Adam, sebuah kisah tentang manus...

Kisah Nabi Adam, Mengapa Didominasi dengan Fragmen Iblis?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kisah Nabi Adam, sebuah kisah tentang manusia yang disiapkan untuk menjadi khalifah di muka bumi. Sosok Nabi Adam lebih banyak ditonjolkan pada kisahnya di surat Al-Baqarah, namun di 6 surat lain setelahnya, lebih banyak diceritakan tentang Iblis. Mengapa?

Malaikat dimunculkan untuk mengantarkan sosok Adam. Setelah itu, hanya ditampilkan sebagai sosok yang bersujud. Setiap fragmen sujudnya malaikat, selalu dimunculkan sosok iblis yang menolak sujud. Dua prilaku yang bertolak belakang ini selalu dimunculkan secara kontras agar mudah diingat oleh manusia. Inilah cara mengokohkan ingatan manusia yang mudah lupa.

Potensi manusia tak perlu diragukan. Diciptakan dengan sempurna dan mulia. Dididik langsung oleh Allah dan memberitahukan yang telah diajarkan kepada malaikat. Ditiupkan roh oleh Allah. Diamanatkan kepemimpinan di bumi oleh Allah. Potensi luar biasa ini, melampui makhluk yang lain.

Namun ada juga sisi kelemahannya.  Apa itu? Lalai. Allah menjelaskan bahwa yang membuat Nabi Adam terperosok karena lupa akan pesan Allah agar waspada terhadap tipu daya syetan. Lalai akan potensinya yang luar biasa. Lalai bahwa kenikmatan itu diperuntukan bagi manusia. Saat lalai inilah, syetan bisa mendominasi manusia.

Mendominasinya fragmen iblis yang berdialog dengan Allah. Tersebarnya fragmen ketergelinciran Nabi Adam di setiap surat di Al-Qur'an  yang menjelaskan kisah Nabi Adam, agar manusia menjaga catatan lembaran sejarah ini. Mengokohkannya dalam memory DNA yang diwariskan ke setiap generasi. Mengapa penting?

Potensi manusia akan maksimal dan optimal didayagunakan. Karya manusia menjadi sangat fenomenal dan bermanfaat. Derajatnya menjadi mulia dan agung, hanya bila tak terjerumus oleh tipu daya iblis.

Diturunkannya seluruh kitab suci, termasuk  Al-Qur'an, dan diutusnya para Nabi dan rasul untuk memperingatkan manusia. Ibadah yang diperintahkan. Syariat halal dan haram, boleh dan tidak boleh, semuanya agar manusia tidak lalai akan potensinya dan musuhnya, yaitu iblis.

Model Bisikan Iblis Oleh Nasrulloh Baksolahar Memetakan cara Iblis menggoda dan menipu manusia sangatlah penting agar manusia bi...

Model Bisikan Iblis

Oleh Nasrulloh Baksolahar


Memetakan cara Iblis menggoda dan menipu manusia sangatlah penting agar manusia bisa merasakannya, sebelum terhanyut dan terjerumus. Saat bisikan tipu daya Iblis mulai beraksi, segeralah menghalaunya dengan memohon perlindungan kepada Allah. Bagaimana ragam model bisikan Iblis?

1. Membisikan pikiran jahat

Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup. Dan (setan) berkata, "Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)." (Al-Araf: 20)

2. Menyatakan dirinya sebagai penasihat

Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, "Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para penasihatmu," (Al-Araf: 21)

3. Membujuk dengan tipu daya

dia (setan) membujuk mereka dengan tipu daya. Ketika mereka mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah oleh mereka auratnya, maka mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun surga. Tuhan menyeru mereka, "Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"

4. Dijadikan indah semua kejahatan

Ia (Iblis) berkata, "Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) tampak indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, (Al-Hijr: 39)

5. Bersekutu dengan harta, anak-anak dan menjanjikan tipuan belaka

Dan perdayakanlah siapa saja di antara mereka yang engkau (iblis) sanggup dengan suaramu (yang memukau), kerahkanlah pasukanmu terhadap mereka, yang berkuda dan yang berjalan kaki, dan bersekutulah dengan mereka pada harta dan anak-anak lalu beri janjilah kepada mereka." Padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka. (Al-Isra: 64)

6. Membisikkan ketamakan agar kekayaan dan kekuasaannya tak terbatas

Kemudian setan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya, dengan berkata, "Wahai Adam! maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (Taha: 120)

Model bisikan akan terus menyelusup ke dalam hati manusia hingga hancurnya kehidupan ini.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (174) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)