Penjajah Zionis Israel Dihantui Masa Depannya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Firaun dalam puncak kekuasaannya. Tandanya, dia menyatakan dirinya sebagai tuhan. Namun, hidupnya dibayang-bayangi ramalan kehancurannya. Apakah terasa bahagia hidupnya?
Sebelum kehancurannya, dia menyaksikan Qarun yang dibenamkan ke tanah. Ahli Sihirnya pun menjadi pendukung Nabi Musa. Petinggi kerajaannya mulai ada yang berargumen untuk membiarkan Nabi Musa bergerak bebas. Bukankah ini pukulan berat bagi Firaun?
Mana yang dipilih, hidup dalam kegelimpangan kekuasaan dan kekuatan, namun dipastikan akan hancur keesokan harinya. Atau, hari ini menghadapi segala ragam kehancuran, kenestapaan dan penderitaan, namun esok harinya meraih kemenangan?
Penjajah Zionis Israel hari ini berhasil membantai 50.000 dan melukai lebih dari 110.000 rakyat Palestina. Namun, dihantui pertikaian, ancaman perang saudara, serta semakin drastis berkurang dukungan padanya, yang berpotensi pada kehancurannya. Apakah nyaman menjadi bangsa seperti ini?
Menurut jajak pendapat terkemuka Gallup, dukungan kepada penjajah Israel di warga Amerika telah mencapai tingkat terendah dalam 25 tahun terakhir. Hanya 46 persen, sebelumnya 51 persen, yang menyatakan simpati terhadap negara tersebut.
Atau, seperti rakyat Palestina yang dijanjikan kemenangan di esok hari? Dimana, batu pun akan membantunya dengan menginformasikan tempat persembunyian Yahudi? Kelak, tak ada tempat yang aman bagi Yahudi. Tidakkah terasa tenteram bila hari esok adalah hari-hari kemenangan?
Bukankah banyak yang depresi, kelainan mental hingga bunuh diri akibat ketakutan masa depannya, padahal hari ini hidup dalam keberlimpahan? Hari ini, kondisi inilah yang tengah dihadapi penjajah Zionis Israel.
0 komentar: