basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Kisah Para Nabi dan Rasul

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Kisah Para Nabi dan Rasul. Tampilkan semua postingan

Seruan Nabi Isa Kepada Bani Israel  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ ه...

Seruan Nabi Isa Kepada Bani Israel 



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۗوَقَالَ الْمَسِيْحُ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْ ۗاِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوٰىهُ النَّارُ ۗوَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ

Sungguh, telah kufur orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itulah Almasih putra Maryam.”

Almasih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu!”

Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya dan tempatnya ialah neraka.

Tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.
(Al-Mā'idah [5]:72)
 


لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ ثَالِثُ ثَلٰثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ اِلٰهٍ اِلَّآ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ  ۗوَاِنْ لَّمْ يَنْتَهُوْا عَمَّا يَقُوْلُوْنَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Sungguh, telah kufur orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan selain Tuhan Yang Maha Esa.

Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kufur di antara mereka akan ditimpa azab yang sangat pedih.
(Al-Mā'idah [5]:73)



اَفَلَا يَتُوْبُوْنَ اِلَى اللّٰهِ وَيَسْتَغْفِرُوْنَهٗۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Tidakkah mereka bertobat kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya, padahal Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang?
(Al-Mā'idah [5]:74)


مَا الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُۗ وَاُمُّهٗ صِدِّيْقَةٌ  ۗ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ ۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْاٰيٰتِ ثُمَّ انْظُرْ اَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ

Almasih putra Maryam hanyalah seorang rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul.

Ibunya adalah seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya makan (seperti halnya manusia biasa).

Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahlulkitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (dari kebenaran).
(Al-Mā'idah [5]:75)

Nabi Daud dan Nabi Isa Melaknat Bani Israel     REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Dalam Alquran dijelaskan bahwa di antara semua Nabi Ba...

Nabi Daud dan Nabi Isa Melaknat Bani Israel


   
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Dalam Alquran dijelaskan bahwa di antara semua Nabi Bani Israel, adalah Nabi Dawud AS dan Nabi Isa AS yang tergolong paling rentan di tangan orang-orang Yahudi. 

Penganiayaan orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa AS mencapai puncaknya ketika terjadi aksi penyaliban. Penderitaan yang sama menyedihkannya juga dialami oleh Nabi Dawud AS karena mereka tidak tahu berterima kasih. Simaklah, hal itu akan terpantul di dalam mazmurnya yang sangat menyayat hati.  

Dengan penuh kepedihan, Nabi Dwaud dan Nabi Isa mengutuk mereka. Kutukan Nabi Dawud mengakibatkan orang-orang Bani Israel dihukum Nebukadnezar, yang menghancurleburkan Yerussalem dan membawa bangsa Israel sebagai tawanan pada 556 SM. 

Dan, akibat kutukan Nabi Isa, Israel diluluhlantakkan Titus, yang menduduki Yerusalem sekitar tahun 70 Masehi, dan menodai rumah ibadah dengan menyembih babi, binatang yang sangat dibenci orang-orang Yahudi, di dalamnya.  

Bahkan, dari sebanyak 32 buah pecahan istilah la'nat/kutuk dalam Alquran, yang pertama-tama menjadi objek kutukan atau pelaknatan adalah bangsa Israel. 


Kitab Al-Mu'jamum Mufahros Li Alfaadzil Qur'an, menyebut ayat (78) surat Al-Maidah yang berbunyi: لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ Lu'inal ladzinna kafaruu min banii israa-iil …" Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israel."

Jadi, kutukan Dawud AS itu, antara lain dapat ditemukan dalam Mazmur 53-78 dan 109, sementara kutukan Nabi Isa dapat ditemukan di banyak tempat dalam kitab Perjanjian Baru. 

Petikan ayat dalam surat Al-Maidah tersebut menunjukkan betapa Bangsa Israel memang sudah menjadi bahan cercaan, kutukan, dan laknatan sejak dahulu kala, jauh sebelum lahirnya peradaban modern. 

Mereka juga termasuk bangsa yang paling sering berhubungan dengan Tuhan, bukan apa-apa, tapi karena suka menumpahkan darah dan merusak tatanan kehidupan serta penistaan ​​terhadap kesucian firman-Nya. Bukti lainnya adalah bahwa tidak ada satupun ayat dalam Alquran yang secara denotatif menyebut bangsa yang dikutuk selain nama Israel. 

Bahkan, tak kurang dari sebanyak 43 kali nama Israel juga disebut-sebut dalam Alquran. Langkah seringnya. Diawali dengan ayat (40) surat Al-Baqarah, ketika Allah mengingatkan Bani Israel agar menyukuri kenikmatan-Nya karena kelebihan yang mereka miliki, hingga yang terakhir di ayat (14) surat As-Shaff, yang menjelaskan betapa bangsa tersebut telah menjelma sebagi kelompok pecinta burung. Bani Israel pulalah yang berkali-kali mengikat perjanjian dengan Tuhan, namun setiap kali berikrar setiap kali itu pula mereka mempertahankannya.

*Naskah bagian artikel KH Hasyim Muzadi yang tayang di Harian Republika.

 

Ragam Angin yang Membinasakan Pendusta para Nabi dan Rasul Oleh: Nasrulloh Baksolahar CNN melaporkan pada 10/1/25 tentang kebaka...

Ragam Angin yang Membinasakan Pendusta para Nabi dan Rasul

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


CNN melaporkan pada 10/1/25 tentang kebakaran di Los Angeles, California Amerika,  bahwa seluruh lingkungan telah hancur, dengan sebanyak 10.000 bangunan hancur oleh Kebakaran Palisades di pesisir, yang sekarang menjadi kebakaran paling merusak yang pernah melanda daerah tersebut.

Tim pemadam kebakaran memperkirakan angin kencang dan kondisi kering akan terus mempersulit upaya pemadaman hingga minggu depan. Jika kecepatan angin terlalu tinggi, pesawat pemadam kebakaran tidak akan dapat lepas landas.

Apakah peristiwa ini baru terjadi sekarang? Hancurnya sebuah kaum oleh sebab angin yang sangat kencang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an.

Kisah pertama, tentang seseorang yang membelanjakan hartanya tidak sesuai dengan bimbingan Allah. Allah swt mengazabnya dengan angin yang mengandung api sehingga hancur seluruh perkebunannya.


Apakah salah seorang di antara kamu ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan. Kemudian, datanglah masa tua, sedangkan dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu, kebun itu ditiup angin kencang yang mengandung api sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan(-nya).
(Al-Baqarah [2]:266)


Kisah kedua, tentang kaum Aad, yang dihancurkan oleh Allah dengan angin topan yang sangat dingin. Penyebabnya, mereka selalu mendustakan Nabi Hud.


Maka, ketika melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka (kaum Aad) berkata, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (Bukan,) tetapi itu azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang sangat pedih. (Al-Aḥqāf [46]:24)

sedangkan (kaum) ‘Ad telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin. (Al-Ḥāqqah [69]:6)

Dia menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus. Maka, kamu melihat kaum (‘Ad) pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah (lapuk) bagian dalamnya.
(Al-Ḥāqqah [69]:7)

Adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka?
(Al-Ḥāqqah [69]:8)

Batas Waktu Kezaliman Oleh: Nasrulloh Baksolahar Namrudz pada akhirnya diazab dalam rentang waktu yang lama, saat sekor nyamuk m...

Batas Waktu Kezaliman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Namrudz pada akhirnya diazab dalam rentang waktu yang lama, saat sekor nyamuk masuk ke dalam otaknya. Pada akhirnya, Qarun ditenggelamkan ke tanah dan Firaun ditenggelamkan ke lautan. Mengapa Allah tidak langsung menenggelamkan mereka?

Dalam kisah pemilik kebun. Pemilik kebun yang kafir merasakan kebun-kebun yang banyak buahnya. Menikmati kekayaan tak terhingga. Merasakan harta dan pengikutnya melebihi dari siapapun. Setelah itu, pepohonannya mengering, dan hancurlah sumber kekayaannya.

Musyrikin di Mekah diceritakan tentang pemilik kebun yang esok paginya akan panen. Buahnya sangat banyak melimpah. Dari hasil panennya, tidak akan diberikan sedikit pun pada yang fakir dan miskin. Apa yang terjadi? Ternyata tumbuhannya telah kering menghitam dalam semalam.

Kaum yang durhaka kepada Allah, kaumnya Nabi Hud, Nabi Shaleh, dan Syuaib, mereka mendustakan, mendurhakai, hingga menyakiti para Nabinya. Hingga suatu ketika, mereka diazab oleh Allah.

Nabi Yusuf harus merasakan kezaliman saudaranya dan para pembesar istana. Merasakannya sejak  remaja hingga pada akhirnya sang raja mengangkatnya sebagai bendaharawan Mesir. Seberapa lama liku-liku hidupnya? Berapa lama merasakan kezaliman tersebut?

Nabi Muhammad saw harus melalui liku-liku periode Mekah dan Madinah sebelum meraih Futuh Mekah. Perjalanan manusia terbaik di muka bumi harus melalui dan merasakan dizalimi oleh bangsa dan kerabatnya sendiri. Bukankah ini sangat menyakitkan dibandingkan direndahkan oleh bangsa lain?

Kezaliman itu ada batas waktunya. Seperti tanaman yang memiliki waktu untuk mengering. Seperti manusia yang akan wafat juga. Sekarang, kita sedang menunggu batas waktu kezaliman penjajah Zionis Israel. 

Semuanya Karya Besar Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Khidir kisahnya hanya penggalan pendek dalam perjalanan Nabi Musa. Perannya...


Semuanya Karya Besar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Nabi Khidir kisahnya hanya penggalan pendek dalam perjalanan Nabi Musa. Perannya, membawa Nabi Musa dalam pengembaraan pada tiga peristiwa yang tak dimengerti. Namun, bagi kalangan tasawuf, fragmen ini menjadi pondasi adanya ilmu laduni.

Kisah keluarga Ali Imran, terfokus pada bagaimana menjadikan anaknya mewakafkan hidupnya untuk mengabdikan diri di Baitul Maqdish. Disamping mendidiknya, dia pun menitipkan putrinya pada saudaranya, Nabi Zakaria, untuk dididik.

Lukman Hakim, kisah kehidupan yang diangkat dalam Al-Qur'an tentang beragam nasihat kepada putranya. Dialog ini menjadi pondasi bagi pendidikan generasi setiap zaman dan tempat.

Kisah Siti Maryam lebih banyak mengangkat liku-liku terjal saat kelahiran putranya, Isa putra Maryam. Bagaimana menghadapi tuduhan keji dari kaum Bani Israil?

Keempat kisah tersebut, ditempatkan dalam surat tersendiri yang khusus dan spesial, juga ada yang diabadikan dengan nama surat tersendiri. Apa maknanya?

Kisah mereka tidak sefenomenal kisah para Ulul Azmi, yang menghadapi kezaliman yang keras dan kejam dari penguasa dan kaumnya. Tidak juga seperti Nabi Yusuf, Daud dan Sulaiman, yang mencengangkan. Namun, mengapa Allah mengabadikannya, seperti mengabadikan kisah para nabi dan rasul? 

Semua perjalanan manusia pada hakekatnya sebuah karya-karya besar. Walaupun karya itu hanya sekedar mendidik putra-putrinya. Walaupun karya itu hanya sepenggal kisah menemani perjalanan orang lain. Walaupun karya itu tak diketahui, tak tercatat dan tak dihargai oleh siapapun.

Sebab, mata air dari karya besar itu berasal dari niat yang ikhlas, yang teguh pada bimbingan Allah swt dan mencontoh Rasulullah saw. Karya besar itu bisa jadi hanya berupa menyingkirkan duri di jalan.

Semua perbuatan yang membawanya ke surga. Semua amal yang membuat Allah swt ridha dan dicintai Rasulullah saw adalah karya besar di kehidupan ini.

Kikir dan Dengki, Melanggengkan Harta? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Mana yang lebih berharga, pahala atau harta? Allah tidak akan ...

Kikir dan Dengki, Melanggengkan Harta?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Mana yang lebih berharga, pahala atau harta? Allah tidak akan meminta harta-hartamu, apa artinya? Harta nilainya rendah. Harta yang dikumpulkan cenderung jadi media permainan dan kelengahan saja.

Bagaimana mengungkap keimanan dan ketakwaan seseorang? Perhatikan bagaimana interaksinya dengan harta. Mengapa harta menjadi ukurannya? Bila lulus dalam keberlimpahan, maka akan lulus pula dalam kesempitan. Seperti kisah Nabi Ayub.

Nabi Ayub lulus ujian dalam kekayaan. Maka dia pun memenangkan ujian di saat kemelaratan. Berbeda dengan Bani Israel, tidak lulus ujian dalam keberlimpahan, maka mereka tidak lulus pula dalam ujian kesempitan. Oleh karena itu, Bani Israel sering diingatkan tentang keberlimpahan nikmat yang telah Allah swt berikan. 

Manusia yang lebih mengutamakan harta, apa tandanya? Kekikiran dan kedengkian. Kikir saat memiliki. Dengki saat tidak memiliki. Kikir dan dengki sebuah bentuk nyata yang sangat mudah untuk mengenal sejauh mana interaksi dan dipengaruhinya seseorang dengan harta.

Apakah kikir itu menentramkan? Kikir itu tanda ketakutan akan berkurangnya harta. Berarti, walaupun hartanya berlimpah, dirinya terus dihantui ketakutan hilang dan berkurang hartanya. Tentramkah?

Apakah dengki itu memacu berprestasi dan bersaing yang sehat? Justru mendorong menghancurkan seseorang yang dituju dengan menghalalkan semua cara. Dengki menghancurkan tata nilai, norma dan aturan. Pada akhirnya, menimbulkan perseteruan dan permusuhan yang tak pernah berakhir.

Kikir dan dengki tidak akan menyebabkan kelanggengan harta yang dimiliki. Sebab, bila kikir berarti kikir pada dirinya sendiri. Bukankah konsep dasar bisnis itu memudahkan dan melayani kepentingan orang lain? Sebab bila dengki, apakah ada yang mau bermitra bisnis dengannya? 

Merubah harta menjadi sarana pahala, itulah yang akan melanggengkan harta itu sendiri. Sebab, sudah tidak ada lagi kikir dan dengki dalam berinteraksi dengan harta.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


اِنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَاِنْ تُؤْمِنُوْا وَتَتَّقُوْا يُؤْتِكُمْ اُجُوْرَكُمْ وَلَا يَسْـَٔلْكُمْ اَمْوَالَكُمْ

Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan kelengahan. Jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.
(Muḥammad [47]:36)
 


اِنْ يَّسْـَٔلْكُمُوْهَا فَيُحْفِكُمْ تَبْخَلُوْا وَيُخْرِجْ اَضْغَانَكُمْ

Jika Dia meminta harta kepadamu, lalu mendesakmu (agar memberikan semuanya), niscaya kamu akan kikir dan Dia akan menampakkan kedengkianmu.
(Muḥammad [47]:37)
 


هٰٓاَنْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۚ فَمِنْكُمْ مَّنْ يَّبْخَلُ ۚوَمَنْ يَّبْخَلْ فَاِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَّفْسِهٖ ۗوَاللّٰهُ الْغَنِيُّ وَاَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ ۗوَاِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْۙ ثُمَّ لَا يَكُوْنُوْٓا اَمْثَالَكُمْ ࣖ

Ingatlah bahwa kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu, di antara kamu ada orang yang kikir. Padahal, siapa yang kikir sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. Allahlah Yang Maha Kaya dan kamulah yang fakir. Jika kamu berpaling (dari jalan yang benar), Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain dan mereka tidak akan (durhaka) sepertimu.
(Muḥammad [47]:38)

Lidah Nabi Harun dan Hancurnya Narasi Fir'aun  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kekuatan Fir'aun bukan saja pada Haman, Qarun ...

Lidah Nabi Harun dan Hancurnya Narasi Fir'aun 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kekuatan Fir'aun bukan saja pada Haman, Qarun dan pasukannya, tetapi kemampuannya dalam bersilat lidah. Bagaimana mendapatkan dukungan walaupun dipenuhi kezaliman? Bagaimana meyakinkan rakyat Mesir bahwa dia tuhan? Bagaimana seolah-olah menjadi korban, walaupun dia berkuasa?

Kebenaran mukjizat Nabi Musa diputarbalikan sebagai sihir yang nyata. Kekuatan sihir Nabi Musa akan digunakan untuk mengusir rakyat Mesir dari negrinya. Bukankah selama ini Nabi Musa dan pengikutnya yang dibunuh dan disiksa?

Bukankah karakter Nabi tidak pernah berlaku zalim? Seperti sosok Nabi Yusuf yang bukan warga Mesir pun, namun mendedikasikan hidupnya untuk Mesir. 

Seruan Nabi Musa tentang ketauhidan dikatakan sebagai seruan asing yang sebelumnya tidak pernah ada. Bukankah sebelumnya terdapat Nabi Yusuf yang menyerukan ketauhidan?

Ketika Musa mendatangi mereka (Firʻaun dan pengikutnya) dengan (membawa) mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata, “Ini hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami tidak pernah mendengar (ajakan) ini dari nenek moyang kami dahulu.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:36)

Untuk menghancurkan narasi kebohongan Firaun ini, Nabi Musa meminta agar Harun dijadikan Nabi pula.

Adapun saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku. Maka, utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)-ku. Sesungguhnya aku takut mereka akan mendustakanku.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:34)

Tujuannya, menghancurkan narasi Fir'aun yang menyesatkan yang bisa mempengaruhi banyak orang. Juga untuk mengokohkan kebenaran yang telah disampaikan oleh Nabi Musa.

Dia (Allah) berfirman, “Kami akan menguatkanmu dengan saudaramu dan Kami akan berikan kepadamu berdua hujah (mukjizat). Maka, mereka tidak akan dapat mencapaimu. (Berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami. Kamu berdua dan orang yang mengikutimu adalah para pemenang.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:35)

Badai Al-Aqsa dan Kekalahan Ahli Sihir Fir'aun  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Musa kembali ke Mesir. Ini sungguh sangat me...

Badai Al-Aqsa dan Kekalahan Ahli Sihir Fir'aun 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Nabi Musa kembali ke Mesir. Ini sungguh sangat mencengangkan Fir'aun dan kalangan istana. Bukankah   sudah tidak ada lagi beritanya dari seluruh penjuru Mesir? Bukankah seluruh dinas rahasia sudah disebar untuk melacak keberadaannya? Tiba-tiba dengan sangat berani mendatangi istana.

Nabi Musa datang bukan untuk menyerahkan diri. Tetapi menyeru kepada sesuatu yang selama ini telah menjadi prinsip dasar Mesir. Yaitu, membuang ketuhanan selain Allah, bukankah ini berarti perlawanan langsung yang mengarah kepada Fir'aun?

Strategi Fir'aun adalah bagaimana mempermalukan Nabi Musa? Bagaimana menangkap Nabi Musa dengan legalitas hukum tanpa ada gejolak? Caranya, mengalahkan Nabi Musa dengan cara mengumpulkan seluruh para ahli sihir, dihadapan seluruh rakyat di hari raya pada waktu duha.

Namun apa yang terjadi? Ternyata ahli sihirnya yang kalah. Legitimasi menangkap Nabi Musa pupus. Strategi kemudian adalah membumihanguskan Nabi Musa dan para pengikutnya. Segala resiko ditanggungnya walaupun ada dari kalangan istana yang telah menasihatinya agar jangan membunuh Nabi Musa dan pengikutnya. 

Seperti itulah Netanyahu memperlakukan Rakyat Gaza. Disangka Gaza sudah ditundukan dengan agresi secara periodik yang bertujuan menghancurkan kekuatan Gaza yang baru tumbuh. Seluruh wilayah Gaza diblokade total baik, darat, laut dan udara. Bantuan kemanusiaan dan kesehatan yang diizinkan sebatas agar tidak mati karena kelaparan saja.

Tiba-tiba Badai Al-Aqsa menerjang. Mempermalukan badan intelejen dan militer penjajah Zionis Israel. Bukankah bagi Zionis, militer itu tuhan? Bukankah bisa menembus perbatasan wilayah jajahannya itu sangat mempermalukan "ketuhanan" militernya? Bukankah, seluruh negara takut kepada mereka karena militernya yang dianggap tak terkalahkan?

Gaza telah mempermalukan penjajah Zionis Israel di hadapan dunia, seperti malunya Fir'aun yang seluruh ahli sihirnya dikalahkan Nabi Musa. Maka tindakan Netanyahu pun seperti tindakan Fir'aun. Yaitu, membumihanguskan Nabi Musa dan pengikutnya.

Walaupun Netanyahu berhasil menjepit Gaza dan membumihanguskannya. Walaupun Fir'aun berhasil menjepit Nabi Musa ke tepian Laut Merah. Apa yang terjadi? Firaun terhempas gelombang. Bagaimana dengan Netanyahu?


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


اِلٰى فِرْعَوْنَ وَهَامٰنَ وَقَارُوْنَ فَقَالُوْا سٰحِرٌ كَذَّابٌ

kepada Fir‘aun, Haman, dan Qarun. Lalu, mereka berkata, “(Musa) itu seorang penyihir lagi pendusta.”
(Gāfir [40]:24)


فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْحَقِّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوا اقْتُلُوْٓا اَبْنَاۤءَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ وَاسْتَحْيُوْا نِسَاۤءَهُمْ ۗوَمَا كَيْدُ الْكٰفِرِيْنَ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ

Ketika dia (Musa) datang kepada mereka membawa kebenaran dari Kami, mereka berkata, “Bunuhlah anak laki-laki orang-orang yang beriman bersama dia dan biarkan hidup perempuan-perempuan mereka.” Tidaklah tipu daya orang-orang kafir itu kecuali sia-sia belaka.
(Gāfir [40]:25)

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُوْنِيْٓ اَقْتُلْ مُوْسٰى وَلْيَدْعُ رَبَّهٗ ۚاِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يُّبَدِّلَ دِيْنَكُمْ اَوْ اَنْ يُّظْهِرَ فِى الْاَرْضِ الْفَسَادَ

Fir‘aun berkata (kepada pembesar-pembesarnya), “Biar aku yang membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhannya. Sesungguhnya aku khawatir (bahwa) dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di bumi.”
(Gāfir [40]:26)


وَقَالَ مُوْسٰىٓ اِنِّيْ عُذْتُ بِرَبِّيْ وَرَبِّكُمْ مِّنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَّا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ ࣖ

Musa berkata, “Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari Perhitungan.”
(Gāfir [40]:27)

Menangkal Berita Hoaks yang Disebarkan oleh Istana Firaun  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Hati yang bersih yang dipenuhi keimanan, i...

Menangkal Berita Hoaks yang Disebarkan oleh Istana Firaun 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Hati yang bersih yang dipenuhi keimanan, itulah pondasi kesatuan dan persatuan yang hakiki. Apakah ini berlaku bagi yang kafir? Mereka memiliki metodologi tersendiri.

Saat Nabi Musa mendatangi Istana Firaun, yang dituduhkan pada Nabi Musa oleh Firaun, bahwa kemukjizatannya akan digunakan untuk mengusir mereka dari Mesir. Juga, menghancurkan berhala-berhala sesembahannya. Nabi Musa dijadikan musuh bersama.

Musuh bersama itulah yang dijadikan pemersatu. Menyuarakan kesengsaraan dan kesulitan akan hadirnya musuh bersama terus menerus disuarakan, bahkan dipimpin langsung oleh Firaun. 

Padahal narasi yang diungkapkan oleh Nabi Musa pada dakwahnya hanya untuk memperkenalkan mereka pada Allah swt.  Juga, hanya meminta Bani Israel agar dibiarkan keluar dari Mesir. Karena kalah dalam kekuatan jaringan informasi, narasi Nabi Musa menjadi tenggelam oleh berita hoaks dari pihak istana. 

Para intelektual Mesir pun, yaitu para ahli Sihir,  terpengaruh dengan berita hoaks istana ini. Apa lagi Firaun yang berjanji memberikan penghargaan yang luar biasa berupa harta dan kedudukan yang dekat dengannya sebagai imbalan perjuangan sebagau pahlawan dalam mengalahkan "Musuh Negara".

Saat wabah menimpa Mesir, berupa serangan belalang, kutu, dan air menjadi darah, berita hoaks yang disebarkan bahwa Nabi Musa-lah sebagai penyebabnya. Alasannya, wabah itu hilang setelah Nabi Musa berdoa kepada Allah swt.

Bagaimana reaksi Nabi Musa? Membungkam dengan kebenaran sehingga para ahli sihir pun tersadar. Allah swt memerintahkan Nabi Musa dan pengikutnya untuk membangun rumah di Mesir, yang didalamnya ditegakkan shalat dan dzikir, sehingga terbukti tak ada manuver Nabi Musa yang menunjukkan ingin mengusir mereka dari Mesir.

Kisah 9 Orang yang Tipu Daya Jahatnya Digagalkan Allah di Era Nabi Shaleh Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَلَقَدْ اَر...

Kisah 9 Orang yang Tipu Daya Jahatnya Digagalkan Allah di Era Nabi Shaleh



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَلَقَدْ اَرْسَلْنَآ اِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ فَاِذَا هُمْ فَرِيْقٰنِ يَخْتَصِمُوْنَ

Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus kepada (kaum) Samud saudara mereka (sesuku), yaitu Saleh (yang menyeru), “Sembahlah Allah!” Tiba-tiba mereka (menjadi) dua golongan yang bermusuhan.
(An-Naml [27]:45)


قَالَ يٰقَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُوْنَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِۚ  لَوْلَا تَسْتَغْفِرُوْنَ اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Dia (Saleh) berkata, “Wahai kaumku, mengapa kamu meminta disegerakan keburukan (azab) sebelum (meminta) kebaikan (rahmat)?

Mengapa kamu tidak memohon ampunan kepada Allah agar kamu dirahmati?”
(An-Naml [27]:46)


قَالُوا اطَّيَّرْنَا بِكَ وَبِمَنْ مَّعَكَۗ قَالَ طٰۤىِٕرُكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ  بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ تُفْتَنُوْنَ

Mereka menjawab, “Kami bernasib malang karena engkau dan orang-orang yang bersamamu.”

Dia (Saleh) berkata, “Nasibmu (malang atau tidak ditetapkan) di sisi Allah (bukan karena kami). Kamu adalah kaum yang sedang diuji.”
(An-Naml [27]:47)


وَكَانَ فِى الْمَدِيْنَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُّفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ وَلَا يُصْلِحُوْنَ

Di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang berbuat kerusakan di bumi. Mereka tidak melakukan perbaikan.
(An-Naml [27]:48)


قَالُوْا تَقَاسَمُوْا بِاللّٰهِ لَنُبَيِّتَنَّهٗ وَاَهْلَهٗ ثُمَّ لَنَقُوْلَنَّ لِوَلِيِّهٖ مَا شَهِدْنَا مَهْلِكَ اَهْلِهٖ وَاِنَّا لَصٰدِقُوْنَ

Mereka berkata, “Bersumpahlah kamu masing-masing dengan (nama) Allah bahwa kita pasti akan menyerang dia (Saleh) bersama keluarganya pada malam hari.

Kemudian, kita akan mengatakan kepada ahli warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kebinasaan keluarganya itu. Sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar.”
(An-Naml [27]:49)


وَمَكَرُوْا مَكْرًا وَّمَكَرْنَا مَكْرًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

Mereka membuat tipu daya dan Kami pun menyusun tipu daya, sedangkan mereka tidak sadar.
(An-Naml [27]:50)


فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكْرِهِمْ اَنَّا دَمَّرْنٰهُمْ وَقَوْمَهُمْ اَجْمَعِيْنَ

Perhatikanlah bagaimana akibat tipu daya mereka bahwa sesungguhnya Kami membinasakan mereka dan semua kaumnya.
(An-Naml [27]:51)


فَتِلْكَ بُيُوْتُهُمْ خَاوِيَةً ۢبِمَا ظَلَمُوْاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ

Itulah rumah-rumah mereka yang kosong (sebagai bukti bahwa mereka binasa) akibat kezaliman mereka. 

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengetahui.
(An-Naml [27]:52)


وَاَنْجَيْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ

Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.
(An-Naml [27]:53)

Doa Nabi Sulaiman Dihadapan Semut Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَلَقَدْ اٰتَيْنَا دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ عِلْمًاۗ وَق...

Doa Nabi Sulaiman Dihadapan Semut


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَلَقَدْ اٰتَيْنَا دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ عِلْمًاۗ وَقَالَا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا عَلٰى كَثِيْرٍ مِّنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ

Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan ilmu kepada Daud dan Sulaiman. Keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami daripada kebanyakan hamba-hamba-Nya yang mukmin.” (An-Naml [27]:15)
 


وَوَرِثَ سُلَيْمٰنُ دَاوٗدَ وَقَالَ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَاُوْتِيْنَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍۗ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِيْنُ

Sulaiman telah mewarisi Daud545) dan dia (Sulaiman) berkata, “Wahai manusia, kami telah diajari (untuk memahami) bahasa burung dan kami dianugerahi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar karunia yang nyata.”
(An-Naml [27]:16


وَحُشِرَ لِسُلَيْمٰنَ جُنُوْدُهٗ مِنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ

Untuk Sulaiman dikumpulkanlah bala tentara dari (kalangan) jin, manusia, dan burung, lalu mereka diatur dengan tertib. (An-Naml [27]:17) 


حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ  لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

hingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata, “Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.” (An-Naml [27]:18)


فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

Dia (Sulaiman) tersenyum seraya tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu.

Dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai.

(Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”
(An-Naml [27]:19)

Dialog Pertama Allah kepada Nabi Musa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Saat Nabi Musa mudik dari Madyan ke Mesir, Nabi Musa melihat ap...


Dialog Pertama Allah kepada Nabi Musa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Saat Nabi Musa mudik dari Madyan ke Mesir, Nabi Musa melihat api. Dia pun bergegas menuju api tersebut karena sangat membutuhkannya. Tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkanya. Tiba-tiba ada yang memanggilnya.

Apa kalimat pertama yang didengarnya? Ada yang memanggil namanya. Yang memanggilnya sepertinya sangat mengenalinya. Siapakah? Bukankah selama perjalanan pelarian dari Mesir ke Madyan, tak ada yang ditemuinya? Tak ada yang diajak bicara untuk menjaga identitas dirinya?

Bukankah sudah 10 tahun tak keluar dari Madyan? Bukankah bekerja di ladang, kebun dan berternak juga banyak merubah penampakan fisiknya? Siapkah yang masih mengenalinya?

Semua suasana jiwa Nabi Musa di lembah Tuwa dijelaskan dalam Al-Qur'an. Juga, diabadikan kalimat pertama yang difirmankan-Nya. 


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


اِذْ رَاٰ نَارًا فَقَالَ لِاَهْلِهِ امْكُثُوْٓا اِنِّيْٓ اٰنَسْتُ نَارًا لَّعَلِّيْٓ اٰتِيْكُمْ مِّنْهَا بِقَبَسٍ اَوْ اَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى

(Ingatlah) ketika dia (Musa) melihat api, lalu berkata kepada keluarganya, “Tinggallah (di sini)! Sesungguhnya aku melihat api. Mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu atau mendapat petunjuk di tempat api itu.”
(Ṭāhā [20]:10)


فَلَمَّآ اَتٰىهَا نُوْدِيَ يٰمُوْسٰٓى ۙ

Ketika mendatanginya (tempat api), dia (Musa) dipanggil, “Wahai Musa.
(Ṭāhā [20]:11)


اِنِّيْٓ اَنَا۠ رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَۚ اِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى ۗ

Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu. Lepaskanlah kedua terompahmu karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, yaitu Tuwa.
(Ṭāhā [20]:12)


وَاَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوْحٰى

Aku telah memilihmu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
(Ṭāhā [20]:13)


اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku dan tegakkanlah salat untuk mengingat-Ku.
(Ṭāhā [20]:14)


اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ اَكَادُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا تَسْعٰى

Sesungguhnya hari Kiamat itu (pasti) akan datang. Aku hampir (benar-benar) menyembunyikannya. (Kedatangannya itu dimaksudkan) agar setiap jiwa dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan.
(Ṭāhā [20]:15)


فَلَا يَصُدَّنَّكَ عَنْهَا مَنْ لَّا يُؤْمِنُ بِهَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ فَتَرْدٰى

Janganlah engkau dipalingkan darinya (iman pada hari Kiamat) oleh orang yang tidak beriman padanya dan mengikuti hawa nafsunya sehingga engkau binasa.
(Ṭāhā [20]:16)

Komunikasi Nabi Musa dengan Allah Saat Melawan Ahli Sihir Fir'aun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Musa diperintahkan Allah s...

Komunikasi Nabi Musa dengan Allah Saat Melawan Ahli Sihir Fir'aun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Nabi Musa diperintahkan Allah swt untuk menemui Fir'aun di istananya. Bukankah Nabi Musa lari ke Madyan untuk menghindari kezaliman Firaun? Saat sudah mewakafkan hidupnya pada Allah swt, tak perlu lagi ada yang ditakuti.

Saat tiba di istana Firaun, secara tak terduga diajak untuk bertarung dengan seluruh ahli sihir di Mesir yang sudah teruji ilmu dan kehandalannya. Sedangkan Nabi Musa, datang hanya berbekal diperintahkan oleh Allah swt untuk menyadarkan Firaun, bukan disiapkan untuk melawan ahli sihir.

Bagaimana suasana kejiwaan Nabi Musa menghadapi kondisi yang tak terduga? Bagaimana Allah swt meneguhkan hati Nabi Musa? Bagaimana komunikasinya Nabi Musa dengan Allah swt? Inilah pelajaran berharga yang jelaskan Allah swt dalam Al-Qur'an.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


قَالُوْا يٰمُوْسٰٓى اِمَّآ اَنْ تُلْقِيَ وَاِمَّآ اَنْ نَّكُوْنَ اَوَّلَ مَنْ اَلْقٰى

Mereka (para penyihir) berkata, “Wahai Musa, apakah engkau yang melemparkan (dahulu) atau kami yang lebih dahulu melemparkannya?”
(Ṭāhā [20]:65)


قَالَ بَلْ اَلْقُوْاۚ فَاِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ اِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ اَنَّهَا تَسْعٰى

Dia (Musa) berkata, “Silakan kamu melemparkan!” Tiba-tiba tali-temali dan tongkat-tongkat mereka terbayang olehnya (Musa) seakan-akan ia (ular-ular itu) merayap cepat karena sihir mereka.
(Ṭāhā [20]:66)

فَاَوْجَسَ فِيْ نَفْسِهٖ خِيْفَةً مُّوْسٰى

Maka, terlintaslah dalam hati Musa (perasaan) takut.
(Ṭāhā [20]:67)

قُلْنَا لَا تَخَفْ اِنَّكَ اَنْتَ الْاَعْلٰى

Kami berfirman, “Jangan takut! Sesungguhnya engkaulah yang paling unggul.
(Ṭāhā [20]:68)


وَاَلْقِ مَا فِيْ يَمِيْنِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوْاۗ اِنَّمَا صَنَعُوْا كَيْدُ سٰحِرٍۗ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ اَتٰى

Lemparkan apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka buat. Sesungguhnya apa yang mereka buat itu hanyalah tipu daya penyihir (belaka). Tidak akan menang penyihir itu, dari mana pun ia datang.”
(Ṭāhā [20]:69)


فَاُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِرَبِّ هٰرُوْنَ وَمُوْسٰى

Lalu, para penyihir itu merunduk sujud seraya berkata, “Kami telah percaya kepada Tuhannya Harun dan Musa.”
(Ṭāhā [20]:70)

Dalam kondisi paling mencekam, jangan pernah terputus komunikasi dengan Allah. Bukankah Allah paling dekat dengan manusia? Bukankah Allah selalu bersama kita?

Pertanyaan Kedua Firaun kepada Nabi Musa Saat Tiba di Istananya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Pertanyaan pertama Firaun tentang Tuh...

Pertanyaan Kedua Firaun kepada Nabi Musa Saat Tiba di Istananya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Pertanyaan pertama Firaun tentang Tuhan dijawab dengan sangat apik oleh Nabi Musa. Firaun tersudut. Kepalsuan ketuhanannya terbongkar. Namun, bagaimana agar tetap mendapatkan dukungan dari pejabat, kaum intelektual dan rakyatnya?

Firaun mencoba membangkitkan emosi. Membangkitkan ketakutan yang mencekam sehingga seluruh komponen masyarakat Mesir bersemangat dan rela berkorban hingga titik darah penghabisan untuk membela Fir'aun. 

Pada pertanyaan kedua, Firaun seolah-olah sudah memiliki data yang akurat tentang kedatangan Nabi Musa. Nabi Musa langsung diberondong pertanyaan, "Apakah kemukjizatan Nabi Musa untuk mengusir rakyat Mesir dari tanah airnya sendiri?"

Firaun berhasil memviralkan kebohongan tentang pengusiran rakyat Mesir oleh Nabi Musa. Akhirnya, banyak yang terpancing dengan berita bohong ini. Salah satunya, para ahli Sihir.  Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur'an:


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


قَالَ اَجِئْتَنَا لِتُخْرِجَنَا مِنْ اَرْضِنَا بِسِحْرِكَ يٰمُوْسٰى

Dia (Fir‘aun) berkata, “Apakah engkau datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami dengan sihirmu, wahai Musa?
(Ṭāhā [20]:57)


فَلَنَأْتِيَنَّكَ بِسِحْرٍ مِّثْلِهٖ فَاجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا لَّا نُخْلِفُهٗ نَحْنُ وَلَآ اَنْتَ مَكَانًا سُوًى

Kami pun pasti akan mendatangkan sihir semacam itu kepadamu. Buatlah suatu perjanjian antara kami dan engkau untuk (mengadakan) pertemuan yang tidak akan kami dan engkau langgar di suatu tempat pertengahan (antara kedua pihak).”
(Ṭāhā [20]:58)

قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّيْنَةِ وَاَنْ يُّحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى

Dia (Musa) berkata, “Waktumu (untuk bertemu dengan kami) ialah hari raya dan hendaklah orang-orang dikumpulkan pada waktu duha.”
(Ṭāhā [20]:59)


فَتَوَلّٰى فِرْعَوْنُ فَجَمَعَ كَيْدَهٗ ثُمَّ اَتٰى

Maka, Fir‘aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya. Kemudian, dia datang kembali (pada waktu dan tempat yang disepakati).
(Ṭāhā [20]:60)


قَالَ لَهُمْ مُّوْسٰى وَيْلَكُمْ لَا تَفْتَرُوْا عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا فَيُسْحِتَكُمْ بِعَذَابٍۚ وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرٰى

Musa berkata kepada mereka (para penyihir), “Celakalah kamu! Janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, nanti Dia membinasakan kamu dengan azab. Sungguh rugi orang yang mengada-adakan kedustaan.”
(Ṭāhā [20]:61)


فَتَنَازَعُوْٓا اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ وَاَسَرُّوا النَّجْوٰى

Mereka berbantah-bantahan tentang urusannya dan merahasiakan percakapannya.
(Ṭāhā [20]:62)


قَالُوْٓا اِنْ هٰذٰنِ لَسَاحِرٰنِ يُرِيْدَانِ اَنْ يُّخْرِجٰكُمْ مِّنْ اَرْضِكُمْ بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَا بِطَرِيْقَتِكُمُ الْمُثْلٰى

Mereka (para penyihir) berkata, “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar penyihir yang hendak mengusirmu dari negerimu dengan sihir mereka berdua dan hendak melenyapkan adat kebiasaanmu yang utama.
(Ṭāhā [20]:63)


فَاَجْمِعُوْا كَيْدَكُمْ ثُمَّ ائْتُوْا صَفًّاۚ وَقَدْ اَفْلَحَ الْيَوْمَ مَنِ اسْتَعْلٰى

Kumpulkanlah segala tipu daya (sihir)-mu, kemudian datanglah dalam satu barisan! Sungguh, beruntung orang yang menang pada hari ini.”
(Ṭāhā [20]:64)



Pertanyaan Pertama Firaun kepada Nabi Musa Saat Tiba di Istananya Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Allah memerintahkan Nabi Musa dan ...

Pertanyaan Pertama Firaun kepada Nabi Musa Saat Tiba di Istananya


Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk mendatangi Fir'aun di istananya. Dengan perasaan khawatir, keduanya bergegas ke istana. Setibanya di istana, dihadapan para pejabat Fir'aun.  Terjadi dialog antara Fir'aun dengan Nabi Musa.

Apa pertanyaan pertama yang ditujukan Fir'aun kepada Nabi Musa? Bagaimana Nabi Musa menjawabnya?  Dialog bersejarah ini diabadikan di dalam Al-Qur'an. Mengapa dialog ini diabadikan?

Agar seluruh manusia paham fitrah seluruh manusia, walaupun dia seorang diktator yang kejam. Fitrah yang tetap bersemayam walaupun kezaliman telah menjadi karakternya. Apa yang ditanyakannya? 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


قَالَ فَمَنْ رَّبُّكُمَا يٰمُوْسٰى

Dia (Fir‘aun) berkata, “Siapakah Tuhanmu berdua, wahai Musa?”
(Ṭāhā [20]:49)


قَالَ رَبُّنَا الَّذِيْٓ اَعْطٰى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهٗ ثُمَّ هَدٰى

Dia (Musa) menjawab, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah menganugerahkan kepada segala sesuatu bentuk penciptaannya (yang layak), kemudian memberinya petunjuk.”
(Ṭāhā [20]:50)



قَالَ فَمَا بَالُ الْقُرُوْنِ الْاُوْلٰى

Dia (Fir‘aun) bertanya, “Bagaimana keadaan generasi terdahulu?”
(Ṭāhā [20]:51)

 

قَالَ عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْ فِيْ كِتٰبٍۚ  لَا يَضِلُّ رَبِّيْ وَلَا يَنْسَىۖ

Dia (Nabi Musa) menjawab, “Pengetahuan tentang itu ada pada Tuhanku di dalam sebuah Kitab (Lauhulmahfuz). Tuhanku tidak akan salah ataupun lupa.
(Ṭāhā [20]:52)


الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ مَهْدًا وَّسَلَكَ لَكُمْ فِيْهَا سُبُلًا وَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۗ فَاَخْرَجْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْ نَّبَاتٍ شَتّٰى

(Dialah Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan meratakan jalan-jalan di atasnya bagimu serta menurunkan air (hujan) dari langit.” Kemudian, Kami menumbuhkan dengannya (air hujan itu) beraneka macam tumbuh-tumbuhan.
(Ṭāhā [20]:53)

 

كُلُوْا وَارْعَوْا اَنْعَامَكُمْ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى النُّهٰى ࣖ

Makanlah dan gembalakanlah hewan-hewanmu! Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal.
(Ṭāhā [20]:54)


۞ مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى

Darinya (tanah) itulah Kami menciptakanmu, kepadanyalah Kami akan mengembalikanmu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkanmu pada waktu yang lain.
(Ṭāhā [20]:55)

 

وَلَقَدْ اَرَيْنٰهُ اٰيٰتِنَا كُلَّهَا فَكَذَّبَ وَاَبٰى

Sungguh Kami benar-benar telah memperlihatkan kepadanya (Fir‘aun) tanda-tanda (kebesaran) Kami semuanya. Namun, dia mendustakan dan enggan (menerima kebenaran).
(Ṭāhā [20]:56)

Inilah salah kemukjizatan Al-Qur'an, mampu memaparkan para pelaku sejarah hidup hingga ke dialognya. 

Agar Menjadi Seperti Luqman Hakim Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kisah Luqman dalam Al-Qur'an menggambarkan pribadi yang memilik...

Agar Menjadi Seperti Luqman Hakim

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Kisah Luqman dalam Al-Qur'an menggambarkan pribadi yang memiliki ilmu yang sangat luas. Bukan sosok Nabi dan Rasul, namun diabadikan dalam Al-Qur'an. 

Pengabadian kisahnya dalam bentuk dialog antara dirinya dengan anaknya. Kisahnya berbentuk perannya sebagai sosok ayah yang menasihati anaknya. Bagaimana menjadi ayah yang ilmunya seluas Luqman?

Dialog Luqman dengan anaknya merupakan dasar filosofi dari semua ilmu. Filosofi kemungkaran yang harus dijauhi sehingga tertutup seluruh kemungkaran yang kecil sekalipun. Juga, filosofi kebaikan yang menyebabkan terbukanya seluruh kebaikan.

Apa yang menyebabkan sangat luasnya ilmu Luqmān? Tak ada yang istimewa. Tak ada yang rahasia dan dirahasiakan. Semuanya dipaparkan sang luas dan sederhana.

Allah memulai kisah Luqman dengan fragmen bahwa Allah memberikannya hikmah. Apa bentuk hikmahnya? Bersyukur dan jangan kufur. Meyakini bahwa Allah Maha Kaya dan Terpuji. Inilah pondasi agar menjadi pribadi seperti Luqman.

Allah memaparkan pondasinya dan keluasan ilmunya, sebagai berikut;

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ

Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur (tidak bersyukur), sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Luqmān [31]:12)



وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” (Luqmān [31]:13)
 


وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali. (Luqmān [31]:14)



وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ  ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan. (Luqmān [31]:15)



يٰبُنَيَّ اِنَّهَآ اِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ

(Luqman berkata,) “Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan menghadirkannya (untuk diberi balasan). Sesungguhnya Allah Maha Lembut lagi Maha Teliti.
(Luqmān [31]:16)



يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

Wahai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan. (Luqmān [31]:17)



وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ

Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.
(Luqmān [31]:18)



وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ ࣖ

Berlakulah wajar dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Luqmān [31]:19)

Proses Peralihan Rezim Penguasa dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Peralihan kekuasaan merupakan sesuatu hal yang bi...

Proses Peralihan Rezim Penguasa dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Peralihan kekuasaan merupakan sesuatu hal yang biasa. Sebab, Allah yang memberikan kekuasaan kepada yang dikehendaki-Nya, dan mencabut kekuasaan kepada yang dikehendaki-Nya. Bagaimana peralihan kekuasaan itu bergulir?

1. Peralihan ke Rezim Thalut

Bani Israel terkukung di Sinai. Bagaimana caranya? Harus berani memasuki Palestina. Untuk mewujudkan ini dibutuhkan pergantian kepemimpinan. Bani Israel meminta kepada Nabinya untuk mengatur pergantian kepemimpinan. Rezim baru dibutuhkan untuk menghadapi tantangan baru.

Allah berfirman:

Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, (yaitu) ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” 

Dia menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga.”

Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan sungguh kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” 

Akan tetapi, ketika perang diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim. (Al-Baqarah [2]:246)

Bagaimana agar pergantian rezim tidak terjadi pergolakan,  perselisihan dan pertumpahan darah? Rezim baru harus memiliki syarat kepemimpinan yang handal untuk meyakini bahwa rezim baru akan berhasil menjalankan misi yang telah ditetapkan. 

Allah swt berfirman:

Nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu.” 

Mereka menjawab, “Bagaimana (mungkin) dia memperoleh kerajaan (kekuasaan) atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?”

(Nabi mereka) menjawab, “Sesungguhnya Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kepadanya kelebihan ilmu dan fisik.”

Allah menganugerahkan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas (kekuasaan dan rezeki-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:247)
 

2. Peralihan Rezim Thalut ke Dawud

Misi rezim lama sudah selesai. Thalut berhasil membawa Bani Israel memasuki Palestina. Maka, Thalut pun menanggalkan kekuasaannya lalu memberikan estapet ke rezim baru yang dipimpin oleh Dawud. Tugas rezim Dawud adalah membangun pondasi bernegara dengan ketauhidan dan ketaatan kepada Allah.

Allah swt berfirman: 

Mereka (tentara Talut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan Daud membunuh Jalut.

Kemudian, Allah menganugerahinya (Daud) kerajaan dan hikmah (kenabian); Dia (juga) mengajarinya apa yang Dia kehendaki.

Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini.

Akan tetapi, Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam. (Al-Baqarah [2]:251)


3. Pergantian Rezim Dawud ke Sulaiman

Tugas rezim Dawud sudah tuntas. Pondasi kenegaraan telah selesai dibangun. Selanjutnya, bagaimana agar menjadi bangsa yang besar dan makmur? Bisa memimpin peradaban dunia dengankeimanan? Bagaimana agar seluruh urusan manusia menjadi mudah dan cepat? Dibutuhkan rezim baru untuk menghadapi tantangan baru.

Allah swt berfirman:

Sesungguhnya (surat) itu berasal dari Sulaiman yang isinya (berbunyi,) “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
(An-Naml [27]:30)

Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri!” (An-Naml [27]:31)

Pergantian rezim penguasa memang sebuah keharusan untuk memberikan energi dan keberlangsungan bagi sebuah bangsa. Bila tidak ada, akan terjerumus pada kediktatoran seperti Namrudz dan Firaun.

Ujian Anak bagi Para Nabi dan Rasul Oleh: Nasrulloh Baksolahar Fokus hidup Para Nabi dan Rasul adalah berdakwah kepada umatnya. ...

Ujian Anak bagi Para Nabi dan Rasul

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Fokus hidup Para Nabi dan Rasul adalah berdakwah kepada umatnya. Namun, disela-sela kehidupannya, Para Nabi dan Rasul juga diuji dengan putra-putrinya. Ujian umat sekaligus ujian anak-anaknya.

Nabi Adam diuji dengan peristiwa pembunuhan Habil oleh Qabil. Qabil tidak bersedekah dengan sebaik-baiknya harta. Qabil iri dengan perjodohan Habil yang telah ditetapkan Allah.

Nabi Nuh diuji dengan istri dan anaknya. Ada anak Nabi Nuh yang tidak mau mengikuti ajarannya. Diajak untuk naik ke perahu, namun lebih memilih gunung yang tinggi untuk menghindari banjir. Kesedihan dan harapan Nabi Nuh terlihat dari doanya untuk anaknya.

Nabi Ibrahim diuji dengan lamanya penantian akan kelahiran Nabi Ismail dan Ishaq. Setelah mengarungi perjalanan antar benua. Saat di usia senja, barulah dianugerahkan putra. Setelah itu diuji untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail.

Nabi Daud diuji dengan keberhasilan putranya, Nabi Sulaiman, yang menjadi penguasa yang kekuasaannya tak tertandingi, memiliki pasukan militer yang kuat, teknologi yang tercanggih dan kekayaan yang melimpah ruah. 

Begitu pun dengan Nabi Zakaria yang lama menanti kelahiran putranya, Nabi Yahya. Tidak itu saja, Nabi Zakaria merasakan bagaimana pedihnya mendengar sang putranya dibunuh oleh penguasa.

Nabi Yaqub diuji dengan perselisihan putranya. Muncul kedengkian dan kebencian diantara anak-anaknya. Tidak itu saja, Nabi Yakub merasakan kesedihan yang luar biasa karena putra kesayangannya hilang tak tahu rimbanya.

Nabi Ayyub diuji dengan kematian seluruh putra-putrinya. Tak satupun yang hidup, hingga Allah menggantikannya dengan yang lebih baik. Bagaimana dengan Rasulullah saw?

Anak lelaki Rasulullah saw seluruhnya wafat diusia anak-anak. Yang hidup hingga dewasa hanya putrinya saja. Putrinya yang disayangi diceraikan oleh suaminya, karena suami mereka menentang dakwah Rasulullah saw. 

Setelah itu putri-putrinya wafat pasca dinikahkah dengan Utsman bin Affan. Yang masih hidup hanya tinggal Fatimah saja, saat Rasulullah saw wafat.

Konflik Internal Suami Istri dalam Al-Qur'an  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apakah Nabi dan Rasul memiliki konflik dengan istri...

Konflik Internal Suami Istri dalam Al-Qur'an 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Apakah Nabi dan Rasul memiliki konflik dengan istrinya? Bila tidak, bagaimana manusia bisa menyelesaikan konflik Internal keluarga antara suami-istri? Konflik suami-istri merupakan dinamika keluarga untuk lebih saling mengenal dan memahami. Juga, pembuktian keteguhan pada akhlak yang mulia.

Konflik pun bisa terjadi pada pasangan yang ideal, yaitu antara suami dan istri yang bertakwa. Allah mengabadikannya pada kisah Nabi Ayyub dan Nabi Muhammad saw dengan istrinya. Jadi jangan gundah gulana di saat konflik terjadi.

Dalam Al-Qur'an dipaparkan beberapa contoh konflik internal suami istri, diantaranya:


1. Nabi Ayyub dengan Isrinya

وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِّهٖ وَلَا تَحْنَثْ ۗاِنَّا وَجَدْنٰهُ صَابِرًا ۗنِعْمَ الْعَبْدُ ۗاِنَّهٗٓ اَوَّابٌ

Ambillah dengan tanganmu seikat rumput, lalu pukullah (istrimu) dengannya dan janganlah engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia selalu kembali (kepada Allah dan sangat taat kepadanya). (Ṣād [38]:44)


2. Rasulullah saw dengan Hafsah dan Aisyah

وَاِذْ اَسَرَّ النَّبِيُّ اِلٰى بَعْضِ اَزْوَاجِهٖ حَدِيْثًاۚ فَلَمَّا نَبَّاَتْ بِهٖ وَاَظْهَرَهُ اللّٰهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهٗ وَاَعْرَضَ عَنْۢ بَعْضٍۚ فَلَمَّا نَبَّاَهَا بِهٖ قَالَتْ مَنْ اَنْۢبَاَكَ هٰذَاۗ قَالَ نَبَّاَنِيَ الْعَلِيْمُ الْخَبِيْرُ

(Ingatlah) ketika Nabi membicarakan secara rahasia suatu peristiwa kepada salah seorang istrinya (Hafsah).

Kemudian, ketika dia menceritakan (peristiwa) itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukannya (kejadian ini) kepadanya (Nabi), dia (Nabi) memberitahukan (kepada Hafsah) sebagian dan menyembunyikan sebagian yang lain.

Ketika dia (Nabi) memberitahukan (pembicaraan) itu kepadanya (Hafsah), dia bertanya, “Siapa yang telah memberitahumu hal ini?”

Nabi menjawab, “Yang memberitahuku adalah Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”
(At-taḥrīm [66]:3)


اِنْ تَتُوْبَآ اِلَى اللّٰهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوْبُكُمَاۚ وَاِنْ تَظٰهَرَا عَلَيْهِ فَاِنَّ اللّٰهَ هُوَ مَوْلٰىهُ وَجِبْرِيْلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِيْنَۚ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ بَعْدَ ذٰلِكَ ظَهِيْرٌ

Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, sungguh hati kamu berdua telah condong (pada kebenaran) dan jika kamu berdua saling membantu menyusahkan dia (Nabi), sesungguhnya Allahlah pelindungnya. 

Demikian juga Jibril dan orang-orang mukmin yang saleh. Selain itu, malaikat-malaikat (juga ikut) menolong.
(At-taḥrīm [66]:4)


3. Nabi Nuh dan Luth dengan istrinya

ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَاَتَ نُوْحٍ وَّامْرَاَتَ لُوْطٍۗ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتٰهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا وَّقِيْلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدّٰخِلِيْنَ

Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang kufur, yaitu istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah (tanggung jawab) dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami, lalu keduanya berkhianat kepada (suami-suami)-nya. 

Mereka (kedua suami itu) tidak dapat membantunya sedikit pun dari (siksaan) Allah, dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).”
(At-taḥrīm [66]:10)


4. Asiyah dengan  Firaun

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا امْرَاَتَ فِرْعَوْنَۘ اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَۙ

Allah juga membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, yaitu istri Fir‘aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah dalam surga, selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
(At-taḥrīm [66]:11)

Kemukjizatan Air Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tanpa air, adakah kehidupan ini? Secara materi, kehidupan itu harus ditopang oleh ai...

Kemukjizatan Air

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Tanpa air, adakah kehidupan ini? Secara materi, kehidupan itu harus ditopang oleh air. Jasad seluruh makhluk-Nya mengandung air.

Tanah yang gersang dan tandus, bisa subur hanya dengan air. Planet di luar angkasa, terus diteliti, apakah mengandung air? Bila ada, maka manusia bisa bermigrasi ke planet lain.

Kisah Ibunda Hajar dan Nabi Ismail, merubah daerah yang kering kerontang menjadi kota yang menjadi target tujuan di Hijaz karena air. Dengan penguasaan air zamzam,  keturunan Nabi Ismail menjadi suku terpandang dan berwibawa. Mekah menjadi target penguasaan beragam suku bangsa.

Seberapa nilai air? Harun Al-Rasyid, khalifah termashyur Bani Abbasiyah, ditanya oleh Ibnu Sammak, "Seandainya di bumi ini hanya ada segelas air, apa yang akan dilakukan khalifah?" Sang khalifah menjawab, "Akan ditukar dengan kekuasaannya demi mendapatkan segelas air."

Gambaran surga pun, berkisah tentang air yang mengalir. Kisah pemilik kebun di surat Al-Kahfi yang kaya raya, disebabkan memiliki kebun yang airnya mengalir. Kisah kaum Saba yang makmur karena keberhasilannya mengelola air dengan membangun bendungan. Balasan yang beristighfar pun berupa air yang mengalir. 

Mukjizat Rasulullah saw yang berulang terjadi adalah dapat mengalirkan air dari jemarinya. Memperbanyak air dari sebuah kantung kecil untuk para sahabatnya hingga berjumlah ratusan. Domba yang tidak mengeluarkan air susu, setelah putingnya diusap Rasulullah saw, langsung bisa mengeluarkan air susu yang berlimpah.

Nabi Musa dengan tongkatnya, bisa mengeluarkan mata air dari bebatuan. Di era ilmu dan teknologi yang tercanggih. Bisakah manusia melakukan ini semua? Bisakah hujan diturunkan sesuai kehendaknya? Bisakah menciptakan air?

Di era Nabi Ayub, air bisa menyembuhkan seluruh penyakitnya. Bahkan bisa mengembalikan seluruh keturunan dan kekayaannya. Ada apa dengan air?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (285) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (410) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (337) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (460) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (214) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)