basmalah Pictures, Images and Photos
02/09/25 - Our Islamic Story

Choose your Language

Bani Israil Dalam Cengkraman Bangsa Lain di Surat Al-Baqarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Setelah era Nabi Yusuf,  Bani Israil mem...

Bani Israil Dalam Cengkraman Bangsa Lain di Surat Al-Baqarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Setelah era Nabi Yusuf,  Bani Israil memasuki era perbudakan oleh Firaun Mesir. Bagaimana surat Al-Baqarah memaparkan penindasan tersebut? Disiksa dan disemblih anak laki-lakinya.

(Ingatlah) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Pada yang demikian terdapat cobaan yang sangat besar dari Tuhanmu.
(Al-Baqarah [2]:49)

Bagaimana pengaruh perbudakan ini? Sayid Qutb dalam Fizilalil Al-Qur'an menjelaskan bahwa Bani Israil kehilangan nilai-nilai keutamaan, menceraiberaikan unsur-unsurnya, tertanam kuat mentalitas budak. Apa itu?

Hanya tunduk dan patuh di bawah ancaman siksaan yang berat, bandel ketika tidak disiksa lagi, sombong ketika mendapatkan sedikit kenikmatan.

Perasaannya tidak halus dan pekak, keras kepala, materialis pemikirannya, dan tertutup sama sekali dari saluran yang gaib. Mereka pun suka membantah, berdebat dan berselisih. 

Setelah lepas dari perbudakan Firaun. Setelah Nabi Musa wafat, Bani Israil jatuh pada kekuasaan bangsa lain juga. Penderitaan yang dialaminya dijelaskan dalam surat Al-Baqarah, yaitu diusir dari kampung halamannya dan dipisahkan dari anak-anak.

Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, (yaitu) ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Dia menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga.” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan sungguh kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Akan tetapi, ketika perang diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim.
(Al-Baqarah [2]:246)

Walaupun dua kali menghadapi penindasan bangsa lain, karakter mereka tidak pernah berubah. Mereka terus berselisih dengan Nabinya, yang peduli akan masa depannya sangat sedikit dan kebanyakan tak kuat menanggung ujian. Akhirnya, golongan mukmin yang sedikit inilah yang bisa membebaskannya dari penindasan bangsa lain.

Maka, ketika Talut keluar membawa bala tentara(-nya), dia berkata, “Sesungguhnya Allah akan mengujimu dengan sebuah sungai. Maka, siapa yang meminum (airnya), sesungguhnya dia tidak termasuk (golongan)-ku. Siapa yang tidak meminumnya, sesungguhnya dia termasuk (golongan)-ku kecuali menciduk seciduk dengan tangan.” Akan tetapi, mereka meminumnya kecuali sebagian kecil di antara mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, “Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya.” Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Allah bersama orang-orang yang sabar.
(Al-Baqarah [2]:249)

Perjalanan panjang dari era Nabi Musa. Dekade yang panjang hanya menyisakan kelompok kecil yang beriman. Seperti di era Nabi Muhammad saw, sangat sedikit kaum Yahudi yang memeluk Islam.

Kesamaan Esensi Fragmen dari Ragam Kisah di Surat Al-Baqarah? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Membandingkan merupakan cara termudah u...

Kesamaan Esensi Fragmen dari Ragam Kisah di Surat Al-Baqarah?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Membandingkan merupakan cara termudah untuk berfikir dan memahami sesuatu. Membandingkan merupakan cara efektif tercepat untuk menilai sesuatu.

Dalam surat Al-Baqarah, terdapat beberapa kisah yang berbeda. Namun, ada sejumlah kesamaan esensi fragmen dari kisah yang berbeda. Lalu, bagaimana tokoh-tokoh tersebut menyikapi esensi fragmen yang sama, walaupun kejadiannya berbeda?

Kisah Bani Israil dibandingkan dengan kisah-kisah lainnya yang sama-sama berada di Surat Al-Baqarah. Dengan cara ini, kita bisa mendapatkan pelajaran yang lebih mendalam dari kisah Bani Israil.

1. Bani Israil dengan Nabi Adam

Nabi Adam mendapatkan nikmat  ilmu yang diajarkan langsung oleh Allah swt. Setelah itu, ditempatkan di surga. Setelah tergelincir oleh bisikan syetan, Nabi Adam bersegera bertaubat dengan kesadaran sendiri.

Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqarah [2]:37)

Bani Israil ditolong Allah swt terlepas dari cengkraman Firaun.  Dinaungi awan, diberikan makanan dan minuman gratis tanpa ikhtiar selama pengembaraannya. Saat mereka melakukan kesalahan karena keinginan sendiri, mereka baru  bertaubat Setelah Gunung Sinai akan ditimpakan ke atas kepala mereka.

(Ingatlah) ketika Kami mengambil janjimu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), “Pegang teguhlah apa yang telah Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya agar kamu bertakwa.”
(Al-Baqarah [2]:63)


2.  Bani Israil dengan Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim mendatangi Mekah, yang saat itu gersang tanpa penghuni. Dia memohon kepada Allah swt agar anak keturunannya dilimpahkan rezeki,  diutus para Nabi dan diterima amalnya. Memohon untuk generasi selanjutnya.

Ya Tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan hikmah (sunah) kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(Al-Baqarah [2]:129)

Untuk melanjutkan generasi Bani Israil, Allah swt memerintahkan untuk memasuki Baitul Maqdis yang saat itu sudah menjadi kota dengan fasilitas yang lengkap. Namun, apa yang terjadi? Bani Israil menolak memasukinya dengan melanggar perintah Allah swt.

Bani Israil mementingkan ego sesaat dan ego hari ini, namun menelantarkan masa depan generasinya. Bahkan, Bani Israil menolak bertaubat, padahal taubat tersebut untuk keberlanjutan generasinya.

Ingatlah) ketika Kami berfirman, “Masuklah ke negeri ini (Baitulmaqdis). Lalu, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. Masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk dan katakanlah, ‘Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami),’ niscaya Kami mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Kami akan menambah (karunia) kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”
(Al-Baqarah [2]:58)

Lalu, orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (perintah lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka, Kami menurunkan malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zalim itu karena mereka selalu berbuat fasik.
(Al-Baqarah [2]:59)


3. Bani Israil dengan kisah Thalut 

Pasukan Thalut, saat mendapatkan kesulitan menghadapi musuhnya, mereka memohon karakter, mental dan akhlak dalam mengarungi lautan kesulitan yang dilalui sehingga mereka bisa mengokohkan kemenangan dalam jangka panjang.

Ketika mereka maju melawan Jalut dan bala tentaranya, mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami, dan menangkanlah kami atas kaum yang kafir.”
(Al-Baqarah [2]:250)

Sedangkan Bani Israil, saat mendapatkan sesuatu yang tidak disukai egonya, mereka memohon sesuatu materi, agar tuntas persoalan sesaat mereka.

Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
(Al-Baqarah [2]:61)


4. Bani Israil dengan kisah Pemindahan Kiblat

Nabi Muhammad saw memohon kepada Allah swt agar kiblat shalat dipindahkan dari Baitul Maqdis ke Kabah, Masjidil Haram. Namun Bani Israil mencela pemindahan kiblat tersebut. Padahal, Bani Israil menolak untuk memasuki Masjidil Aqsha yang diperintahkan oleh Nabi Musa.


Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menetapkan kiblat (Baitulmaqdis) yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
(Al-Baqarah [2]:143)


5. Bani Israil dengan kisah Empat Burung dan Kota yang Hancur 

Nabi Ibrahim untuk mengimani Allah swt cukup dengan memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah. 

(Ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Dia (Allah) berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang.” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu, ambillah empat ekor burung, lalu dekatkanlah kepadamu (potong-potonglah). Kemudian, letakkanlah di atas setiap bukit satu bagian dari tiap-tiap burung. Selanjutnya, panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Al-Baqarah [2]:260)

Atau, seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh menutupi (reruntuhan) atap-atapnya. Dia berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah kehancurannya?” Lalu, Allah mematikannya selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (kembali). Dia (Allah) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (di sini)?” Dia menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Sebenarnya engkau telah tinggal selama seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, (tetapi) lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang-belulang) dan Kami akan menjadikanmu sebagai tanda (kekuasaan Kami) bagi manusia. Lihatlah tulang-belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging (sehingga hidup kembali).” Maka, ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Aku mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(Al-Baqarah [2]:259)

Sedangkan Bani Israil baru mau mengimani Allah swt bila sudah melihat Dzat-Nya. Mereka lebih mengimani patung anak sapi yang terbuat dari emas.

(Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum melihat Allah dengan jelas.” Maka, halilintar menyambarmu dan kamu menyaksikan(-nya).
(Al-Baqarah [2]:55)

6. Bani Israil dengan kisah Kehancuran Kota

Nabi Uzair mengimani-Nya, cukup dengan memperhatikan kota yang hancur, lalu setelah 100 tahun bisa kembali ke sedia kala. Sedangkan Bani Israil  baru mau beriman setelah melihat Dzat-Nya.


7. Bani Israil dengan Nabi Isa

Nabi Isa dikukuhkan kedudukannya dengan kehadiran malaikat Jibril. Sedangkan Bani Israil justru menyatakan perang dengan malaikat Jibril. 

Para rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Di antara mereka ada yang Allah berbicara (langsung) dengannya dan sebagian lagi Dia tinggikan beberapa derajat. Kami telah menganugerahkan kepada Isa putra Maryam bukti-bukti yang sangat jelas (mukjizat) dan Kami memperkuat dia dengan Ruhulkudus (Jibril). Seandainya Allah menghendaki, niscaya orang-orang setelah mereka tidak akan saling membunuh setelah bukti-bukti sampai kepada mereka. Akan tetapi, mereka berselisih sehingga ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) yang kufur. Andaikata Allah menghendaki, tidaklah mereka saling membunuh. Namun, Allah melakukan apa yang Dia kehendaki.
(Al-Baqarah [2]:253)

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Siapa yang menjadi musuh Jibril?” Padahal, dialah yang telah menurunkan (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah sebagai pembenaran terhadap apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.”
(Al-Baqarah [2]:97)


Apa kesimpulannya? Perjalanan Bani Israil tidak sejalan dengan sepak terjang seluruh kisah-kisah yang diabadikan dalam surat Al-Baqarah. Akibatnya, Allah menggolongkan Yahudi sebagai umat yang dimurkai.

Kisah Sapi Betina dan Model Kedurhakaan Yahudi Sejak Era Madinah  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Makna Al-Baqarah adalah Sapi Betina...

Kisah Sapi Betina dan Model Kedurhakaan Yahudi Sejak Era Madinah 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Makna Al-Baqarah adalah Sapi Betina. Mengapa kisah ini menjadi tema sentral surat sehingga dijadikan nama sebuah surat? Mengapa kisah ini menjadi kisah terpanjang Bani Israil di surat Al-Baqarah?

Kisah Sapi Betina menggambarkan model penentangan Bani Israil terhadap hukum Allah swt, walaupun bentuknya sebuah kamuflase permohonan untuk meminta kejelasan atas sebuah perintah. Bukankah, selama ini Allah swt telah berbuat baik? Jadi, mengapa masih belum meyakini  rahmat-Nya?

Mengapa kisah ini dijelaskan kepada Nabi Muhammad saw? Karena beliau akan menghadapi liku-liku pembangkangan Yahudi juga, seperti yang dihadapi Nabi Musa.

Pembangkangan Yahudi terhadap Nabi Muhammad saw justru lebih banyak dan beragam modelnya. Walaupun inti sarinya sama dengan kisah Sapi Betina.

Model pembangkangan Yahudi sejak era Madinah akan mengikuti model kisah Sapi Betina. Untuk menegaskan pembangkangannya, surat Al-Baqarah merekamnya langsung dari lisan mereka sendiri, adalah:


1. Mengaku Beriman

Apabila berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Akan tetapi, apabila kembali kepada sesamanya, mereka bertanya, “Apakah akan kamu ceritakan kepada mereka apa yang telah diterangkan Allah kepadamu sehingga mereka dapat menyanggah kamu di hadapan Tuhanmu? Apakah kamu tidak mengerti?”
(Al-Baqarah [2]:76)


2. Mengklaim, sistem kehidupannya dari Allah swt

Celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, “Ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka, celakalah mereka karena tulisan tangan mereka dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat.
(Al-Baqarah [2]:79)


3. Mengklaim, api neraka hanya beberapa hari saja

Mereka berkata, “Neraka tidak akan menyentuh kami, kecuali beberapa hari saja.” Katakanlah, “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan mengingkari janji-Nya ataukah kamu berkata tentang Allah sesuatu yang tidak kamu ketahui?”
(Al-Baqarah [2]:80)


4. Mengklaim, hatinya tertutup

Mereka berkata, “Hati kami tertutup.” Tidak! Allah telah melaknat mereka itu karena keingkaran mereka, tetapi sedikit sekali mereka yang beriman.
(Al-Baqarah [2]:88)


5. Mengklaim, beriman hanya kepada kitab yang diturunkan kepadanya

Apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah pada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an),” mereka menjawab, “Kami beriman pada apa yang diturunkan kepada kami.” Mereka ingkar pada apa yang setelahnya, padahal (Al-Qur’an) itu adalah kebenaran yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang mukmin?”
(Al-Baqarah [2]:91)


6. Mengklaim, negri akhirat hanya untuknya

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika negeri akhirat di sisi Allah khusus untukmu, bukan untuk orang lain, mintalah kematian jika kamu orang-orang benar.”
(Al-Baqarah [2]:94)


7. Mengklaim, surga hanya untuknya

Mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, “Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani.” Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu orang-orang yang benar.”
(Al-Baqarah [2]:111)


7. Mengklaim, hanya pihaknya yang benar

Orang Yahudi berkata, “Orang Nasrani itu tidak menganut sesuatu (agama yang benar)” dan orang-orang Nasrani (juga) berkata, “Orang-orang Yahudi tidak menganut sesuatu (agama yang benar),” padahal mereka membaca Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak berilmu (musyrik Arab) berkata seperti ucapan mereka itu. Allah akan memberi putusan di antara mereka pada hari Kiamat tentang apa (agama) yang mereka perselisihkan.
(Al-Baqarah [2]:113)


8. Mengklaim, Allah memiliki anak

Mereka berkata, “Allah mengangkat anak.” Maha Suci Allah, bahkan milik-Nyalah apa yang di langit dan di bumi. Semua tunduk kepada-Nya.
(Al-Baqarah [2]:116)


9. Mengklaim, tidak dijelaskan tanda kekuasaan Allah swt kepadanya

Orang-orang yang tidak mengetahui berkata, “Mengapa Allah tidak berbicara dengan kita atau datang tanda-tanda (kekuasaan-Nya) kepada kita?” Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah berkata seperti ucapan mereka itu. Hati mereka serupa. Sungguh, telah Kami jelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada kaum yang yakin.
(Al-Baqarah [2]:118)


10. Mempermainkan kata untuk menghina

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan, “Rā‘inā.” Akan tetapi, katakanlah, “Unẓurnā” dan dengarkanlah. Orang-orang kafir akan mendapat azab yang pedih.
(Al-Baqarah [2]:104)


11. Mencela kiblat ke Kabah

Orang-orang yang kurang akal di antara manusia akan berkata, “Apakah yang memalingkan mereka (kaum muslim) dari kiblat yang dahulu mereka (berkiblat) kepadanya?” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Milik Allahlah timur dan barat. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk).”
(Al-Baqarah [2]:142)

Permohonan Bani Israil di Era Nabi Musa yang Menghancurkannya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bila Firaun saja membangun gedung-gedun...

Permohonan Bani Israil di Era Nabi Musa yang Menghancurkannya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bila Firaun saja membangun gedung-gedung yang tinggi untuk melihat Tuhannya Nabi Musa dan Harun. Namun, Bani Israil justru meminta kepada Nabi Musa, agar Allah swt sendiri yang memperlihatkan dzat-Nya di hadapan mereka. Mana yang lebih beradab antara Firaun dan Bani Israil?

Nabi Musa saja mencari air sendiri. Makan dengan apa yang ditemukan salama perjalanan, saat perjalanan dari Mesir ke Madyan untuk menyelamatkan diri dari Firaun.

Namun, Bani Israil yang telah diselamatkan oleh Allah swt tanpa campur tangan sedikit pun dari mereka, justru meminta fasilitas kepada Nabi Musa selama perjalanan dari Mesir ke Palestina. Namun setelah diberikan, mereka memohon diganti dan ditukar dengan yang lain.

Bani Israil meminta agar kasus pembunuhan dipecahkan. Namun, saat diberi caranya, solusi tersebut dianggap ejekan Tuhan kepadanya.


Permohonan yang membuat mereka durhaka kepada Allah swt diabadikan dalam surat Al-Baqarah:


1. Melihat Allah

(Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum melihat Allah dengan jelas.” Maka, halilintar menyambarmu dan kamu menyaksikan(-nya).
(Al-Baqarah [2]:55)


2. Curahan Air

(Ingatlah) ketika Musa memohon (curahan) air untuk kaumnya. Lalu, Kami berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka, memancarlah darinya (batu itu) dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.
(Al-Baqarah [2]:60)


3. Mengganti Makanan 

(Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan selalu


4. Memecahkan Kasus Pembunuhan 

(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Allah memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi.” Mereka bertanya, “Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?” Dia menjawab, “Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang jahil.”31)
(Al-Baqarah [2]:67)


5. Penjelasan Spesifikasi Sapi

Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi) itu.” Dia (Musa) menjawab, “Dia (Allah) berfirman bahwa sapi itu tidak tua dan tidak muda, (tetapi) pertengahan antara itu. Maka, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.”
(Al-Baqarah [2]:68)


6. Penjelasan Spesifikasi Warna Sapi

Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya.” Dia (Musa) menjawab, “Dia (Allah) berfirman bahwa (sapi) itu adalah sapi yang warnanya kuning tua, yang menyenangkan orang-orang yang memandang(-nya).”
(Al-Baqarah [2]:69)


7. Penjelasan Spesifikasi Sapi Lebih Detail

Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi) itu. (Karena) sesungguhnya sapi itu belum jelas bagi kami, dan jika Allah menghendakinya, niscaya kami mendapat petunjuk.”
(Al-Baqarah [2]:70)

Ragam Kedurhakaan Bani Israil yang Dimaafkan, Diazab dan Sering Diingatkan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apa bedanya Bani Israil da...

Ragam Kedurhakaan Bani Israil yang Dimaafkan, Diazab dan Sering Diingatkan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Apa bedanya Bani Israil dan kaum yang lain? Kaum yang lain, bila menyimpang, maka dilenyapkan dari muka bumi. Sedangkan, Bani Israil masih tetap ada hingga hari ini. Bentuk keistimewaankah?

Bani Israil baru saja terlepas dari era  perbudakan yang sangat lama pada masa Firaun sehingga jiwanya terhina, fitrahnya rusak dan karakter utamanya hilang. Allah Maha Bijaksana, maka ada kedurhakaan yang dimaafkan Allah swt.

Namun, pada sisi lainnya, kedurhakaan mereka juga ada yang dihukum, hukuman yang terparah adalah dikeraskan hatinya. Kedurhakaan ini, karena mereka yang meminta, tetapi mereka pula yang melanggar dan menentang. Mereka melakukan rekayasa hukum Allah swt agar terhindar dari hukum tersebut.

Ada juga, kedurhakaan yang selalu diulang-ulang disebutkan, ini harus menjadi perhatian utama, karena berkaitan dengan ketauhidan.


Apa saja kedurhakaan yang dipaparkan dalam surat Al-Baqarah?


A. Jenis Kedurhakaan yang dimaafkan Allah


1. Menyembah patung anak sapi

(Ingatlah) ketika Kami menjanjikan (petunjuk Taurat) kepada Musa (melalui munajat selama) empat puluh malam. Kemudian, kamu (Bani Israil) menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan) setelah (kepergian)-nya, dan kamu (menjadi) orang-orang zalim.
(Al-Baqarah [2]:51)

Setelah itu, Kami memaafkan kamu agar kamu bersyukur.
(Al-Baqarah [2]:52)


2. Permohonan Melihat Allah swt

(Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum melihat Allah dengan jelas.” Maka, halilintar menyambarmu dan kamu menyaksikan(-nya).
(Al-Baqarah [2]:55)

Kemudian, Kami membangkitkan kamu setelah kematianmu agar kamu bersyukur.
(Al-Baqarah [2]:56)


3. Tidak menepati perjanjian Sinai

(Ingatlah) ketika Kami mengambil janjimu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), “Pegang teguhlah apa yang telah Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya agar kamu bertakwa.”
(Al-Baqarah [2]:63)

Setelah itu, kamu berpaling. Maka, seandainya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, pasti kamu termasuk orang yang rugi.
(Al-Baqarah [2]:64)



B. Jenis Kedurhakaan yang Diazab Allah swt

1. Menolak Memasuki Baitul Maqdis 

(Ingatlah) ketika Kami berfirman, “Masuklah ke negeri ini (Baitulmaqdis). Lalu, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. Masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk dan katakanlah, ‘Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami),’ niscaya Kami mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Kami akan menambah (karunia) kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”
(Al-Baqarah [2]:58)

Lalu, orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (perintah lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka, Kami menurunkan malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zalim itu karena mereka selalu berbuat fasik.
(Al-Baqarah [2]:59)


2. Merendahkan Makanan dari Surga

(Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
(Al-Baqarah [2]:61)


3. Pelanggaran di hari Sabat

Sungguh, kamu benar-benar telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di antara kamu pada hari Sabat, lalu Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina!”
(Al-Baqarah [2]:65)


4. Nyeleneh dalam penyembelihan Sapi Betina

Lalu, Kami berfirman, “Pukullah (mayat) itu dengan bagian dari (sapi) itu!” Demikianlah Allah menghidupkan (orang) yang telah mati, dan Dia memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan-Nya) agar kamu mengerti.
(Al-Baqarah [2]:73)

Setelah itu, hatimu menjadi keras sehingga ia (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar. Ada pula yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya, dan ada lagi yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.
(Al-Baqarah [2]:74)


C. Kedurhakaan Bani Israil yang sering disebutkan oleh Allah swt

Kedurhakaan dengan menyembah patung anak sapi diulang sebanyak 4 kali.


(Ingatlah) ketika Kami menjanjikan (petunjuk Taurat) kepada Musa (melalui munajat selama) empat puluh malam. Kemudian, kamu (Bani Israil) menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan) setelah (kepergian)-nya, dan kamu (menjadi) orang-orang zalim.
(Al-Baqarah [2]:51)

(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, sesungguhnya kamu telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan). Oleh karena itu, bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu dalam pandangan Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqarah [2]:54)

Sungguh, Musa benar-benar telah datang kepadamu dengan bukti-bukti kebenaran. Kemudian, kamu mengambil (patung) anak sapi (sebagai sembahan) setelah (kepergian)-nya dan kamu (menjadi) orang-orang zalim.
(Al-Baqarah [2]:92)

(Ingatlah) ketika Kami mengambil janjimu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), “Pegang teguhlah apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!” Mereka menjawab, “Kami mendengarkannya, tetapi kami tidak menaatinya.” Diresapkanlah ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah patung) anak sapi karena kekufuran mereka. Katakanlah, “Sangat buruk apa yang diperintahkan oleh keimananmu kepadamu jika kamu orang-orang mukmin!”
(Al-Baqarah [2]:93)

Rambu Kehidupan bagi Yahudi Pasca Hijrahnya Nabi Muhammad saw di Madinah  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Yahudi tiba di Madinah untu...

Rambu Kehidupan bagi Yahudi Pasca Hijrahnya Nabi Muhammad saw di Madinah 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Yahudi tiba di Madinah untuk menunggu kedatangan Nabi terakhir yang telah disebutkan di Taurat dan Injil. Mereka sangat sabar menanti kedatangannya dari generasi ke generasi. Masa setelah Nabi Isa, merupakan masa pencarian dan penantian mereka.

Mereka senantiasa memperhatikan ragam fenomena alam untuk mengidentifikasi tempat dan waktu kedatangannya. Dipilih Madinah, karena tempat itu banyak kebun kurmanya. Diperhatikan langit, karena kelahiran Nabi terakhir, berbarengan dengan kemunculan bintang tertentu. 

Yahudi membangun rumah, perkebunan, dan ragam industri di balik benteng-benteng mereka di Madinah. Mereka sadar, penantiannya akan lama, jadi butuh membangun infrastruktur yang lengkap untuk keamanan dan kenyamanan.

Mereka sangat yakin akan kedatangan Nabi terakhir. Sebab, setiap terjadi konflik dengan bangsa non Yahudi. Mereka selalu mengulangi pernyataan, bahwa kelak mereka akan memimpin dunia dengan kehadiran Nabi akhir zaman.

Saat Nabi akhir zaman datang ke Madinah, ternyata tidak lahir dari Bani Israil, tetapi dari Bani Ismail. Kekecewaan dan kedengkian muncul. Walaupun mereka tetap menandatangani Piagam Madinah.

Selama proses integrasi masyarakat di Madinah ini, Al-Qur'an pun membimbing Yahudi. Al-Qur'an memaparkan terapi dan obatnya dalam surat Al-Baqarah. Karena, sebenarnya merekalah yang paling siap menerima kedatangannya, karena mereka telah tahu kehadirannya selama ribuan tahun.
 
Wahai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu. Hanya kepada-Ku hendaknya kamu takut.
(Al-Baqarah [2]:40)

Berimanlah kamu kepada apa (Al-Qur’an) yang telah Aku turunkan sebagai pembenar bagi apa yang ada pada kamu (Taurat) dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga murah dan bertakwalah hanya kepada-Ku.
(Al-Baqarah [2]:41)

Janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (jangan pula) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahui(-nya).
(Al-Baqarah [2]:42)

Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.
(Al-Baqarah [2]:43)

Mengapa kamu menyuruh orang lain untuk (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab suci (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?
(Al-Baqarah [2]:44)

Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,
(Al-Baqarah [2]:45)

(yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan hanya kepada-Nya mereka kembali.
(Al-Baqarah [2]:46)

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (293) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (452) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (350) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (468) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (188) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (215) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)