Kisah Anak dan Bapaknya
Dikisah Abu Hafsh Al-Yaskandi, seorang ulama Samarkand, kedatangan seseorang yang mengadu telah dipukuli dan disakiti anaknya. Lalu, Abu Hafsh berkata, "Maha Suci Allah, apakah ada anak yang berani memukul anaknya?"
"Ada, dia telah memukul dan menyakiti saya." Jawab orang itu.
"Apakah kamu mengajarkan kesopanan dan ilmu pada anakmu?" Abu Hafsh bertanya.
"Tidak." Ia menjawab.
"Apakah kamu mengajarkan Al-Qur'an kepada anakmu?" Abu Hafsh bertanya.
"Tidak." Ia menjawab.
"Lalu, apa yang biasa dilakukan anakmu?" Abu Hafsh bertanya.
"Bertani." Ia menjawab.
"Tahukah kamu mengapa iya memukulmu?" Abu Hafsh bertanya.
"Tidak." Ia menjawab.
"Barangkali sewaktu ia pergi ke ladang dengan mengendarai keledai yang di kanan dan kirinya ada kerbau dan dibelakangnya ada anjing sambil bernyanyi karena tidak biasa membaca Al-Qur'an, ia menyangka bahwa kamu seekor lembu yang menganggunya, maka bersyukurlah kepada Allah swt karena ia tidak memukul kepalamu." Kata Abu Hafsh.
Tsabit Al-Bannani berkisah, bahwa ada seseorang yang sering memukul ayahnya, kemudian ditanyakan kepada ayahnya, "Mengapa bisa begitu?"
"Pantas jika anakku seperti itu, karena aku dulu sering memukul ayahku. Jadi, ini balasan atas perbuatanku dan aku tidak menyalahkan anakku." Jawab ayahnya.
Khalaf bin Ayyub berkisah, ada seorang yang shaleh, apabila ia memerlukan sesuatu, ia tidak menyuruh anaknya, akan tetapi menyuruh orang lain. Ketika ada seseorang yang bertanya kepadanya, dia menjawab;
"Bila aku menyuruh anakku, aku khawatir dia tidak bisa mengerjakannya, sehingga dia durhaka kepadaku yang bisa menyebabkannya masuk neraka."
Sumber:
Al-Faqih Abdul Laits As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, Pustaka Amani
0 komentar: