Logika Yahudi di Era Nabi Musa dan Zionis Israel
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Apakah Yahudi bangsa yang cerdas? Allah swt memberi makanan dan minuman dari surga, Manna dan Salwa, secara gratis. Tetapi, mereka meminta makanan yang dijual di pasar-pasar dengan membayar.
Diperintahkan untuk memasuki Palestina tanpa perlu berperang, tetapi mereka justru menolaknya. Lebih memilih terlunta-lunta di Sinai. Setelah beberapa generasi kenabian, mereka justru memilih perang untuk memasukinya.
Menanggalkan Allah swt sebagai Illah, tetapi justru mengambil patung anak sapi sebagai yang disembah.
Memecahkan teka teki pembunuhan hanya dengan menyembelih sapi, tetapi justru meminta penjelasan karakter sapinya sehingga hampir tak bisa mendapat sapi tersebut.
Itulah gambaran tertutupnya seluruh pintu kecerdasannya. Apakah hanya berlaku di masa lalu saja?
Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka. Pada penglihatan mereka ada penutup, dan bagi mereka azab yang sangat berat.
(Al-Baqarah [2]:7)
Agar hidup damai di Palestina, penjajah Zionis Israel sebenarnya hanya tinggal mematuhi perjanjian Oslo yang sudah ditandatangani di era Yitzhak Rabin dan Yaser Arafat. Setelah itu bisa hidup dengan konsep solusi dua negara yang diakui oleh dunia internasional. Bukankah mereka telah mendapatkan tanah 70%?
Sekarang, untuk mendapatkan sandera, sebenarnya hanya tinggal mematuhi proses gencatan senjata saja. Namun, penjajah Zionis Israel justru melanjutkan agresinya kembali.
Untuk menjamin wilayah pendudukannya, cukup mematuhi perjanjian perbatasan saja. Namun, mereka justru menyerang Lebanon dan Suriah juga. Termasuk Yaman dengan bantuan Amerika dan Inggris.
Berapa puluh kuadran triliun telah dihabiskan oleh penjajah Zionis Israel untuk membangun infrastruktur militernya? Apakah dijamin kemenangan militer dan politiknya? Allah swt telah menegaskan hasilnya.
Sungguh, telah ada tanda (bukti) bagimu pada dua golongan yang bertemu (dalam pertempuran. Satu golongan berperang di jalan Allah dan (golongan) yang lain kafir yang melihat dengan mata kepala bahwa mereka (golongan muslim) dua kali lipat jumlahnya. Allah menguatkan siapa yang Dia kehendaki dengan pertolongan-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati).
(Āli ‘Imrān [3]:13)
0 komentar: