Saat Bani Israil Berjanji Dengan Gunung Sinai di Atas Kepalanya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Bani Israil tidak mau memasuki Palestina. Sebelum itu pun, banyak dan berturut-turut kedurhakaan yang dilakukannya di hadapan Nabi Musa. Bagaimana agar Bani Israil tidak mengingkari janjinya lagi?
Kali ini, sumpah janji Bani Israil diambil dengan menaruh gunung Sinai di atas kepalanya. Seakan hendak ditimpakan kepada mereka. Bani Israil berjanji dalam kepungan ancaman yang keras dan berat.
Apa tujuannya? Harus ada peristiwa yang luar biasa, unik dan hanya satu-satunya, agar memori itu terus terjaga dan dikenang. Agar paham konsekuensi dari keingkarannya.
(Ingatlah) ketika Kami mengambil janjimu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), “Pegang teguhlah apa yang telah Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya agar kamu bertakwa.”
(Al-Baqarah [2]:63)
Namun, bagaimana setelah janji tersebut diucapkan? Padahal dalam ancaman yang keras? Tetap berpaling.
Setelah itu, kamu berpaling. Maka, seandainya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, pasti kamu termasuk orang yang rugi.
(Al-Baqarah [2]:64)
Apakah Allah swt merugi? Hanya untuk menunjukkan siapakah yang beriman, bersabar, dan berjihad. Saat di Hari Pembalasan kelak, tak ada yang bisa membantah semua keputusan Allah swt yang tidak sedikit pun menzalimi manusia.
Apa isi perjanjian tersebut? Apakah sesuatu yang menyulitkan dan memberatkan? Apakah mengandung kemudharatan dan keburukan? Allah swt menjelaskan isinya.
(Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuatbaiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Selain itu, bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Akan tetapi, kamu berpaling (mengingkarinya), kecuali sebagian kecil darimu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.
(Al-Baqarah [2]:83)
(Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjianmu (agar) kamu tidak menumpahkan darahmu (membunuh orang) dan mengusir dirimu (saudara sebangsamu) dari kampung halamanmu. Kemudian, kamu berikrar dan bersaksi.
(Al-Baqarah [2]:84)
Kemudian, kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (sesamamu) dan mengusir segolongan darimu dari kampung halamannya. Kamu saling membantu (menghadapi) mereka dalam kejahatan dan permusuhan. Jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal kamu dilarang mengusir mereka. Apakah kamu beriman pada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar pada sebagian (yang lain)? Maka, tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antaramu, selain kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan pada azab yang paling berat. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.
(Al-Baqarah [2]:85)
Mengapa Bani Israil berani melanggar seluruh perjanjian dengan Allah swt dan manusia? Allah swt mengungkapkan penyebabnya. Allah swt membongkar isi hatinya.
Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat. Maka, azabnya tidak akan diringankan dan mereka tidak akan ditolong.
(Al-Baqarah [2]:86)
Setelah peristiwa ini, Bani Israil terlunta-lunta selama puluhan tahun. Tersesat, terusir, terpinggirkan di gunung Sinai. Tergeser dari kancah peradaban, yang sebelumnya mampu menghancurkan Firaun dan disiapkan untuk membangun peradaban di Palestina.
0 komentar: