Nabi Zakaria Mendidik Maryam
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Maryam telah lahir. Bayi perempuan yang sejak dikandungan sudah dinazarkan untuk berkhidmat di Baitul Maqdis. Dengan proses tertentu, maka terpilihlah Nabi Zakaria sebagai pendidiknya. Nabi Zakaria adalah paman dari Maryam.
Dia (Allah) menerimanya (Maryam) dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemui di mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam, dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.
(Āli ‘Imrān [3]:37)
Siapakah Nabi Zakaria itu? Menurut Sayid Qutb dalam Fizilalil Al-Qur'an, Nabi Zakaria adalah keturunan dari Nabi Harun. Rentang waktu Nabi Harun dengan Nabi Zakaria menurut Buya Hamka di Tafsir Al-Azhar adalah diperkirakan 1.800 tahun.
Menurut Masduha dalam bukunya Al-Alfaazh, menyatakan bahwa Zakaria juga keturunan dari Nabi Sulaiman. Menurut Sayid Qutb, Nabi Zakaria saat itu pemimpin yang memelihara haikal (mihrab) Yahudi.
Al-Qur'an memgambil kosa kata proses mendidik Maryam dengan kata "Nabaatan". Menurut Al-Laits, setiap yang ditumbuhkan oleh Allah swt di muka bumi adalah "nabt". Artinya, Nabi Zakaria mendidik Maryam seperti petani terbaik yang merawat tumbuhan terbaik sehingga tanaman tersebut berkembang dengan sangat baik.
Buya Hamka, dalam Tafsir Al-Azhar, menjelaskan mengapa Maryam berhasil dididik sehingga fokus berkhidmat di Baitul Maqdis? Ada dua rahasia.
Pertama, Nabi Zakaria, sebagai pendidiknya, bukan orang lain bagi Maryam. Dia pamannya, juga seorang rasul Allah yang amat saleh sehingga kesalehannya itu berpengaruh juga kepada pertumbuhan diri Maryam.
Kedua, Maryam dari keturunan ayah-bunda yang shaleh. Paduan sinergi antara pendidik dan keturunan yang saleh inilah menjadi kunci keberhasilan mendidik Maryam.
Seperti tanaman, sinergi petani terbaik dan bibit terbaik, akan menghasilkan tanaman dengan buah terbaik pula. Bila salah satu tidak terpenuhi, menurut Buya Hamka, pertumbuhannya anak akan kurang wajar.
Tidak hanya mendidik, Nabi Zakaria juga yang menjamin dan menanggung seluruh kebutuhan Maryam selama proses pendidikan tersebut. Karena Al-Qur'an menjadikan kosa kata "Kafilla" sebagai salah satu pernya Nabi Zakaria.
Jadi, mendidik bukan saja kewajiban orang tuanya tetapi juga kerabat dari orang tuanya. Itu pelajaran dari Nabi Zakaria
0 komentar: