Pengelolaan Harta dengan Kisah 4 Burung dan Kehancuran Kota di Surat Al-Baqarah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Tujuan Surat Al-Baqarah menurut Sayid Qutb di Tafsir Fizilalil Al-Qur'an adalah tentang kekhalifahan. Maka, itulah sebabnya akhir surat Al-Baqarah dipenuhi dengan tema pembahasan pengelolaan harta?
Pengelolaan harta pun tak sekedar mengembangkan dan mendistribusikan tetapi dikaitkan dengan administrasi dan pencatatan yang baik dan kuat. Juga, berinteraksi dengan orang yang amanah. Penjelasan ini menjadi ayat terpanjang di dalam surat Al-Baqarah.
Sebelum tema harta, Allah swt berkisah tentang kota yang hancur lebur di era Nabi Uzair, setelah 100 tahun, kota itu berhasil dibangun kembali seolah-olah tidak pernah terjadi kehancuran. Nabi Uzair pun tercengang.
Sebelum tema harta, Allah swt berkisah tentang 4 burung yang dipotong-potong bagian tubuhnya, lalu disebar di beberapa tempat yang berjauhan oleh Nabi Ibrahim, dengan kehendak-Nya, burung itu hidup kembali. Nabi Ibrahim menjadi sangat yakin akan Maha Kekuasaan Allah swt.
Yang telah hancur lebur pun. Yang tak tersisa sedikit pun. Yang tercabik-cabik pun dapat dikembalikan, dikumpulkan dan dapat kembali seperti semula, bagaimana dengan harta yang disedekahkan? Bila dianggap musnah, bukankah hanya sebagian kecil saja?
Setelah kisah kehancuran kota dan 4 burung, Allah swt menyajikan fakta yang sangat jauh berbeda, bahkan bertolak belakang. Yang dianggap hilang justru berkembang berlipat tak terhingga, inilah fakta tentang pengelolaan harta yang benar,
Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:261)
Apakah fakta ini tidak menghadirkan ketakjuban seperti Nabi Uzair? Apakah ini tidak menghadirkan keyakinan seperti Nabi Ibrahim? Fakta ini seharusnya melampaui apa yang dirasakan oleh Nabi Uzair dan Nabi Ibrahim. Inilah kemukjizatan Al-Qur'an dalam memotivasi orang yang beriman. Apakah cukup hingga disini?
Setelah itu, Allah swt menyajikan ayat-ayat dengan tema yang sama dalam mengelola harta, yaitu, "Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih."
Orang-orang yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang mereka infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), bagi mereka pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih.
(Al-Baqarah [2]:262)
Orang-orang yang menginfakkan hartanya pada malam dan siang hari, baik secara rahasia maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak (pula) mereka bersedih.
(Al-Baqarah [2]:274)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, beramal saleh, menegakkan salat, dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak (pula) mereka bersedih.
(Al-Baqarah [2]:277)
Jadi harta yang dikelola dengan tuntutan Allah swt tidak akan memunculkan rasa takut dan sedih, tetapi justru tumbuh menjadi tak terhingga. Itulah 2 kisah dan perumpamaan pengelolaan harta di bagian akhir surat Al-Baqarah.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif