Menghindari Kegagalan Investasi dalam Surat Al-Baqarah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Setiap orang memiliki sumberdaya yang sama. Mengapa hasilnya berbeda? Memanam pohon yang sama, namun panennya berbeda?
Bukankah takdir pohon itu sama? Satu benih akan menghasilkan tujuh tangkai, setiap tangkai menghasilkan 100 buah?
Ada yang berinvestasi, tidak mempersoalkan jenis tanamannya. Namun, apa pun jenis tanamannya, hasilnya berlimpah.
Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka untuk mencari rida Allah dan memperteguh jiwa mereka adalah seperti sebuah kebun di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, lalu ia (kebun itu) menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, hujan gerimis (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
(Al-Baqarah [2]:265)
Ada yang berinvestasi dengan perencanaan yang sangat baik. Menanam pohon anggur dan kurma, sebagai wujud diversifikasi investasi. Jangan berinvestasi di keranjang yang sama yang bisa berresiko.
Tanamannya di kebun yang di dalamnya terdapat sungai yang mengalir. Dipastikan, hasilnya akan melimpah ruah. Namun, saat dibutuhkan, seluruh tanamannya terbakar, padahal usianya sudah senja dan anak-anaknya masih kecil.
Investasi hancur di saat hasilnya akan dipetik. Padahal buahnya sudah bergelantungan di ranting-ranting. Namun, hancur di saat yang sangat dibutuhkan.
Apakah salah seorang di antara kamu ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan. Kemudian, datanglah masa tua, sedangkan dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu, kebun itu ditiup angin kencang yang mengandung api sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan(-nya).
(Al-Baqarah [2]:266)
Apa yang membedakan dari hasil investasi ini? Yang satu, menginfakkan hartanya hanya untuk meraih ridha Allah dan meneguhkan jiwanya untuk mengabdi kepada Allah swt. Yang gagal, karena tujuannya kemegahan, riya, dan membanggakan untuk merendahkan dan menyakiti orang yang diberi.
Berinvestasi bukan sekedar kuat dalam analisis jenis investasinya, siapa yang diamanahkan, tetapi juga orientasi dari investasi itu sendiri.
0 komentar: