Kisah Nabi Yakub dan Kesatuan Agama Samawi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Di surat Al-Baqarah, Al-Qur'an mengabadikan detik-detik terakhir Nabi Yaqub. Detik terakhir hembusan nafasnya. Detik terakhir yang sangat berharga yang biasanya memuat pesan yang paling berharga.
Pesan yang menyatukan semua agama samawi. Pesan yang tidak akan menimbulkan perpecahan, perselisihkan, dan debat kusir apalagi pertempuran karena sebab agama samawi.
Di detik terakhirnya, ternyata Nabi Yaqub tidak mengungkapkan pesan, tetapi ingin mengetahui apakah didikannya terhadap anak-anaknya sudah benar dan menghujam di jiwa mereka?
Nabi Yaqub bertanya tentang ketauhidan. Nabi Yaqub bertanya komitmennya terhadap ajaran para leluhurnya kepada anak-anaknya.
Apakah kamu (hadir) menjadi saksi menjelang kematian Ya‘qub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.”
(Al-Baqarah [2]:133)
Nabi Yaqub sangat antusias mentransfer amanah kepemimpinan dari para pendahulunya, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Nabi Ishaq kepada generasi selanjutnya dari kalangan putranya, dari Bani Israil.
Setelah itu, seharusnya agama Samawi itu hanya satu. Tidak ada yang lain. Tidak ada Yahudi dan Nasrani. Yang ada hanya yang dibawa oleh Nabi Ibrahim.
Mereka berkata, “Jadilah kamu (penganut) Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk.” Katakanlah, “(Tidak.) Akan tetapi, (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus dan dia tidak termasuk orang-orang musyrik.”
(Al-Baqarah [2]:135)
Setelah itu, seharusnya hanya satu agama samawi yang memiliki kesamaaan ciri dengan agama yang diyakini dan diperjuangkan oleh Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Yaqub dan keturunannya. Juga generasi sesudahnya, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi-nabi yang lainnya.
Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman), “Kami beriman kepada Allah, pada apa yang diturunkan kepada kami, pada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunannya, pada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, serta pada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.”
(Al-Baqarah [2]:136)
Agama apakah yang mengimani seluruh Nabi-nabi yang telah ada? Yang mengimani seluruh kitab suci sebelumnya? Juga tidak membeda-bedakan antara satu Nabi dengan Nabi yang lainnya?
Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
(Al-Baqarah [2]:285)
0 komentar: