3 Kisah Nabi Bersama Saudaranya dalam Al-Qur'an
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Hubungan bersaudara itu ada yang sekandung atau pun tiri. Saudara sekandung, seperti Nabi Musa bersama Nabi Harun dan saudara perempuannya. Seperti Nabi Yusuf dengan Benyamin. Saudara tiri, seperti Nabi Yusuf dengan saudaranya selain Benyamin.
Liku-liku saudara sekandung berbeda dengan saudara tiri. Dua kisah saudara sekandung cenderung harmonis. Jauh berbeda dengan saudara tiri.
Namun, kisah dengan saudara sekandung pun, bisa terperangkap seperti dengan kisah saudara tiri, contohnya antara Habil dan Qabil.
Saudara bisa menjadi teman seperjuangan dalam suka dan duka. Tetapi juga menjadi pertikaian yang tiada henti.
Bagaimana liku-liku hidup para Nabi dan Rasul bersama saudaranya? Allah swt mengabadikannya dalam Al-Qur'an:
1. Kisah Nabi Musa dengan Nabi Harun
Adapun saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku. Maka, utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)-ku. Sesungguhnya aku takut mereka akan mendustakanku.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:34)
Dia (Allah) berfirman, “Kami akan menguatkanmu dengan saudaramu dan Kami akan berikan kepadamu berdua hujah (mukjizat). Maka, mereka tidak akan dapat mencapaimu. (Berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami. Kamu berdua dan orang yang mengikutimu adalah para pemenang.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:35)
Kami telah menjanjikan Musa (untuk memberikan kitab Taurat setelah bermunajat selama) tiga puluh malam. Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi). Maka, lengkaplah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Musa berkata kepada saudaranya, (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(Al-A‘rāf [7]:142)
2. Nabi Musa dengan saudara perempuannya
Dia (ibu Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, “Ikutilah jejaknya.” Kemudian, dia melihatnya dari kejauhan, sedangkan mereka (pengikut Firʻaun) tidak menyadarinya.
(Al-Qaṣaṣ [28]:11)
Kami mencegahnya (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(-nya) sebelum (kembali ke pangkuan ibunya). Berkatalah dia (saudara perempuan Musa), “Maukah aku tunjukkan kepadamu keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”
(Al-Qaṣaṣ [28]:12)
3. Nabi Yusuf dengan saudara kandung dan tirinya
Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi para penanya.
(Yūsuf [12]:7)
(Ingatlah) ketika mereka berkata, “Sesungguhnya Yusuf dan saudara (kandung)-nya365) lebih dicintai Ayah daripada kita, padahal kita adalah kumpulan (yang banyak). Sesungguhnya ayah kita dalam kekeliruan yang nyata.
(Yūsuf [12]:8)
Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian Ayah tertumpah kepadamu dan setelah itu (bertobatlah sehingga) kamu akan menjadi kaum yang saleh.”
(Yūsuf [12]:9)
Saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir), lalu mereka masuk ke (tempat)-nya. Maka, dia (Yusuf) mengenali mereka, sedangkan mereka benar-benar tidak mengenalinya.
(Yūsuf [12]:58)
Ketika dia (Yusuf) menyiapkan perbekalan (bahan makanan) untuk mereka, dia berkata, “Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah denganmu (Bunyamin). Tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan takaran (gandum) dan aku adalah sebaik-baiknya penerima tamu?
(Yūsuf [12]:59)
0 komentar: