Kisah Sapi Betina dan Nalar Logika Solusi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Pada zaman dahulu kala di zaman Bani Israil hidup sorang hartawan yang kekayaannya luar biasa berlimpah. Namun, ia tak satu pun memiliki anak yang akan mewarisi harta tersebut.
Suatu hari, sang hartawan ditemukan tewas di depan sebuah rumah penduduk. Kerabat sang hartawanlah yang kali pertama menemukan mayatnya.
Maka, gemparlah berita atas kematian sang hartawan. Banyak pertanyaan, siapa yang membunuhnya? Penyelidikan yang mendalam pun dimulai. Apa hasilnya?
Asumsi-asumsi pun bermunculan. Sang kerabat yang menemukanlah yang membunuhnya. Yang lain, si pemilik rumah yang didepannya ditemukan jasad si hartawan itulah pelakunya. Namun, apa buktinya? Mereka tak memiliki bukti yang kuat untuk menuduh para pelakunya.
Di tengah kebingungan, datanglah seorang salih. Ia pun menengahi, “Mengapa kalian berkelahi? Bukankah di antara kita ada Musa, sang rasul Allah? Mari kita tanyakan perihal ini kepada beliau,” ujarnya. Maka, mereka pun segera berbondong menemui Musa.
Mendengar kisah tersebut, Nabi Musa segera memanjatkan doa. Ia memohon wahyu dari Allah agar menunjukkan rahasia di balik kematian sang hartawan. Maka, Allah pun memerintahkan Musa agar menyuruh umatnya menyembelih seekor sapi.
Bagaimana reaksi Bani Israil? Mengapa pembongkaran kasus pembunuhan solusinya menyembelih sapi? Apa hubungan keduanya? Menurut nalar logika tak ada hubungan sebab akibatnya.
Maka Bani Israil pun menuduh Nabi Musa, “Hai Musa, apakah kau ingin menjadikan kami bahan ejekan?” ujar mereka, Nabi Musa pun dengan sabar menjawab, “Aku berlindung dari Allah agar aku tak termasuk orang-orang yang bodoh. Aku berlindung kepada Allah untuk tidak mengatakan sesuatu yang bukan firman-Nya,” ujar Musa.
Dengan perasaan enggan dan malas, akhirnya Bani Israil mengikuti perintah Nabi Musa. Apa yang terjadi? Semuanya terbelalak. Setelah sapi betina di sembelih, sang mayat tersebut hidup kembali, lalu menunjuk sang pembunuhnya, ternyata sang pembunuhnya itu kerabatnya sendiri yang mengaku pertama kali menemukan mayat sang hartawan.
Ternyata, solusi hidup tidak lahir dari nalar logika dan ikhtiar manusia semata. Solusi tidak lahir dari pemetaan hubungan sebab akibat dan pembedahan akar masalah semata.
Pintu gerbang awalnya adalah berdoa, lalu ketaatan kepada Allah swt, setelah itu Allah swt membimbing jalan solusinya.
0 komentar: