Sejarah Penodaan Tempat Ibadah di Palestina
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang masjid-masjid Allah digunakan sebagai tempat berzikir di dalamnya dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya, kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan di dunia dan mendapat azab yang berat di akhirat.
(Al-Baqarah [2]:114)
Tentara penjajah Zionis Israel meningkatkan penyerangan dan pembakaran terhadap masjid-masjid di Tepi Barat sepanjang Ramadhan kali ini, Maret 2025. Serangan brutal belakangan disebut yang paling parah sejak pengusiran besar-besaran warga Palestina pada 1948.
Berbarengan dengan shalat Jumat perdana Ramadhan tahun ini, 7 Maret 2025, tentara Israel membakar Masjid Al-Nasr di Nablus dan menghalangi pemadam kebakaran mendekati bangunan bersejarah itu.
Hingga 10 Maret 2025, Tentara Israel telah menyerbu enam masjid di Nablus, Tepi Barat, dan membakarnya saat serangan di tengah bulan Ramadan.
Dalam satu masjid, bisa terjadi berulang kali penodaan dalam satu bulan. Contohnya, Masjid Ibrahimi, Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina mencatat bahwa tentara penjajah Israel melarang azan di Masjid Ibrahimi sebanyak 43 kali pada Juli 2024 dan mencegah warga Palestina memasuki masjid tersebut.
Penjajah Israel sangat sering menodai Masjid Al-Aqsa. Namun, salah satu peristiwa yang terbesar yang menyebabkan pecahnya perang adalah pada malam ke-27 Ramadhan, 9 Mei 2021.
Dimana, tentara penjajah Israel tidak hanya menyerang para pria, namun juga para perempuan, bahkan yang usianya telah renta ikut diserang saat mereka sedang melakukan shalat tarawih.
Sebagai balasannya, pada 10 dan 11 Mei 2021, Hamas dan Jihad Islam Palestina meluncurkan 400 roket ke wilayah pendudukan Israel.
Tepatnya 21 Agustus 1969, merupakan momen kelam bagi Muslim di seluruh dunia. Ketika itu, kelompok Zionis memutuskan dengan sengaja membakar Masjid Al-Aqsa.
Pada 21 Agustus 1969, seorang ekstremis Yahudi Australia radikal bernama Michael Dennis menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa. Ia juga dilaporkan dengan sengaja membakar sayap timurnya.
Api yang muncul menghanguskan lebih dari sepertiga total luas masjid. Bara panas tersebut membakar lebih dari 1.500 meter persegi masjid, dari ukuran aslinya 4.400 meter persegi.
Bila di wilayah yang tidak perang saja penjajah Israel menyerang, membakar, melarang dan membatasi memasuki tempat ibadah, bagaimana ketika perang?
Hampir 1.000 masjid rusak akibat serangan penjajah Israel di Gaza pada Januari 2025, ungkap Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina. Dimana, 815 tempat ibadah Muslim hancur dan 151 lainnya rusak sebagian.
Kementerian tersebut mengatakan 19 pemakaman dan tiga gereja juga dihancurkan dalam perang genosida Israel di Gaza pada tahun 2024.
Apakah penodaaan tempat ibadah di Palestina, khususnya Masjid Al-Aqsa, hanya di era ini saja?
Menurut para ahli tafsir dan sejarah, sekitar abad ke VI sebelum Masehi, Masjid Al Aqsa (Yerusalem) diserang oleh Nebukadnezar dari Babilonia. Hal ini menyebabkan Bani Israel tidak memiliki tanah suci.
Bertahun-tahun kemudian, tempat suci itu kembali dihancurkan oleh Kaisar Titus dari Roma. Kejadian ini diperkiraan terjadi pada tahun 70 Masehi ketika ia datang ke Palestina untuk menghukum orang-orang Yahudi.
Bekas Masjid Al Aqsa yang sudah hancur lalu diubah menjadi ladang oleh Raja Titus sebagaimana pendapat Ibn Khaldun. Akhirnya, Baitul Maqdis nyaris menjadi tidak tersisa dan terbengkalai keberadaannya.
Barulah ketika Baitul Maqdis berhasil dikuasai oleh umat Islam pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA, kaum muslimin berbondong-bondong membangun kembali Masjid Al Aqsa.
Pembangunannya kemudian dilanjutkan kembali pada masa khalifah Umayyah Abdul Malik dan diselesaikan oleh putranya, Al Walid, pada 705 M.
Setelah dibangun oleh Muslimin, sekarang penjajah Israel mengklaim bahwa masjid tersebut tempat suci mereka. Hanya mereka yang berhak. Juga terus menodainya.
0 komentar: