Ayo Menulis!
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Sebelum alam semesta diciptakan, Allah swt menuliskan seluruh takdir-Nya yang akan terjadi di alam semesta dalam Lauhul Mahfudz. Mengapa ditegaskan menulis bukan berkata?
Menulis menandakan segala yang terjadi di alam semesta dalam naungan Asmaulhusna-Nya. Terutama, sifat Rahman dan Rahim-Nya. Menulislah, sebagai bentuk mengikuti Perbuatan-Nya.
Bagaimana Mendapatkan ide tulisan?
1. Sebanyak yang kita lihat
2. Sebanyak yang kita dengar
3. Sebanyak yang kita rasakan
4. Sebanyak bisikan hati yang bermunculan
5. Sebanyak yang kita lakukan
Jadi ide tulisan itu tak terhingga.
Bagaimana cara melatih dan mengasah menulis yang terbaik?
Menurut Buya Hamka dengan menulis setiap hari.
Seperti bayi yang belajar berbicara, dimulai dari pembiasaan mengucapkan satu kata saja. Seperti itu pula cara mengasah keahlian menulis.
Bila Nabi Adam diajarkan nama-nama benda. Bila Nabi Daud diajarkan melunakkan besi. Bila Nabi Sulaiman diajarkan bahasa hewan. Maka, Nabi Isa diajarkan kemampuan menulis.
Allah swt mendorong Mukminin untuk menulis dengan kalimat, " Seandainya seluruh lautan dijadikan tinta, tidak akan cukup untuk menuliskan ilmu Allah swt."
Ayat terpanjang di seluruh Al-Qur'an yang terdapat di surat Al-Baqarah adalah perintah untuk menulis.
Untuk menjaga Al-Qur'an dan hadist, Rasulullah saw memiliki beberapa Sahabat yang tugasnya untuk menulis, seperti Abdullah bin Amr bin Ash, Zaid bin Tsabit, Muawiyah bin Abu Sofyan.
KH Zakarsih, pendiri Gontor, pernah berkata bahwa seandainya tidak ada orang yang mau diajarkan oleh ku , maka aku akan menulis untuk dunia.
Menulislah, untuk mengisi kesunyian, keheningan, kesendirian dan kelenggangan. Agar Allah swt melihat kita sebagai hamba yang dipenuhi kesibukan.
0 komentar: