Kisah Nabi Ibrahim di Al-Baqarah, Menyibak Kekeliruan Yahudi dan Nasrani
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Mengaitkan kisah generasi terdahulu dengan kebutuhan generasi sekarang dan masa depan. Mengaitkan kisah terdahulu dengan tantangan yang dihadapi sekarang. Semuanya disajikan dalam surat Al-Baqarah.
Ketika kisah Nabi Ibrahim diakhiri, Allah swt langsung menghadapkannya dengan tantangan nyata di Madinah yang tengah dihadapi Muslimin. Yaitu, bagaimana menghadapi klaim-klaim Yahudi dan Nasrani?
Pemikiran Yahudi mengepung Madinah. Pemikiran Nasrani mengepung Madinah dari Syam oleh kaki tangan Romawi yang berbangsa Arab, juga Kaisar dan pendeta Nasrani di istana Heraklius, Yaman, Mesir dan Habasyah.
Inilah bekal berinteraksi dengan ragam pemikiran yang mendominasi saat itu. Inilah bekal berinteraksi dengan jiwa dan hati mereka. Ini juga bekal Muslimin saat ini dan masa depan dalam berinteraksi dengan ragam ideologi dan peradaban.
Mereka selalu menyeru, mempengaruhi, mengepung untuk merasuki akal, jiwa dan hati. Untuk itulah, setelah beberapa fragmen kisah Nabi Ibrahim dipaparkan, Allah swt menutupnya dengan aplikasi kisah ini bagi generasi yang hadir dan akan hadir.
Mereka berkata, “Jadilah kamu (penganut) Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk.” Katakanlah, “(Tidak.) Akan tetapi, (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus dan dia tidak termasuk orang-orang musyrik.”
(Al-Baqarah [2]:135)
Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman), “Kami beriman kepada Allah, pada apa yang diturunkan kepada kami, pada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunannya, pada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, serta pada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.”
(Al-Baqarah [2]:136)
Jika mereka telah mengimani apa yang kamu imani, sungguh mereka telah mendapat petunjuk. Akan tetapi, jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu). Maka, Allah akan mencukupkanmu (dengan pelindungan-Nya) dari (kejahatan) mereka. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:137)
(Peliharalah) sibgah Allah. Siapa yang lebih baik sibgahnya daripada Allah? Hanya kepada-Nya kami menyembah.
(Al-Baqarah [2]:138)
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah kamu (Yahudi dan Nasrani) hendak berdebat dengan kami tentang Allah? Padahal, Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu. Hanya kepada-Nya kami dengan tulus mengabdikan diri.
(Al-Baqarah [2]:139)
Apakah kamu juga berkata bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub, dan keturunannya adalah penganut Yahudi atau Nasrani? Katakanlah, “Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah? Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan kesaksian dari Allah yang ada padanya?” Allah sama sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
(Al-Baqarah [2]:140)
Itulah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan.
(Al-Baqarah [2]:141)
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif