Nabi Muhammad saw Menyempurnakan "Rekonstruksi" Kabah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Perjalanan Nabi Ibrahim ke tanah yang tandus saat itu, Mekah, ternyata untuk mengemban amanah besar. Yaitu, rekonstruksi Kabah.
Saat itu, Kabah hanya tersisa pondasinya. Saat itu, Kabah sunyi dan sepi. Tak ada aktivitas untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
Maka, direkonstruksi kembali baik secara fisik maupun perannya oleh Nabi Ibrahim bersama putranya, Nabi Ismail, sebagai tempat rukuk dan sujud, thawaf dan itikaf.
(Ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah itu (Ka‘bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. (Ingatlah ketika Aku katakan,) “Jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat salat.” (Ingatlah ketika) Kami wasiatkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, serta yang rukuk dan sujud (salat)!”
(Al-Baqarah [2]:125)
(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:127)
Apakah peran Kabah hanya itu saja? Tempat shalat, thawaf dan itikaf hanya pada waktu dan kawasan tertentu?
Bagaimana agar, jiwa dan hati manusia di seluruh belahan dunia mana pun dapat terhubung setiap detik padanya?
Bagaimana agar di sepanjang waktu manusia senantiasa shalat, thawaf dan itikaf di hadapan Kabah?
Bagaimana membangun keterhubungan aqidah, ibadah dan syariah dengan leluhurnya? Untuk menghantam klaim-klaim Yahudi dan Nasrani yang dusta? Untuk meneguhkan bahwa Muslimin itu peradaban dan identitas tersendiri dan jauh berbeda dengan Yahudi dan Nasrani yang telah menyimpang dari ajaran Ibrahim, Ishaq, Yaqub, Musa dan Isa?
Di Al-Baqarah, Allah swt mengkisahkan suasana kejiwaan dan hati Rasulullah saw sebelum pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Kabah. Juga, tantangan yang dihadapi setelah pemindahan kiblat ke Kabah.
Orang-orang yang kurang akal di antara manusia akan berkata, “Apakah yang memalingkan mereka (kaum muslim) dari kiblat yang dahulu mereka (berkiblat) kepadanya?” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Milik Allahlah timur dan barat. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk).”
(Al-Baqarah [2]:142)
Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menetapkan kiblat (Baitulmaqdis) yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
(Al-Baqarah [2]:143)
Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidilharam) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.
(Al-Baqarah [2]:144)
Sempurnalah peran Kabah di muka bumi. Tahapannya di mulai dari Nabi Ibrahim saw, bapaknya para Nabi dan rasul, disempurnakan oleh keturunannya, para pemimpin Nabi dan Rasul, Muhammad saw.
Semua kisah ini ditempatkan pada satu surat. Yaitu, Al-Baqarah.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif