Kehancuran Penguasa Zalim Tidak Dengan Militer
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Kisah para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad saw, tidak ditemukan kisah pertempuran. Kecuali, hanya satu saja, yaitu kisah Thalut melawan Jalut. Itu pun lebih banyak mengupas persiapannya, bukan jalan pertempurannya.
Saat itu, bukankah banyak pertempuran besar yang terjadi antar para penguasa? Dari Babilonia, Macedonia, Yunani, Persia hingga Romawi.
Dalam kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis pun, yang keduanya memiliki pasukannya. Mengapa tidak ada pertempuran untuk mengungguli satu sama lain?
Ada dua kisah penguasa, Namrud dan Firaun, yang sangat zalim dalam Al-Qur'an. Namun, mengapa menghadapinya tidak dengan pengerahan pasukan militer? Padahal Firaun mengerahkan pasukan besar untuk membunuh Nabi Musa dan pengikutnya?
Nabi Ibrahim melawan kezaliman Namrud dengan dialog. Mematahkan argumentasi dan logika Namrud. Sedangkan kehancuran Namrud, bukan tangan Nabi Ibrahim yang melakukannya. Tetapi, Allah swt melalui seekor nyamuk.
Nabi Musa melawan kezaliman Firaun dengan dialog dan menunjukkan kebenaran, sehingga mereka yang hatinya masih terbuka secara sukarela mengikuti Nabi Musa, seperti beberapa keluarga dan pembesar Firaun serta para ahli sihirnya. Bagaimana akhir Firaun?
Firaun mati tidak melalui tangan Nabi Musa, tetapi dengan gelombang lautan saat hendak membunuh Nabi Musa dan pengikutnya. Kezaliman itu hancur dengan kesatuan rakyatnya yang menyuarakan dan memperjuangkan kebenaran. Tidak melalui kekerasan dan perlawanan senjata.
Kisah Ashabul Kahfi, dimana penguasa zalimnya mengerahkan pasukan untuk menangkap mereka. Namun, saat mereka terbangun, sang zalim sudah digantikan dengan penguasa yang shalih. Allah swt sendiri yang menghancurkannya, sang hamba hanya terus berjuang menegakkan kebenaran.
0 komentar: