9 Perumpamaan dalam Surat Al-Baqarah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Bagaimana cara Al-Qur'an melimpahkan pemahaman yang mendalam? Agar akal mudah mencerna dam tergugah? Seberapa pun tingkat kecerdasannya, tetapi bisa mencapai keilmuan yang sama?
Perumpamaan atau analogi merupakan sebuah metodologi yang sederhana agar manusia memahami maksud dan tujuan dari Al-Qur'an. Perumpamaan adalah cara memahami sesuatu dengan sesuatu yang terbiasa dan rutin ditemui, dialami, dirasakan.
Perumpamaan dalam surat Al-Baqarah lebih banyak mencakup ragam karakter manusia dan hubungannya, karakter manusia dalam beramal dan interaksi dalam pengelolaan dan pengembangan harta. Semua ini amat melekat pada diri manusia.
1. Karakter Munafikin
Banyak ragam karakter manusia, namun yang banyak dijelaskan dengan perumpamaan adalah karakter Munafikin. Sebab, karakter Inilah yang paling berbahaya dan merusak. Dan bisa menjangkit Muslimin tanpa disadari.
Perumpamaan mereka seperti orang yang menyalakan api. Setelah (api itu) menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
(Al-Baqarah [2]:17)
(Mereka) tuli, bisu, lagi buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.
(Al-Baqarah [2]:18)
Atau, seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit yang disertai berbagai kegelapan, petir, dan kilat. Mereka menyumbat telinga dengan jari-jarinya (untuk menghindari) suara petir itu karena takut mati. Allah meliputi orang-orang yang kafir.
(Al-Baqarah [2]:19)
Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu. Apabila gelap menerpa mereka, mereka berdiri (tidak bergerak). Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia menghilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Al-Baqarah [2]:20)
2. Tujuan dari Perumpamaan
Banyak yang tersesat dengan perumpamaan. Sebab, perumpamaan sebuah cara Allah swt untuk menghinakan mereka yang durhaka.
Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil daripada itu. Adapun orang-orang yang beriman mengetahui bahwa itu kebenaran dari Tuhannya. Akan tetapi, orang-orang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang disesatkan-Nya. Dengan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Namun, tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu, selain orang-orang fasik,
(Al-Baqarah [2]:26)
3. Dakwah kepada Kafirin
Berdakwah kepada kaum kafirin membutuhkan kepahaman atas karakternya, agar tidak mudah menyerah dalam berdakwah.
Perumpamaan (penyeru) orang-orang yang kufur adalah seperti (penggembala) yang meneriaki (gembalaannya) yang tidak mendengar (memahami) selain panggilan dan teriakan (saja). (Mereka) tuli, bisu, dan buta sehingga mereka tidak mengerti.
(Al-Baqarah [2]:171)
4. Suami dan Istri
Hubungan suami istri sangat kompleks. Bagaimana agar menjadi sederhana untuk dipahami? Bagaimana satu gambaran mewakili seluruh dan banyak hubungan antara suami dan istri?
Istrimu adalah ladang bagimu. Maka, datangilah ladangmu itu (bercampurlah dengan benar dan wajar) kapan dan bagaimana yang kamu sukai. Utamakanlah (hal yang terbaik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menghadap kepada-Nya. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin.
(Al-Baqarah [2]:223)
5. Bersedekah
Kekikiran merupakan penyakit akut kejiwaan karena kesalahan mindset dalam pengelolaan dan pengembangan harta. Bagaimana merubah midset ini?
Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:261)
6. Karakter Riya
Bagaimana menggambarkan karakter riya? Bagaimana kaitannya dengan amal?
Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, lalu batu itu diguyur hujan lebat sehingga tinggallah (batu) itu licin kembali. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum kafir.
(Al-Baqarah [2]:264)
7. Keikhlasan
Keikhlasan menciptakan keuntungan yang berlipat ganda.
Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka untuk mencari rida Allah dan memperteguh jiwa mereka adalah seperti sebuah kebun di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, lalu ia (kebun itu) menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, hujan gerimis (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
(Al-Baqarah [2]:265)
8. Akibat Riya
Riya menghancurkan amal. Tidak ada keuntungan apa pun dari riya.
Apakah salah seorang di antara kamu ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan. Kemudian, datanglah masa tua, sedangkan dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu, kebun itu ditiup angin kencang yang mengandung api sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan(-nya).
(Al-Baqarah [2]:266)
9. Pengaruh Riba
Bagaimana cara mengembangkan harta dengan penuh kasih sayang? Bagaimana pengaruh riba bagi kehidupan?
Orang-orang yang memakan (bertransaksi dengan) riba tidak dapat berdiri, kecuali seperti orang yang berdiri sempoyongan karena kesurupan setan. Demikian itu terjadi karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Siapa pun yang telah sampai kepadanya peringatan dari Tuhannya (menyangkut riba), lalu dia berhenti sehingga apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Siapa yang mengulangi (transaksi riba), mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.
(Al-Baqarah [2]:275)
0 komentar: