basmalah Pictures, Images and Photos
02/16/25 - Our Islamic Story

Choose your Language

Dibangkitkan Sesuai Niatnya Ummul Mukminin, Ummu Abdillah, Aisyah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, "Satu pasukan tentar...


Dibangkitkan Sesuai Niatnya

Ummul Mukminin, Ummu Abdillah, Aisyah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, "Satu pasukan tentara akan menyerang Kabah. Ketika tiba di suatu tanah lapang, mereka semua dibenamkan ( ke tanah)."

Aisyah bertanya, "Ya Rasulullah saw, mengapa mereka dibinasakan semuanya. Padahal, di antara mereka terdapat kaum awam ( yang tidak paham persoalan) dan orang-orang yang bukan golongan mereka ( ikut terpaksa).

Rasulullah saw bersabda, "Mereka semua dibinasakan. Kemudian mereka akan dibangkitkan ( Hari Kiamat) sesuai niat mereka."
(Muttafaq'alaih)

Manna dan Salwa bagi Bani Israil, Serta Satu Kurma bagi Muslimin Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Dalam Tafsir Ibnu Katsir, selama pe...

Manna dan Salwa bagi Bani Israil, Serta Satu Kurma bagi Muslimin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Dalam Tafsir Ibnu Katsir, selama perjalanan dari Mesir, Bani Israil dianugerahkan Allah swt Manna dan Salwa, sebagai makanan yang terbaik dan bermanfaat, menyenangkan dan mudah diperoleh.

Namun, karena makanan mereka tidak pernah diganti dan berubah setiap harinya, maka dikatakan sebagai satu makanan saja. Mereka menolaknya dan tidak tahan dengannya.

Lalu, mereka menyebutkan gaya hidup yang mereka jalani, sebagai kaum yang sangat gemar pada kacang adas, bawang merah, sayuran, dan bawang putih.

(Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
(Al-Baqarah [2]:61)

Permintaan ini tidak dipenuhi, sebab hanya bentuk kesombongan dan mengkufuri nikmat atas makanan, juga bukan hal yang darurat.


Bagaimana dengan kaum Muslimin dengan Kurmanya?

Imam Syahid Hasan al Banna  menjelaskan, sulitnya perjalanan  perang Tabuk, membuat setiap tentara hanya diberikan jatah satu ekor unta. Bekal mereka berupa kurma dan gandum. Terkadang, satu butir kurma harus dibagi untuk dua orang. Padahal, jarak Madinah ke Tabuk 778 Km. 

Di perang Khandaq, 
saat sedang menggali parit, seorang anak membawa kurma kepada ayahnya. Rasulullah saw pun memanggil anak tersebut dan kurmanya didoakan. Ternyata, setelah seluruh para sahabat bergiliran mengambil kurma tersebut, kurma itu tidak habis. 

Kisah Bani Israil dan Muslimin sangat kontradiksi tentang makanan selama perjalanan? Sebab, Bani Israil terfokus pada mencari kenikmatan di perjalanan. Sedangkan Muslimin fokus pada perjuangannya, sehingga tidak memperdulikan kenikmata bekal yang dibawa.  

Kemenangan Bani Israil di Baitul Maqdis dan Futuh Mekah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Menurut Tafsir Ibnu Katsir, setelah 40 tahun ...

Kemenangan Bani Israil di Baitul Maqdis dan Futuh Mekah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Menurut Tafsir Ibnu Katsir, setelah 40 tahun terlunta-lunta dan tersesat di gurun pasir. Dengan dipimpin oleh Yusya bin Nun, Allah swt membukakan Baitul Maqdis pada Jumat sore. 

Hari itu, perjalanan matahari ditahan-Nya sebentar hingga akhirnya mereka meraih kemenangan. 

Allah swt memerintahkan Bani Israil untuk bersujud saat memasuki Baitul Maqdis, sebagai pernyataan bersyukur atas nikmat yang Allah swt berikan berupa kemenangan, pertolongan, dan kembalinya negeri mereka, serta selamatnya mereka setelah tersesat di padang sahara.

Rasulullah saw bersabda, "Dikatakan kepada Bani Israil: 'Masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud dan katakanlah: Bebaskanlah kami dari dosa.'"

"Maka, mereka memasuki pintu dengan merangkak dan mendahulukan pantat mereka. Lalu, mengganti ucapkan itu dengan mengatakan: Biji-bijian di dalam gandum."

Setelah diberi kemenangan, Bani Israil kembali membuat pembangkangan dan pengingkaran. Lalu, bagaimana Muslimin saat memasuki kota Mekah atau Futuh Mekah?

Kaum Muslimin bersegera tunduk kepada Allah swt ketika meraih kemenangan, baik dalam perbuatan maupun ucapan. Selain itu memohon ampunan atasnya, mensyukuri nikmat dan bersegera melakukan perbuatan yang disukai Allah swt.

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah. Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat.
(An-Naá¹£r [110]:1-3)

Bani Israil Menghadapi Amaliq di Baitul Maqdis dan Perang Badar Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bani Israil telah menempuh perjalanan...

Bani Israil Menghadapi Amaliq di Baitul Maqdis dan Perang Badar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bani Israil telah menempuh perjalanan yang panjang dengan ragam kenikmatan yang Allah swt curahkan. Bagaimana setelah mereka tiba di Palestina?

(Ingatlah) ketika Kami berfirman, “Masuklah ke negeri ini (Baitulmaqdis). Lalu, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. Masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk dan katakanlah, ‘Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami),’ niscaya Kami mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Kami akan menambah (karunia) kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”
(Al-Baqarah [2]:58)

Lalu, orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (perintah lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka, Kami menurunkan malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zalim itu karena mereka selalu berbuat fasik.
(Al-Baqarah [2]:59)


Di Tafsir Ibnu Katsir,  ayat ini untuk mencela Bani Israil karena  mereka menolak untuk berjihad dan memasuki Tanah Suci, Baitul Maqdis, ketika tiba dari Mesir bersama Nabi Musa.

Allah swt memerintahkan mereka untuk memasuki Tanah Suci yang merupakan warisan nenek moyang mereka, Nabi Yaqub. Juga, memerangi kaum Amaliq yang kafir, namun mereka menolak berperang dan bersikap lemah dan lesu. Maka, Allah swt mencampakan Bani Israil terlunta-lunta dan tersesat.

Ada yang mengatakan mereka menolak karena kaum Amaliq merupakan bangsa yang bertubuh tinggi dan kekar.

Ibnu Katsir sangat unik dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan Bani Israil, beliau sering membandingkannya dengan perjalanan jihad dan dakwah para Sahabat Rasulullah saw.

Bagaimana respons para Sahabat, saat menghadapi kaum Quraisy di Perang Badar? Padahal Muslimin tidak siap untuk bertempur, jumlahnya sedikit, peralatan tempurnya minim?

Miqdad berkata kepada Rasulullah saw, "Kami tidak akan berkata kepada-mu sebagaimana kaum Nabi Musa yang berkata, "Maka pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya akan duduk menanti di sini saja." 

"Akan tetapi,  kami akan berperang di sebelah kanan dan kirimu, di depan dan belakangmu." Ketika Rasulullah saw mendengar hal itu, wajah beliau bersinar cerah, dan para Sahabat lainnya gembira dengan apa yang didengarnya. Rasulullah saw bersabda, "Berangkatlah kalian dan bergembiralah."

Amat jauh, kualitas Bani Israil dengan kaum Muslimin. Ini akan terus berlaku hingga Hari Kiamat. Bila saat ini terjadi pergolakan antara Penjajah Zionis Israel dengan Muslimin di Palestina, maka sebenarnya kita sudah tahu siapa pemenangnya.

Perjalanan Bani Israil dari Mesir dan Pasukan Tabuk Oleh Nasrulloh Baksolahar Nabi Musa meminta kepada Firaun agar melepaskan Ba...

Perjalanan Bani Israil dari Mesir dan Pasukan Tabuk

Oleh Nasrulloh Baksolahar


Nabi Musa meminta kepada Firaun agar melepaskan Bani Israil pergi dari Mesir. Namun dihalangi. Ketika Firaun tenggelam, barulah perjalanan itu dimulai. Bagaimana perjalanannya?

Allah swt memulai kisahnya dengan perintah agar Bani Israil mengingat nikmat tersebut dan bersyukur. Artinya, saat perjalanan merupakan kesulitan dan kesengsaraan, namun bagi Bani Israil itu kenikmatan.

Kami menaungi kamu dengan awan dan Kami menurunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri.
(Al-Baqarah [2]:57)

(Ingatlah) ketika Kami berfirman, “Masuklah ke negeri ini (Baitulmaqdis). Lalu, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. Masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk dan katakanlah, ‘Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami),’ niscaya Kami mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Kami akan menambah (karunia) kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”
(Al-Baqarah [2]:58)

(Ingatlah) ketika Musa memohon (curahan) air untuk kaumnya. Lalu, Kami berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka, memancarlah darinya (batu itu) dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.
(Al-Baqarah [2]:60)

(Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
(Al-Baqarah [2]:61)


Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, membandingkan kisah perjalanan Bani Israil ini dengan perjalanan para Sahabat dalam perang Tabuk. Sangat super kontradiktif sekali.

Menurut Ibnu Katsir, perjalanan ke Tabuk sangat terik dan melelahkan. Para Sahabat tidak meminta kemukjizatan serta tidak meminta pengadaan sesuatu, meskipun itu sangat mudah bagi Rasulullah saw.

Setelah benar-benar dililit rasa lapar dan haus luar biasa, tak bisa lagi menahannya, barulah mereka minta untuk diperbanyak makanan dan minuman mereka, dengan mengumpulkan semua yang ada pada mereka.

Lalu, terkumpullah setinggi unta yang sedang menderum. Selanjutnya, Rasulullah saw berdoa memohon berkah atasnya. Setelah itu, Rasulullah saw menyuruh mereka memenuhi wadah masing-masing.

Demikian juga saat kekurangan air, lalu beliau berdoa, maka datanglah awan, lalu turunlah hujan. Akhirnya, mereka minum dan memberi minum untanya dari air tersebut.

Itulah gambaran kebenaran, keteguhan, dan tidak menyusahkan dalam perjalanan dan peperangan para Sahabat bersama Rasulullah saw. Sangat berbeda sekali dengan Bani Israil yang cepat "merengek" saat menghadapi kesulitan.

Bagaimana bila dibandingkan dengan perjalanan hijrah Abu Bakar dan Rasulullah saw? Mereka berdua merasakan seluk beluk perjalanan seperti manusia kebanyakan saja.

Nabi Yahya dan Nabi Isa, Bahu Membahu Berdakwah Di Baitul Maqdis  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Sesungguhnya Allah swt telah memeri...

Nabi Yahya dan Nabi Isa, Bahu Membahu Berdakwah Di Baitul Maqdis 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Sesungguhnya Allah swt telah memerintahkan Yahya bin Zakaria dengan lima perkara yang harus diamalkan. Dia memerintahkan Bani Israil agar mereka mengamalkannya, namun Yahya bin Zakaria terkesan lamban.

Maka Nabi Isa pun berkata kepadanya, "Sesungguhnya engkau telah diperintahkan dengan lima perkara agar mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil mengamalkannya, apakah engkau sendiri menyampaikannya atau aku yang menyampaikannya?"

"Hai saudaraku, sesungguhnya aku takut jika engkau mendahuluiku, maka aku akan diazab atau aku ditenggelamkan ke dalam bumi." Jawab Nabi Yahya

Lantas, Nabi Yahya mengumpulkan Bani Israil di Baitul Maqdis sehingga mereka memenuhi masjid. Lalu, dia duduk di tempat yang tinggi, kemudian memuji dan mengagungkan Allah swt.

Selanjutnya dia berkata, "Sesungguhnya Allah swt telah memerintahkan kepadaku lima perkara yang harus aku amalkan, dan aku perintahkan kalian untuk mengamalkannya.

1. Beribadahlah kepada Allah swt dan tidak menyekutukan-Nya

Karena, perumpamaan ini sama seperti seseorang yang membeli seorang budak dari hartanya yang murni dengan emas dan perak. Kemudian orang itu menyuruh budak itu bekerja, namun budak itu menyerahkan penghasilannya kepada selain tuannya.

Siapakah di antara kalian yang menginginkan budaknya berbuat demikian? Padahal Allah swt telah menciptakan dan memberikan rezeki kepada kalian?

Karenanya, beribadahlah kepada Allah swt dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.


2. Shalat

Allah swt memerintahkan shalat, karena Allah swt mengarahkan wajah-Nya kepada wajah hamba-Nya selama dia tidak berpaling. Oleh sebab itu, jika kalian shalat, jangan memalingkan wajah.


3. Berpuasa

Sesungguhnya perumpamaan orang berpuasa seperti seseorang yang membawa tempat minyak kasturi berada di tengah-tengah kelompok orang yang semuanya mencium aroma kasturi. Sesungguhnya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari minyak kasturi.


4. Bersedekah

Perumpamaan orang bersedekah seperti seseorang yang ditawan oleh musuh, lalu mereka mengikat kedua tangannya pada lehernya, untuk selanjutnya dibawa ke depan guna untuk dipenggal kepalanya. 

Kemudian orang itu berkata kepada musuhnya, "Apakah kalian mengizinkan aku menebus diriku ini dari kalian." Maka, orang itu pun menebus dengan segala harta miliknya, sehingga dia berhasil membebaskan dirinya sendiri.


5. Berdzikir

Perumpamaan seperti seseorang yang dikejar musuh dengan melacak jejak kakinya, lalu dia mendatangi sebuah benteng yang terjaga ketat dan berlindung di dalamnya. Dan sesungguhnya seorang hamba itu benar-benar terlindungi dari syetan jika dia senantiasa Blberdzikir kepada Allah swt.

Sumber:
Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Imam Asy-Syafii

Bani Israil Masih Tak Meyakini Keberadaan Allah swt? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bani Israil di era Nabi Musa, walaupun sudah men...

Bani Israil Masih Tak Meyakini Keberadaan Allah swt?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Bani Israil di era Nabi Musa, walaupun sudah menyaksikan kemukjizatannya Nabi Musa, namun mereka tetap masih tidak mempercayai Allah swt, sebelum  menyaksikan langsung.

(Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum melihat Allah dengan jelas.” Maka, halilintar menyambarmu dan kamu menyaksikan(-nya).
(Al-Baqarah [2]:55)


Namun, bagaimana dengan Muslimin? Seorang Badui Arab yang tinggal di pelosok pun, mampu meyakini Allah swt. Apalagi dengan mereka yang ditempa dengan keilmuan mendalam? Padahal mereka tidak hidup bersama Rasulullah saw seperti Bani Israil yang hidup bersama Nabi Musa.


Seorang Badui ditanya, "Apakah dalil yang menunjukkan adanya Rabb?" 

"Subhanallah, kotoran unta menunjukkan adanya unta, dan jejak kaki menunjukkan adanya orang yang berjalan."

"Bukankah langit mempunyai gugusan bintang-bintang, bumi mempunyai jalan-jalan yang luas, dan lautan mempunyai gelombang?"

"Tidakkah yang demikian itu menunjukkan adanya Allah yang Maha Lembut lagi Maha Mengetahui?" Jawab si Badui

Imam Malik berkisah, bahwa Harun al-Rasyid pernah ditanya tentang keberadaan Allah swt, maka dia memberikan bukti dengan adanya berbagai macam bahasa, suara dan nada suara.

Seorang Atheis tidak mempercayai keberadaan Allah swt, lalu imam Abu Hanifah menjawab, "Biarkan aku sejenak, aku sedang memikirkan suatu hal yang telah diberitahukan kepadaku."

"Mereka memberitahukanku, bahwa ada kapal laut yang penuh dengan muatan, dan tidak  ada seorang pun yang menjaga dan mengendalikannya. Namun, kapal itu tetap berlayar tanpa nahkoda, menerobos ombak hingga akhirnya berhasil melalui ombak tersebut dan terus melaju tanpa nahkoda."

"Ini hal yang tidak mungkin dikatakan oleh orang yang berakal." Jawab sang Atheis

"Celakalah kalian, Jika demikian, apakah alam jagat raya ini, langit, bumi dan segala isinya yang teratur itu tidak ada yang membuatnya?" Ucap Abu Hanifah 

Sang Atheis tersadar dan tercengang, akhirnya kembali kepada kebenaran dan masuk Islam dengan bimbingannya.

Imam Syafii ditanya tentang keberadaan Allah swt, dijawab, "Ini daun Murbai yang memiliki satu rasa. Jika dimakan oleh ulat sutra, maka akan keluar sebagai serat sutra."

"Jika dimakan oleh lebah, akan menjadi madu. Jika dimakan oleh kambing, sapi, dan binatang sejenis, akan keluar menjadi kotoran. Jika dimakan kijang, akan menjadi wewangian, padahal itu berasal dari benda yang sama."

Imam Ahmad bin Hambal ditanya tentang keberadaan Allah swt, maka orang tersebut diminta untuk memperhatikan telur ayam.

"Di sini terdapat benteng yang sangat kokoh dan halus yang tidak berpintu dan tidak ada jalan masuk. Bagian luarnya seperti perak dan dalamnya seperti emas murni. Tiba-tiba, dindingnya pecah. Dari dalam, keluar binatang yang dapat mendengar, melihat, memiliki bentuk yang elok dan suara yang sangat indah."

Bila Allah swt itu sangat jelas dengan adanya alam semesta. Mengapa Bani Israil masih tidak meyakininya? Bani Israil lebih parah dari seorang Atheis. Wajar saja, bila Allah swt mengazabnya dengan sambaran halilintar.

Sumber:
Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Imam Asy-Syafii 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (293) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (239) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (471) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (354) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (471) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (189) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (215) Sirah Sahabat (131) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (139) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)