basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Al-Qur'an

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Al-Qur'an. Tampilkan semua postingan

Karakter Surat-Surat dalam Al-Qur'an  Mereka yang hidup dalam naungan Al-Qur'an dapat mengetahui bahwa setiap surat Al-Q...

Karakter Surat-Surat dalam Al-Qur'an 


Mereka yang hidup dalam naungan Al-Qur'an dapat mengetahui bahwa setiap surat Al-Qur'an memiliki kepribadian tersendiri.

Kepribadian yang memiliki ruh dan hatinya hidup bersama, sebagaimana ia hidup bersama ruh yang hidup dengan keistimewaan bentuk, sifat dan nafasnya.

Dan, surat itu memiliki tema sentral atau beberapa tema sentral yang digiring kepada titik pusat yang khusus.

Ia juga memiliki nuansa khusus yang membayangi semua temanya, dan rangkaian paparannya meliputi tema-tema itu dari segi tertentu, sehingga tampaklah keserasiannya dengan tema ini.

Dan, ia juga mempunyai irama musikal tertentu. Apabila terjadi perubahan irama di tengah-tengah pemaparannya, maka perubahan itu hanyalah karena menyesuaikan dengan tema-tema khususnya.

Demikianlah karakter umum semua surat Al-Qur'an, dan tidaklah menyimpang dari kaidah ini.

Sumber:
Sayid Qutb, Fizilalil Al-Qur'an, GIP

Makanan Ahli Neraka, Bagaimana Pengaruh ke Perutnya? Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  اِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّوْمِۙ Sesu...

Makanan Ahli Neraka, Bagaimana Pengaruh ke Perutnya?


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


اِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّوْمِۙ

Sesungguhnya pohon zaqum itu
(Ad-Dukhān [44]:43)

طَعَامُ الْاَثِيْمِ ۛ

adalah makanan orang yang bergelimang dosa.
(Ad-Dukhān [44]:44)

كَالْمُهْلِ ۛ يَغْلِيْ فِى الْبُطُوْنِۙ

(Zaqum itu) seperti cairan tembaga yang mendidih di dalam perut,
(Ad-Dukhān [44]:45)

كَغَلْيِ الْحَمِيْمِ ۗ

seperti mendidihnya air yang sangat panas.
(Ad-Dukhān [44]:46)


خُذُوْهُ فَاعْتِلُوْهُ اِلٰى سَوَاۤءِ الْجَحِيْمِۙ

Peganglah dia (wahai malaikat Zabaniyah), kemudian seretlah sampai ke tengah-tengah (neraka) Jahim.
(Ad-Dukhān [44]:47)


ثُمَّ صُبُّوْا فَوْقَ رَأْسِهٖ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيْمِۗ

Kemudian, tuangkanlah di atas kepalanya azab berupa air yang sangat panas.
(Ad-Dukhān [44]:48)


ذُقْۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْكَرِيْمُ

(Dikatakan kepadanya,) “Rasakanlah! Sesungguhnya engkau (dalam kehidupan dunia) benar-benar (merasa sebagai orang) yang perkasa lagi mulia.
(Ad-Dukhān [44]:49)

اِنَّ هٰذَا مَا كُنْتُمْ بِهٖ تَمْتَرُوْنَ

Sesungguhnya (azab) ini adalah sesuatu yang selalu kamu ragukan.”
(Ad-Dukhān [44]:50)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Segala Urusan Telah Dijelaskan, Segala Pertanyaan Ada Jawabannya  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  حٰمۤ  ۚ Ḥā Mīm. (Ad-...

Segala Urusan Telah Dijelaskan, Segala Pertanyaan Ada Jawabannya 


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


حٰمۤ  ۚ

Ḥā Mīm.
(Ad-Dukhān [44]:1)



وَالْكِتٰبِ الْمُبِيْنِۙ

Demi Kitab (Al-Qur’an) yang jelas.
(Ad-Dukhān [44]:2)


اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ

Sesungguhnya Kami (mulai) menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar).681) Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.
(Ad-Dukhān [44]:3)



فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ

Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.682)
(Ad-Dukhān [44]:4)


اَمْرًا مِّنْ عِنْدِنَاۗ اِنَّا كُنَّا مُرْسِلِيْنَۖ

(Hal itu merupakan) urusan (yang besar) dari sisi Kami. Sesungguhnya Kamilah yang mengutus (para rasul)
(Ad-Dukhān [44]:5)


رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُۗ

sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,
(Ad-Dukhān [44]:6)

رَبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَاۘ اِنْ كُنْتُمْ مُّوْقِنِيْنَ

yaitu Tuhan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya jika kamu orang-orang yang yakin.
(Ad-Dukhān [44]:7)


لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۗرَبُّكُمْ وَرَبُّ اٰبَاۤىِٕكُمُ الْاَوَّلِيْنَ

Tidak ada tuhan selain Dia (yang) menghidupkan dan mematikan. (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu terdahulu.
(Ad-Dukhān [44]:8)


Mengapa Allah Menciptakan Laut? Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  ۞ اَللّٰهُ الَّذِيْ سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِي...

Mengapa Allah Menciptakan Laut?


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


۞ اَللّٰهُ الَّذِيْ سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ فِيْهِ بِاَمْرِهٖ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَۚ

Allahlah yang telah menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, agar kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.
(Al-Jāṡiyah [45]:12)


وَسَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا مِّنْهُ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Dia telah menundukkan (pula) untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
(Al-Jāṡiyah [45]:13)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Dimana Tanda-tanda Kebesaran Allah swt Berada? Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  حٰمۤ  ۚ Ḥā Mīm. (Al-Jāṡiyah [45]:1) تَن...

Dimana Tanda-tanda Kebesaran Allah swt Berada?



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


حٰمۤ  ۚ

Ḥā Mīm.
(Al-Jāṡiyah [45]:1)


تَنْزِيْلُ الْكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ

Diturunkannya Kitab (Al-Qur’an) ini (berasal) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Al-Jāṡiyah [45]:2)

اِنَّ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۗ

Sesungguhnya di langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang mukmin.
(Al-Jāṡiyah [45]:3)

وَفِيْ خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَاۤبَّةٍ اٰيٰتٌ لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَۙ

Pada penciptaan kamu dan makhluk bergerak yang ditebarkan-Nya terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang meyakini.
(Al-Jāṡiyah [45]:4)


وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ رِّزْقٍ فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيْفِ الرِّيٰحِ اٰيٰتٌ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ

(Pada) pergantian malam dan siang serta rezeki yang diturunkan Allah dari langit, lalu dihidupsuburkannya bumi (dengan air hujan) sesudah matinya, dan pada perkisaran angin terdapat (pula) tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti.
(Al-Jāṡiyah [45]:5)

تِلْكَ اٰيٰتُ اللّٰهِ نَتْلُوْهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّۚ فَبِاَيِّ حَدِيْثٍۢ بَعْدَ اللّٰهِ وَاٰيٰتِهٖ يُؤْمِنُوْنَ

Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepadamu dengan benar. Maka, pada perkataan mana lagi mereka akan beriman setelah Allah dan ayat-ayat-Nya?
(Al-Jāṡiyah [45]:6)

Jin yang Menolak Seruan Rasulullah saw  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَاِذْ صَرَفْنَآ اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِ...

Jin yang Menolak Seruan Rasulullah saw 



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَاِذْ صَرَفْنَآ اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْاٰنَۚ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْٓا اَنْصِتُوْاۚ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا اِلٰى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ

(Ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Nabi Muhammad) sekelompok jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an. Ketika menghadirinya, mereka berkata, “Diamlah!” Ketika (bacaannya) selesai, mereka kembali kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan.
(Al-Aḥqāf [46]:29)


قَالُوْا يٰقَوْمَنَآ اِنَّا سَمِعْنَا كِتٰبًا اُنْزِلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰى مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِيْٓ اِلَى الْحَقِّ وَاِلٰى طَرِيْقٍ مُّسْتَقِيْمٍ

Mereka berkata, “Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan setelah Musa sebagai pembenar (kitab-kitab) yang datang sebelumnya yang menunjukkan pada kebenaran dan yang (membimbing) ke jalan yang lurus.
(Al-Aḥqāf [46]:30)


يٰقَوْمَنَآ اَجِيْبُوْا دَاعِيَ اللّٰهِ وَاٰمِنُوْا بِهٖ يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ

Wahai kaum kami, penuhilah (seruan Nabi Muhammad) yang mengajak pada (agama) Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menyelamatkanmu dari azab yang pedih.
(Al-Aḥqāf [46]:31)


وَمَنْ لَّا يُجِبْ دَاعِيَ اللّٰهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِى الْاَرْضِ وَلَيْسَ لَهٗ مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءُ ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Siapa yang tidak memenuhi (seruan Nabi Muhammad) yang mengajak pada (agama) Allah tidak kuasa (melepaskan diri dari siksa Allah) di bumi dan tidak ada para pelindung baginya selain Allah. Mereka itu berada dalam kesesatan yang nyata.”
(Al-Aḥqāf [46]:32)




Cara Allah Menata Alam Semesta Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah menciptakan langit dan bumi. Berapa jumlah makhluk-Nya di bumi? ...

Cara Allah Menata Alam Semesta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Allah menciptakan langit dan bumi. Berapa jumlah makhluk-Nya di bumi? Berapa jumlah makhluk-Nya di langit? Menghitung galaksi yang sangat besarnya saja tidak bisa, bagaimana menghitung debu dn butiran pasir?

Bagaimana Allah swt mensinergikan seluruh makhluk-Nya yang tak terhingga? Yang jumlah dan jenisnya hanya Allah swt yang tahu? Yang memiliki sifat,  bentuk, dan kedudukan yang berbeda dan tak terhingga jumlahnya?

Bagaimana menghubungkan satu makhluk-Nya dengan makhluk-Nya yang lain, tanpa berbenturan? Bagaimana Allah swt memadukan seluruhnya menjadi serasi dan indah?

Apakah Allah swt hanya menyebutkan "Kun Fayakun" saja? Hanya Allah swt yang tahu? Ternyata Allah swt menginformasikan ilmu-Nya kepada manusia agar manusia bisa mengelola bumi ini. 

Ternyata sangat mudah bagi Allah swt, hanya cukup menjelaskan dua kalimat saja. Yaitu, Allah menciptakan semua makhluk-Nya di langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan dalam waktu yang telah ditetapkan. 

مَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَمَّآ اُنْذِرُوْا مُعْرِضُوْنَ

Kami tidak menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, kecuali dengan hak dan dalam waktu yang ditentukan. Namun demikian, orang-orang yang kufur berpaling dari peringatan yang diberikan kepada mereka.
(Al-Aḥqāf [46]:3)

Setiap makhluk-Nya memiliki tujuan yang benar. Setiap makhluk-Nya disatukan dalam tujuan yang benar. Setiap ragam jenis perbedaan di satukan dalam tujuan yang benar. Tujuan yang benar menyatukan perbedaan dan saling menopang.  Banyaknya jumlah dan perbedaan tidak menjadi persoalan bila jumlahnya benar. Apakah cukup?

Mensinergikan tidak hanya membutuhkan tujuan yang benar, tetapi juga membutuhkan waktu dan ukuran yang telah ditetapkan. Berapa lama planet berputar? Berapa kedalaman tanah di bumi? Berapa jauh antara bumi dan matahari?

Semua yang kompleks dan rumit, ternyata menjadi sangat sederhana dan mudah bila menggunakan ilmu Allah swt. Inilah dasar ilmu leadership dan manajemen dari kacamata manusia.

Mempelajari Sejarah dan Arkeologi Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ...

Mempelajari Sejarah dan Arkeologi



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ

Tidaklah datang kepada mereka satu ayat pun dari ayat-ayat Tuhan mereka, kecuali mereka (pasti) berpaling darinya.
(Al-An‘ām [6]:4)

 


فَقَدْ كَذَّبُوْا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْۗ فَسَوْفَ يَأْتِيْهِمْ اَنْۢبـٰۤؤُا مَا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ

Sungguh, mereka telah mendustakan kebenaran (Al-Qur’an) ketika sampai kepada mereka. Maka, kelak akan sampai kepada mereka berita-berita (tentang kebenaran) sesuatu yang selalu mereka perolok-olokkan.
(Al-An‘ām [6]:5)



اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَّكُمْ وَاَرْسَلْنَا السَّمَاۤءَ عَلَيْهِمْ مِّدْرَارًا ۖوَّجَعَلْنَا الْاَنْهٰرَ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَنْشَأْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا اٰخَرِيْنَ

Tidakkah mereka perhatikan betapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan? (Yaitu) generasi yang telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yang belum pernah Kami lakukan kepada kamu; dan Kami curahkan air hujan yang lebat, Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka; lalu Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka, selanjutnya Kami munculkan sesudah mereka generasi lain.
(Al-An‘ām [6]:6)



وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتٰبًا فِيْ قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوْهُ بِاَيْدِيْهِمْ لَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ

Seandainya Kami turunkan kepadamu (Nabi Muhammad) kitab (berupa tulisan) pada kertas sehingga mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, pastilah orang-orang kafir itu mengatakan, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”
(Al-An‘ām [6]:7)



وَقَالُوْا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ ۗوَلَوْ اَنْزَلْنَا مَلَكًا لَّقُضِيَ الْاَمْرُ ثُمَّ لَا يُنْظَرُوْنَ

Mereka berkata, “Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya (Nabi Muhammad)?” Andaikata Kami turunkan malaikat, niscaya selesailah urusan (mereka dibinasakan karena pengingkaran) kemudian mereka tidak lagi ditangguhkan (sedikit pun untuk bertobat).
(Al-An‘ām [6]:8)



وَلَوْ جَعَلْنٰهُ مَلَكًا لَّجَعَلْنٰهُ رَجُلًا وَّلَلَبَسْنَا عَلَيْهِمْ مَّا يَلْبِسُوْنَ

Seandainya Kami jadikan dia (rasul) itu (dari) malaikat, tentu Kami jadikan dia (berwujud) laki-laki, dan pasti Kami buat mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu.238)
(Al-An‘ām [6]:9)



وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِيْنَ سَخِرُوْا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ

Sungguh, rasul-rasul sebelum engkau (Nabi Muhammad) benar-benar telah diperolok-olokkan, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemooh mereka (rasul-rasul) apa (azab) yang selalu mereka perolok-olokkan.
(Al-An‘ām [6]:10)



قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.”
(Al-An‘ām [6]:11)

Malaikat pun Tak Bisa, Apalagi Manusia? Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  اَمْ لِلْاِنْسَانِ مَا تَمَنّٰىۖ Apakah manusi...

Malaikat pun Tak Bisa, Apalagi Manusia?


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


اَمْ لِلْاِنْسَانِ مَا تَمَنّٰىۖ

Apakah manusia akan mendapat segala yang diinginkannya?
(An-Najm [53]:24)
 


فَلِلّٰهِ الْاٰخِرَةُ وَالْاُوْلٰى ࣖ

(Tidak!) Milik Allahlah kehidupan akhirat dan dunia.
(An-Najm [53]:25)

 


۞ وَكَمْ مِّنْ مَّلَكٍ فِى السَّمٰوٰتِ لَا تُغْنِيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ اَنْ يَّأْذَنَ اللّٰهُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَرْضٰى

Betapa banyak malaikat di langit yang syafaat (pertolongan) mereka sedikit pun tidak berguna, kecuali apabila Allah telah mengizinkan(-nya untuk diberikan) kepada siapa yang Dia kehendaki dan ridai.
(An-Najm [53]:26)



Mengugat Sesembahan Selain Allah  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  تَنْزِيْلُ الْكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَك...

Mengugat Sesembahan Selain Allah 



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


تَنْزِيْلُ الْكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ

Diturunkannya Kitab (Al-Qur’an) ini (berasal) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Al-Aḥqāf [46]:2)


تَنْزِيْلُ الْكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ

Diturunkannya Kitab (Al-Qur’an) ini (berasal) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Al-Aḥqāf [46]:2)


مَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَمَّآ اُنْذِرُوْا مُعْرِضُوْنَ

Kami tidak menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, kecuali dengan hak dan dalam waktu yang ditentukan. 

Namun demikian, orang-orang yang kufur berpaling dari peringatan yang diberikan kepada mereka.
(Al-Aḥqāf [46]:3)


قُلْ اَرَءَيْتُمْ مَّا تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَرُوْنِيْ مَاذَا خَلَقُوْا مِنَ الْاَرْضِ اَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِى السَّمٰوٰتِ ۖائْتُوْنِيْ بِكِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ هٰذَآ اَوْ اَثٰرَةٍ مِّنْ عِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah!

Perlihatkanlah kepadaku (bagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan

ataukah mereka memiliki peran serta dalam (penciptaan) langit!

Datangkanlah kepadaku kitab yang sebelum ini (Al-Qur’an)

atau peninggalan dari pengetahuan (generasi terdahulu)

jika kamu adalah orang-orang benar.”
(Al-Aḥqāf [46]:4)


وَمَنْ اَضَلُّ مِمَّنْ يَّدْعُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَنْ لَّا يَسْتَجِيْبُ لَهٗٓ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَاۤىِٕهِمْ غٰفِلُوْنَ

Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah selain Allah (sembahan) 

yang tidak dapat mengabulkan (doa)-nya sampai hari Kiamat

dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka?
(Al-Aḥqāf [46]:5)


وَاِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوْا لَهُمْ اَعْدَاۤءً وَّكَانُوْا بِعِبَادَتِهِمْ كٰفِرِيْنَ

Apabila manusia dikumpulkan (pada hari Kiamat),

mereka (sesembahan) itu menjadi musuh-musuh mereka

dan mereka mengingkari pemujaan-pemujaan yang dahulu mereka lakukan kepadanya.
(Al-Aḥqāf [46]:6)

Sikap Menghadapi Pertempuran Dengan Orang Kafir  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِن...

Sikap Menghadapi Pertempuran Dengan Orang Kafir 


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تُطِيْعُوا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يَرُدُّوْكُمْ عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menaati orang-orang yang kufur, niscaya mereka akan mengembalikan kamu ke belakang (murtad). 

Akibatnya, kamu akan kembali dalam keadaan merugi.
(Āli ‘Imrān [3]:149)
 


بَلِ اللّٰهُ مَوْلٰىكُمْ ۚ وَهُوَ خَيْرُ النّٰصِرِيْنَ

Namun, (hanya) Allahlah pelindungmu dan Dia penolong yang terbaik.
(Āli ‘Imrān [3]:150)



سَنُلْقِيْ فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَٓا اَشْرَكُوْا بِاللّٰهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهٖ سُلْطٰنًا ۚ وَمَأْوٰىهُمُ النَّارُ ۗ وَبِئْسَ مَثْوَى الظّٰلِمِيْنَ

Kami akan memasukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang yang kufur karena mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan keterangan tentangnya. 

Tempat kembali mereka adalah neraka. (Itulah) seburuk-buruk tempat tinggal (bagi) orang-orang zalim.
(Āli ‘Imrān [3]:151)

 


وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللّٰهُ وَعْدَهٗٓ اِذْ تَحُسُّوْنَهُمْ بِاِذْنِهٖ ۚ حَتّٰىٓ اِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِى الْاَمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَآ اَرٰىكُمْ مَّا تُحِبُّوْنَ ۗ مِنْكُمْ مَّنْ يُّرِيْدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرِيْدُ الْاٰخِرَةَ ۚ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ ۚ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ ۗ وَاللّٰهُ ذُوْ فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ

Sungguh, Allah benar-benar telah memenuhi janji-Nya kepadamu ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu (dalam keadaan) lemah, berselisih dalam urusan itu, dan mengabaikan (perintah Rasul) setelah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai.

Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada (pula) orang yang menghendaki akhirat.

Kemudian, Allah memalingkan kamu dari mereka untuk mengujimu. 

Sungguh, Dia benar-benar telah memaafkan kamu.

Allah mempunyai karunia (yang diberikan) kepada orang-orang mukmin.
(Āli ‘Imrān [3]:152)



۞ اِذْ تُصْعِدُوْنَ وَلَا تَلْوٗنَ عَلٰٓى اَحَدٍ وَّالرَّسُوْلُ يَدْعُوْكُمْ فِيْٓ اُخْرٰىكُمْ فَاَثَابَكُمْ غَمًّا ۢبِغَمٍّ لِّكَيْلَا تَحْزَنُوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا مَآ اَصَابَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada siapa pun, sedangkan Rasul (Muhammad) memanggilmu dari belakang.

Oleh karena itu, Allah menimpakan kepadamu kesedihan demi kesedihan agar kamu tidak bersedih hati (lagi) terhadap apa yang luput dari kamu dan terhadap apa yang menimpamu. 

Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
(Āli ‘Imrān [3]:153)


ثُمَّ اَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ الْغَمِّ اَمَنَةً نُّعَاسًا يَّغْشٰى طَۤاىِٕفَةً مِّنْكُمْ ۙ وَطَۤاىِٕفَةٌ قَدْ اَهَمَّتْهُمْ اَنْفُسُهُمْ يَظُنُّوْنَ بِاللّٰهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ ۗ يَقُوْلُوْنَ هَلْ لَّنَا مِنَ الْاَمْرِ مِنْ شَيْءٍ ۗ قُلْ اِنَّ الْاَمْرَ كُلَّهٗ لِلّٰهِ ۗ  يُخْفُوْنَ فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ مَّا لَا يُبْدُوْنَ لَكَ ۗ يَقُوْلُوْنَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْاَمْرِ شَيْءٌ مَّا قُتِلْنَا هٰهُنَا ۗ قُلْ لَّوْ كُنْتُمْ فِيْ بُيُوْتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِيْنَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ اِلٰى مَضَاجِعِهِمْ ۚ وَلِيَبْتَلِيَ اللّٰهُ مَا فِيْ صُدُوْرِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِيْ قُلُوْبِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ

Setelah kamu ditimpa kesedihan, kemudian Dia menurunkan rasa aman kepadamu (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari kamu, sedangkan segolongan lagi telah mencemaskan diri mereka sendiri. 

Mereka berprasangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah.

Mereka berkata, “Adakah sesuatu yang dapat kita perbuat dalam urusan ini?”

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya segala urusan itu di tangan Allah.”

Mereka menyembunyikan dalam hatinya apa yang tidak mereka terangkan kepadamu.

Mereka berkata, “Seandainya ada sesuatu yang dapat kami perbuat dalam urusan ini, niscaya kami tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.” 

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Seandainya kamu ada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditetapkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.”

Allah (berbuat demikian) untuk menguji yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan yang ada dalam hatimu.

Allah Maha Mengetahui segala isi hati.
(Āli ‘Imrān [3]:154)

Pergiliran Peradaban Bagi Mukminin  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌۙ فَسِيْرُوْا فِ...

Pergiliran Peradaban Bagi Mukminin 



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌۙ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ

Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah (Allah). Oleh karena itu, berjalanlah di (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan para pendusta (rasul-rasul).
(Āli ‘Imrān [3]:137)


هٰذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَّمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِيْنَ

Inilah (Al-Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, petunjuk, dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
(Āli ‘Imrān [3]:138)


وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.
(Āli ‘Imrān [3]:139)


اِنْ يَّمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهٗ ۗوَتِلْكَ الْاَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِۚ وَلِيَعْلَمَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاۤءَ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَۙ

Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan Allah mengetahui orang-orang beriman (yang sejati) dan sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang zalim.
(Āli ‘Imrān [3]:140)



وَلِيُمَحِّصَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَيَمْحَقَ الْكٰفِرِيْنَ

(Pergiliran tersebut juga) agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang kafir.
(Āli ‘Imrān [3]:141)


اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصّٰبِرِيْنَ

Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad121) di antara kamu dan belum nyata pula orang-orang yang sabar.
(Āli ‘Imrān [3]:142)


وَلَقَدْ كُنْتُمْ تَمَنَّوْنَ الْمَوْتَ مِنْ قَبْلِ اَنْ تَلْقَوْهُۖ فَقَدْ رَاَيْتُمُوْهُ وَاَنْتُمْ تَنْظُرُوْنَ ࣖ

Sungguh, kamu benar-benar mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya (peperangan). Maka, (sekarang) kamu sungguh telah melihat (peperangan itu) dan menyaksikan (kematian).
(Āli ‘Imrān [3]:143)



وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ  قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۗ اَفَا۟ىِٕنْ مَّاتَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْ ۗوَمَنْ يَّنْقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَّضُرَّ اللّٰهَ شَيْـًٔا  ۗوَسَيَجْزِى اللّٰهُ الشّٰكِرِيْنَ

(Nabi) Muhammad hanyalah seorang rasul. Sebelumnya telah berlalu beberapa rasul.122) Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
(Āli ‘Imrān [3]:144)


وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ اَنْ تَمُوْتَ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ كِتٰبًا مُّؤَجَّلًا ۗ وَمَنْ يُّرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَاۚ وَمَنْ يُّرِدْ ثَوَابَ الْاٰخِرَةِ نُؤْتِهٖ مِنْهَا ۗ وَسَنَجْزِى الشّٰكِرِيْنَ

Setiap yang bernyawa tidak akan mati, kecuali dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Siapa yang menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu dan siapa yang menghendaki pahala akhirat, niscaya Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu. Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
(Āli ‘Imrān [3]:145)




وَكَاَيِّنْ مِّنْ نَّبِيٍّ قٰتَلَۙ مَعَهٗ رِبِّيُّوْنَ كَثِيْرٌۚ فَمَا وَهَنُوْا لِمَآ اَصَابَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَمَا ضَعُفُوْا وَمَا اسْتَكَانُوْا ۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ

Betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(-nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat, dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah mencintai orang-orang yang sabar.
(Āli ‘Imrān [3]:146)



وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ اِلَّآ اَنْ قَالُوْا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَاِسْرَافَنَا فِيْٓ اَمْرِنَا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

Tidak lain ucapan mereka kecuali doa, “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami,123) tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”
(Āli ‘Imrān [3]:147)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


فَاٰتٰىهُمُ اللّٰهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْاٰخِرَةِ ۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ ࣖ

Maka, Allah menganugerahi mereka balasan (di) dunia124) dan pahala yang baik (di) akhirat. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.
(Āli ‘Imrān [3]:148)


Prinsi Dasar Membelanjakan Harta Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dalam Al-Qur'an, ayat tentang memperoleh harta lebih sedikit dar...

Prinsi Dasar Membelanjakan Harta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dalam Al-Qur'an, ayat tentang memperoleh harta lebih sedikit daripada ayat membelanjakan harta. Memperoleh harta dirangkum dengan halal, baik dan maruf. Dirangkum dengan bahwa Allah yang melapangkan dan menyempitkan. Allah memberikan tanpa batas.

Memberikan kekayaan adalah hak Allah. Setelah Allah memberikan kepada manusia, bagaimana manusia mengelolanya? Inilah persoalan dan tantangan besar bagi manusia. Inilah penyebab, mengapa ayat tentang membelanjakan harta lebih banyak daripada ayat memperoleh harta.

Membelanjakan harta yang benar dimulai dari cara memperolehnya. Bila  cara memperolehnya tidak benar maka membelanjakannya pasti tidak benar pula. Bila memperolehnya benar, belum tentu membelanjakannya benar pula. Tetap harus memahami rambu-rambu dalam membelanjakan harta.

Membelanjakan harta tidak boleh boros, mubazir dan melampaui batas, namun tidak boleh kikir pula. Rasulullah saw memberikan rambu alokasinya, sepertiga untuk konsumsi, sepertiga untuk investasi dan sepertiga untuk sedekah. Proporsi untuk sedekah maksimum sepertiga. Paling sedikit 2,5%

Bagaimana urutan prioritas perbelanjaan harta? Al-Qur'an membimbing urutan prioritasnya, yaitu orang tua, kerabat, anak yatim, fakir miskin dan terakhir ibnu sabil. Kalangan terdekat didahulukan karena  akan semakin mempererat jalinan kekerabatan.

Allah swt menegur Abu Bakar yang bermaksud menghentikan bantuan keuangan rutinnya kepada saudaranya, dengan alasan saudaranya telah menyakiti Siti Aisyah dengan menyebarkan berita bohong dalam peristiwa Hadistul Ifki.

Dalam Al-Qur'an, sebagian besar perumpamaan perbelanjaan harta dihubungkan dengan tanaman dan perkebunan. Salah satunya, membelanjakan harta yang benar seperti menanam satu benih, yang kemudian mengeluarkan 7 cabang, setiap cabang mengeluarkan 100 buah. Jadi membelanjakan harta yang benar akan melipatgandakan harta itu sendiri.

Mengapa kemiskinan terjadi? Bukan karena sedikit pendapatan, tetapi karena tidak benar mengelola pendapatannya. 

Perumpamaan Orientasi Membelanjakan Harta Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ...

Perumpamaan Orientasi Membelanjakan Harta


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:261)


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ  كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ  فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ  لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, lalu batu itu diguyur hujan lebat sehingga tinggallah (batu) itu licin kembali. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum kafir.
(Al-Baqarah [2]:264)
 


وَمَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ وَتَثْبِيْتًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۢ بِرَبْوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاٰتَتْ اُكُلَهَا ضِعْفَيْنِۚ فَاِنْ لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ  ۗوَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka untuk mencari rida Allah dan memperteguh jiwa mereka adalah seperti sebuah kebun di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, lalu ia (kebun itu) menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, hujan gerimis (pun memadai).82) Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
(Al-Baqarah [2]:265)



اَيَوَدُّ اَحَدُكُمْ اَنْ تَكُوْنَ لَهٗ جَنَّةٌ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ  لَهٗ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۙ وَاَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهٗ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاۤءُۚ فَاَصَابَهَآ اِعْصَارٌ فِيْهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ  كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ ࣖ

Apakah salah seorang di antara kamu ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan. Kemudian, datanglah masa tua, sedangkan dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu, kebun itu ditiup angin kencang yang mengandung api sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan(-nya).
(Al-Baqarah [2]:266)




Ikhtiar Kesuksesan yang Terbaik adalah Mentaati Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Al-Qur'an itu firman Allah. Al-Qur'an i...

Ikhtiar Kesuksesan yang Terbaik adalah Mentaati Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Al-Qur'an itu firman Allah. Al-Qur'an itu ketentuan yang telah Allah tetapkan di alam semesta. Al-Qur'an itu takdir-takdir-Nya atas seluruh makhluk-Nya di dunia dan akhirat.

Agar manusia selamat dan bahagia, maka Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menginformasikan perjalanan yang pasti terjadi di kehidupan ini. Manusia tidak akan bisa melarikan diri  dan melepaskan diri atas yang telah tertulis di Al-Qur'an.

Mengapa manusia seolah-olah bisa mengendalikan kehidupan ini dengan pikiran dan ikhtiarnya? Karena Allah telah menetapkan waktu "kebebasan" bagi manusia. Karena Allah telah menentukan waktu-waktu kapan terjadinya takdir-takdir-Nya. 

Mengapa manusia yang telah berjuang sesuai bimbingan-Nya belum  menunjukkan hasil yang telah ditetapkan-Nya? Bukankah janji-Nya itu benar?

Allah telah menetapkan waktunya atas takdir-takdir-Nya. Manusia hanya membutuhkan kesabaran sesaat saja untuk menyaksikan kebenaran Al-Qur'an. 

Ikhtiar yang terbaik adalah dengan menaati firman-Nya. Jalan kesuksesan yang pasti terrealisasi hanya dengan mentaati dan beribadah kepada-Nya. Mengapa seperti itu?

Takdir-takdir-Nya telah ditetapkan. Jalan-jalan kesuksesan telah digariskan-Nya. Manusia hanya tinggal mengikuti saja dengan mengikuti Rasulullah saw. Itulah resep kesuksesan dan kebahagiaan.

Ketentraman dalam Berjihad  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Berjihadlah. Berkaryalah. Bersungguh-sungguhlah. Teruslah memperbaharui j...

Ketentraman dalam Berjihad 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Berjihadlah. Berkaryalah. Bersungguh-sungguhlah. Teruslah memperbaharui jihad, hingga jihad menjadi karakter utama. Jihad menjadi rutinitas yang menjadi kebiasaan dan menyatu dalam hidup ini.

Jangan ada ketakutan dan kekhawatiran dalam berjihad. Jangan hiraukan akan tantangan dan hambatan. Jangan mundur walaupun gelombang lautan setinggi gunung akan menerjang. Mengapa? Sebab Allah swt berfirman:

Dan berperanglah kamu di jalan Allah, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mendengar dan Mengetahui. (Al-Baqarah: 244)

Inilah jaminan Allah, bahwa Allah selalu mendengar dan mengetahui seluruh sepak terjang kita dan rencana jahat musuh. Allah senantiasa mendengarkan dan mengetahui semua hal yang diucapkan maupun yang tersimpan di hatimu dalam menempuh jalan jihad.

Berkorbanlah, tanggunglah semua resiko yang dijalani. Jangan lemah dan takut dalam berkorban di jalan jihad. Jangan ada kekikiran dan berat dalam mensupport jihad. Mengapa?

Barangsiapa yang meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah ysng menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya kamu dikembalikan. (Al-Baqarah: 245)

Bila Allah menjamin kemenangan dalam berjihad. Bila Allah yang menyiapkan seluruh sarananya dalam berjihad. Tugas manusia hanya menjalankannya. Semua pengorbanan akan diganti oleh Allah. Adakah keraguan di jalan jihad ini?

Kelak, Semua Manusia Ingin Menjadi Muslim Oleh: Nasrulloh Baksolahar Derajat tertinggi adalah mereka yang berserah diri kepada A...

Kelak, Semua Manusia Ingin Menjadi Muslim

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Derajat tertinggi adalah mereka yang berserah diri kepada Allah. Dari berserah diri ini muncul karakter yang utama, seperti ridha, tawakal, sabar, taat, istiqamah dan ragam kemuliaan lainnya. Siapa yang membentuknya?

Bukan dirinya. Bukan sistem pendidikannya. Bukan kemauannya. Bukan timbangan dorongan sukses dan bahagia. Tetapi, Allah swt yang membentuk dan mendidiknya. Allah swt yang membimbing dan memimpinnya. 

Berserah diri berarti taat kepada Allah swt. Taat kepada Allah swt melalui ibadah dan syariat-Nya. Dalam ibadah dan syariat-Nya terdapat penempaan diri. Seperti Allah swt yang telah menempa para Nabi, Rasul dan para wali-walinya.

Berserah diri hanya butuh kerendahan hati. Membuang ego diri. Memahami kesempurnaan dan kemuliaan Allah. Hanya butuh keyakinan akan keberkahan dari syariat dan takdir-Nya.

Berserah diri membuat hidupnya berkualitas tinggi. Letupan hatinya, bisikannya, pikirannya, perbuatan dan amalnya menjadi yang terbaik. Semua bukan bentukannya, bukan rekayasanya, tetapi nilai-nilai yang terkandung dari ketaatannya kepada Allah.

Ingin menjadi orang hebat berkharisma? Ingin menjadi orang sukses dan bahagia? Ingin bisa menyelesaikan persoalan hidup dengan mudah? Hanya cukup berserah diri saja. Semuanya akan lahir dan terbentuk dari berserah diri.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


الۤرٰ ۗتِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ وَقُرْاٰنٍ مُّبِيْنٍ  ۔

Alif Lām Rā. Itulah ayat-ayat Kitab, yaitu (ayat-ayat) Al-Qur’an yang memberi penjelasan.
(Al-Ḥijr [15]:1)



رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ كَانُوْا مُسْلِمِيْنَ

Orang-orang yang kufur itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.
(Al-Ḥijr [15]:2)


ذَرْهُمْ يَأْكُلُوْا وَيَتَمَتَّعُوْا وَيُلْهِهِمُ الْاَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ

Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan, bersenang-senang, dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya).
(Al-Ḥijr [15]:3)


وَمَآ اَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ اِلَّا وَلَهَا كِتَابٌ مَّعْلُوْمٌ

Kami tidak membinasakan suatu negeri, kecuali sudah ada ketentuan yang ditetapkan baginya.
(Al-Ḥijr [15]:4)


Akhir dari Makar Jahat Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  اَفَاَمِنَ الَّذِيْنَ مَكَرُوا السَّيِّاٰتِ اَنْ يَّخْسِفَ اللّ...

Akhir dari Makar Jahat


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


اَفَاَمِنَ الَّذِيْنَ مَكَرُوا السَّيِّاٰتِ اَنْ يَّخْسِفَ اللّٰهُ بِهِمُ الْاَرْضَ اَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُوْنَۙ

Apakah orang-orang yang membuat tipu daya yang jahat itu merasa aman (dari bencana) dibenamkannya bumi oleh Allah bersama mereka atau (terhadap) datangnya siksa kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari.
(An-Naḥl [16]:45)


اَوْ يَأْخُذَهُمْ فِيْ تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِيْنَۙ

Atau, Allah mengazab mereka pada waktu mereka dalam perjalanan sehingga mereka tidak berdaya menolak (azab itu).
(An-Naḥl [16]:46)


اَوْ يَأْخُذَهُمْ عَلٰى تَخَوُّفٍۗ فَاِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Atau, Allah mengazab mereka dengan kekurangan (secara berangsur-angsur sampai binasa). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
(An-Naḥl [16]:47)

Saat Allah Bertanya kepada Musa Tentang Tongkatnya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Setelah Allah swt menjelaskan tentang Diri-Nya kep...

Saat Allah Bertanya kepada Musa Tentang Tongkatnya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Setelah Allah swt menjelaskan tentang Diri-Nya kepada Musa. Lalu, Allah swt bertanya tentang tongkatnya yang senantiasa digenggam dan dibawanya. Bukankah Allah Maha Mengetahui?

Pengetahuan Nabi Musa tentang tongkatnya hanya sekedar yang kegunaan yang bersifat rutinitas saja. Sekedar yang biasa digunakan untuk bertani, berkebun dan berternak saja. Hanya itu saja.

Namun, saat keimanan kepada Allah swt begitu kokoh. Saat Musa mengambil amanah kenabian dan teguh berkomitmen, maka tiba-tiba tongkatnya menjadi sangat menakjubkan. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur'an.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَمَا تِلْكَ بِيَمِيْنِكَ يٰمُوْسٰى

Apa yang ada di tangan kananmu itu, wahai Musa?”
(Ṭāhā [20]:17)

 

قَالَ هِيَ عَصَايَۚ اَتَوَكَّؤُا عَلَيْهَا وَاَهُشُّ بِهَا عَلٰى غَنَمِيْ وَلِيَ فِيْهَا مَاٰرِبُ اُخْرٰى

(Musa) berkata, “Ia adalah tongkatku. Aku (dapat) bersandar padanya, merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan memiliki keperluan lain padanya.”
(Ṭāhā [20]:18)


قَالَ اَلْقِهَا يٰمُوْسٰى

(Allah) berfirman, “Lemparkanlah (tongkat) itu, wahai Musa!”
(Ṭāhā [20]:19)


قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْۗ سَنُعِيْدُهَا سِيْرَتَهَا الْاُوْلٰى

Dia (Allah) berfirman, “Ambillah dan jangan takut! Kami akan mengembalikannya pada keadaannya semula.
(Ṭāhā [20]:21)


وَاضْمُمْ يَدَكَ اِلٰى جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاۤءَ مِنْ غَيْرِ سُوْۤءٍ اٰيَةً اُخْرٰىۙ

Kepitlah (telapak) tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia akan keluar dalam keadaan putih (bercahaya) tanpa cacat sebagai mukjizat yang lain.
(Ṭāhā [20]:22)


لِنُرِيَكَ مِنْ اٰيٰتِنَا الْكُبْرٰى ۚ

(Kami perintahkan itu) untuk memperlihatkan kepadamu sebagian tanda-tanda kebesaran Kami yang terbesar.
(Ṭāhā [20]:23)

Berhasilkah Makar Jahat Kepada Mukminin? Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا فِى ال...


Berhasilkah Makar Jahat Kepada Mukminin?


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَا يَكُوْنُ مِنْ نَّجْوٰى ثَلٰثَةٍ اِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ اِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَآ اَدْنٰى مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْثَرَ اِلَّا هُوَ مَعَهُمْ اَيْنَ مَا كَانُوْاۚ  ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Apakah engkau tidak memperhatikan bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? 

Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, kecuali Dialah yang keempatnya dan tidak ada lima orang, kecuali Dialah yang keenamnya. Tidak kurang dari itu atau lebih banyak, kecuali Dia bersama mereka di mana pun mereka berada.

Kemudian, Dia memberitakan apa yang telah mereka kerjakan kepada mereka pada hari Kiamat. 

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
(Al-Mujādalah [58]:7)


اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ نُهُوْا عَنِ النَّجْوٰى ثُمَّ يَعُوْدُوْنَ لِمَا نُهُوْا عَنْهُ وَيَتَنٰجَوْنَ بِالْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَتِ الرَّسُوْلِۖ وَاِذَا جَاۤءُوْكَ حَيَّوْكَ بِمَا لَمْ يُحَيِّكَ بِهِ اللّٰهُ ۙوَيَقُوْلُوْنَ فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ لَوْلَا يُعَذِّبُنَا اللّٰهُ بِمَا نَقُوْلُۗ حَسْبُهُمْ جَهَنَّمُۚ يَصْلَوْنَهَاۚ فَبِئْسَ الْمَصِيْرُ

Apakah engkau tidak memperhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (melakukan) apa yang telah dilarang itu?

Mereka saling mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan, dan durhaka kepada Rasul.

Apabila datang kepadamu (Nabi Muhammad), mereka mengucapkan salam kepadamu dengan cara yang bukan sebagaimana yang ditentukan Allah untukmu.

Mereka mengatakan dalam hati, “Mengapa Allah tidak menyiksa kita atas apa yang kita katakan?”

Cukuplah bagi mereka (neraka) Jahanam yang akan mereka masuki. Maka, (neraka itu) seburuk-buruk tempat kembali.
(Al-Mujādalah [58]:8)


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَنَاجَيْتُمْ فَلَا تَتَنَاجَوْا بِالْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَتِ الرَّسُوْلِ وَتَنَاجَوْا بِالْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu saling mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah berbicara tentang perbuatan dosa, permusuhan, dan durhaka kepada Rasul.

Akan tetapi, berbicaralah tentang perbuatan kebajikan dan takwa. 

Bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan.
(Al-Mujādalah [58]:9)


اِنَّمَا النَّجْوٰى مِنَ الشَّيْطٰنِ لِيَحْزُنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَيْسَ بِضَاۤرِّهِمْ شَيْـًٔا اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ

Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu hanyalah dari setan, agar orang-orang yang beriman itu bersedih hati, sedangkan (pembicaraan) itu tidaklah memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah.

Hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal.
(Al-Mujādalah [58]:10)



Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (293) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (242) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (472) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (354) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (471) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (189) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (215) Sirah Sahabat (131) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (139) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)