Yahudi Madinah Ditinggalkan Sekutunya, Bisakah Terjadi pada Penjajah Zionis Israel?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Musyrikin Mekah tidak lagi mempercayai Yahudi Bani Quraizhah, sejak perang Ahzab atau Khandak. Penyebabnya, mereka membiarkan Musyrikin Mekah berperang sendiri di front depan saat mengepung Madinah.
Tak terdengar gerakan Yahudi Bani Quraizhah yang menghancurkan Muslimin dari dalam Madinah. Padahal mereka telah berjanji untuk itu. Musyrikin Mekah pun meninggalkan Madinah untuk mengakhiri perang Ahzab, salah satunya kecewa karena dikhianati Yahudi Bani Quraizhah.
Abu Sufyan berkata setelah diterjang badai di perang Ahzab, "Wahai kaum Quraisy, Demi Allah, kalian tidak mungkin lagi berada di tempat ini. Ternak-ternak kita telah mati. Bani Quraizhah telah menghianati kita. Maka pulanglah kalian! Sebab aku pun akan pulang."
Pasca perang Ahzab, Yahudi Madinah tidak mendapatkan sokongan apapun dari sekutunya, termasuk dari Munafikin Madinah, yang sebelumnya senantiasa melakukan makar rahasia untuk menghancurkan Muslimin di Madinah.
Saat Yahudi Quraizhah dikepung oleh Muslimin, tak terdengar sedikit pun bantuan dari Abdullah bin Ubay. Yang biasanya menjadi mediator atau memberikan semangat walaupun hanya dengan mengirimkan utusannya.
Begitu pun saat perang Khaibar, sekutunya kabilah Ghafathan meninggalkan Yahudi Khaibar sendirian, walaupun mereka telah dijanjikan separuh panen perkebunan kurma Khaibar diberikan sebagai kompensasi bila membantunya dalam pertempuran melawan Muslimin. Akhirnya, Yahudi Khaibar pun dikalahkan walaupun memiliki benteng dan infrastruktur yang modern.
Apakah ini bisa dialami oleh penjajah Zionis Israel? Turki dan pemerintah Suriah baru tidak lagi menjadi sekutunya. Otoritas Palestina telah mendapat perlawanan kuat dari rakyat nya sendiri. Arab Saudi telah menjalin diplomasi yang erat dengan Iran dan mulai lebih independen dari tekanan Amerika dengan bergabung ke BRICS. Yaman terus melawan.
Negara Eropa yang mengakui kemerdekaan Palestina terus bertambah. Penguasa Mesir mulai dihantui lagi dengan perlawanan rakyatnya. Bagaimana dengan Amerika?
Program America First, gelombang besar protes genosida di Gaza, protes nitizen Amerika akan kurangnya bantuan atas kebakaran Los Angeles yang tidak sebanding dengan bantuan Amerika ke Israel. Gen-Z Amerika yang lebih mendukung Palestina, bisa jadi secara jangka panjang bisa menyurutkan kepedulian Amerika padanya.
Apalagi dihadapkan pada kenyataan, walaupun telah dibantu dengan kuadran trilyun untuk membangun infrastruktur militernya oleh Amerika, ternyata tetap remuk oleh perlawanan Palestina. Apakah masih bisa Zionis Israel menjadi kepanjangan tangan kepentingan Amerika di Timur Tengah?
Bukankah Quraisy Mekah, kabilah Arab lainnya, dan Munafikin Madinah menjadi sekutu Yahudi Madinah untuk menghancurkan kekuatan Muslimin di Madinah? Bila Yahudi Madinah tak memiliki kekuatan lagi, untuk apa bersekutu kembali?
0 komentar: