6 Kisah Sang Ibu Bersama Anaknya dalam Al-Qur'an
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Kisah sang ibu bersama anaknya, tidak saja dengan putranya tetapi juga dengan sang putrinya.
Kisah sang ibu, yang dijelaskan kehadirannya seperti ibunda Nabi Ishaq, Ibunda Nabi Musa, Ibunda Nabi Isa, dan Ibundanya Maryam. Sedangkan, ibunda Nabi Ismail dan Nabi Yahya tidak disebutkan langsung, namun melalui suaminya.
Kisah bersama anaknya. Ada yang memuat fragmen sebelum kehamilan saja, seperti kisah ibunda Nabi Ishaq, dan ibunda Nabi Yahya. Saat kehamilan dan setelah melahirkan, seperti Ibundanya Maryam.
Kisah melahirkan dan liku-liku hidup bersama anaknya, seperti kisah ibunda Nabi Ismail dan ibunda Nabi Musa. Kisah liku-liku kehidupan bersama anaknya, seperti kisah ibunda Nabi Musa dengan saudara perempuannya.
Sedangkan kisah proses yang lengkap sebelum kehamilan, saat hamil, proses melahirkan dan setelah melahirkan dalam menjalani liku-liku hidup hanya ada pada kisah Ibunda Nabi Isa.
Fragmen kehidupan sang ibu dengan anaknya, dipaparkan oleh Al-Qur'an:
1. Nabi Ishaq dengan Ibunya
Istrinya berdiri, lalu tersenyum. Kemudian, Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Ya‘qub (putra Ishaq).
(Hūd [11]:71)
Dia (istrinya) berkata, “Sungguh mengherankan! Mungkinkah aku akan melahirkan (anak) padahal aku sudah tua dan suamiku ini sudah renta? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang ajaib.”
(Hūd [11]:72)
Mereka (para malaikat) berkata, “Apakah engkau merasa heran dengan ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah (yang) dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Dia Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
(Hūd [11]:73)
2. Nabi Ismail dengan Ibunya
(Ibrahim berdoa,) “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.”
(Aṣ-Ṣāffāt [37]:100)
Maka, Kami memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak (Ismail) yang sangat santun.
(Aṣ-Ṣāffāt [37]:101)
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.
(Ibrāhīm [14]:37)
3. Nabi Musa dan saudara perempuannya dengan Ibunya
(yaitu) ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan.
(Ṭāhā [20]:38)
(Ilham itu adalah perintah Kami kepada ibumu,) ‘Letakkanlah dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Maka, biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi. Dia akan diambil oleh (Fir‘aun) musuh-Ku dan musuhnya.’ Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang dari-Ku dan agar engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku.
(Ṭāhā [20]:39)
Ketika saudara perempuanmu berjalan (untuk mengawasi dan mengetahui berita), dia berkata (kepada keluarga Fir‘aun), ‘Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?’ Maka, Kami mengembalikanmu kepada ibumu agar senang hatinya dan tidak bersedih. Engkau pernah membunuh seseorang (tanpa sengaja) lalu Kami selamatkan engkau dari kesulitan (yang besar) dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan (yang berat). Lalu, engkau tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian engkau, wahai Musa, datang menurut waktu yang ditetapkan.
(Ṭāhā [20]:40)
4. Nabi Isa dengan Ibunya
Dia (Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk memberikan anugerah seorang anak laki-laki yang suci kepadamu.”
(Maryam [19]:19)
Maka, dia (Maryam) mengandungnya, lalu mengasingkan diri bersamanya ke tempat yang jauh.
(Maryam [19]:22)
Rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma. Dia (Maryam) berkata, “Oh, seandainya aku mati sebelum ini dan menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan (selama-lamanya).”
(Maryam [19]:23)
Dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka (kaumnya) berkata, “Wahai Maryam, sungguh, engkau benar-benar telah membawa sesuatu yang sangat mungkar.
(Maryam [19]:27)
Dia (Maryam) menunjuk kepada (bayi)-nya (agar mereka bertanya kepadanya). Mereka berkata, “Bagaimana mungkin kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?”
(Maryam [19]:29)
Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia (akan) memberiku Kitab (Injil) dan menjadikan aku seorang nabi.
(Maryam [19]:30)
5. Siti Maryam dengan Ibunya
(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(Āli ‘Imrān [3]:35)
Ketika melahirkannya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran) lahirkan. “Laki-laki tidak sama dengan perempuan. Aku memberinya nama Maryam serta memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk.”
(Āli ‘Imrān [3]:36)
6. Nabi Yahya dengan Ibunya
Allah berfirman,) “Wahai Zakaria, Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki yang bernama Yahya yang nama itu tidak pernah Kami berikan sebelumnya.”
(Maryam [19]:7)
Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana (mungkin) aku akan mempunyai anak, sedangkan istriku seorang yang mandul dan sungguh aku sudah mencapai usia yang sangat tua?”
(Maryam [19]:8)
Dia (Allah) berfirman, ”Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, ”Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.”
(Maryam [19]:9)
0 komentar: