basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Kisah Para Nabi dan Rasul

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Kisah Para Nabi dan Rasul. Tampilkan semua postingan

Umur Sebuah Peradaban  dalam Surat Al-Fajr  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apakah sains dan teknologi bisa menjamin kesenangan, kesu...

Umur Sebuah Peradaban  dalam Surat Al-Fajr 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Apakah sains dan teknologi bisa menjamin kesenangan, kesuksesan dan kebahagiaan yang berkesinambungan? Apakah bila seluruh roda kehidupan dalam genggaman dan pengendalian total, bisa memastikan segala yang diraih akan abadi?

Dalam batasan tertentu, sains, teknologi, kekayaan, monopoli dan oligarki kekuasaan bisa meraih seluruh yang diinginkan. Seperti sebuah pohon, seberapa daya jangkau dahan, dan ranting  bisa memberikan keteduhan.

Bukankah tangan memiliki jangkauan tertentu? Bukankah mata dan telinga, memiliki jangkauan penglihatan dan pendengaran tertentu? Begitu pun sains, teknologi, harta dan kekuasaan, memiliki daya jangkauan tertentu pula.

Oleh karena, umur peradaban yang mengandalkan sains, teknologi, kekayaan dan kekuasaan, memiliki waktu yang terbatas. Seperti umur peradaban kaum Aad, Samud dan Firaun.

Umur peradaban kaum Aad sebatas usia bangunan tingginya. Umur peradaban kaum Samud, sebatas seberapa lama batu bisa menopang kehidupannya. Umur peradaban Firaun, sebatas umur kekuasaannya.

Bila dasar sebuah peradaban berasal dan diambil dari yang ada dibumi, maka sebatas itu pula umur peradabannya. Jadi, bagaimana melanggengkan peradaban?

Dasar peradaban yang abadi adalah pengawasan Allah swt. Semua proses dan karya berpondasi bahwa Allah swt yang mengawasinya. Peradaban dibangun untuk mentaati-Nya. 


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍۖ

Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad,
(Al-Fajr [89]:6)
اِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِۖ

(yaitu) penduduk Iram (ibu kota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi
(Al-Fajr [89]:7)

الَّتِيْ لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِى الْبِلَادِۖ

yang sebelumnya tidak pernah dibangun (suatu kota pun) seperti itu di negeri-negeri (lain)?
(Al-Fajr [89]:8)

وَثَمُوْدَ الَّذِيْنَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِۖ

(Tidakkah engkau perhatikan pula kaum) Samud yang memotong batu-batu besar di lembah.
(Al-Fajr [89]:9)

وَفِرْعَوْنَ ذِى الْاَوْتَادِۖ

dan Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar)
(Al-Fajr [89]:10)

الَّذِيْنَ طَغَوْا فِى الْبِلَادِۖ

yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,
(Al-Fajr [89]:11)

فَاَكْثَرُوْا فِيْهَا الْفَسَادَۖ

lalu banyak berbuat kerusakan di dalamnya (negeri itu),
(Al-Fajr [89]:12)

Surat Asy-Syams, Cakrawala Tadabur dan Tafakur yang Sempurna Oleh: Nasrulloh Baksolahar Syekh Nawawi al-Bantani menulis kitab Ma...

Surat Asy-Syams, Cakrawala Tadabur dan Tafakur yang Sempurna

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Syekh Nawawi al-Bantani menulis kitab Maraqi al-'Ubudiyyah, yang merupakan syarah (penjelasan) dari kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Ghazali.

Kitab ini membahas tentang ibadah dan perjalanan rohani seorang hamba kepada Allah SWT. Syekh Nawawi menyelesaikan penulisan kitab ini pada malam Ahad, 13 Zulqaidah 1280 H/1872 M. 

Dalam kitab tersebut, dijelaskan bahwa barangsiapa yang mewiridkan surat As-Syam maka akan dianugerahi ilmu dan kecerdasan yang meliputi segala sesuatu. Mengapa bisa seperti itu?

Surat Asy-Syams dimulai agar manusia memperhatikan matahari dan waktu. Apa buah memperhatikan matahari dan waktu? Apa buah memperhatikan bulan? Apa buah memperhatikan siang dan malam? Apa buah memperhatikan langit dan bumi?  

Apakah ada komponen alam semesta yang tidak diperhatikan dari ayat ini? Apakah ada yang terlewatkan dan terabaikan? Semua yang dipandang oleh mata, harus ditafakuri oleh manusia.

Buahnya, bisa jadi sains dan teknologi. Bisa jadi sistem manajemen dan kepemimpinan. Bisa jadi filosofi hidup dan ideologi. Bisa jadi beragam terobosan yang memudahkan kehidupan.

Setelah terpuaskan dengan alam semesta, apa lagi yang harus diperhatikan? Yang terkadang luput dari pandangan mata? Dirinya sendiri. Apa saja yang harus diperhatikan? 

Jiwa dan penciptaannya. Ilham-ilham yang silih berganti memasuki relung jiwa manusia. Perhatikankanlah. Waspadalah. Sebab ada ilham takwa, juga kejahatan.

Bagaimana agar yang direspon, diikuti dan dijalankan adalah ilham takwa? Juga, mengabaikan ilham jahat? Bersihkan jiwa. Sucikanlah jiwa. Apakah sudah cukup?

Surat Asy-Syams diakhiri dengan  kisah kaum Tsamud. Kisah tentang pendustaan terhadap Nabi Shaleh, menelantarkan dan membunuh mukjizatnya. Apa akibatnya? Sebuah kehancuran total.

Maka, perhatikan sejarah peradaban manusia agar peradaban yang dibangun tidak menghancurkan dan membinasakan manusia. Perhatikan yang mengokohkan dan menghancurkan peradaban. Itulah kesempurnaan cakrawala berfikir manusia.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ

Demi matahari dan sinarnya pada waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah),
(Asy-Syams [91]:1)

وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ

demi bulan saat mengiringinya,
(Asy-Syams [91]:2)


وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰىهَاۖ

demi siang saat menampakkannya,
(Asy-Syams [91]:3)

وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ

demi malam saat menutupinya (gelap gulita),
(Asy-Syams [91]:4)


وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰىهَاۖ

demi langit serta pembuatannya,
(Asy-Syams [91]:5)

وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰىهَاۖ

demi bumi serta penghamparannya,
(Asy-Syams [91]:6)


وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ

dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya,
(Asy-Syams [91]:7)


فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ

lalu Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,
(Asy-Syams [91]:8)

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ

sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)
(Asy-Syams [91]:9)


وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ

dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
(Asy-Syams [91]:10)

اِذِ انْۢبَعَثَ اَشْقٰىهَاۖ

ketika orang yang paling celaka di antara mereka bangkit (untuk menyembelih unta betina Allah).
(Asy-Syams [91]:12)


فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ نَاقَةَ اللّٰهِ وَسُقْيٰهَاۗ

Rasul Allah (Saleh) lalu berkata kepada mereka, “(Biarkanlah) unta betina Allah ini beserta minumannya.”
(Asy-Syams [91]:13)

فَكَذَّبُوْهُ فَعَقَرُوْهَاۖ فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْۢبِهِمْ فَسَوّٰىهَاۖ

Namun, mereka kemudian mendustakannya (Saleh) dan menyembelih (unta betina) itu. Maka, Tuhan membinasakan mereka karena dosa-dosanya, lalu meratakan mereka (dengan tanah).
(Asy-Syams [91]:14)

وَلَا يَخَافُ عُقْبٰهَا ࣖ

Dia tidak takut terhadap akibatnya.
(Asy-Syams [91]:15)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Isi Suhuf Nabi Ibrahim dan Musa  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ Sucikanlah nama Tuh...

Isi Suhuf Nabi Ibrahim dan Musa 


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ

Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi,
(Al-A‘lā [87]:1)


الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ

yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya),
(Al-A‘lā [87]:2)

وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ

yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
(Al-A‘lā [87]:3)


وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ

dan yang menumbuhkan (rerumputan) padang gembala,
(Al-A‘lā [87]:4)


فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ

lalu menjadikannya kering kehitam-hitaman.
(Al-A‘lā [87]:5)


سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ  ۖ

Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa,
(Al-A‘lā [87]:6)


اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ

kecuali jika Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
(Al-A‘lā [87]:7)


وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ

Kami akan melapangkan bagimu jalan kemudahan (dalam segala urusan).
(Al-A‘lā [87]:8)


فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ

Maka, sampaikanlah peringatan jika peringatan itu bermanfaat.
(Al-A‘lā [87]:9)


سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙ

Orang yang takut (kepada Allah) akan mengambil pelajaran,
(Al-A‘lā [87]:10)


وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ

sedangkan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,
(Al-A‘lā [87]:11)


الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ

(yaitu) orang yang akan memasuki api (neraka) yang besar.
(Al-A‘lā [87]:12)


ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ

Selanjutnya, dia tidak mati dan tidak (pula) hidup di sana.
(Al-A‘lā [87]:13)


قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ

Sungguh, beruntung orang yang menyucikan diri (dari kekafiran)
(Al-A‘lā [87]:14)


وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ

dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.
(Al-A‘lā [87]:15)


بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ

Adapun kamu (orang-orang kafir) mengutamakan kehidupan dunia,
(Al-A‘lā [87]:16)


وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ

padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.
(Al-A‘lā [87]:17)


اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ

Sesungguhnya (penjelasan) ini terdapat dalam suhuf (lembaran-lembaran) yang terdahulu,
(Al-A‘lā [87]:18)


صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى ࣖ

(yaitu) suhuf (yang diturunkan kepada) Ibrahim dan Musa.
(Al-A‘lā [87]:19)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Kaum yang Dihancurkan di Surat Al-Fajr اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍۖ Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan ...

Kaum yang Dihancurkan di Surat Al-Fajr



اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍۖ
Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad,

Allah bertanya kepada Nabi Muhammad, yang maksudnya untuk memberitahukan kepada beliau atau siapa saja untuk direnungkan, tentang kaum ‘Ad. 

Kaum ini adalah umat Nabi Hud yang mendiami daerah yang disebut Ahqaf di daerah Hadramaut, Yaman. ‘Ad adalah nama nenek moyang mereka, ‘Ad bin Iram bin Sam bin Nuh. 

Mereka diberi nama dengan nama nenek moyang mereka itu. Mereka terkenal sebagai bangsa yang kuat dan memiliki tubuh yang tinggi, besar, dan perkasa. 

Bukti keperkasaan mereka adalah bahwa mereka telah mampu membangun kota yang disebut Iram dengan gedung-gedung yang kokoh, tinggi, dan megah untuk ukuran pada masa itu.

Mereka juga menguasai bangsa-bangsa sekitarnya. Walaupun demikian perkasa dan memiliki peradaban yang tinggi, Allah tetap mampu menghancurkan mereka sehingga hanya tinggal nama. 

Semua itu akibat pembangkangan mereka kepada Allah dan kesewenang-wenangan mereka kepada manusia.



وَثَمُوْدَ الَّذِيْنَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِۖ
(Tidakkah engkau perhatikan pula kaum) Samud yang memotong batu-batu besar di lembah

Begitu juga Allah telah menghancurleburkan kaum Samud, umat Nabi Saleh. Bangsa ini juga telah memiliki peradaban yang tinggi, yang ditunjukkan oleh kemampuan mereka membangun gedung-gedung megah di tempat-tempat datar dan memotong, memahat batu-batu di pegunungan untuk dibuat tempat-tempat peristirahatan, serta membuat relief-relief dan perhiasan-perhiasan dari batu atau marmer.

Keahlian mereka itu diceritakan dalam ayat lain:
وَتَنْحِتُوْنَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا فٰرِهِيْنَ

Dan kamu pahat dengan terampil sebagian gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah. (asy-Syu‘arā’/26: 149)

Walaupun mereka sudah begitu maju, kuat, dan memiliki peradaban yang tinggi, Allah tetap kuasa menghancurkan mereka karena pembangkangan mereka.



وَفِرْعَوْنَ ذِى الْاَوْتَادِۖ
dan Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar)

Allah juga telah menghancurkan Fir‘aun. Ia terkenal sebagai raja yang zalim bahkan memandang dirinya tuhan bangsa Mesir. 

Bangsa ini di bawah Fir‘aun juga telah mencapai peradaban yang tinggi, di antara buktinya adalah kemampuan mereka membangun piramid-piramid yang merupakan salah satu keajaiban dunia sampai sekarang.

Mereka juga telah memiliki angkatan bersenjata yang besar. Akan tetapi, semuanya itu juga sudah dihancurleburkan Allah sehingga sekarang mereka hanya tinggal nama untuk dikenang.



الَّذِيْنَ طَغَوْا فِى الْبِلَادِۖ
yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,

Semua bangsa yang telah disebutkan di atas, yaitu kaum ‘Ad, Samud, dan Fir‘aun telah melakukan kesewenang-wenangan di bumi ini, yaitu mempertuhankan manusia atau benda dan memperkosa hak-hak asasi manusia.



فَاَكْثَرُوْا فِيْهَا الْفَسَادَۖ
lalu banyak berbuat kerusakan di dalamnya (negeri itu),

Di samping itu, mereka telah melakukan kerusakan di muka bumi, seperti menindas kaum yang lemah bahkan membunuh siapa saja yang mereka kehendaki.



فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍۖ
maka Tuhanmu menimpakan cemeti azab (yang dahsyat) kepada mereka?

Akhirnya Allah “menumpahkan kepada mereka cemeti azab”, yang berarti bahwa azab itu dicurahkan seluruhnya kepada mereka sehebat-hebatnya, sehingga mereka hancur lebur tak bersisa dan yang tertinggal hanyalah nama untuk diingat orang.

Yang menimpakan azab itu adalah “Tuhanmu” (ya, Muhammad!), yang berarti bahwa peristiwa-peristiwa itu hendaknya menjadi pelajaran bagi kaum kafir Mekah agar mereka tidak terus-menerus membangkang.

Bagaimana azab yang ditimpakan kepada bangsa-bangsa itu dinyatakan dalam ayat-ayat lain:
فَاَمَّا ثَمُوْدُ فَاُهْلِكُوْا بِالطَّاغِيَةِ ٥ وَاَمَّا عَادٌ فَاُهْلِكُوْا بِرِيْحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍۙ ٦ سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَّثَمٰنِيَةَ اَيَّامٍۙ حُسُوْمًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيْهَا صَرْعٰىۙ كَاَنَّهُمْ اَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍۚ ٧ فَهَلْ تَرٰى لَهُمْ مِّنْۢ بَاقِيَةٍ ٨ وَجَاۤءَ فِرْعَوْنُ وَمَنْ قَبْلَهٗ وَالْمُؤْتَفِكٰتُ بِالْخَاطِئَةِۚ ٩ فَعَصَوْا رَسُوْلَ رَبِّهِمْ فَاَخَذَهُمْ اَخْذَةً رَّابِيَةً ١٠
Maka adapun kaum Samud, mereka telah dibinasakan dengan suara yang sangat keras, sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? Kemudian datang Fir‘aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkirbalikkan karena kesalahan yang besar. Maka mereka mendurhakai utusan Tuhannya, Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras. (al-Ḥāqqah/69: 5-10)


اِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِۗ
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.

Allah menegaskan bahwa Ia sungguh amat kuat pengawasan-Nya terhadap makhluk-Nya. Tidak ada perbuatan sekecil apa pun yang tidak diketahui-Nya.

Oleh karena itu, yang membangkang dan bergelimang dosa seharusnya sadar dan kemudian beriman dan tobat dari dosa-dosanya.

----------
Disalin dari aplikasi Qur'an Kemenag Android (https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag)

Kisah Kaum Tsamud di Surat Asy-Syams Kaum Samud adalah umat Nabi Saleh. Mereka telah mendustakan dan mengingkari kenabian dan aj...

Kisah Kaum Tsamud di Surat Asy-Syams


Kaum Samud adalah umat Nabi Saleh. Mereka telah mendustakan dan mengingkari kenabian dan ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Saleh dari Allah. Nabi Saleh diberi mukjizat oleh Allah sebagai ujian bagi kaumnya, yaitu seekor unta betina yang dijelmakan dari sebuah batu besar, untuk menandingi keahlian kaum itu yang sangat piawai dalam seni patung dari batu.

Bila mereka piawai dalam seni patung sehingga patung itu terlihat bagaikan hidup, maka mukjizat Nabi Saleh adalah menjelmakan seekor unta betina yang benar-benar hidup dari sebuah batu. Akan tetapi, mereka tidak mengakuinya, dan berusaha membunuh unta itu.

Awal kecelakaan bagi kaum Samud adalah ketika tampil seorang yang paling jahat dari mereka, yaitu Qudar bin Salif.

Ia adalah seorang yang sangat berani, perkasa, dan bengis. Ia datang memprovokasi kaumnya untuk membunuh unta betina mukjizat Nabi Saleh.

Nabi Saleh memperingatkan kaumnya agar tidak mengganggu unta itu. Ia memperingatkan bahwa unta itu adalah mukjizat dari Allah, dan haknya untuk memperoleh minum berselang hari dengan mereka, harus dihormati.

Ia memperingatkan pula bahwa bila mereka mengganggunya, mereka akan mendapat bahaya.

Akan tetapi, kaumnya memandang Nabi Saleh bohong, begitu juga unta itu sebagai mukjizat, dan menganggap sepi peringatan Nabi Saleh tersebut. 

Unta itu mereka tangkap beramai-ramai, lalu Qudar bin Salif membunuhnya dengan cara memotong-motongnya. Akhirnya Allah meratakan negeri mereka dengan tanah, dengan mengirim petir yang menggelegar yang diiringi gempa yang dahsyat, sebagai balasan pembangkangan dan dosa-dosa mereka.

Allah tidak peduli bencana yang Ia timpakan kepada mereka dengan korban yang begitu besar. Hal itu karena pembangkangan mereka yang sudah sangat keterlaluan, yaitu membunuh unta betina (mukjizat) yang diturunkan-Nya kepada nabi-Nya.

 (https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag)

Perjuangan Muslimin dalam Memuliakan Maryam Oleh: Nasrulloh Baksolahar Semuanya dimuliakan dalam Islam. Termasuk yang dimuliakan...


Perjuangan Muslimin dalam Memuliakan Maryam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Semuanya dimuliakan dalam Islam. Termasuk yang dimuliakan oleh pemeluk Yahudi dan Nasrani. Salah satunya, Maryam. Kemuliaan Maryam dijelaskan sebagai berikut,

(Ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Wahai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas seluruh perempuan di semesta alam (pada masa itu).
(Āli ‘Imrān [3]:42)

Pembelaan terhadap Maryam ini terjadi di Madinah, saat Nabi Muhammad saw menerima kedatangan para pendeta Nasrani dari Najran  selama 3 hari.

Sebelumnya, saat Muslimin berhijrah ke Habasyah. Amr bin Ash, yang saat itu belum memeluk Islam, hendak mengadudomba antara Muslimin dengan raja Najasyi, yang beragama Nasrani. Caranya, dengan membenturkan sosok Nabi Isa dan Maryam menurut Nasrani dengan yang dipahami Muslimin.

Amr bin Ash, yang saat itu menjadi duta Quraisy, berujar,  “Mereka berselisih dengan Anda dalam masalah Isa bin Maryam.”

Raja Najasyi bertanya, “Apa yang kalian katakan tentang Isa bin Maryam, dan juga tentang ibunya?”

Ja'far menjawab dengan membacakan surat Maryam yang diturunkan di Mekah, ”Kami mengatakan sebagaimana Allah berfirman, 'Isa adalah manusia (yang diciptakan oleh Allah dengan) kalimat dan ruh dari Allah yang disampaikan kepada Maryam, seorang gadis perawan yang tidak pernah dijamah manusia'.”

Mendengar jawaban ini, Raja Najasyi mengangkat sebatang kayu dari atas tanah, lalu ia berseru: "Wahai, orang-orang Habasyah! Wahai, para pendeta!" 

"Demi Allah! Mereka tidak menambahkan kata apapun pada keyakinan kita tentang Isa. Kami mengucapkan selamat kepada kalian dan kepada orang yang mengutus kalian."

"Aku menyimpulkan, bahwa dia adalah Rasulullah. Dialah orang yang kami temukan di dalam kitab Injil. Dialah rasul yang dikabarkan oleh Isa bin Maryam. 
Tinggallah kalian di manapun yang kalian inginkan!"

"Demi Allah, kalau bukan kekuasaan yang ada aku, maka sungguh aku datangi dia, sehingga aku menjadi orang yang membawakan sandalnya.” 

Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azharnya juga mengabadikan seorang pendeta besar Katolik di New York Amerika, Uskup Besar Shean, yang mengakui dengan kerendahan hati akan kebesaran Al-Qur'an tentang pembelaan atas diri Maryam yang suci tersebut.

Sang Uskup tersebut dikenal karena khotbahnya, terutama di televisi dan radio. Yang memiliki motto hidup, "Berilah aku kesempatan untuk datang [kepada-Mu] melalui ibu [Maria]"

Kisah Komprehensif Para Leluhur di Muka Bumi Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kisah-kisah yang Allah swt paparkan dalam Surat Al-Baqar...

Kisah Komprehensif Para Leluhur di Muka Bumi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kisah-kisah yang Allah swt paparkan dalam Surat Al-Baqarah merupakan kisah-kisah kunci para leluhur manusia, bangsa dan agama yang ada di muka bumi ini. Sehingga manusia memiliki kejelasan atas asal usulnya dan sejarah keberadaannya. Bukankah manusia selalu bertanya siapakah leluhur dan asal usulnya?

Kisah pertama yang dipaparkan adalah kisah leluhur dan asal usul seluruh manusia, Nabi Adam. Bagaimana Allah swt menyiapkan Nabi Adam sebelum diturunkan ke bumi. Asal usul malaikat menjadi  mitra dan setan memusuhi manusia.

Kedua, kisah seluruh perjalanan Bani Israil bersama Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa, Maryam, sejumlah Nabi dan pemimpin lainnya, seperti Nabi Yusha, Nabi Samuel, Nabi Uzair dan Thalut.

Tidak hanya itu, juga liku-likunya dari Mesir, perjalanan ke Palestina, dan terlunta-luntanya di Sinai. Dan, di wilayah lain seperti dalam peristiwa Sabt.

Ketiga, kisah Nabi Ibrahim, bapaknya para Nabi dan Rasul. Kisahnya dimulai dari liku-likunya membangun Kabah di Mekah bersama Ismail. Juga kebersamaannya bersama keturunannya. Yaitu, Nabi Ismail, Ishaq dan Yaqub.  

Kisah Nabi Ibrahim juga memuat selain bersama keturunannya. Yaitu, kisah bersama raja Namrudz dan pencariannya akan   ketauhidan.

Keempat, kisah Nabi Ismail yang membangun Kabah. Yang berdoa, agar keturunannya mengikuti Nabi yang kelak akan diutus kepada mereka. Nabi Ismail bapaknya bangsa Arab.

Kelima, kisah Nabi Yaqub lebih detail dibandingkan Nabi Ismail dan Ishaq. Sebab, memuat detik-detik terakhir kematiannya. Yang meminta kejelasan posisi anak-anaknya dalam perjuangan bersama ketauhidan. Agar jelas, mereka yang mengaku Bani Israil harus mengikuti agama Ibrahim, leluhurnya. Nabi Yaqub bapaknya bangsa Bani Israil.

Keenam, kisah asal usul berkiblat ke Kabah, yang sebelumnya ke Baitul Maqdis.

Surat Al-Baqarah menjadi surat yang komprehensif dalam menjelaskan leluhur dan asal-usul yang ingin diketahui, sehingga seluruh manusia terpuaskan tentang jati dirinya.

Nabi Zakaria Mendidik Maryam Oleh: Nasrulloh Baksolahar Maryam telah lahir. Bayi perempuan yang sejak dikandungan sudah dinazarkan u...


Nabi Zakaria Mendidik Maryam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Maryam telah lahir. Bayi perempuan yang sejak dikandungan sudah dinazarkan untuk berkhidmat di Baitul Maqdis. Dengan proses tertentu, maka terpilihlah Nabi Zakaria sebagai pendidiknya. Nabi Zakaria adalah paman dari Maryam.

Dia (Allah) menerimanya (Maryam) dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemui di mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam, dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.
(Āli ‘Imrān [3]:37)

Siapakah Nabi Zakaria itu? Menurut Sayid Qutb dalam Fizilalil Al-Qur'an, Nabi Zakaria adalah keturunan dari Nabi Harun. Rentang waktu Nabi Harun dengan  Nabi Zakaria menurut Buya Hamka di Tafsir Al-Azhar adalah diperkirakan 1.800 tahun.

Menurut Masduha dalam bukunya Al-Alfaazh, menyatakan bahwa Zakaria juga keturunan dari Nabi Sulaiman. Menurut Sayid Qutb, Nabi Zakaria saat itu pemimpin yang memelihara haikal (mihrab) Yahudi.

Al-Qur'an memgambil kosa kata proses mendidik Maryam dengan kata "Nabaatan". Menurut Al-Laits, setiap yang ditumbuhkan oleh Allah swt di muka bumi adalah "nabt". Artinya, Nabi Zakaria mendidik Maryam seperti petani terbaik yang merawat tumbuhan terbaik sehingga tanaman tersebut berkembang dengan sangat baik.

Buya Hamka, dalam Tafsir Al-Azhar, menjelaskan mengapa Maryam berhasil dididik sehingga fokus berkhidmat di Baitul Maqdis? Ada dua rahasia.

Pertama, Nabi Zakaria, sebagai pendidiknya, bukan orang lain bagi Maryam. Dia pamannya, juga seorang rasul Allah yang amat saleh sehingga kesalehannya itu berpengaruh juga kepada pertumbuhan diri Maryam.

Kedua, Maryam dari keturunan ayah-bunda yang shaleh. Paduan sinergi antara  pendidik dan keturunan yang saleh inilah menjadi kunci keberhasilan mendidik Maryam.

Seperti tanaman, sinergi petani terbaik dan bibit terbaik, akan menghasilkan tanaman dengan buah terbaik pula. Bila salah satu tidak terpenuhi, menurut Buya Hamka, pertumbuhannya anak akan kurang wajar.

Tidak hanya mendidik, Nabi Zakaria juga yang menjamin dan menanggung seluruh kebutuhan Maryam selama proses pendidikan tersebut. Karena Al-Qur'an menjadikan kosa kata "Kafilla" sebagai salah satu pernya Nabi Zakaria. 

Jadi, mendidik bukan saja kewajiban orang tuanya tetapi juga kerabat dari orang tuanya. Itu pelajaran dari Nabi Zakaria

Persiapan Sebelum Menghadapi Tantangan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Wahai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujudlah, dan rukuklah ...

Persiapan Sebelum Menghadapi Tantangan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Wahai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujudlah, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.”
(Āli ‘Imrān [3]:43)

Sayid Qutb dalam Fizilalil Al-Qur'an mengomentari ayat di atas dengan ungkapan bahwa taat dan ibadah, khusyu dan ruku, dan kehidupan yang selalu dihubungkan dengan Allah SWT sebagai pendahuluan bagi urusan yang besar dan serius.

Maryam sebelum menghadapi peristiwa kelahiran putra Nabi Isa, menyiapkan diri di mihrabnya di Baitul Maqdis dengan khusyuk beribadah kepada Allah swt. 

Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.
(Al-Isrā' [17]:79)

Sebelum menghadapi urusan dengan Namrudz, pemuda Ibrahim melakukan tafakur dan tadabur terhadap matahari, bulan, dan bintang. Ketauhidan menjadi bekalnya.

Pemuda Musa sebelum menghadapi Firaun, menjalani hidupnya di Madyan, mengolah lahan pertanian, perkebunan dan peternakan, bukan sekedar perjanjian kerja dengan mertuanya, tetapi memenuhi jiwanya dengan kebijaksanaan alam semesta.

Nabi Daud berdzikir bersama gunung dan burung sebelum menyelesaikan urusan kerajaan dan hukum. Pemuda Muhammad saw, melakukan uzlah di gua Hira sebelum mendapatkan amanah dakwah.



Ragam Keajaiban, Bila Hidup Dinazar untuk Allah SWT Oleh: Nasrulloh Baksolahar Maryam menazar hidupnya hanya untuk Allah swt. Ma...

Ragam Keajaiban, Bila Hidup Dinazar untuk Allah SWT

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Maryam menazar hidupnya hanya untuk Allah swt. Maka Allah swt memilihkan baginya pendidik dan pendidikan yang terbaik di eranya. 

Tidak hanya itu, setiap Nabi Zakaria menemui Maryam di mihrabnya, selalu saja mendapatkan sesuatu yang mencengankan. Padahal, Maryam bukanlah seorang Nabi dan Rasul. 

Dia (Allah) menerimanya (Maryam) dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemui di mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam, dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.
(Āli ‘Imrān [3]:37)

Maryam mendapatkan limpahan berkah dan rezeki yang tak terduga, sehingga Nabi Zakaria pun terheran-heran. Saat ditanya dari mana asalnya?

Maryam menjawab dengan khusyuk, layaknya orang yang beriman, merendahkan diri, mengakui nikmat dan karunia Allah swt, serta menyerahkan segala urusan pada Allah swt. Tanpa ada sedikit pun kesombongan dan membanggakan diri.

Setelah itu, malaikat Jibril pun menemui Maryam. Bukankah para malaikat mitra dan teman setia perjuangan bagi yang Mukminin? Juga menjelaskan keunggulan Maryam di antara seluruh manusia.

(Ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Wahai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas seluruh perempuan di semesta alam (pada masa itu).
(Āli ‘Imrān [3]:42)

Tidak hanya itu, Maryam pun menjalani kehidupan yang tak biasa. Yang tak sesuai dengan proses yang alami yang biasa dialami manusia. Meraih sesuatu dengan hal yang tak terduga oleh logika.

(Ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Wahai Maryam, sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang (kelahiran anak yang diciptakan) dengan kalimat dari-Nya, namanya Isa Almasih putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat serta termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).
(Āli ‘Imrān [3]:45)

Mengapa semuanya bisa terjadi?  Sukses dan bahagia dengan cara yang tak biasa? Seperti rakyat Palestina yang masih tersenyum dan bahagia di tengah genosida dan penghancuran total?

Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah kemudian berfirman kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu.
(Āli ‘Imrān [3]:59)

Kekhusyuan Doa Istrinya Imran Doa yang khusyu dari istri Imran, bertujuan agar Allah swt menerima nazarnya yang berupa buah hati...

Kekhusyuan Doa Istrinya Imran


Doa yang khusyu dari istri Imran, bertujuan agar Allah swt menerima nazarnya yang berupa buah hatinya. Hal itu menggambarkan penyerahan yang tulus kepada Allah swt, menghadap kepada-Nya secara total, merdeka dan bebas dari semua ikatan, kecuali menginginkan diterima-Nya dan diridai-Nya.

(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(Āli ‘Imrān [3]:35)


Akan tetapi, ia melahirkan anak perempuan, bukan laki-laki,

Ketika melahirkannya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran) lahirkan. “Laki-laki tidak sama dengan perempuan. Aku memberinya nama Maryam serta memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk.”
(Āli ‘Imrān [3]:36)

Sungguh dia menantikan anak laki-laki. Pasalnya, nazar yang sudah dikenal untuk mengabdi di Baitul Maqdis adalah laki-laki, untuk melayani dan memutuskan diri untuk beribadah. Namun, yang lahir justru perempuan.

Doa yang terucap dari istrinya Imran, menggambarkan munajat yang dekat, munajat seseorang yang merasa bahwa dia sedang bersendirian dengan Tuhannya. 

Dia bicarakan kepada-Nya apa yang ada di dalam hatinya dan apa yang ada dihadapannya. Dipersembahkannya kepada-Nya apa yang dimilikinya dengan dilakukannya secara langsung dan lemah lembut.

Begitulah keadaan hamba-hamba pilihan itu terhadap Tuhannya. Begitulah keadaan cinta, kedekatan, hubungan langsung, dan munajatnya dengan kata-katanya yang datar, tidak rumit, dan tidak ruwet. Munajat orang yang dengan baik dan sopan berbicara kepada Yang Maha Dekat, Maha Penyayang, Maha Mendengar, lagi Maha Mengabulkan.

Yang Terpenting, Konsisten pada Tujuan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Berharap memiliki putra yang dinazarkan untuk berkhidmat pada ...

Yang Terpenting, Konsisten pada Tujuan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Berharap memiliki putra yang dinazarkan untuk berkhidmat pada Baitul Maqdis. Ternyata bayi yang lahir dari rahimnya seorang perempuan. Padahal lelaki dan perempuan itu berbeda. Namun, nazarnya tetap ditunaikan. Bagaimana akhirnya?

Ternyata dari anak perempuannya, Maryam, lahirlah sosok yang bukan sekedar berkhidmat pada Baitul Maqdis saja, tetapi sosok Nabi dan Rasul, Nabi Isa. Bukankah jauh lebih baik dari yang diharapkan?

Bila niatnya Allah swt, jangan pedulikan liku-liku yang ada. Jangan hiraukan peristiwa yang menimpa. Walaupun tidak sesuai dengan rencana, tetaplah melangkah. Tetaplah berkarya. Kelak akan sampai pada tujuannya.

Rasulullah saw berharap Thaif menjadi tempat dakwahnya, yang diterima justru perlakuan permusuhan dari penduduknya. Apakah kecewa? Rasulullah saw tetap konsisten pada tujuannya, menjadikan Thaif sebagai pusat dakwahnya kelak. Rasulullah saw pun berdoa. Apa buah dari kekonsistenan ini?

Allah swt menukarnya dengan Madinah. Negeri yang seluruh penduduknya menerima dan memperjuangkan dakwahnya hingga titik darah penghabisan.

Harta kekayaan para Sahabat dirampas dan dibekukan oleh para Musyrikin Mekah. Tak ada sedikit pun yang tersisa saat hijrah ke Madinah. Apa yang terjadi setelah itu? Allah swt menggantinya dengan harta rampasan Khaibar, sehingga para Muhajirin mengembalikan seluruh harta kaum Anshar.

Berharap bisa masuk ke Mekah untuk berumrah. Tetapi, dihalangi. Namun, Allah swt menggantinya dengan Futuh Mekah. Syahid dan menang sama saja dalam perjuangan. Yang terpenting, konsisten pada tujuan perjuangan. Inilah nilai terpenting.

Karakter yang Berkhidmat pada Baitul Maqdis Oleh: Nasrulloh Baksolahar Najmuddin Ayyub memiliki obsesi, bila memiliki anak, maka...

Karakter yang Berkhidmat pada Baitul Maqdis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Najmuddin Ayyub memiliki obsesi, bila memiliki anak, maka anaknya menjadi pembebas Baitul Maqdis. Maka, Allah SWT menjodohkannya dengan wanita yang memiliki obsesi yang sama. Dari mereka, lahirlah Shalahuddin Al-Ayubi, sang pembebas Baitul Maqdis dari tangan Tentara Salib.

Jauh sebelum itu, di sekitar Baitul Maqdis, seorang ibu tengah mengandung. Sang ibu pun memiliki obsesi luar biasa. Kelak, anak yang dilahirkan dinazarkan untuk berkhidmat pada Baitul Maqdis.

(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(Āli ‘Imrān [3]:35)

Masduha dalam bukunya Al-Alfaazh menjelaskan, berkhidmat dalam bahasa Arabnya, "Al-Muharrar".  Maknanya, dikhususkan hanya untuk beribadah dan membaktikan dirinya untuk Allah SWT, tanpa menyibukkan dirinya dengan yang lain.

Menurut Sayid Qutb dalam Fizilalil Al-Qur'an, nazarnya Istri Imran terungkap dari hati yang dipenuhi dengan iman. Ketulusan mutlak yang diungkapkan dengan kata khidmat, "Taharrur", merupakan ungkapan yang mengesankan.

Karena, tidak seseorang itu taharrur, yang merdeka, yang sebenarnya kecuali orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah swt secara total, berlari kepada Allah swt secara total, dan melepaskan diri dari semua ubudiyah kepada seseorang, sesuatu pun, dan tata nilai apa pun.

Tidaklah seseorang itu taharrur 'merdeka penuh'  kalau masih tunduk pada seseorang selain Allah swt, baik yang berkenaan dengan dirinya, maupun peraturan, tata nilai, undang-undang, dan syariat yang mengatur kehidupan ini.

Tidaklah seseorang itu taharrur kalau di dalam hatinya masih ada ketergantungan, pengharapan, pengabdian kepada selain Allah swt.

Ketika Islam datang membawa tauhid, maka datanglah ia dengan membawa gambaran yang unik bagi kemerdekaan yang sebenarnya di alam manusia.

Mereka yang membebaskan Baitul Maqdis harus mengikuti jejak pendahulunya. Mereka yang membebaskan Baitul Maqdis dari cengkraman penjajah Zionis Israel harus memiliki karakter yang sama dengan para pengkhidmat sebelumnya.

Shalahuddin Al-Ayubi telah menghabiskan seluruh hartanya. Telah mengerahkan seluruh sanak saudaranya untuk membebaskan bumi Palestina. Sehingga tak ada yang tersisa lagi. Itulah makna berkhidmat pada Baitul Maqdis bagi Shalahuddin Al-Ayubi. Seperti juga Istrinya Imran, yang menazarkan satu-satunya yang paling berharga yang dimilikinya.

Doa dalam Surat Al-Maidah Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَاِذَا سَمِعُوْا مَآ اُنْزِلَ اِلَى الرَّسُوْلِ تَرٰٓى اَع...

Doa dalam Surat Al-Maidah


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَاِذَا سَمِعُوْا مَآ اُنْزِلَ اِلَى الرَّسُوْلِ تَرٰٓى اَعْيُنَهُمْ تَفِيْضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوْا مِنَ الْحَقِّۚ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اٰمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشّٰهِدِيْنَ

Apabila mereka mendengar sesuatu (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul (Nabi Muhammad), engkau melihat mata mereka bercucuran air mata disebabkan kebenaran yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri). Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah beriman. Maka, catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al-Qur’an dan kenabian Muhammad).
(Al-Mā'idah [5]:83)


قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَآ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

Isa putra Maryam berdoa, “Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah kami rezeki. Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.”
(Al-Mā'idah [5]:114)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Kisah Habil-Qabil dan Karakter Membunuh di Kalangan Bani Israil  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Saat tengah berkisah tentang pembunuhan Qabil te...


Kisah Habil-Qabil dan Karakter Membunuh di Kalangan Bani Israil 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Saat tengah berkisah tentang pembunuhan Qabil terhadap Habil, Allah swt langsung menetapkan hukum pembunuhan di kalangan Bani Israil. Dimana, membunuh satu jiwa tanpa kebenaran, berarti sama saja membunuh seluruh manusia.

Allah swt menetapkan hukum pembunuhan bagi Bani Israil setelah berkisah tentang tragedi pembunuhan yang pertama di muka bumi, oleh Qabil kepada Habil. Karena membunuh itu sangat berbahaya bagi kemanusiaan, maka Allah swt menetapkan hukumnya.

Mengapa Allah kaitkan dengan Bani Israil? Salah satu karakternya Yahudi memang sangat gemar membunuh. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


۞ وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ قَالَ لَاَقْتُلَنَّكَ ۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ

Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka berita tentang dua putra Adam dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah satunya (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti akan membunuhmu.” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.
(Al-Mā'idah [5]:27)


لَىِٕنْۢ بَسَطْتَّ اِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِيْ مَآ اَنَا۠ بِبَاسِطٍ يَّدِيَ اِلَيْكَ لِاَقْتُلَكَۚ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ

Sesungguhnya jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.
(Al-Mā'idah [5]:28)


اِنِّيْٓ اُرِيْدُ اَنْ تَبُوْۤاَ بِاِثْمِيْ وَاِثْمِكَ فَتَكُوْنَ مِنْ اَصْحٰبِ النَّارِۚ وَذٰلِكَ جَزٰۤؤُا الظّٰلِمِيْنَۚ

Sesungguhnya aku ingin engkau kembali (kepada-Nya) dengan (membawa) dosa (karena membunuh)-ku dan dosamu (sebelum itu) sehingga engkau akan termasuk penghuni neraka. Itulah balasan bagi orang-orang yang zalim.”
(Al-Mā'idah [5]:29)


فَطَوَّعَتْ لَهٗ نَفْسُهٗ قَتْلَ اَخِيْهِ فَقَتَلَهٗ فَاَصْبَحَ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

Kemudian, hawa nafsunya (Qabil) mendorong dia untuk membunuh saudaranya. Maka, dia pun (benar-benar) membunuhnya sehingga dia termasuk orang-orang yang rugi.
(Al-Mā'idah [5]:30)


فَبَعَثَ اللّٰهُ غُرَابًا يَّبْحَثُ فِى الْاَرْضِ لِيُرِيَهٗ كَيْفَ يُوَارِيْ سَوْءَةَ اَخِيْهِ ۗ قَالَ يٰوَيْلَتٰٓى اَعَجَزْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِثْلَ هٰذَا الْغُرَابِ فَاُوَارِيَ سَوْءَةَ اَخِيْۚ  فَاَصْبَحَ مِنَ النّٰدِمِيْنَ ۛ

Kemudian, Allah mengirim seekor burung gagak untuk menggali tanah supaya Dia memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana cara mengubur mayat saudaranya. (Qabil) berkata, “Celakalah aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini sehingga aku dapat mengubur mayat saudaraku?” Maka, jadilah dia termasuk orang-orang yang menyesal.
(Al-Mā'idah [5]:31)


مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ

Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.
(Al-Mā'idah [5]:32)


اِنَّمَا جَزٰۤؤُا الَّذِيْنَ يُحَارِبُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَسْعَوْنَ فِى الْاَرْضِ فَسَادًا اَنْ يُّقَتَّلُوْٓا اَوْ يُصَلَّبُوْٓا اَوْ تُقَطَّعَ اَيْدِيْهِمْ وَاَرْجُلُهُمْ مِّنْ خِلَافٍ اَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْاَرْضِۗ ذٰلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِى الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ

Balasan bagi orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya serta membuat kerusakan di bumi hanyalah dibunuh, disalib, dipotong tangan dan kaki mereka secara silang, atau diasingkan dari tempat kediamannya. Yang demikian itu merupakan kehinaan bagi mereka di dunia dan di akhirat (kelak) mereka mendapat azab yang sangat berat,
(Al-Mā'idah [5]:33)


اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا مِنْ قَبْلِ اَنْ تَقْدِرُوْا عَلَيْهِمْۚ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ

kecuali orang-orang yang bertobat sebelum kamu dapat menangkapnya. Maka, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Al-Mā'idah [5]:34)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (354) Al-Qur’an (2) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (249) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (521) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (403) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (478) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (214) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (217) Sirah Sahabat (136) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (142) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)