Perintah Perang dan Kisah Thalut
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Saat di Mekah, Muslimin selalu bertanya kepada Rasulullah saw, mengapa tidak melawan? Rasulullah saw selalu berkata agar bersabar. Di Madinah, perintah berperang baru ditetapkan. Bagaimana merespon perintah ini? Bagaimana membangun pasukan tempur yang kokoh?
Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:216)
Kisah Bani Israil tidak boleh terulang kembali. Pembangkangan tidak boleh ada dalam sejarah Muslimin. Mereka meminta berperang, namun saat nabinya telah menunjuk raja untuk menjadi panglima perang, mereka berselisih. Hanya sedikit saja yang mau bertempur.
Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, (yaitu) ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Dia menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga.” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan sungguh kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Akan tetapi, ketika perang diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim.
(Al-Baqarah [2]:246)
Bagaimana menghadapi gabungan kafir Quraisy, kabilah Arab, Munafikin dan Yahudi? Bagaimana menghadapi Persia dan Romawi? Apakah mungkin bisa mengalahkan pasukan yang besar?
Mental pasukan seperti apa yang menakutkan angkatan perang mereka? Pendidikan seperti apa yang harus ditempa? Surat Al-Baqarah membimbingnya dalam kisah Thalut.
Maka, ketika Talut keluar membawa bala tentara(-nya), dia berkata, “Sesungguhnya Allah akan mengujimu dengan sebuah sungai. Maka, siapa yang meminum (airnya), sesungguhnya dia tidak termasuk (golongan)-ku. Siapa yang tidak meminumnya, sesungguhnya dia termasuk (golongan)-ku kecuali menciduk seciduk dengan tangan.” Akan tetapi, mereka meminumnya kecuali sebagian kecil di antara mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, “Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya.” Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Allah bersama orang-orang yang sabar.
(Al-Baqarah [2]:249)
Ketika mereka maju melawan Jalut dan bala tentaranya, mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami, dan menangkanlah kami atas kaum yang kafir.”
(Al-Baqarah [2]:250)
Allah swt tidak saja menurunkan perintah perang, tetapi juga bagaimana cara melaksanakan perintah tersebut. Contoh yang telah teruji. Contoh yang telah terbukti. Allah swt membangun pusat pendidikan melalui ayat-ayat kisah Thalut di surat yang sama dengan ayat-ayat diperintahkannya berperang.
0 komentar: