basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Kisah Para Nabi dan Rasul

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Kisah Para Nabi dan Rasul. Tampilkan semua postingan

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an Kisah Thalut dijadikannya raja. Pertarungan Thalut melawan Jalut, serta kemunculan Nabi Daud. L...

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an


Kisah Thalut dijadikannya raja. Pertarungan Thalut melawan Jalut, serta kemunculan Nabi Daud. Lalu, Daud diangkat menjadi raja dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 246-252,

Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, "Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah."

Nabi mereka menjawab, "Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?"

Mereka menjawab, "Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?"

Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim. (246)

Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu." 

Mereka menjawab, "Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?"

(Nabi) menjawab, "Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik." Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (247)

Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu, yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, yang dibawa oleh malaikat." Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah) bagimu, jika kamu orang beriman. (248)

Maka ketika Talut membawa bala tentaranya, dia berkata, "Allah akan menguji kamu dengan satu sungai. Maka barang siapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan."

Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil dari mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, "Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya."

Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, "Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah." Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (249)

Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (250)

Maka mereka mengalahkannya dengan izin Allah, dan Dawud membunuh Jalut. Kemudian Allah memberinya (Dawud) kerajaan, dan hikmah, dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki.

Dan kalau Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam. (251)

Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan kepadamu dengan benar dan engkau (Muhammad) adalah benar-benar seorang rasul. (252)

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, Ada Kesamaran yang Tak Perlu Dijelaskan Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah 246...

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, Ada Kesamaran yang Tak Perlu Dijelaskan


Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah 246-252, ada beberapa hal yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

1. Zaman terjadinya Kisah Thalut, hanya disebutkan setelah Nabi Musa
2. Nama Nabi di zamannya
3. Nasab keturunannya, bagaimana awal perkembangannya hingga menjadi raja
4. Rincian luasnya ilmu dan bagaimana pengelolaan pemerintahnya
5. Tabut dan kisahnya

Mengapa tidak dijelaskan detail? Sebab bila dijelaskan pun tidak mengandung faedah apa pun. Allah menyebutkan apa yang memiliki faedah kaum muslimin dan yang mau melihat dan mengambil pelajaran.

Anehnya, sebagian ahli tafsir, sejarawan, para penulis, dan ahli hadist, tidak mencukupkan dengan apa yang dipaparkan oleh Al-Qur'an dan hadits. Malah, mendatangkan cerita-cerita Israiliyat.

Mereka mencari tahu dari cerita-cerita Israiliyat untuk memecahkan yang samar, mendetailkan peristiwa tadi, namun mereka tidak bisa memberikan ilmu baru dan faedah apa pun.

Dengan demikian, semuanya sebuah tindakan pemborosan terhadap energi dan waktu yang bukan pada tempatnya, dan meninggalkan paparan Al-Qur'an dan apa yang dikandungnya, dari pelajaran dan Ibrah,  serta petunjuk yang ada di dalamnya.

Sumber:
Ali Muhammad Shalabi, Fiqh Tamkin, Pustaka Al-Kautsar

Keaktifan Allah Menolong Hamba-Nya Allah tidak pernah membiarkan hamba-Nya tanpa pertolongan dan bimbingan. Seperti Allah yang t...

Keaktifan Allah Menolong Hamba-Nya


Allah tidak pernah membiarkan hamba-Nya tanpa pertolongan dan bimbingan. Seperti Allah yang tidak pernah berhenti mencurahkan rahmat-Nya pada alam semesta.

Saat Nabi Ibrahim dibakar, apakah Allah diam? Allah memerintahkan api agar dingin, menyelamatkannya hingga menganugerahkan negri yang diberkahi. Lalu, mengangkatnya sebagai pemimpin.

Bila hamba-Nya aktif bergerak melakukan kebaikan, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan menyembah Allah, maka Allah pun aktif menolong dan membimbingnya.

Apakah Allah berdiam diri kepada yang melakukan kezaliman? Allah menjadikan mereka kelompok yang paling merugi.

Allah menjelaskan semuanya pada surat  Al-Anbiya ayat 68-73, 

Mereka berkata, "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak berbuat." (68)

Kami (Allah) berfirman, "Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim," (69)

dan mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi. (70)

Dan Kami selamatkan dia (Ibrahim) dan Luá¹­ ke suatu negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam. (71)

Dan Kami menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishak dan Yakub sebagai suatu anugerah. Dan masing-masing Kami jadikan orang yang saleh. (72)

Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah. (73)

Bayi Musa dan Kekuatan Firaun  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bayi yang baru lahir, mengapa bisa hidup? Seorang anak yang belum bali...

Bayi Musa dan Kekuatan Firaun 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bayi yang baru lahir, mengapa bisa hidup? Seorang anak yang belum baligh, mengapa bisa hidup? Pada sisi lain, banyak yang menyuarakan bahwa hidup harus memiliki target dan impian? Apakah bayi dan anak kecil memiliki impian dan obsesi?

Bayi Musa dialirkan ke sungai. Mengapa bisa selamat hanya dengan mengikuti aliran air yang tak bisa dikendalikannya? Sang ibu pun, hanya menyaksikan saja. Tidak melakukan apa pun.

Sang bayi berada di pangkuannya Firaun yang hendak membunuhnya. Mengapa tidak jadi dibunuh? Mengapa justru kembali ke gendongan ibunya? Semuanya tak ada perencanaan dan strategi. Jadi apa yang membuat seluruh kejadian tersebut?

Firaun membuat perencanaan, strategi,  mengerahkan seluruh sumber daya dan kekuatannya. Melaksanakan misinya dengan sangat detail dan eksekusi yang sempurna. Mengapa mengalami kegagalan? Berarti ada yang lebih dominan dan mumpuni dari perencanaan, strategi, eksekusi dan sumberdaya.

Begitu pun saat pemuda Musa melarikan diri dari Mesir ke Madyan. Adakah perbekalan mukjizat? Adakah perbekalan yang cukup? Adakah perencanaan dan strategi agar selamat? Pemuda Musa hanya berlari dan berlari untuk menyelamatkan diri.

Mengapa Firaun dengan pasukan terlatih, kendaraan yang berlari kencang, dan perbekalan yang mencukupi, tidak mampu mengejar pemuda Musa? Berarti ada yang lebih dominan dan mumpuni dari kekuatan Firaun.

Kekuatan tertinggi itu adalah ketaatan kepada Allah. Sumberdaya terbesar adalah langkah kaki yang ingin menjadi abdinya Allah. Infrastruktur yang terkuat adalah syariat-Nya. Kelak, semuanya diperjalankan oleh Allah.

Kisah Para Ibu dan Bayinya, yang Merevolusi Peradaban Oleh: Nasrulloh Baksolahar Di padang pasir yang gersang, iklim yang ekster...

Kisah Para Ibu dan Bayinya, yang Merevolusi Peradaban

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Di padang pasir yang gersang, iklim yang eksterm dan tak ada kehidupan. Siti Hajar dan bayinya Ismail, menjalani kehidupan. Mereka berdua mulai langkah membangun peradaban tauhid. Kelak, lahirlah bangsa Arab yang menjadi pembela ketauhidan dan kebenaran.

Di suatu malam, hanya ditemani pembantunya, lahirlah seorang bayi dari rahim Siti Aminah. Sang ayah telah wafat, saat sang bayi dalam kandungan. Sang ibu merawatnya sendiri tanpa kehadiran ayah. Kelak, sang bayi menjadi penghulu para Nabi dari bangsa Arab.

Bangsa Arab dilahirkan dan menjadi pemimpin peradaban karena Ibunda Hajar dan bayinya Ismail dan Ibunda Aminah dengan bayinya Muhammad saw.

Dalam kejaran Firaun dan infrastruktur militernya. Seorang ibu menggendong bayi yang terus menangis. Akan kemanakah? Sebab seluruh jengkal tanah sudah diawasi oleh intelejen dan pasukan yang akan membunuh bayi tersebut.

Sang ibu membawanya ke tepian sungai. Menghanyutkannya ke sungai Nil. Kisah perlawanan Bani Israel terhadap kezaliman Firaun. Kisah agama Yahudi, bermula dari Ibunda dan bayinya Musa di tepian sungai Nil.

Sang bunda, selalu berada di Masjidil Aqsha. Sejak di dalam kandungan, sudah dinazarkan untuk berkhidmat di Masjidil Aqsha. Dia wanita suci yang senantiasa beribadah. Yang mendapat pemeliharaan dari Allah.

Allah telah menentukan Kehendak-Nya. Dari wanita perawan yang suci, terlahirlah bayi suci bernama Isa. Bayi yang mampu berbicara dan berdakwah di saat bayi. Dari mereka berdualah, perlawanan terhadap kezaliman Romawi dan Yahudi dimulai. Kelak, lahirlah agama Nasrani.

Revolusi peradaban dunia dimulai dari Ibunda dan bayinya, tanpa ayah disisinya.

Kisah para Nabi untuk Menyiapkan Hijrah Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Saat itu hijrah belum diperintahkan dari Mekah...

Kisah para Nabi untuk Menyiapkan Hijrah Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Saat itu hijrah belum diperintahkan dari Mekah ke Madinah. Namun, Allah telah menyiapkan bekal berhijrah. Pemahaman, mental, ilmu dan liku-liku berhijrah harus sudah siapkan sebelum pelaksanaan hijrah itu sendiri.

Kisah Nabi Yusuf diwahyukan Allah sebelum Rasulullah saw berhijrah ke Madinah. Bagaimana hijrah tanpa persiapan dan bekal di usia yang belum matang lagi sendirian? Bagaimana disingkirkan karena sebab kedengkian? Bagaimana hijrah sebagai seorang budak? Ini kisah perjalanan yang dramatis dan menakutkan.

Kisah adalah pesan dan bimbingan. Kisah para nabi adalah perjalanan yang pasti dilalui oleh setiap Nabi dan para pembelanya. Itulah berita yang diterima Rasulullah saw dari paman Siti Khadijah yang berasal dari Ahli Kitab, sejak pertama kali wahyu diturunkan.

Tak perlu khawatir dengan sebuah perjalanan dan hijrah. Walaupun banyak tipu dayanya, persengkongkolannya, penghianatannya dan upaya menjerumuskan ke lubang sumur yang gelap, tak berair dan tak ada yang menolongnya. Bila saatnya tiba, akan datang pertolongan Allah.

Tak perlu khawatir dengan hijrah, walaupun berjalan sebagai budak yang diperjualbelikan, bukankah budak itu dibutuhkan oleh para bangsawan dan yang kaya? Bukankah bergaul dengan mereka, walaupun statusnya budak visa mengambil pelajaran berharga? Status Yusuf memang budak di mata manusia, namun mental dan jati dirinya seorang Nabi. Ini yang dibutuhkan dalam liku-liku kehidupan.

Tak perlu khawatir dengan persengkongkolan hukum dan penghancuran nama baik oleh para pemegang kendali kekuasaan. Tak perlu khawatir dengan penyebaran fitnah yang menghancurkan karakter dari drama di sebuah kamar. Tak perlu khawatir dengan penjara. Sebab, semuanya akan tuntas pada waktu yang dikehendaki-Nya.

Allah telah mengkisahkan liku-liku hijrah Nabi Yusuf yang paling berat dan dramatis. Paling mencekam tanpa tahu arah akhir perjalanannya. Dengan kisah hijrah Nabi Yusuf yang sangat ekstrem, maka mental hijrah Rasulullah saw dan para Sahabatnya sudah terbentuk sebelum perintah hijrah diwahyukan. Itulah rahmat Allah.

Kisah Para Nabi yang Menemani Hijrah Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dalam kejaran kafir Quraisy. Dari titik persembun...

Kisah Para Nabi yang Menemani Hijrah Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dalam kejaran kafir Quraisy. Dari titik persembunyian ke titik persembunyian  lainnya. Dalam drama ketegangan yang harus penuh kewaspadaan. Apakah energi Rasulullah saw terkuras dengan kekhawatiran? Ternyata Allah mewahyukan kisah yang sangat spesial.

Dalam perjalanan dan ketegangan pun, tak boleh menganggur dari bimbingan wahyu. Tak boleh berhenti belajar. Justru pembelajaran selama hijrah hanya membuat kisah-kisah saja. Tidak ada wahyu yang berkaitan dengan hukum.

Allah mengisahkan perjalanan bayi Musa dan ibundanya yang dalam kejaran upaya pembunuhan oleh Fir'aun dan infrastruktur militernya. Ibunda Musa harus melepaskan bayinya. Allah menjanjikan bahwa sang bayi akan kembali ke pangkuannya.

Allah mengisahkan pula, saat Musa remaja. Saat berada di sebuah kota, ada pemuda Mesir yang menganiaya pemuda Bani Israel. Pemuda Bani Israel meminta pertolongan kepada Musa. Musa memukulnya, tak disangka pemuda Mesir itu tewas. 

Berita tewasnya pemuda Mesir tersebar. Musa menunggu informasi apa yang akan terjadi akibat perbuatan nya. Ada seseorang yang mendekati Musa, menginformasikan bahwa kalangan istana berencana membunuh Musa. Musa diperintahkan untuk pergi segera untuk menghindari kejaran infrastruktur militer Firaun. Lalu, Allah menceritakan liku-liku perjalanan Musa hingga ke negri Madyan.

Allah juga mengkisahkan sosok lain yang keluar dari negrinya. Dialah Qarun, yang keluar dari kediamannya, untuk memamerkan kekayaan yang kunci-kuncinya harus dibawa oleh kendaraan yang mengular dan sosok yang kuat. Qarun berakhir dengan kebinasaan.

Berbeda dengan Musa, di negri Madyan, dia mendapatkan kemakmuran dan perlindungan. Kembali ke Mesir, kekuasaan Firaun dihancurkan. Itulah kisah-kisah yang menemani hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah.

Bismillah Bagi Para Nabi dan Rasul  Allah berfirman dalam surat An-Naml ayat 15, "Sungguh Kami telah menurunkan ilmu penget...

Bismillah Bagi Para Nabi dan Rasul 


Allah berfirman dalam surat An-Naml ayat 15, "Sungguh Kami telah menurunkan ilmu pengetahuan kepada Dawud dan Sulaiman." Menurut Al-Junaid, "Yang dimaksud dengan ilmu dalam ayat ini adalah Bismillah."

Allah berfirman dalam surat Al-Fath ayat 26, "Dan Allah mewajibkan kepada mereka tetap menjalankan kalimat takwa," Menurut ulama, yang dimaksud dengan kalimat takwa adalah Bismillah.

Lafal Bismillah adalah taman para kekasih Allah swt yang bunganya berupa hubungan yang penuh kelembutan dengan Allah,  sungainya berupa bertambahnya kedekatan dengan Allah swt.

Bacalah Bismillah dalam mengawali setiap perbuatan, agar engkau menyingkap keagungan Allah. Lanjutkan dengan Ar-Rahman Ar-Rahim agar engkau meraih juga kelembutan Allah yang paling agung.

Ketika Basmallah diturunkan ke Nabi Adam, beliau berkata, "Sekarang aku telah mengamankan keturunanku dari siksa." Ketika Adam wafat, kalimat itu diangkat.

Ketika Basmallah diturunkan ke Nabi Nuh, beliau diselamatkan dari banjir.  Ketika Nuh wafat, kalimat itu diangkat.

Ketika Basmallah diturunkan ke Nabi Ibrahim, beliau diselamatkan dari api.  Ketika Ibrahim wafat, kalimat itu diangkat.

Ketika Basmallah diturunkan ke Nabi Musa, beliau diselamatkan dari lautan.  Ketika Musa wafat, kalimat itu diangkat.

Ketika Basmallah diturunkan ke Nabi Sulaiman, beliau dapat mendirikan ketajaan.  Ketika Sulaiman wafat, kalimat itu diangkat.

Ketika Basmallah diturunkan ke Nabi Isa, beliau dapat keamanan dari Allah. Ketika Isa wafat, kalimat itu diangkat.

Lalu, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw hingga hari kiamat. Ketika hari kiamat tiba, mukmin mengambil catatan amalnya dengan tangan kanannya dengan membaca bismillah, ketika catatannya dibuka tidak ada satupun keburukannya yang ditulis di dalamnya.

Sebelumnya buku itu penuh dengan catatan keburukan, namun terhapus dengan bacaan Bismillah.

Sumber:
Abdurahman Syafii, Amalul Kubra, Sahara Publisher








Saat Fitnah-Fitnah Menjebol Zaman Oleh: Nasrulloh Baksolahar Huzaifah bin Yaman sangat bersedih melihat fitnah-fitnah di zamanny...

Saat Fitnah-Fitnah Menjebol Zaman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Huzaifah bin Yaman sangat bersedih melihat fitnah-fitnah di zamannya. Umar bin Khatab bertanya kondisi ke depan umat Islam kepadanya. Huzaifah menggambarkan bahwa fitnah-fitnah tersebut menjebol pintu-pintu zaman. Seberapa jauh kita dengan era Huzaifah bin Yaman?

Ini era pemerintahan yang diktator. Ini era paling terpuruknya muslimin yang dijelaskan Rasulullah saw. Seluruh fitnah sejak penciptaan manusia. Seluruh fitnah setiap Nabi dan Rasul secara bersamaan dan bergelombang menghempas muslimin tanpa henti.

Sayup-sayup fitrah keimanan tetap terdengar. Seperti di era kehanifan sebelum diutusnya Rasulullah saw. Kekuatannya masih sangat lemah untuk melakukan perbaikan apalagi perlawanan. Namun, sayup-sayup tersebut terus hidup dan dibangun.

Bagaimana menghadapi ini semuanya? Ada ulama yang mengambil jalan seperti Nabi Musa dengan melakukan perlawanan. Seperti Nabi Yusuf yang berkoalisi untuk mengambil peran kebaikan walaupun sedikit. Yang memiliki kekuasaan mencoba mengikuti Nabi Sulaiman dan Dawud.

Ada yang seperti Nabi Zakaria yang sibuk membangun generasi pilihan sehingga melahirkan sosok Nabi Yahya dan Isa. Ada yang terus menyeru kaumnya seperti Nabi Nuh, Yunus, Shaleh dan Syuaib.

Ada yang menjaga agar tidak terjadi perselisihan internal seperti Nabi Yaqub. Ada yang membimbing umat agar benar dalam menghadapi persoalan pribadinya seperti Nabi Ayyub.

Mereka bergerak karena keimanan yang kokoh. Menerjang fitnah-fitnah yang mengepung. Bisa jadi gerakannya parsial. Mereka menunggu era berikutnya, saat Nabi akhirnya zaman diutus. Seperti kita, uang menanti nubuwah Rasulullah saw akan lahirnya kembali periode Nubuwah.

Para ulama telah berijtihad dengan dakwah dan solusinya para Nabi dan Rasul sesuai tantangan yang dihadapinya. Apakah para nabi dan rasul mencela dan menperselisihkan cara dakwah Nabi yang lainnya? Mereka membangun dan menjaga umat sesuai yang mereka bisa.

Hari-Hari Melihat Kebenaran Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bersyukurlah hidup di era kemunduran Islam. Hidup dalam kel...

Hari-Hari Melihat Kebenaran Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bersyukurlah hidup di era kemunduran Islam. Hidup dalam kelemahan dan tak berdaya. Al-Qur'an menjadi sangat nyata. Situasi ini tak dirasakan di era kegemilangan Islam. Inilah hari-hari dimana bisa menyaksikan semua kisah-kisah dalam Al-Qur'an.

Melihat langkah-langkah Firaun dan Namrudz. Melihat strategi Haman dan Qarun dalam mendukung kezaliman dan menghancurkan kebenaran. Genosida sangat nyata. Keangkuhan Yahudi, Nasrani dan pelaku kezaliman sangat jelas. Semuanya terpampang di depan mata.

Muncul tokoh Nabi Musa yang melakukan perlawanan. Walaupun tak memiliki kekuatan dan pengikutnya amat lemah. Namun mereka terus berjuang walaupun terhimpit di tepian lautan.

Melihat langkah-langkah Nabi Yusuf berkoalisi dengan penguasa Mesir. Bahu membahu menyelesaikan persoalan kelaparan dan kemiskinan. Walaupun penguasa Mesir dari sisi hukum melakukan rekayasa pengadilan. Nabi Yusuf merupakan korban rekayasa hukum. Namun, mengapa Yusuf bersama penguasa?

Memperhatikan saudara kandung Nabi Yusuf yang memasukkan saudaranya sendiri ke sumur, karena iri dan dengki. Pertikaian dan permusuhan internal sangat nyata.

Memperhatikan Nabi Sulaiman dan Daud yang berkuasa. Membangun bangunan tinggi, pasukan dan menggali potensi lautan. Juga, bagaimana kekuasaan digunakan sebagai sarana dakwah?

Inilah hari-hari yang setiap saat melihat kebenaran Al-Qur'an. Segala perseteruan dan perselisihan manusia saat ini, sudah dikisahkan. Bagaimana menyikapinya? Ikutilah bagaimana para Nabi dan Rasul dalam menyelesaikan persoalannya.

Menyikapi Kondisi yang Tak Ada Kehidupan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Sosok wanita yang terbiasa hidup di tengah peradaban yang be...

Menyikapi Kondisi yang Tak Ada Kehidupan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Sosok wanita yang terbiasa hidup di tengah peradaban yang besar dan tinggi. Hidup dengan keluarganya di istana Mesir. Lalu, dibawa oleh suaminya ke Palestina, yang merupakan pusat peradaban dunia saat itu.

Namun, saat baru melahirkan anak pertamanya, Allah memerintahkan suaminya agar membawa ke sebuah negri yang belum pernah disinggahinya. Tak pernah tahu medannya. Perjalanan pun dimulai dengan suami dan jabang bayinya.

Ini perjalanan antar negara. Perjalanan  di padang pasir yang gersang, panas, berpasir. Sebanyak apapun perbekalan  akan habis di perjalanan. Namun, suaminya adalah pemimpin perjalanan  antar benua. Yang memahami seluk beluk perjalanan walaupun tidak pernah melewatinya.

Tempat yang dituju ternyata daerah yang tidak ada pepohonan dan air. Tak berpenghuni. Kegersangan, tandus, dan panas. Iklimnya sangat ekstrem antara siang dan malam. Namun, suaminya harus meninggalkannya sendirian. Padahal, dia terbiasa hidup di peradaban yang tinggi dan maju. Sekarang, harus menghadapi kegersangan gurun, tanpa kehidupan sendirian bersama jabang bayi.

Wanita termenung harus berjuang sendirian. Di berlari dari satu bukit ke atas bukit lainnya. Dari atas bukit terlihat memang tidak ada kehidupan. Namun, mengapa Allah mentakdirkan dirinya disini?

Dia tak pernah mengeluh, tujuh kali berlari dari satu bukit ke bukit yang lainnya, Saffa wa Marwa. Tetap tak ditemukan tanda awal kehidupan yaitu air. Sang jabang bayi terus menangis. Seolah-olah sedang merengek kepada Allah.

Tak tega dengan tangisan bayinya, dia mengahampiri sang bayi, ternyata dari hentakkan sang bayi keluar air yang deras. Ternyata solusi tidak ada di balik bukit.  Tetapi ada di kaki sang bayi yang tidak berdaya. Yang hanya bisa merengek kepada Allah.

Karakter seorang ibu dan bayi, itulah cara menghadapi persoalan yang tidak ada solusinya dalam pandangan manusia.

Nama-Nama Surat di Al-Qur'an yang Berkaitan dengan Manusia  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nama-nama surat Al-Qur'an sangat ...

Nama-Nama Surat di Al-Qur'an yang Berkaitan dengan Manusia 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Nama-nama surat Al-Qur'an sangat dekat dengan kita. Bila dipilah, ada yang terhubung dengan alam semesta, juga manusia. Setiap nama memiliki pokok bahasan. tema dan inti pembelajaran yang berkaitan dengan penamaan surat tersebut. 

Yang terhubung dengan manusia, ada dikategorikan berdasarkan karakternya, bangsa dan wilayahnya. Surat Al-Mukminun, Munafikun dan Kafirun, penamaan surat yang berkaitan dengan karakter manusia. Dari ketiga karakter ini, hanya satu yang layak memimpin dunia.

Yang berkaitan dengan bangsa adalah surat Rum. Mengapa bangsa Rum dijadikan model? Padahal saat itu ada Persia, India dan Cina? Bisa jadi saat itu, bangsa Rum yang secara ideologis paling dekat dengan muslimin. Perhatikan kebaikan Heraklius saat menerima delegasi muslimin?

Yang berkaitan dengan wilayah adalah surat Saba. Mengapa kaum Saba yang dijadikan model? Padahal banyak yang hidup di ragam wilayah? Kaum Saba, wilayah selatan  yang paling sering berinteraksi dengan  bangsa Arab. Wilayah yang makmur karena pengelolaan air hujan.

Yang berkaitan dengan suku, adalah surat Quraisy. Mengapa suku Quraisy dijadikan model? Kebaikan dan keunggulan suku Quraisy dijelaskan sangat mendalam di surat ini. Yang membuat Quraisy lebih unggul dibandingkan suku-suku yang ada di Hijaz.

Yang berkaitan dengan keluarga dan personal adalah surat Ali Imran, surat yang namanya menggunakan nama para Nabi dan Rasul serta orang yang shaleh. Mengapa Allah memberikan nama-nama surat dengan sosok tertentu?

Agar menjadi model kehidupan. Ada sosok Nabi dan manusia biasa. Semuanya bisa meraih derajat ketakwaan dan ketaatan. Semuanya diberikan ilmu dan hikmah dalam mengarungi kehidupannya.

Kala Batu pun Menjadi Senjata Oleh: Nasrulloh Baksolahar Penjajah Israel melakukan serbuan darat besar-besaran ke Tepi Barat. Me...

Kala Batu pun Menjadi Senjata

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Penjajah Israel melakukan serbuan darat besar-besaran ke Tepi Barat. Mereka melakukan serangan seperti yang dilakukan ke jalur Gaza. Menghancurkan infrastruktur publik dan memotong jalur evakuasi kesehatan ke rumah sakit. Para penjuang kemerdekaan Palestina pun berguguran.

Hamas bersiap melakukan perlawanan "bom syahid". Disamping perlawanan senjata yang terus lancarkan. Tepi Barat yang telah dikontrol secara ketat penjajah Israel dengan tembok-tembok dan pintu-pintu pengawasan, ternyata tidak mampu meredam perlawanan rakyat Palestina.

Bila hati merdeka, maka tidak ada yang bisa mempenjarakannya. Bila hati terpenjara, maka kebebasan apa pun adalah penjara. Karakter manusia seperti yang dijelaskan dalam surat Quraisy, yang mampu melakukan perjalanan dalam kondisi yang paling ekstrem, panas dan dingin.

Kondisi apapun dapat dilalui oleh manusia. Perhatikan  Nabi Yusuf yang menghadapi mafia peradilan dan krisis ekonomi. Nabi Musa dan Ibrahim yang menghadapi genosida, dan penguasa yang kejam. Nabi Ismail yang hidup di tanah tandus tak berpenghuni.

Apa pun kondisinya, tekanannya, kekejamannya, pembatasannya, penghancurannya dan tipu dayanya. Selalu punya peluang untuk bangkit dan tumbuh. Selalu ada kesempatan untuk melawan dan membalikkan kondisi yang ada.

Seperti rakyat Indonesia yang menggunakan bambu runcing. Padahal dahulu para sultan dan raja yang memiliki sumber daya yang lebih besar tidak mampu mengusir penjajah. Seperti, rakyat Palestina sekarang, padahal dahulu saat dibantu oleh negara-negara Arab, namun tak bisa melawan penjajah Israel dalam rentang waktu yang lama.

Kemenangan pertama lahir dari kemerdekaan diri, setelah itu, sumber daya apapun bisa dikerahkan untuk menghadapi apa pun yang dialami. Batu pun bisa jadi senjata. Batu pun bisa membantu untuk menghadapi persoalan dan melakukan perlawanan. Seperti kisah Nubuwat Rasulullah saw, bahwa batu pun akan membantu muslimin melawan penjajah Israel.

Persoalan Pribadi Sang Firaun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Sang raja Mesir yang menganggap dirinya tuhan, apakah tidak memiliki pe...

Persoalan Pribadi Sang Firaun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Sang raja Mesir yang menganggap dirinya tuhan, apakah tidak memiliki persoalan yang sangat personal? Persoalan ini yang sangat menekan dirinya sebagai raja. Yang berpengaruh pada keberlangsungan kekuasaannya. Bukankah para penguasa, persoalan terbesarnya tentang kekuasaan pula?

Sang raja Mesir tak memiliki anak. Bukankah anak itu penyejuk hati? Bukankah anak itu sumber kebahagiaan? Kekuasaan tanpa anak. Kekayaan tanpa anak. Bagaimana rasanya? Inilah yang menekan kejiwaan Firaun.

Oleh sebab itu, saat di pinggir istana, di tepian sungai Nil mengapung perahu dengan suara tangisan bayi yang keras, nurani keluarga Firaun tersentuh, untuk melihatnya. Kemudian memungutnya.

Maka dia dipungut oleh keluarga Fir'aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang berdosa. (Al-Qasas: 8)

Saat dilihat, ternyata postur tubuh sang bayi sangat cocok menjadi sosok raja yang perkasa. Bukankah kelak, bayi Musa menjadi pemuda dengan satu pukulan bisa membunuh? Dikejar ke negri Madyan tak tersusul oleh pasukan Firaun? Menang bersaing mengambil air? Mampu mengelola lahan pertanian dan peternakan yang luas? Karakter ini sudah terbaca oleh keluarga Fir'aun  saat melihat bayi Musa.

Dan istri Fir'aun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati yang memenuhi dan bagimu. Janganlah engkau membunuh, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita ambil dia menjadi anak," sedang mereka tidak menyadarinya. (Al-Qasas: 9)

Musa kecil menjadi kebanggaan Firaun. Dia menggendongnya dihadapan para pembesarnya. Namun kerisauannya muncul kembali, saat Musa memegang janggutnya. Apa Musa kecil menjadi pelanjut kekuasaannya atau yang mengambil alih kekuasaannya? Untuk itulah, Firaun mengujinya dengan diminta memakan roti atau bara api.

Kerisauan Firaun terus berlanjut tentang keberlangsungan kekuasaannya yang berawal dari belum memiliki keturunan. Inilah persoalan krusial para penguasa. 

Liku-liku Kebenaran Janji Allah pada Ibunda Musa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Janji Allah itu benar. Masih meragukankah? Bila ragu...

Liku-liku Kebenaran Janji Allah pada Ibunda Musa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Janji Allah itu benar. Masih meragukankah? Bila ragu, bukalah kisah Ibunda Musa. Bagaimana Allah mengembalikan bayi Musa ke pangkuannya, padahal sang bayi dihanyutkan ke sungai Nil yang besar dan alirannya deras?

Bukankah bila terhanyut di sungai Nil yang besar, deras dan dalam, tak ada seorang pun yang bisa menolongnya? Namun, Allah memerintahkan untuk menghanyutkannya ke sungai Nil. Antara logika manusia dan perintah Allah bertolak belakang, mengikuti yang mana? Ibunda Musa tetap mengikuti perintah Allah. Inilah kemenangan pertama atas gejolak hatinya. 

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, "Susuilah dia (Musa), dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul." (Al-Qasas: 7)

Kenyataan berikutnya sangat mendebarkan. Bayinya dipungut oleh keluarga Fir'aun. Bukankah bayinya memang menjadi sasaran pembunuhan Firaun? Dilepaskan ke sungai untuk menghindari kekejaman Firaun, namun mengapa justru dengan mudah berada di pangkuan Fir'aun?

Maka dia dipungut oleh keluarga Fir'aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang berdosa. (Al-Qasas: 8)

Ternyata Fir'aun yang gagah perkasa memiliki persoalan yang serius. Dia belum dikaruniai anak. Bagaimana tiba-tiba sang istrinya bermaksud kelak bisa mengangkatnya menjadi anak? 

Dan istri Fir'aun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati yang memenuhi dan bagimu. Janganlah engkau membunuh, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita ambil dia menjadi anak," sedang mereka tidak menyadarinya. (Al-Qasas: 9)

Allah berjanji bahwa kelak bayi Musa akan kembali ke pangkuannya. Namun, sekarang sang istri Fir'aun justru akan mengangkatnya menjadi anak? Bagaimana sang ibu yang lemah merebutnya dari tangan sang raja Mesir? Yang pengawalannya sangat ketat? Kenyataan ini yang membuat sang ibu hampir lupa diri.

Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia tentang Musa), seandainya Kami tidak teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah). (Al-Qasas: 10)

Allah meneguhkan hati sang ibu agar tidak membongkar jati diri sang bayi. Sang ibu ditentramkan dengan janji Allah. Sang ibu memilih bertawakal daripada menggunakan logika dan perasaannya. Episode kehidupan belum tuntas, kehidupan berjalan sesuai rancangan Allah, bukan logika alur manusia. Ibunda Musa memerintahkannya putrinya untuk memantau adiknya, yaitu bayi Musa.

Dan dia (ibunya Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, "Ikutilah dia (Musa)." Maka dia melihat (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak menyadarinya, (Al-Qasas: 11)

Rencana Allah sangat lembut. Tak bisa ditangkap oleh nalar manusia. Tiba-tiba, bayi Musa tidak mau menyusu kepada siapapun. Bukankah ini sangat janggal? Begitulah kehendak-Nya yang hanya berfirman, "Kun fayakun." Dalam kondisinya ini, kakak perempuan bayi Musa memberikan solusinya. Yaitu, agar sang bayi menyusui pada seseorang. 

dan Kami mencegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyususi(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudaranya Musa), "Maukah aku menunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya dan mereka dapat berlaku baik padanya?" (Al-Qasas: 12)

Seseorang itu ternyata Ibundanya bayi Musa itu sendiri. Itulah kebenaran janji Allah. Mana mungkin dibuang untuk kembali? Padahal sang bundanya tak melakukan apa pun agar bayinya kembali? Sang bayi datang sendiri tanpa rekayasanya. Tetapi, mengikuti rekayasa Allah. 

Maka kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hati dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. (Al-Qasas: 13)

Mengapa Kisah di Al-Qur'an Hanya Untuk yang Beriman? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Kisah para nabi dan rasul, dikisahkan oleh ...


Mengapa Kisah di Al-Qur'an Hanya Untuk yang Beriman?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Kisah para nabi dan rasul, dikisahkan oleh Allah hanya untuk yang beriman. Mengapa khusus bagi yang beriman? Bagi yang tak beriman, dianggap dongeng dan legenda. Semuanya bualan, mimpi, khayalan dan tak mungkin terjadi. Yang menggunakan logika, akal, dan pengalaman, tak akan mempercayainya. 

Kisah para nabi dan rasul sangat mencengangkan dan menakjubkan. Banyak yang di luar nalar dan jangkauan. Namun, bagi yang beriman, semuanya nyata, jelas dan pasti terjadi dalam waktu singkat.

Allah membuka kisah Nabi Musa dengan latarbelakang situasi dan kondisi yang sangat kontradiktif. Istana yang sewenang-wenang dan pembuat kerusakan, melawan kaum minoritas yang tertindas, terpecah belah, dan tak memiliki kekuatan sedikit pun. Namun apa janji Allah bagi yang tertindas?

"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)," (Al-Qasas: 5)

"dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya apa yang selalu mereka takutkan dari mereka." ( Al-Qasas: 6)

Bagaimana proses pertumbuhan kaum minoritas yang tertindas, terpecah belah dan tidak memiliki kekuatan menjadi kekuatan yang menghancurkan Firaun, Haman dan bala tentaranya yang sangat kuat? Bagaimana kekuatan yang zalim tiba-tiba diliputi kepungan ketakutan yang luar biasa?

Di saat kontradiktif ini. Allah justru menampilkan adegan seorang ibu yang sedang ketakutan dipinggir sungai. Yang sedang menyusui lalu menghanyutkan sang bayi ke sungai Nil. Bagaimana situasi ini kelak menghancurkan kezaliman dan kerusakan Firaun sang "tuhan" Mesir? 

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, "Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul." (Al-Qasas: 7)

Solusi ragam fenomena kontradiktif ini dibutuhkan keimanan. Liku-liku perjalanannya dibutuhkan keimanan. Sebab, iman melahirkan para pemimpin yang berkarakter pahlawan. 

Masih Ada Ilham Oleh: Nasrulloh Baksolahar Wahyu itu untuk para Nabi dan Rasul. Wahyu itu sudah terputus dengan wafatnya Rasulul...

Masih Ada Ilham

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Wahyu itu untuk para Nabi dan Rasul. Wahyu itu sudah terputus dengan wafatnya Rasulullah saw. Itulah yang disedihkan oleh para Sahabat. Indahnya, wahyu itu solusi dan bimbingan hidup untuk setiap zaman dan generasi.

Manusia sering menghadapi persoalan hidup yang spesifik dan khas. Harus dipecahkan dengan langkah strategis dan taktis yang sangat spesial, namun tetap berpegang teguh pada yang prinsip yaitu wahyu. Bagaimana jalan keluarnya?

Allah selalu menyediakan samudera ilham kepada manusia. Allah selalu menganugerahkan limpahan karamah yang tak terduga. Apa syaratnya? Bila berpegang teguh pada yang prinsip yaitu wahyu dan sunnah.

Ilham mendatangi hati yang bersih. Hati yang tak ditipu dan disibukan oleh hawa nafsu. Hati yang selalu tersambung dengan Allah. Hati yang ingin bersama dengan Allah. Hati yang selaras dengan kecenderungan fitrahnya. 

Hati yang memiliki sambung rasa dengan malaikat, wahyu, sunah dan alam semesta. Hati yang memiliki kasih sayang kepada seluruh makhluk-Nya, termasuk kepada semut, ulat dan cacing. Hati seperti inilah yang menjadi wadah ilham-ilham dari Allah.

Seperti 3 perempuan di era kelahiran bayi Musa yang dianugerahkan ilham. Bagaimana rencana dan eksekusi para pemikir, pejabat dan raja Mesir, bisa dipatahkan oleh 3 wanita yang tidak pernah tercatat dalam sejarah tentang kehebatan kecerdasan dan strateginya? 

Bagaimana cara-cara sederhana mampu menghancurleburkan rencana, strategi dan implementasi yang sempurna? Yang didukung oleh sumberdaya tak terhingga? Tak perlu menjadi yang tercerdas dan terkuat untuk melampaui semuanya. Cukup, menundukkan hati pada wahyu dan sunnah nabi untuk sebuah kebrilianan yang mencengangkan.

3 Perempuan yang Mengagalkan Pembunuhan Bayi Musa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Firaun, para pejabat istana dan prajuritnya, membua...

3 Perempuan yang Mengagalkan Pembunuhan Bayi Musa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Firaun, para pejabat istana dan prajuritnya, membuat rencana agar kekuasaan Firaun tetap kokoh. Mereka bermaksud hendak membunuh seluruh bayi-bayi laki-laki yang baru lahir. Semua kekuatan yang masih bayi harus dihancurkan. Berhasilkah?

Para ahli intelejen menyebar untuk mengumpulkan data. Para tokoh masyarakat dikerahkan untuk mendeteksi bayi di setiap rumah. Para prajurit bergerak untuk mengekseksui pembunuhah bayi-bayi laki-laki yang baru lahir. Sukseskah?

Ternyata semua rencana ini gagal. Penyebabnya, Allah mengilhamkan kepada 3 sosok perempuan untuk menyelamatkan bayi Musa. Siapa saja? Ibunda Musa, saudara perempuan Musa dan istrinya Firaun.

Bagaimana peran mereka? Semuanya dijelaskan dalam surat Al-Qasas ayat 7-13. Liku-liku dan peran mereka dijelaskan:

1. Allah mengilhamkan ibu Musa untuk menghanyutkan ke sungai

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul." (Al-Qasas: 7)

2. Allah mengilhamkan keluarga Firaun untuk memungut bayi dari sungai

Maka dia dipungut oleh keluarga Fir'aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang berdosa. (Al-Qasas: 8)

3. Allah menggerakkan hati istri Fir'aun agar mengambil bayi Musa sebagai anak

Dan istri Fir'aun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati yang memenuhi dan bagimu. Janganlah engkau membunuh, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita ambil dia menjadi anak," sedang mereka tidak menyadarinya. (Al-Qasas: 9)

4. Allah meneguhkan hati ibu Musa untuk tidak membongkar jati diri bayi Musa

Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia tentang Musa), seandainya Kami tidak teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah). (Al-Qasas: 10)

5. Saudara perempuan Musa memantau secara cermat keberadaan bayi Musa

Dan dia (ibunya Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, "Ikutilah dia (Musa)." Maka dia melihat (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak menyadarinya, (Al-Qasas: 11)

6. Allah mencegah perempuan lain untuk menyusui bayi Musa

dan Kami mencegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyususi(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudaranya Musa), "Maukah aku menunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya dan mereka dapat berlaku baik padanya?" (Al-Qasas: 12)

7. Allah mengembalikan bayi Musa kepada ibunya 
Maka kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hati dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. (Al-Qasas: 13)

Sangat mudah bagi Allah untuk menyelamatkan bayi Musa. Tidak dengan manusia yang kuat dan perkasa. Tidak dengan pasukan yang besar. Cukup mengilhamkan kepada perempuan yang tak diperhitungkan oleh siapapun. 

Khusyu Shalat dan Kisah Nabi Adam Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apa yang paling dibenci oleh Iblis? Ada kisah, Iblis mau bertaubat....

Khusyu Shalat dan Kisah Nabi Adam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Apa yang paling dibenci oleh Iblis? Ada kisah, Iblis mau bertaubat. Namun, syaratnya harus bersujud di kuburan Nabi Adam. Iblis berkata bahwa di saat hidupnya Nabi Adam saja tidak mau bersujud, apalagi bila sudah wafat?

Bersujud, itulah yang dibenci oleh Iblis. Wajar saja, bila shalat itu sulit dan malas dikerjakan karena banyak bersujudnya. Bukankah hanya bersujud yang diulang-ulang dalam shalat?

Wajar saja bila khusyu itu sangat sulit bahkan ilmu pertama yang dicabut di muka bumi, karena Iblis akan menurunkan golongannya yang terbaik untuk memberdayakan dan mengalihkan dari kekhusyuan.

Bila masih terfokus pada selain Allah di saat shalat, perhatikan Iblis dalam kisah Nabi Adam! Bukankah, seluruh permintaannya dipenuhi? Bukankah seluruh upayanya sudah dilakukan? Apakah jerih payah yang maksimal membuahkan hasil untuk menyesatkan seluruh manusia?

Iblis hanya bisa menjerumuskan manusia yang tidak dilindungi oleh Allah? Bukankah sia-sia saja penangguhan waktu dan ikhtiarnya?

Saat shalat, fokuslah menghadirkan Allah. Sebab, semua yang terjadi dalam genggaman Allah. Semua urusan kembali pada Allah. Allah cukup mengatakan, "Kun fayakun." saja untuk merealisasikan semua keinginan manusia. Mengapa masih memikirkan sesuatu saat shalat?

Ikhtiar manusia hanya berhasil bila dikehendaki-Nya. Jerih payah manusia tak berguna tanpa ijin-Nya. Jadi cukuplah ada Allah di hati di saat shalat. Sebab semua yang di alam semesta dan ikhtar manusia tak berguna dan bermanfaat sedikit pun. Belajarlah pada kegagalan iblis dalam kisah Nabi Adam yang ingin menjerumuskan seluruh manusia.

Mengapa Manusia Tak Berdaya? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Iblis berkata kepada Allah, bila dia diberi waktu hingga hari kiamat mak...

Mengapa Manusia Tak Berdaya?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Iblis berkata kepada Allah, bila dia diberi waktu hingga hari kiamat maka dia bisa menyesatkan manusia, kecuali sedikit saja yang selamat. Mengapa bisa? Dimana letak kelemahan manusia?

Allah menjelaskan bahwa yang bisa disesatkan adalah mereka yang menjadikan Iblis sebagai teman dan pemimpin. Dalam kondisi ini, manusia hanya bola yang bisa dipermainkan. Bisa ditendang ke arah mana pun.

Perhatian awal keruntuhan sebuah negara dan bangsa! Di awali dari menuhankan hawa nafsu. Memperebutkan kekuasaan dan kedudukan. Setelah itu, menimbun kekayaan dan kikir. Awal, kezaliman di mulai dari sini.

Kehancuran bani Ummayah dan Abbasiyah disebabkan karena kekuasaan tidak untuk mengimplementasikan peran kekhalifahan. Bukan untuk menegakkan yang diperintahkan Allah.  Bukan untuk meredam yang dilarang Allah. Bila peran khalifah Allah digantikan dengan hawa nafsu, maka hancurlah semua kekuatan.

Bila jihad telah ditanggalkan. Bila mujahadah diri telah diabaikan. Maka, Allah cabut semua jalan keluar dan solusi. Allah cabut semua jalan-jalan kemudahan dan yang tak terduga. Tak ada lagi pertolongan dan pemeliharaan Allah.

Allah menyisakan pohon khuldi yang dilarang bagi Nabi Adam, agar jiwa jihad terhadap hawa nafsu terus terjaga. Agar kewaspadaan dan kehati-hatian terus tertanam. Bila interaksi manusia hanya pada keinginan yang dituruti tanpa batas, maka jiwanya justru menjadi lemah. Bukankah tubuh yang sakit karena kebanyakan makan?

Manusia tak lagi menjadi manusia. Manusia menjadi budak. Manusia menjadi lebih rendah dari hewan ternak. Hidupnya dalam permainan hawa nafsu dan tipu daya iblis. Itulah sebab semua ketidakberdayaan manusia. Itulah sebab, kehancuran negara dan bangsa. 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (174) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)