Perang Sebuah Alternatif Terakhir
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Umar bin Abdul Aziz mengembalikan pasukannya di Samarkand. Penyebabnya, ada tuntutan dari tokoh mereka, bahwa saat Samarkand dibebaskan, panglima muslim tidak memberikan pilihan, masuk Islam, membayar jizyah terlebih dahulu sebelum perang.
Pesan Rasulullah saw dan para khalifah kepada panglima perang dan pasukannya, harus menyodorkan pilihan menjadi muslim, dan membayar jizyah terlebih dahulu. Bila menolak, barulah menyerang musuh.
Sebelum perintah perang difirmankan dalam Al-Qur'an, Rasulullah saw hanya berpesan Muslimin untuk bersabar dan yakin akan janji Allah swt. Apapun siksaan dan penderitaannya, kesabaran dan keyakinan kepada pertolongan Allah swt harus didahulukan.
Periode Mekah, merupakan latihan kesabaran. Latihan menahan perlawanan. Latihan tidak mengangkat senjata. Dalam penderitaan dan siksaan, dakwah tetap disebarkan.
Setelah pelatihan ini sempurna di Mekah, barulah Allah swt memerintahkan berperang di Madinah.
Menghadapi Yahudi di Madinah pun dimulai dari perjanjian Madinah. Menentukan hak dan kewajiban kaum Muslimin dan Yahudi. Yang dilarang dan diperbolehkan.
Namun, Yahudi selalu melanggar dan menganggu Muslimin. Hingga, berusaha membunuh Rasulullah saw. Juga, bekerjasama dengan Munafikin dan Musyrikin untuk menghancurkan Madinah. Maka Rasulullah saw mendeklarasikan perang terhadap Yahudi.
Bukankah, tahapan ini sudah dilalui oleh rakyat Palestina? Maka, berperang menjadi wajib bukan lagi pilihan perjuangan dan masalah khilafiyah lagi.
Sebab dari media Ynetnews.com menginformasikan bahwa
sejak awal konflik, IDF telah melancarkan sekitar 80.000 serangan di Gaza. Maka fatwa jihad sudah menjadi wajib diputuskan para ulama.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif