Sisipan Kisah Perang Badar dalam Pertempuran Uhud di Surat Al-Imran
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Rasulullah saw berangkat pada pagi hari dari Madinah menuju Uhud bersama Muslimin. Namun di tengah perjalanan, kelompok dari Bani Salamah dan Haritsah bermaksud mengundurkan diri karena takut. Bukankah, Kafir Quraisy mengerahkan pasukan secara totalitas untuk membalas kekalahan di Uhud?
Di tengah ketakutan ini, Allah swt berkisah tentang Perang Badar,
Sungguh, Allah benar-benar telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu (pada saat itu) adalah orang-orang lemah. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu bersyukur.
(Āli ‘Imrān [3]:123)
Allah swt menjelaskan beragam pertolongan-Nya di perang Badar,
(Ingatlah) ketika engkau (Nabi Muhammad) mengatakan kepada orang-orang mukmin, “Apakah tidak cukup bagimu bahwa Tuhanmu membantumu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?”
(Āli ‘Imrān [3]:124)
“Ya (cukup).” Jika kamu bersabar dan bertakwa, lalu mereka datang menyerang kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.
(Āli ‘Imrān [3]:125)
Mengapa Allah swt menolong Muslimin di perang Badar?
Allah tidak menjadikannya (pertolongan itu) kecuali hanya sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)-mu dan agar hatimu tenang karenanya. Tidak ada kemenangan selain dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Āli ‘Imrān [3]:126)
(Hal itu dilakukan) untuk membinasakan segolongan orang yang kufur atau untuk menjadikan mereka hina sehingga mereka kembali tanpa memperoleh apa pun.
(Āli ‘Imrān [3]:127)
Bila seperti itu, mengapa harus takut menghadapi perang Uhud? Mengapa harus khawatir di saat terdesak dan terpojok? Mengapa harus lari di tengah kepungan musuh? Bukankah, akhirnya Allah swt akan menolong Muslimin?
Allah swt mengingatkan kembali peristiwa Badar. Allah swt menjelaskan pergiliran kehidupan. Bagaimana merasa kemenangan? Bagaimana merasakan keterdesakan? Apakah kondisi kejiwaannya tetap sama? Apakah kematian berarti kekalahan?
Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan Allah mengetahui orang-orang beriman (yang sejati) dan sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang zalim.
(Āli ‘Imrān [3]:140)
Allah swt menyadarkan Muslimin kembali di saat keterpurukan, ingatlah saat Allah swt melimpahkan kemenangan di perang Badar! Apakah ridha dalam semua kondisi? Apakah melakukan muhasabah diri?
Apakah ketika kamu ditimpa musibah (kekalahan pada Perang Uhud), padahal kamu telah memperoleh (kenikmatan) dua kali lipatnya (pada Perang Badar), kamu berkata, “Dari mana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah, “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Āli ‘Imrān [3]:165)
Saat pertempuran Uhud, Allah swt berkisah tentang perang Badar. Itulah cara cepat untuk membangkitkan energi di tengah keterpurukan. Inilah kemukjizatan Al-Qur'an dalam memulihkan energi juang dengan cepat dan mantap.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif