Ekspresi Kesadaran Malaikat, Nabi Musa dan Ulilalbab
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Bagaimana Malaikat mengungkapkan kesadaran atas kesalahannya? Apa yang pertama diucapkan Nabi Musa atas kesalahannya? Apa ungkapan para ulilalbab atas hasil tafakurnya? Allah swt mengabadikannya dalam Al-Qur'an.
Para Malaikat pernah bertanya kepada Allah swt tentang mengapa menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi?
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah13) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(Al-Baqarah [2]:30)
Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!”
(Al-Baqarah [2]:31)
Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau. Tidak ada pengetahuan bagi kami, selain yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(Al-Baqarah [2]:32)
Akhirnya, para malaikat mengakui kesalahannya dengan mengungkapkan, "Subhanaka, Maha Suci Engkau"
Nabi Musa pernah meminta kepada Allah swt agar dia bisa melihat Dzat-Nya. Bagaimana akhirnya?
Ketika Musa datang untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan (selama empat puluh hari) dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, dia berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” Dia berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu. Jika ia tetap di tempatnya (seperti sediakala), niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka, ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) pada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Maha Suci Engkau. Aku bertobat kepada-Mu dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”
(Al-A‘rāf [7]:143)
Akhirnya, Nabi Musa mengakui kesalahannya dengan mengungkapkan, "Subhanaka, Maha Suci Engkau"
Para Ulilalbab senantiasa bertafakur dan berdzikir atas semua tanda-tanda kebesaran Allah swt yang ada di alam semesta. Bagaimana kesimpulannya?
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
(Āli ‘Imrān [3]:190)
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.
(Āli ‘Imrān [3]:191)
Akhirnya, kesimpulan para ulilalbab atas perjalanan tafakurnya di alam semesta berhenti pada satu ungkapan, "Subhanallah, Maha Suci Allah"
Allah swt Maha Suci atas semua prasangka manusia. Allah swt Maha Suci atas semua rangkaian takdir-Nya.
0 komentar: