Strategi Menohok Menyadarkan Kedurhakaan Yahudi dalam Surat Al-Baqarah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Kisah Bani Israil menjadi tema sentral di surat Al-Baqarah. Kisahnya diurutan kedua setelah Nabi Adam. Tidak itu saja, kisah Bani Israil disambung dengan kisah prilaku Yahudi di era Rasulullah saw.
Di tengah sambung menyambung dialog antara Yahudi dan Nabi Muhammad, tiba-tiba diselipkan kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya. Mengapa fragmen Keluarga Nabi Ibrahim dihadirkan?
Untuk menghantam kedurhakaan Bani Israil terhadap perintah Allah swt dan penolakan terhadap kenabian Nabi Muhammad saw. Membandingkan prilaku Yahudi dengan akhlak keluarga Nabi Ibrahim. Itulah cara menohok menyadarkan kekeliruan Yahudi.
Saat Yahudi membanggakan penyembahan terhadap patung anak sapi,
Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, sesungguhnya kamu telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan). Oleh karena itu, bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu dalam pandangan Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqarah [2]:54)
Keluarga Ibrahim yang merupakan leluhurnya, justru membangun Kabah, tempat pusat mentauhidkan Allah dan berserah diri,
(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:127)
Tidak itu saja, seruan yang mendominasi kisah keluarga Nabi Ibrahim adalah ketauladanan dan seruan berserah diri kepada Allah.
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah diri kepada-Mu, (jadikanlah) dari keturunan kami umat yang berserah diri kepada-Mu, tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan manasik (rangkaian ibadah) haji, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqarah [2]:128)
(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), “Berserahdirilah!” Dia menjawab, “Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.”
(Al-Baqarah [2]:131)
Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya dan demikian pula Ya‘qub, “Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu. Janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
(Al-Baqarah [2]:132)
Apakah kamu (hadir) menjadi saksi menjelang kematian Ya‘qub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.”
(Al-Baqarah [2]:133)
Walaupun telah dihadirkan kisah keluarga Ibrahim, Yahudi tetap mendurhakai Allah swt dan menolak kenabian Nabi Muhammad saw. Itulah jalan yang telah mereka pilih.
0 komentar: