Pasca Hudaibiyah, Pasca Gencatan Senjata Gaza
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Rasulullah saw bermaksud menunaikan umrah, namun tak diizinkan oleh Kafir Quraisy. Lalu, terjadi perjanjian Hudaibiyah yang tak diterima oleh para Sahabat. Mengapa tidak berperang saja?
Rasulullah saw bergerak cepat. Sebab, satu musuh, Kafir Quraisy, sudah terkunci. Bagaimana berdakwah kepada selain Musyrikin Mekah? Rasulullah saw mengirimkan utusan ke seluruh penguasa, Romaw, Persia dan Mesir.
Para kabilah Arab berdatangan ke Madinah untuk memeluk Islam, karena posisi Madinah dan Mekah sudah sejajar dalam ranah diplomasi. Para Sahabat yang hijrah di Habasyah tiba ke Madinah. Yahudi terkalahkan di Khaibar. Kaum Muslimin mampu meladeni Romawi dalam perang Mu'tah. Apakah faksi perlawanan, khususnya Hamas, mampu bermanuver seperti Rasulullah saw pasca Hudaibiyah?
Sekarang, Hamas bukanlah Hamas yang dulu. Legitimasinya sudah sangat kuat di mata rakyat Palestina. Kemampuan juangnya sudah memporak-porandakan militer penjajah Zionis Israel yang sebelumnya ditakuti di Timur Tengah. Bukankah, sebelumnya gabungan militer Arab selalu bisa dipukul mundur hanya beberapa hari saja?
Walaupun, Israel, Amerika dan Sekutu dekatnya masih menganggap Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Mahmud Abbas sebagai perwakilan rakyat Palestina, namun Badai Al-Aqsa telah menenggelamkan perannya. Hamas dan perlawanan Palestina bisa menjalin diplomasi dengan "geng" selain Amerika.
Qatar dan Turki bisa jadi perantara dan penjamin dalam diplomasi internasional. Seperti Suriah, bergerak cepat Suriah yang menjalin hubungan diplomasi dengan Eropa dan Arab. Apalagi, kekuatan dunia sudah multipolar, tidak digengam semata-mata oleh Amerika.
Mendekati mereka yang terbuka mendeklarasikan dukungan Badai Al-Aqsa. Yang mendukung memasukkan penjajah Zionis Israel ke Mahkamah Internasional. Yang sama-sama berjuang menyerang kepentingan penjajah Zionis Israel saat Badai Al-Aqsa, menjadi fokus diplomasinya.
Bidang kemiliteran tetap dibangun, seperti Rasulullah saw yang mampu mengalahkan Yahudi di Khaibar dan merepotkan Romawi di Mu'tah pasca perjanjian Hudaibiyah. Kewaspadaan tetap dijaga, seperti Kafir Quraisy yang terus berusaha untuk membatalkan perjanjian Hudaibiyah.
Penjajah Zionis Israel pun selalu mencari celah untuk melakukan pertempuran baru, sebab mereka tengah terus memperbaiki kinerja militernya sesuai arahan Komite Hagel yang menekankan kemampuan menyerang, bukan pertahanan dan pencegahan serangan.
Yang lebih utama dari itu semua adalah meneguhkan keistimewaan berjihad dan berukhuwah. Sebab kemenangan itu bila membela agama Allah.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif