basmalah Pictures, Images and Photos
Maret 2025 - Our Islamic Story

Choose your Language

Meraih Kepuasan Sempurna  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  الَّذِيْ يُؤْتِيْ مَالَهٗ يَتَزَكّٰىۚ yang menginfakkan hart...

Meraih Kepuasan Sempurna 



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


الَّذِيْ يُؤْتِيْ مَالَهٗ يَتَزَكّٰىۚ

yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (diri dari sifat kikir dan tamak).
(Al-Lail [92]:18)


وَمَا لِاَحَدٍ عِنْدَهٗ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزٰىٓۙ

Tidak ada suatu nikmat pun yang diberikan seseorang kepadanya yang harus dibalas,
(Al-Lail [92]:19)


اِلَّا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْاَعْلٰىۚ

kecuali (dia memberikannya semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi.
(Al-Lail [92]:20)


وَلَسَوْفَ يَرْضٰى ࣖ

Sungguh, kelak dia akan mendapatkan kepuasan (menerima balasan amalnya).
(Al-Lail [92]:21)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Sebab Jalan Bisnis Sulit  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَاَمَّا مَنْۢ بَخِلَ وَاسْتَغْنٰىۙ Adapun orang yang kikir ...

Sebab Jalan Bisnis Sulit 


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَاَمَّا مَنْۢ بَخِلَ وَاسْتَغْنٰىۙ

Adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah)
(Al-Lail [92]:8)


وَكَذَّبَ بِالْحُسْنٰىۙ

serta mendustakan (balasan) yang terbaik,
(Al-Lail [92]:9)


فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْعُسْرٰىۗ

Kami akan memudahkannya menuju jalan kesengsaraan.
(Al-Lail [92]:10)


اِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدٰىۖ

Sesungguhnya Kamilah yang (berhak) memberi petunjuk.
(Al-Lail [92]:12)


وَاِنَّ لَنَا لَلْاٰخِرَةَ وَالْاُوْلٰىۗ

Sesungguhnya milik Kamilah akhirat dan dunia.
(Al-Lail [92]:13)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Agar Bisnis Dimudahkan Jalannya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  اِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتّٰىۗ sesungguhnya usahamu benar-...

Agar Bisnis Dimudahkan Jalannya


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


اِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتّٰىۗ

sesungguhnya usahamu benar-benar beraneka ragam.
(Al-Lail [92]:4)


فَاَمَّا مَنْ اَعْطٰى وَاتَّقٰىۙ

Siapa yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa
(Al-Lail [92]:5)


وَصَدَّقَ بِالْحُسْنٰىۙ

serta membenarkan adanya (balasan) yang terbaik (surga),
(Al-Lail [92]:6)


فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْيُسْرٰىۗ

Kami akan melapangkan baginya jalan kemudahan (kebahagiaan).
(Al-Lail [92]:7)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Karakter yang Berkhidmat pada Baitul Maqdis Oleh: Nasrulloh Baksolahar Najmuddin Ayyub memiliki obsesi, bila memiliki anak, maka...

Karakter yang Berkhidmat pada Baitul Maqdis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Najmuddin Ayyub memiliki obsesi, bila memiliki anak, maka anaknya menjadi pembebas Baitul Maqdis. Maka, Allah SWT menjodohkannya dengan wanita yang memiliki obsesi yang sama. Dari mereka, lahirlah Shalahuddin Al-Ayubi, sang pembebas Baitul Maqdis dari tangan Tentara Salib.

Jauh sebelum itu, di sekitar Baitul Maqdis, seorang ibu tengah mengandung. Sang ibu pun memiliki obsesi luar biasa. Kelak, anak yang dilahirkan dinazarkan untuk berkhidmat pada Baitul Maqdis.

(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(Āli ‘Imrān [3]:35)

Masduha dalam bukunya Al-Alfaazh menjelaskan, berkhidmat dalam bahasa Arabnya, "Al-Muharrar".  Maknanya, dikhususkan hanya untuk beribadah dan membaktikan dirinya untuk Allah SWT, tanpa menyibukkan dirinya dengan yang lain.

Menurut Sayid Qutb dalam Fizilalil Al-Qur'an, nazarnya Istri Imran terungkap dari hati yang dipenuhi dengan iman. Ketulusan mutlak yang diungkapkan dengan kata khidmat, "Taharrur", merupakan ungkapan yang mengesankan.

Karena, tidak seseorang itu taharrur, yang merdeka, yang sebenarnya kecuali orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah swt secara total, berlari kepada Allah swt secara total, dan melepaskan diri dari semua ubudiyah kepada seseorang, sesuatu pun, dan tata nilai apa pun.

Tidaklah seseorang itu taharrur 'merdeka penuh'  kalau masih tunduk pada seseorang selain Allah swt, baik yang berkenaan dengan dirinya, maupun peraturan, tata nilai, undang-undang, dan syariat yang mengatur kehidupan ini.

Tidaklah seseorang itu taharrur kalau di dalam hatinya masih ada ketergantungan, pengharapan, pengabdian kepada selain Allah swt.

Ketika Islam datang membawa tauhid, maka datanglah ia dengan membawa gambaran yang unik bagi kemerdekaan yang sebenarnya di alam manusia.

Mereka yang membebaskan Baitul Maqdis harus mengikuti jejak pendahulunya. Mereka yang membebaskan Baitul Maqdis dari cengkraman penjajah Zionis Israel harus memiliki karakter yang sama dengan para pengkhidmat sebelumnya.

Shalahuddin Al-Ayubi telah menghabiskan seluruh hartanya. Telah mengerahkan seluruh sanak saudaranya untuk membebaskan bumi Palestina. Sehingga tak ada yang tersisa lagi. Itulah makna berkhidmat pada Baitul Maqdis bagi Shalahuddin Al-Ayubi. Seperti juga Istrinya Imran, yang menazarkan satu-satunya yang paling berharga yang dimilikinya.

Doa dalam Surat Al-Maidah Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَاِذَا سَمِعُوْا مَآ اُنْزِلَ اِلَى الرَّسُوْلِ تَرٰٓى اَع...

Doa dalam Surat Al-Maidah


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَاِذَا سَمِعُوْا مَآ اُنْزِلَ اِلَى الرَّسُوْلِ تَرٰٓى اَعْيُنَهُمْ تَفِيْضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوْا مِنَ الْحَقِّۚ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اٰمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشّٰهِدِيْنَ

Apabila mereka mendengar sesuatu (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul (Nabi Muhammad), engkau melihat mata mereka bercucuran air mata disebabkan kebenaran yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri). Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah beriman. Maka, catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al-Qur’an dan kenabian Muhammad).
(Al-Mā'idah [5]:83)


قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَآ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

Isa putra Maryam berdoa, “Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah kami rezeki. Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.”
(Al-Mā'idah [5]:114)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Kisah Habil-Qabil dan Karakter Membunuh di Kalangan Bani Israil  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Saat tengah berkisah tentang pembunuhan Qabil te...


Kisah Habil-Qabil dan Karakter Membunuh di Kalangan Bani Israil 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Saat tengah berkisah tentang pembunuhan Qabil terhadap Habil, Allah swt langsung menetapkan hukum pembunuhan di kalangan Bani Israil. Dimana, membunuh satu jiwa tanpa kebenaran, berarti sama saja membunuh seluruh manusia.

Allah swt menetapkan hukum pembunuhan bagi Bani Israil setelah berkisah tentang tragedi pembunuhan yang pertama di muka bumi, oleh Qabil kepada Habil. Karena membunuh itu sangat berbahaya bagi kemanusiaan, maka Allah swt menetapkan hukumnya.

Mengapa Allah kaitkan dengan Bani Israil? Salah satu karakternya Yahudi memang sangat gemar membunuh. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


۞ وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ قَالَ لَاَقْتُلَنَّكَ ۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ

Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka berita tentang dua putra Adam dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah satunya (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti akan membunuhmu.” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.
(Al-Mā'idah [5]:27)


لَىِٕنْۢ بَسَطْتَّ اِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِيْ مَآ اَنَا۠ بِبَاسِطٍ يَّدِيَ اِلَيْكَ لِاَقْتُلَكَۚ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ

Sesungguhnya jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.
(Al-Mā'idah [5]:28)


اِنِّيْٓ اُرِيْدُ اَنْ تَبُوْۤاَ بِاِثْمِيْ وَاِثْمِكَ فَتَكُوْنَ مِنْ اَصْحٰبِ النَّارِۚ وَذٰلِكَ جَزٰۤؤُا الظّٰلِمِيْنَۚ

Sesungguhnya aku ingin engkau kembali (kepada-Nya) dengan (membawa) dosa (karena membunuh)-ku dan dosamu (sebelum itu) sehingga engkau akan termasuk penghuni neraka. Itulah balasan bagi orang-orang yang zalim.”
(Al-Mā'idah [5]:29)


فَطَوَّعَتْ لَهٗ نَفْسُهٗ قَتْلَ اَخِيْهِ فَقَتَلَهٗ فَاَصْبَحَ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

Kemudian, hawa nafsunya (Qabil) mendorong dia untuk membunuh saudaranya. Maka, dia pun (benar-benar) membunuhnya sehingga dia termasuk orang-orang yang rugi.
(Al-Mā'idah [5]:30)


فَبَعَثَ اللّٰهُ غُرَابًا يَّبْحَثُ فِى الْاَرْضِ لِيُرِيَهٗ كَيْفَ يُوَارِيْ سَوْءَةَ اَخِيْهِ ۗ قَالَ يٰوَيْلَتٰٓى اَعَجَزْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِثْلَ هٰذَا الْغُرَابِ فَاُوَارِيَ سَوْءَةَ اَخِيْۚ  فَاَصْبَحَ مِنَ النّٰدِمِيْنَ ۛ

Kemudian, Allah mengirim seekor burung gagak untuk menggali tanah supaya Dia memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana cara mengubur mayat saudaranya. (Qabil) berkata, “Celakalah aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini sehingga aku dapat mengubur mayat saudaraku?” Maka, jadilah dia termasuk orang-orang yang menyesal.
(Al-Mā'idah [5]:31)


مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ

Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.
(Al-Mā'idah [5]:32)


اِنَّمَا جَزٰۤؤُا الَّذِيْنَ يُحَارِبُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَسْعَوْنَ فِى الْاَرْضِ فَسَادًا اَنْ يُّقَتَّلُوْٓا اَوْ يُصَلَّبُوْٓا اَوْ تُقَطَّعَ اَيْدِيْهِمْ وَاَرْجُلُهُمْ مِّنْ خِلَافٍ اَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْاَرْضِۗ ذٰلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِى الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ

Balasan bagi orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya serta membuat kerusakan di bumi hanyalah dibunuh, disalib, dipotong tangan dan kaki mereka secara silang, atau diasingkan dari tempat kediamannya. Yang demikian itu merupakan kehinaan bagi mereka di dunia dan di akhirat (kelak) mereka mendapat azab yang sangat berat,
(Al-Mā'idah [5]:33)


اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا مِنْ قَبْلِ اَنْ تَقْدِرُوْا عَلَيْهِمْۚ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ

kecuali orang-orang yang bertobat sebelum kamu dapat menangkapnya. Maka, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Al-Mā'idah [5]:34)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Bani Israil dan Bumi Palestina di Surat Al-Maidah Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَ...

Bani Israil dan Bumi Palestina di Surat Al-Maidah



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ جَعَلَ فِيْكُمْ اَنْۢبِيَاۤءَ وَجَعَلَكُمْ مُّلُوْكًاۙ وَّاٰتٰىكُمْ مَّا لَمْ يُؤْتِ اَحَدًا مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ

(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, menjadikanmu (terhormat seperti) para raja, dan menganugerahkan kepadamu apa yang belum pernah Dia anugerahkan kepada seorang pun di antara umat yang lain.
(Al-Mā'idah [5]:20)


يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ

Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitulmaqdis) yang telah Allah tentukan bagimu208) dan janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi.”
(Al-Mā'idah [5]:21)


قَالُوْا يٰمُوْسٰٓى اِنَّ فِيْهَا قَوْمًا جَبَّارِيْنَۖ وَاِنَّا لَنْ نَّدْخُلَهَا حَتّٰى يَخْرُجُوْا مِنْهَاۚ فَاِنْ يَّخْرُجُوْا مِنْهَا فَاِنَّا دٰخِلُوْنَ

Mereka berkata, “Wahai Musa, sesungguhnya di dalamnya (negeri itu) ada orang-orang yang sangat kuat dan kejam. Kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar. Jika mereka keluar dari sana, kami pasti akan masuk.”
(Al-Mā'idah [5]:22)


قَالَ رَجُلَانِ مِنَ الَّذِيْنَ يَخَافُوْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوْا عَلَيْهِمُ الْبَابَۚ فَاِذَا دَخَلْتُمُوْهُ فَاِنَّكُمْ غٰلِبُوْنَ ەۙ وَعَلَى اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang keduanya telah diberi nikmat oleh Allah, “Masukilah pintu gerbang negeri itu untuk (menyerang) mereka (penduduk Baitulmaqdis). Jika kamu memasukinya, kamu pasti akan menang. Bertawakallah hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang mukmin.”
(Al-Mā'idah [5]:23)


قَالُوْا يٰمُوْسٰٓى اِنَّا لَنْ نَّدْخُلَهَآ اَبَدًا مَّا دَامُوْا فِيْهَا ۖفَاذْهَبْ اَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَآ اِنَّا هٰهُنَا قٰعِدُوْنَ

Mereka berkata, “Wahai Musa, sesungguhnya kami sampai kapan pun tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya. Oleh karena itu, pergilah engkau bersama Tuhanmu, lalu berperanglah kamu berdua. Sesungguhnya kami tetap berada di sini saja.”
(Al-Mā'idah [5]:24)


قَالَ رَبِّ اِنِّيْ لَآ اَمْلِكُ اِلَّا نَفْسِيْ وَاَخِيْ فَافْرُقْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْقَوْمِ الْفٰسِقِيْنَ

Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, aku tidak mempunyai kekuasaan apa pun, kecuali atas diriku sendiri dan saudaraku. Oleh sebab itu, pisahkanlah antara kami dan kaum yang fasik itu.”
(Al-Mā'idah [5]:25)


قَالَ فَاِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ اَرْبَعِيْنَ سَنَةً  ۚيَتِيْهُوْنَ فِى الْاَرْضِۗ فَلَا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ

(Allah) berfirman, “(Jika demikian,) sesungguhnya (negeri) itu terlarang buat mereka selama empat puluh tahun. (Selama itu) mereka akan mengembara kebingungan di bumi. Maka, janganlah engkau (Musa) bersedih atas (nasib) kaum yang fasik itu.”
(Al-Mā'idah [5]:26)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Tak Perlu Menghadirkan Para Nabi untuk Menyaksikan Kemukjizatan Materi  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah swt Maha Kuasa atas seg...

Tak Perlu Menghadirkan Para Nabi untuk Menyaksikan Kemukjizatan Materi 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Allah swt Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah swt Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Maka sangat mudah untuk menghadirkan Hari Kebangkitan.

Allah swt menampilkan Maha Kekuasaan-Nya di muka bumi. Apa yang paling mudah untuk dilihat dan dipikirkan? Apa yang paling keras menghadirkan kesadaran?

Alam Semesta adalah ayat-ayat kebesaran-Nya yang menakjubkan dan diliputi kemukjizatan. Tak perlu menghadirkan tongkat Nabi Musa.

Tak perlu menghadirkan para nabi dan rasul untuk melihat nyata kemukjizatan. Alam semesta adalah kemukijzatan materi yang mengepung manusia. 

Banyak yang ragu saat para nabi dan rasul membuktikan kenabiannya dengan bukti kemukjizatannya. Sekarang pun sama, tetap banyak yang ragu saat kemukjizatan fisik alam semesta mengepungnya.

Bukankah alam semesta tidak hanya dilihat? Tetapi dirasakan dan dinikmati kemanfaatannya? Bukankah seluruh panca indra dan komponen fisik manusia telah merasakan pelayanannya? Namun, kedustaan tetap hadir di setiap zaman dan generasi.

Bila meragukan hari kebangkitan, perhatikan kekuasaan Allah swt di bumi. Allah swt mengajak titik penting agar manusia tersadarkan. Titik-titik penting itu dihadirkan dalam awal Surat An-Naba.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

عَمَّ يَتَسَاۤءَلُوْنَۚ

Tentang apakah mereka saling bertanya?
(An-Naba' [78]:1)


عَنِ النَّبَاِ الْعَظِيْمِۙ

Tentang berita yang besar (hari Kebangkitan)
(An-Naba' [78]:2)


الَّذِيْ هُمْ فِيْهِ مُخْتَلِفُوْنَۗ

yang dalam hal itu mereka berselisih.
(An-Naba' [78]:3)


كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَۙ

Sekali-kali tidak! Kelak mereka akan mengetahui.
(An-Naba' [78]:4)


ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَ

Sekali lagi, tidak! Kelak mereka akan mengetahui.
(An-Naba' [78]:5)


اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًاۙ

Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan
(An-Naba' [78]:6)


وَّالْجِبَالَ اَوْتَادًاۖ

dan gunung-gunung sebagai pasak?
(An-Naba' [78]:7)


وَّخَلَقْنٰكُمْ اَزْوَاجًاۙ

Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan.
(An-Naba' [78]:8)


وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًاۙ

Kami menjadikan tidurmu untuk beristirahat.
(An-Naba' [78]:9)


وَّجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًاۙ

Kami menjadikan malam sebagai pakaian.
(An-Naba' [78]:10)


وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًاۚ

Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan.
(An-Naba' [78]:11)


وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًاۙ

Kami membangun tujuh (langit) yang kukuh di atasmu.
(An-Naba' [78]:12)


وَّجَعَلْنَا سِرَاجًا وَّهَّاجًاۖ

Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari).
(An-Naba' [78]:13)


وَّاَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرٰتِ مَاۤءً ثَجَّاجًاۙ

Kami menurunkan dari awan air hujan yang tercurah dengan deras
(An-Naba' [78]:14)


لِّنُخْرِجَ بِهٖ حَبًّا وَّنَبَاتًاۙ

agar Kami menumbuhkan dengannya biji-bijian, tanam-tanaman,
(An-Naba' [78]:15)


وَّجَنّٰتٍ اَلْفَافًاۗ

dan kebun-kebun yang rindang.
(An-Naba' [78]:16)

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (346) Al-Qur’an (2) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (245) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (509) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (371) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (478) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (206) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (215) Sirah Sahabat (136) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (140) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)