9 Kisah Eksplorasi Alam dalam Al-Qur'an
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Alam semesta diciptakan dan ditundukan bagi manusia. Seluruh kebutuhan manusia telah disediakan oleh Allah swt di alam semesta. Lalu, apa yang harus dilakukan manusia? Kita bisa belajar pada sejumlah kisah di Al-Qur'an.
1. Nabi Adam
Pondasi eksplorasi alam
Pondasi eksplorasi alam sudah diajarkan Allah swt sejak manusia baru diciptakan. Tujuannya, menyadarkan malaikat akan keraguan kekhalifahan manusia di muka bumi. Uniknya, pembelajarannya tidak dilakukan di bumi.
Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!”
(Al-Baqarah [2]:31)
Dasar pembelajarannya adalah memahami namanya. Maksudnya, sangat paham secara spesifik karakter, manfaat, dan spesifikasi dari seluruh makhluk-Nya di muka bumi sehingga dapat didayagunakan untuk membantu memudahkan dan menyelesaikan urusan manusia.
2. Kisah Qabil
Alam mencontohkan penyelesaikan persoalan hidup
Bagaimana mengurus mayat saudaranya, Habil, yang telah dibunuhnya? Qabil baru kali ini berhadapan dengan persoalan ini. Sebab, belum pernah ada manusia yang mati. Ilmunya pun belum pernah didapatkan.
Akal pun buntu dan tidak bisa berfikirvbila sebelumnya tidak pernah ada rekaman peristiwa dan contoh yang tersimpan di memori database akal. Namun, semuanya terselesaikan setelah mendapat contoh dari alam melalui prilaku burung.
Kemudian, Allah mengirim seekor burung gagak untuk menggali tanah supaya Dia memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana cara mengubur mayat saudaranya. (Qabil) berkata, “Celakalah aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini sehingga aku dapat mengubur mayat saudaraku?” Maka, jadilah dia termasuk orang-orang yang menyesal.
(Al-Mā'idah [5]:31)
3. Nabi Nuh
Memahami karakter alam, lalu dibentuk menjadi sesuatu yang lain untuk menyelesaikan persoalan
Bagaimana menghadapi banjir yang gelombangnya menggunung? Bagaimana bila debit airnya pun melampaui gunung yang paling tinggi? Ternyata sangat mudah. Memanfaatkan kayu yang ringan menjadi perahu.
Demikianlah,) hingga apabila perintah Kami datang (untuk membinasakan mereka) dan tanur (tungku) telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya (bahtera itu) dari masing-masing (jenis hewan) sepasang-sepasang (jantan dan betina), keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu (akan ditenggelamkan), dan (muatkan pula) orang yang beriman.” Ternyata tidak beriman bersamanya (Nuh), kecuali hanya sedikit.
(Hūd [11]:40)
3. Nabi Ibrahim
Menemukan dan mengokohkan ketauhidan dengan memperhatikan alam
Kemudian, ketika dia melihat matahari terbit dia berkata (lagi kepada kaumnya), “Inilah Tuhanku. Ini lebih besar.” Akan tetapi, ketika matahari terbenam dia berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari yang kamu persekutukan.”
(Al-An‘ām [6]:78)
Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hanya) kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.
(Al-An‘ām [6]:79)
4. Nabi Ismail
Mengolah daerah tandus menjadi layak dihuni hingga menjadi kota
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.
(Ibrāhīm [14]:37)
5. Nabi Yusuf
Memanfaatkan musim untuk optimalisasi hasil dan kedaulatan pangan
(Yusuf) berkata, “Bercocoktanamlah kamu tujuh tahun berturut-turut! Kemudian apa yang kamu tuai, biarkanlah di tangkainya, kecuali sedikit untuk kamu makan.
(Yūsuf [12]:47)
Kemudian, sesudah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit (paceklik) yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya, kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan.
(Yūsuf [12]:48)
6. Nabi Musa
Mengolah alam untuk mendapatkan penghidupan dengan berkebun dan berternak
Rezeki itu berada dari alam dengan cara mengolahnya. Buah-buahan itu dari tumbuhan yang menghujam ke tanah. Hewan hidup karena memakan tumbuhan. Barang tambang itu dari dalam tanah.
Dia (ayah kedua perempuan itu) berkata, “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkanmu dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun. Jika engkau menyempurnakannya sepuluh tahun, itu adalah (suatu kebaikan) darimu. Aku tidak bermaksud memberatkanmu. Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:27)
7. Nabi Daud
Memanfaatkan besi untuk membangun ilmu pengetahuan, teknologi dan infrastruktur fisik. Juga, menjadi teman untuk bertasbih.
Sungguh, benar-benar telah Kami anugerahkan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), “Wahai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang kali bersama Daud!” Kami telah melunakkan besi untuknya.
(Saba' [34]:10)
8. Nabi Sulaiman
Memanfaatkan alam untuk memudahkan dan mempercepat urusan manusia dengan memanfaatkan angin sehingga perjalanan sebulan bisa menjadi hanya waktu pagi saja.
Bagi Sulaiman (Kami tundukkan) angin yang (jarak tempuh) perjalanannya pada waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya pada waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)623) serta Kami alirkan cairan tembaga baginya. Sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya dengan izin Tuhannya. Siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab (neraka) Sa‘ir (yang apinya menyala-nyala).
(Saba' [34]:12)
9. Nabi Ayub
Mengolah alam untuk pengobatan penyakit
Ingatlah hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah diganggu setan dengan penderitaan dan siksaan (rasa sakit).”
(Ṣād [38]:41)
(Allah berfirman,) “Entakkanlah kakimu (ke bumi)! Inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.”
(Ṣād [38]:42)
0 komentar: