Kembalinya Ke Gaza Utara, Karakter yang Ditakuti Para Adidaya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Dalam Al-Qur'an ada sebuah ayat tentang sebuah kaum yang diuji oleh Allah dengan beragam kesulitan, penderitaan dan bencana. Sehingga, tak lagi memperdulikan harta dan nyawanya. Harta dan nyawa tak lagi berharga.
Dalam sebuah hadist digambarkan sebab tercabik-cabiknya Muslimin oleh bangsa lain, sehingga seperti makanan yang dimangsa oleh beragam bangsa. Apa penyebabnya? Cinta dunia dan takut mati.
Jadi apa tujuan dari semua ujian bagi Muslimin? Agar cinta dunia dan takut mati tercabut dari hati Muslimin. Inilah awalnya sebuah kebangkitan.
Saat Rustum, panglima perang Persia, menguji apakah Muslimin dapat dikalahkan atau tidak. Dia mengirimkan pasukan kecil yang mencoba menyerang Muslimin. Saat pasukan Muslimin mengejarnya, pasukan Persia membuang emas permata, ternyata Muslimin tetap mengejarnya, tak peduli dengan harta yang berserakkan.
Saat Rustum bertemu dengan utusan Muslimin, dia menawarkan harta, pakaian dan makanan untuk kembali ke Hijaz karena dianggap pertempuran Muslimin karena kesulitan dan penderitaan hidup yang dialaminya. Bagaimana sang utusan Muslimin menjawab?
Berjihad untuk membebaskan manusia dari perbudakan sesama makhluk untuk menghambakan diri kepada Allah swt. Rustum pun berkata di dalam hatinya bahwa pasukan seperti ini takkan bisa dikalahkan.
Saat Kaisar Persia lari untuk menyelamatkan diri ke Cina. Lalu dipaparkan karakter Muslimin kepada Kaisar Cina. Sang Kaisar Cina berkata, "Pasukan seperti ini akan bisa memindahkan dan meruntuhkan gunung yang kokoh."
Saat prajurit Romawi menjelaskan karakter ini kepada Heraklius, Kaisar Romawi, ketika kekalahannya dari Muslimin di Palestina. Dia berkata, "Selamat tinggal Syam (Palestina)." Mengapa mengucapkan seperti itu? Sebab, Syam tidak bisa direbut lagi oleh pasukan terbaik dan terhebat Romawi sekalipun.
Kembalinya rakyat Palestina ke Gaza Utara, merangkum semua karakter terbaik Muslimin yang selalu hadir, walaupun kadang timbul dan tenggelam sesuai siklusnya. Mereka kembali ke tanah yang telah dihancurkan dengan optimistisme yang tak tertandingi dimana pun. Inilah generasi yang tidak mencintai dunia dan berani mati.
Generasi ini telah ditakuti oleh adidaya Persia, Romawi dan Cina. Generasi ini pun akan terus ditakuti oleh setiap adi daya yang zalim. Oleh sebab itu, mengapa Trump menjanjikan relokasi Gaza? Mengapa kaum Ultra-Ortodoks Yahudi menganggapnya sebuah kekalahan?
0 komentar: