Membandingkan Efek Perang Dagang Amerika dan Gaza bagi Eksport Penjajah Zionis Israel
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Amerika Serikat menetapkan tarif "Trump" untuk semua lawan maupun kawannya. Termasuk, 17 persen kepada Zionis Israel yang merupakan mitra terdekatnya yang menjadi corong pertama dan utama Amerika di Timur Tengah.
Mengapa Trump tetap menaikkan tarif ke Zionis Israel? AS mengalami defisit perdagangan dengan Israel hingga 7,4 miliar dolar. Walaupun Netanyahu mencoba melobi Trump, namun tetap saja gagal.
Sebab, di tengah defisit ini pun, AS setiap tahunnya harus memberikan bantuan rutin "gratis" 4 miliar dolar ke Zionis Israel. Jadi AS menanggung beban keuangan berlipat dari Zionis Israel.
Apakah tarif Trump ini berpengaruh terhadap ekonomi Zionis Israel?
Leo Leiderman, seorang profesor ekonomi di Universitas Tel Aviv, mencatat bahwa sebagian besar ekspor Israel ke AS bukan dalam bentuk barang tetapi jasa.
Contohnya, pada 2023, sekitar 70 persen ekspor teknologi Israel adalah jasa perangkat lunak. Sementara 30 persennya merupakan barang fisik. Jadi yang terkena dampak tarif Trump hanya 30% dari ekspor yang ada.
Yang dikhawatirkan justru 70% dari nilai ekspor yang berbentuk jasa teknologi menjadi penyumbang terbesar ekspor Zionis Israel.
Apa penyebabnya? Perang Gaza cukup melemahkan pertumbuhan sektor jasa teknologi. Hal ini diutarakan oleh Tomer Simon, kepala ilmuwan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Microsoft Israel.
"Perang telah menciptakan kekosongan besar pada angkatan kerja di sektor teknologi tinggi. Di mana, persentase karyawan yang direkrut untuk tentara cadangan jauh lebih tinggi, sekitar 15 %, dibandingkan rata-rata nasional," kata Simon.
Dia mengingatkan, "Perusahaan multinasional mungkin membekukan, mengurangi dan menutup investasinya walaupun setelah konflik di Israel yang akan berdampak buruk bagi perekonomian Israel dan "masa depan inovasi, melemahkan posisi global kita dan bahkan semakin melemahkan stabilitas internal kita".
Ekspor jasa Zionis Israel semakin tertekan pula dengan maraknya gelombang brain drain, dimana semakin banyak para ilmuwan, intelektual dan pakar yang hengkang karena perang. Sejak Badai Al-Aqsa, sekitar 8.300 pekerja teknologi tingginya dan 1.700 orang kayanya hengkang.
Akibatnya, pertumbuhan sektor teknologi terus melambat dibandingkan tahun 2021 dan 2022. Waupun perusahaan teknologi mengumpulkan dana sebesar USD8 miliar pada tahun 2023, namun sebenarnya turun 55 persen dibandingkan tahun 2022.
Ditambah lagi hancur totalnya jasa pariwisata akibat perang Gaza yang merupakan tulang punggung lain bagi Zionis Israel.
Bila perang dagang bisa memperburuk ekspor barang yang komposisinya 30 %, maka perang Gaza memperburuk ekspor jasanya, yang komposisinya 70%. Bila digabungkan, bagaimana efek dominonya bagi Penjajah Zionis Israel?
0 komentar: