Bagaimana Palestina Mendapat Senjata?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Aljazerra pada 5/1/25 melaporkan bagaimana Amerika menjadi sekutu setia penjajah Zionis Israel dalam membantai di Palestina. Pada bulan Agustus 2024, Washington menyetujui paket terpisah senilai $20 miliar , yang mencakup jet, kendaraan militer, bom, dan rudal.
Pada bulan November 2024, pemerintahan Biden menyetujui paket senjata senilai $680 juta untuk Israel, termasuk bom berdiameter kecil dan peralatan panduan presisi.
Di akhir kekuasaan Biden, dia memberi tahu Kongres AS tentang rencana penjualan senjata senilai $8 miliar ke Israel. Paket tersebut akan mencakup amunisi berpemandu presisi, peluru artileri, dan rudal udara-ke-udara, menurut laporan media AS.
Jerman selama 2024 telah memberikan lampu hijau untuk ekspor senjata ke Israel dengan nilai total lebih dari 160 juta euro (sekitar Rp2,7 triliun), meskipun mendapat peningkatan kritik internasional dari kelompok hak asasi manusia yang menyebut tindakan Israel di Jalur Gaza sebagai genosida. Sedangkan Inggris hanya memblokade 35 jenis peralatan militer dari 350 komponen yang ada.
Untuk mempersempit dan melemahkan perlawanan Palestina, tentara penjajah Zionis Israel (IDF) terus mengendalikan koridor Philadephi dan Netzarim di Gaza selatan dan tengah, yang bertujuan untuk menghalangi Hamas memperoleh persenjataan dan mengubah posisinya.
Bila arus persenjataan perlawanan Palestina sudah dikunci di wilayah Gaza, apalagi dengan arus senjata dari luar Palestina? Bukankah Mesir tidak membuka pintu Rafah? Bukan pintu dari laut sudah dikunci? Bukankah bandara sudah dihancurkan?
Bila Hizbullah saja menjadi lemah karena jalur pasokan senjatanya sudah dihancurkan. Bagaimana dengan perlawanan Palestina yang seluruh jalurnya sudah diputus? Hingga sekarang, IDF pun masih belum mengetahui, darimana perlawanan Palestina mendapat senjata?
Seperti di Tepi Barat, yang seluruhnya sudah diblokade, tiba-tiba mulai melakukan perlawanan bersenjata.
0 komentar: