5 Kisah Memulai Membangun Peradaban di Al-Baqarah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Muslimin adalah sosok pembangunan peradaban, walaupun tidak memiliki apa pun. Karena sumber daya itu disediakan oleh alam itu sendiri. Sumber daya itu pada ajaran Allah swt itu sendiri.
Memulai dari awal, atau membangun kembali dari yang telah hancur. Semuanya bisa dibangun kembali. Semuanya membutuhkan syarat dan proses yang sama.
Bukankah Nabi Adam, harus mulai membangun peradaban di bumi? Bukankah Nabi Ibrahim, harus membangun negri yang gersang dan Kabah yang hanya menyisakan pondasinya saja?
Bukankah Nabi Ibrahim ditunjukkan bagaimana empat burung yang dipotong-potong lalu disebar di tempat yang berjauhan dapat kembali menjadi burung?
Bukan negri yang hancur lebur dapat dibangun kembali dalam waktu 100 tahun dalam kisah Nabi Uzair?
Hanya satu kisah kegagalan membangun peradaban oleh Bani Israil di Palestina, sebab mereka menentang bimbingan dari Allah swt.
Nabi Muhammad saw dan Sahabatnya membangun peradaban, tidak hanya di Madinah. Tetapi juga, membangun peradaban dari puing-puing Romawi, Persia, India, Cina dan peradaban lainnya yang saat itu tengah hancur. Mereka membangunnya dengan mencontoh generasi sebelumnya yang dikisahkan di Al-Baqarah.
Bagaimana seluk beluk membangun peradabannya?
1. Nabi Adam
Lalu, setan menggelincirkan keduanya darinya sehingga keduanya dikeluarkan dari segala kenikmatan ketika keduanya ada di sana (surga). Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain serta bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.”
(Al-Baqarah [2]:36)
Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqarah [2]:37)
2. Bani Israil
(Ingatlah) ketika Kami berfirman, “Masuklah ke negeri ini (Baitulmaqdis). Lalu, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. Masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk dan katakanlah, ‘Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami),’ niscaya Kami mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Kami akan menambah (karunia) kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”
(Al-Baqarah [2]:58)
Lalu, orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (perintah lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka, Kami menurunkan malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zalim itu karena mereka selalu berbuat fasik.
(Al-Baqarah [2]:59)
3. Nabi Ibrahim di Mekah
(Ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Makkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan (hasil tanaman, tumbuhan yang bisa dimakan) kepada penduduknya, yaitu orang yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari Akhir.” Dia (Allah) berfirman, “Siapa yang kufur akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.”
(Al-Baqarah [2]:126)
4. Nabi Ibrahim dan empat burung
(Ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Dia (Allah) berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang.” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu, ambillah empat ekor burung, lalu dekatkanlah kepadamu (potong-potonglah). Kemudian, letakkanlah di atas setiap bukit satu bagian dari tiap-tiap burung. Selanjutnya, panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Al-Baqarah [2]:260)
5. Negri yang hancur
Atau, seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh menutupi (reruntuhan) atap-atapnya. Dia berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah kehancurannya?” Lalu, Allah mematikannya selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (kembali). Dia (Allah) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (di sini)?” Dia menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Sebenarnya engkau telah tinggal selama seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, (tetapi) lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang-belulang) dan Kami akan menjadikanmu sebagai tanda (kekuasaan Kami) bagi manusia. Lihatlah tulang-belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging (sehingga hidup kembali).” Maka, ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Aku mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(Al-Baqarah [2]:259)
0 komentar: