7 Fakta, Mengapa Amerika Dituduh Terlibat Genosida di Gaza?
Wikipedia telah membuat penjelasan tentang Genosida yang terjadi di Gaza. Salah satu bagian yang diangkat adalah siapakah yang dituduh pelaku genosida tersebut? Laman Wikipedia menyebutkan salah satunya keterlibatan Amerika di bawah pemerintahan Biden.
Bagaimana kerjasama yang terjalin antara Amerika dan Penjajah Zionis Israel. Beberapa fakta ini bisa menunjukkan keterkaitannya:
1. RUU untuk Sanksi Terhadap Mahkamah Internasional
"Undang-Undang Penanggulangan Pengadilan yang Tidak Sah,” yang diperkenalkan kembali minggu ini oleh Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR Brian Mast dan Rep. Chip Roy (R-TX), menerima dukungan luar biasa dari Partai Republik.
RUU yang dirancang oleh DPR Amerika ini berupaya memberikan sanksi terhadap anggota Mahkamah Pidana Internasional atas penerbitan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Yoav Gallant disahkan dengan perolehan suara 243-140 di DPR yang dikuasai Partai Republik pada hari Kamis, menandai pemungutan suara kedua badan tersebut yang mendukung undang-undang tersebut.
2. "Menerakakan" Gaza
Pada konferensi pers di Mar-a-Lago pada hari Selasa, hanya dua minggu sebelum dilantik sebagai presiden ke-47 Amerika, Donald Trump kembali menyerukan neraka dalam peringatannya tentang apa yang akan terjadi jika Hamas tidak membebaskan sandera yang ditawannya sebelum pelantikannya tanggal 20 Januari.
"Jika mereka tidak kembali saat saya menjabat, kekacauan akan terjadi di Timur Tengah , dan itu tidak akan baik untuk Hamas, dan sejujurnya, itu tidak akan baik bagi siapa pun," kata Trump.
Ini bukan pertama kalinya Trump menggunakan bahasa seperti itu sejak terpilih, dengan berbagai ucapannya seperti akan ada “neraka yang harus dibayar” dan bahwa “gerbang neraka akan terbuka lebar” jika para sandera tidak dibebaskan.
3. Pemasok Senjata Utama
Pemerintahan Presiden Joe Biden menginformasikan Kongres mengenai rencana penjualan senjata senilai $8 miliar atau setara dengan Rp129,6 triliun ke Israel, menurut seorang pejabat Amerika Serikat pada Jumat (3/12). Washington terus mendukung sekutunya, meskipun perangnya di Gaza telah merenggut puluhan ribu nyawa.
Paket penjualan senjata itu mencakup amunisi untuk jet tempur, helikopter serang, peluru artileri, bom berdiameter kecil dan hulu ledak, seperti yang dilaporkan oleh Axios sebelumnya.
Sudah berbulan-bulan para pengunjuk rasa terus menuntut diberlakukannya embargo senjata terhadap Israel. Namun kebijakan Amerika sebagian besar tetap sama. Pada Agustus, Washington menyetujui penjualan jet tempur dan peralatan militer lainnya senilai $20 miliar atau Rp324 triliun ke Israel.
4. Penyandang Dana Militer Terbesar
Amerika Serikat (AS) telah memberikan bantuan militer sebesar 17,9 miliar dolar AS (sekitar Rp280,8 triliun) kepada Israel sejak 7 Oktober 2023, menurut sebuah laporan.
Laporan berjudul “Pengeluaran Amerika Serikat untuk Operasi Militer Israel dan Operasi Terkait AS di Kawasan Timur Tengah, 7 Oktober 2023 – 30 September 2024,” yang disusun oleh Watson Institute for International and Public Affairs di Universitas Brown, menunjukkan dukungan besar AS terhadap operasi Israel serta peningkatan kehadiran AS di Timur Tengah.
Laporan ini menyoroti bahwa ketika AS membuat kesepakatan senjata dengan negara-negara lain di kawasan tersebut, AS memastikan Israel juga menerima peralatan untuk mempertahankan keunggulan militernya.
Israel adalah satu-satunya sekutu AS yang diizinkan mengalokasikan 25 persen dari bantuan militer AS ke industri persenjataan domestiknya.
5. Kebijakan di Timur Tengah Mengikuti "Arahan" Zionis Israel
Pada hari Rabu 8/1/25 ketika Trump mengunggah ulang pada platform Truth Social miliknya sebuah klip video wawancara dengan profesor ekonomi Universitas Columbia, Jeffrey Sachs, memuat bahwa Barack Obama menugaskan CIA untuk mencoba menggulingkan pemerintah Suriah dan pers menutupinya, karena mengikuti Netanyahu.
"Mengapa AS menginvasi Irak pada tahun 2003?" tanyanya dalam klip tersebut. "Dari mana perang itu berasal? Anda tahu, itu cukup mengejutkan. Perang itu sebenarnya berasal dari Netanyahu."
Netanyahu, katanya, “memiliki teori ini sejak 1995 dan seterusnya bahwa satu-satunya cara kita akan menyingkirkan Hamas dan Hizbullah adalah dengan menggulingkan pemerintahan yang mendukung mereka – yaitu Irak, Suriah, dan Iran – dan orang itu sangat obsesif.
6. 49 Kali Memveto Persoalan Palestina
Total 49 kali Amerika Serikat menggunakan veto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang mengenai konflik Israel dan Palestina.
Pemungutan suara untuk resolusi DK PBB pada Rabu (20/11/24) lagi-lagi gagal diadopsi karena AS menolak dan memvetonya.
Padahal, seluruh negara anggota DK PBB, baik anggota permanen maupun non-permanen, mendukung resolusi yang diharapkan mampu segera menghentikan agresi brutal Israel ke Jalur Gaza yang telah meluas ke Lebanon ini.
7. Pengerahan Infrastruktur Militer
A. Sejak perang Gaza pecah, AS mengerahkan dua kapal induk, dengan kapal perang pendukung, ke Laut Tengah dan Laut Merah.
B. Pada Oktober 2024, Presiden Biden mengerahkan sistem THAAD buatan Lockheed Martin ke penjajah Zionis Israel bersama sekitar 100 tentara Amerika untuk mendukung pertahanan negara tersebut. Sebagai elemen kunci dalam sistem pertahanan udara berlapis milik militer Amerika, THAAD melengkapi pertahanan antirudal penjajah Zionis Israel yang sudah sangat kuat.
C. Amerika Serikat mengklaim pihaknya membantu Israel menggagalkan serangan rudal balistik Iran ke Israel. Pejabat senior Gedung Putih mengatakan militer Israel "berkoordinasi erat" dengan Israel, untuk menembak jatuh proyektil tersebut.
"Kapal perusak Angkatan Laut AS bergabung dengan unit pertahanan udara Israel, dan menembakkan pencegat untuk menembak jatuh rudal yang masuk," kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan.
0 komentar: