Rambu Kehidupan bagi Yahudi Pasca Hijrahnya Nabi Muhammad saw di Madinah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Yahudi tiba di Madinah untuk menunggu kedatangan Nabi terakhir yang telah disebutkan di Taurat dan Injil. Mereka sangat sabar menanti kedatangannya dari generasi ke generasi. Masa setelah Nabi Isa, merupakan masa pencarian dan penantian mereka.
Mereka senantiasa memperhatikan ragam fenomena alam untuk mengidentifikasi tempat dan waktu kedatangannya. Dipilih Madinah, karena tempat itu banyak kebun kurmanya. Diperhatikan langit, karena kelahiran Nabi terakhir, berbarengan dengan kemunculan bintang tertentu.
Yahudi membangun rumah, perkebunan, dan ragam industri di balik benteng-benteng mereka di Madinah. Mereka sadar, penantiannya akan lama, jadi butuh membangun infrastruktur yang lengkap untuk keamanan dan kenyamanan.
Mereka sangat yakin akan kedatangan Nabi terakhir. Sebab, setiap terjadi konflik dengan bangsa non Yahudi. Mereka selalu mengulangi pernyataan, bahwa kelak mereka akan memimpin dunia dengan kehadiran Nabi akhir zaman.
Saat Nabi akhir zaman datang ke Madinah, ternyata tidak lahir dari Bani Israil, tetapi dari Bani Ismail. Kekecewaan dan kedengkian muncul. Walaupun mereka tetap menandatangani Piagam Madinah.
Selama proses integrasi masyarakat di Madinah ini, Al-Qur'an pun membimbing Yahudi. Al-Qur'an memaparkan terapi dan obatnya dalam surat Al-Baqarah. Karena, sebenarnya merekalah yang paling siap menerima kedatangannya, karena mereka telah tahu kehadirannya selama ribuan tahun.
Wahai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu. Hanya kepada-Ku hendaknya kamu takut.
(Al-Baqarah [2]:40)
Berimanlah kamu kepada apa (Al-Qur’an) yang telah Aku turunkan sebagai pembenar bagi apa yang ada pada kamu (Taurat) dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga murah dan bertakwalah hanya kepada-Ku.
(Al-Baqarah [2]:41)
Janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (jangan pula) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahui(-nya).
(Al-Baqarah [2]:42)
Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.
(Al-Baqarah [2]:43)
Mengapa kamu menyuruh orang lain untuk (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab suci (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?
(Al-Baqarah [2]:44)
Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,
(Al-Baqarah [2]:45)
(yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan hanya kepada-Nya mereka kembali.
(Al-Baqarah [2]:46)
0 komentar: