Yang Terpenting, Konsisten pada Tujuan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Berharap memiliki putra yang dinazarkan untuk berkhidmat pada Baitul Maqdis. Ternyata bayi yang lahir dari rahimnya seorang perempuan. Padahal lelaki dan perempuan itu berbeda. Namun, nazarnya tetap ditunaikan. Bagaimana akhirnya?
Ternyata dari anak perempuannya, Maryam, lahirlah sosok yang bukan sekedar berkhidmat pada Baitul Maqdis saja, tetapi sosok Nabi dan Rasul, Nabi Isa. Bukankah jauh lebih baik dari yang diharapkan?
Bila niatnya Allah swt, jangan pedulikan liku-liku yang ada. Jangan hiraukan peristiwa yang menimpa. Walaupun tidak sesuai dengan rencana, tetaplah melangkah. Tetaplah berkarya. Kelak akan sampai pada tujuannya.
Rasulullah saw berharap Thaif menjadi tempat dakwahnya, yang diterima justru perlakuan permusuhan dari penduduknya. Apakah kecewa? Rasulullah saw tetap konsisten pada tujuannya, menjadikan Thaif sebagai pusat dakwahnya kelak. Rasulullah saw pun berdoa. Apa buah dari kekonsistenan ini?
Allah swt menukarnya dengan Madinah. Negeri yang seluruh penduduknya menerima dan memperjuangkan dakwahnya hingga titik darah penghabisan.
Harta kekayaan para Sahabat dirampas dan dibekukan oleh para Musyrikin Mekah. Tak ada sedikit pun yang tersisa saat hijrah ke Madinah. Apa yang terjadi setelah itu? Allah swt menggantinya dengan harta rampasan Khaibar, sehingga para Muhajirin mengembalikan seluruh harta kaum Anshar.
Berharap bisa masuk ke Mekah untuk berumrah. Tetapi, dihalangi. Namun, Allah swt menggantinya dengan Futuh Mekah. Syahid dan menang sama saja dalam perjuangan. Yang terpenting, konsisten pada tujuan perjuangan. Inilah nilai terpenting.
0 komentar: