Mindset Pohon dan Infaq dalam Pengelolaan Harta di Surat Al-Baqarah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Pengelolaan harta dalam Al-Qur'an selalu dikaitkan dengan pohon. Ada apa dengan pohon? Satu pohon menghasilkan buah-buahan yang tak terhingga. Bila usia pohon sudah melebihi 5 tahun, tidak diurus pun, pemilik pohon tidur pun, buahnya tetap melimpah. Apakah mengelola bisnis seperti ini juga?
Mindset seperti apa agar hasilnya seperti ini? Infaq di jalan Allah swt. Infaq itu selalu berkonotasi positif, tidak ada yang negatif. Infaq itu berorientasi akhirat bukan dunia.
Di jalan Allah swt, berarti diinvestasikan pada sektor yang dikehendaki Allah swt, bukan ego manusia. Yang dijamin paling tinggi kemanfaatan, terbaik memberikan solusi dan berdampak paling luas. Inilah mindset dari setiap receh uang yang dikeluarkan.
Infaq itu bagaikan seseorang menanam pohon. Terus mengolah tanah. Terus memupuk tanah agar makro dan mikro organisme tanah hidup. Terus menciptakan lingkungan kondusif agar tanaman bisa tumbuh dengan baik. Adakah keinginan balas jasa di tahapan ini?
Menanam pohon itu sudah pasti hasilnya. Apalagi Al-Qur'an mengambarkannya dengan kebun-kebun yang airnya selalu mengalir. Juga, dengan cabang yang banyak dan akar yang menghujam ke bumi. Di tanah pegunungan yang hasilnya berlipat dua kali dibandingkan dataran rendah. Inilah jaminan Allah swt.
Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka untuk mencari rida Allah dan memperteguh jiwa mereka adalah seperti sebuah kebun di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, lalu ia (kebun itu) menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, hujan gerimis (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
(Al-Baqarah [2]:265)
Mengapa mengelola harta lebih banyak dari sisi pengeluaran bukan penerimaan? Setiap orang sudah dijamin rezekinya oleh Allah swt. Ini dari sisi penerimaan. Namun, tumbuh dan berkembangnya tergantung dari apa yang dilakukan setelah harta itu diterima dan dimiliki?
Kesalahan dan kehancuran harta lebih banyak disebabkan oleh kesalahan setelah harta itu dimiliki, atau dari sisi pengeluaran. Salah fokus, salah prioritas, salah orientasi, salah urus, dan salah penempatan.
Oleh sebab itu, Al-Qur'an membimbingnya dengan perumpamaan yang sederhana, seperti menanam pohon. Al-Qur'an juga mengarahkan dengan kalimat yang sederhana yaitu berinfaq di jalan Allah swt.
0 komentar: