basmalah Pictures, Images and Photos
2025 - Our Islamic Story

Choose your Language

Pesan Beruntun Leluhurnya yang Diingat dan Diyakini Oleh Nabi Yusuf Saat di Penjara  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Salah satu nabi ...

Pesan Beruntun Leluhurnya yang Diingat dan Diyakini Oleh Nabi Yusuf Saat di Penjara 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Salah satu nabi yang sebelum kelahirannya sudah diberitakan oleh Allah swt adalah Nabi Yakub.  Saat malaikat menemui Nabi Ibrahim dan Sarah, sebelum mengazab kaumnya Nabi Luth, malaikat singgah terlebih dahulu ke rumah Nabi Ibrahim. Apa tujuannya?

Memberitakan kelahiran anaknya Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq, dan setelah itu Nabi Yakub, sang cucu. Apa yang unik? Anaknya belum lahir, Nabi Ishaq, tetapi sudah diberitakan kelahiran cucunya, Nabi Yaqub. 

Istrinya berdiri, lalu tersenyum. Kemudian, Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Ya‘qub (putra Ishaq).
(Hūd [11]:71)

Apa keunikkan lainnya? Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq dan Yakub, sangat sering dirangkaikan bersamaan dalam satu kalimat dan peristiwa di Al-Qur'an.

Kami juga menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishaq (anak) dan sebagai tambahan (Kami anugerahkan pula) Ya‘qub (cucu). Masing-masing Kami jadikan orang yang saleh.
(Al-Anbiyā' [21]:72)

Seringnya kesatuan rangkaian penyebutan Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq dan Yaqub, dalam Al-Qur'an, ternyata menunjukkan rangkaian visi dan misi dalam kehidupan yang tak terputus. Yang diwujudkan dalam pesan beruntun yang sama. 

(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), “Berserahdirilah!” Dia menjawab, “Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.”
(Al-Baqarah [2]:131)

Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya dan demikian pula Ya‘qub, “Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu. Janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
(Al-Baqarah [2]:132)

Apakah kamu (hadir) menjadi saksi menjelang kematian Ya‘qub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.”
(Al-Baqarah [2]:133)

Pesan Nabi Yakub ini ternyata sangat melekat pada Nabi Yusuf.  Pesan beruntun ini pula yang disampaikan kepada teman-temannya yang berada di penjara.

Aku mengikuti agama nenek moyangku, (yaitu) Ibrahim, Ishaq, dan Ya‘qub. Tidak pantas bagi kami mempersekutukan suatu apa pun dengan Allah. Itu adalah bagian dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (semuanya), tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
(Yūsuf [12]:38)

Wahai dua penghuni penjara, manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?
(Yūsuf [12]:39)

Setelah temannya Nabi Yusuf ke luar dari penjara, mereka terkesan dan yakin dengan kepribadian Nabi Yusuf karena pesan beruntun dari leluhurnya Nabi Yusuf. Nabi Yusuf memang sosok yang terpercaya dan terbukti sejak era leluhurnya.

Oleh karena itu, saat sang raja Mesir menghadapi persoalan tentang siapakah yang bisa menakwilkan mimpi secara benar. Maka dibutuhkan orang yang terpercaya bukan pendusta untuk menafsirkan mimpi tersebut. Maka, mereka pun teringat dan mendatangi sahabatnya yang masih di penjara, Yusuf.

(Dia berkata,) “Wahai Yusuf, orang yang sangat dipercaya, jelaskanlah kepada kami (takwil mimpiku) tentang tujuh ekor sapi gemuk yang dimakan oleh tujuh (ekor sapi) kurus dan tujuh tangkai (gandum) hijau yang (meliputi tujuh tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu supaya mereka mengetahuinya.”
(Yūsuf [12]:46)

Kemampuan, ilmu, dibarengi dengan kuatnya kepercayaan, membuat Nabi Yusuf sebagai figur yang cocok untuk memegang amanah kekuasaan.

25  Kisah Pemuda Parade Dakwah Selain Para Nabi dan Rasul dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Inilah kisah dakwah pa...

25  Kisah Pemuda Parade Dakwah Selain Para Nabi dan Rasul dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Inilah kisah dakwah para pemuda selain para Nabi dan Rasul yang berjuang sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw:


1. Ashabul Kahfi

Apakah engkau mengira bahwa sesungguhnya para penghuni gua dan (yang mempunyai) raqīm benar-benar merupakan keajaiban di antara tanda-tanda (kebesaran) Kami?
(Al-Kahf [18]:9)

(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu berdoa, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan mudahkanlah bagi kami petunjuk untuk segala urusan kami.”
(Al-Kahf [18]:10)


2. Ashabul Ukhdud

binasalah orang-orang yang membuat parit (tempat menyiksa orang mukmin)
(Al-Burūj [85]:4)

(yang dikobarkan) api penuh kayu bakar.
(Al-Burūj [85]:5)


3. Zulkarnaen

Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Zulqarnain. Katakanlah, “Akan aku bacakan kepadamu sebagian kisahnya.”
(Al-Kahf [18]:83)

Sesungguhnya Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu.
(Al-Kahf [18]:84)


4. Thalut

Nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana (mungkin) dia memperoleh kerajaan (kekuasaan) atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) menjawab, “Sesungguhnya Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kepadanya kelebihan ilmu dan fisik.” Allah menganugerahkan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas (kekuasaan dan rezeki-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:247)


5. Ahli Sihir Firaun
Beriman dihadapan penguasa 

Para penyihir itu tersungkur dalam keadaan sujud.
(Al-A‘rāf [7]:120)

Mereka berkata, “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam,
(Al-A‘rāf [7]:121)

(yaitu) Tuhannya Musa dan Harun.”
(Al-A‘rāf [7]:122)


6. Luqman

Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur (tidak bersyukur), sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
(Luqmān [31]:12)


7. Hawariyun

Ketika Isa merasakan kekufuran mereka (Bani Israil), dia berkata, “Siapakah yang akan menjadi penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawari (sahabat setianya) menjawab, “Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim.
(Āli ‘Imrān [3]:52)

Wahai Tuhan kami, kami telah beriman pada apa yang Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul. Oleh karena itu, tetapkanlah kami bersama orang-orang yang memberikan kesaksian.”
(Āli ‘Imrān [3]:53)


8. Ulilalbab

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
(Āli ‘Imrān [3]:190)

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.
(Āli ‘Imrān [3]:191)


9. Ibadurahman

Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “Salam.”
(Al-Furqān [25]:63)

Dan, orang-orang yang mengisi waktu malamnya untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri.
(Al-Furqān [25]:64)


10. Habil

Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka berita tentang dua putra Adam dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah satunya (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti akan membunuhmu.” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.
(Al-Mā'idah [5]:27)


11. Laki-laki yang menginformasikan bahwa pasukan Firaun yang akan mengejar Nabi Musa

Seorang laki-laki datang bergegas dari ujung kota seraya berkata, “Wahai Musa, sesungguhnya para pembesar negeri sedang berunding tentang engkau untuk membunuhmu. Maka, (lekaslah engkau) keluar (dari kota ini). Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:20)


12. Laki-laki beriman dari keluarga Firaun 

Seorang laki-laki mukmin dari keluarga Fir‘aun yang menyembunyikan imannya berkata, “Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, ‘Tuhanku adalah Allah.’ Padahal, sungguh dia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Jika dia seorang pendusta, dialah yang akan menanggung (dosa) dustanya itu, dan jika dia seorang yang benar, niscaya sebagian (bencana) yang diancamkan kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas lagi pendusta.
(Gāfir [40]:28)


13. Laki-laki berilmu dalam kisah Qarun

Maka, keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, “Andaikata kita mempunyai harta kekayaan seperti yang telah diberikan kepada Qarun. Sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:79)

Orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Celakalah kamu! (Ketahuilah bahwa) pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. (Pahala yang besar) itu hanya diperoleh orang-orang yang sabar.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:80)

14. Laki-laki beriman dalam kisah Pemilik Kebun yang sombong

Berikanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka sebuah perumpamaan, yaitu dua orang laki-laki. Kami berikan kepada salah satunya (yang kufur) dua kebun anggur. Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan Kami buatkan ladang di antara kedua (kebun) itu.
(Al-Kahf [18]:32)

Dia (orang kafir itu) juga memiliki kekayaan besar. Dia lalu berkata kepada kawannya (yang beriman) ketika bercakap-cakap dengannya, “Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikutku lebih kuat.”
(Al-Kahf [18]:34)

Kawannya (yang beriman) berkata kepadanya ketika bercakap-cakap dengannya, “Apakah engkau ingkar kepada (Tuhan) yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan engkau seorang laki-laki yang sempurna?
(Al-Kahf [18]:37)


15. Laki-laki beriman dalam kisah pemilik kebun yang kikir

Seorang yang paling bijak di antara mereka berkata, “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?”
(Al-Qalam [68]:28)


16. Laki-laki beriman di surat Yasin

Datanglah dengan bergegas dari ujung kota, seorang laki-laki. Dia berkata, “Wahai kaumku, ikutilah para rasul itu!
(Yāsīn [36]:20)

Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan (dalam berdakwah) kepadamu. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Yāsīn [36]:21)


17. Laki-laki berilmu yang memindahkan singgasana Ratu Bilqis

Dia (Sulaiman) berkata, “Wahai para pembesar, siapakah di antara kamu yang sanggup membawakanku singgasananya sebelum mereka datang menyerahkan diri?”
(An-Naml [27]:38)

Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab suci berkata, “Aku akan mendatangimu dengan membawa (singgasana) itu sebelum matamu berkedip.” Ketika dia (Sulaiman) melihat (singgasana) itu ada di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau berbuat kufur. Siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Siapa yang berbuat kufur, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
(An-Naml [27]:40)


18. Laki-laki yang pernah di penjara bersama Nabi Yusuf  yang menginformasikan kepada raja Mesir tentang kemampuan Nabi Yusuf

Raja berkata (kepada para pemuka kaumnya), “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus serta tujuh tangkai (gandum) yang hijau (dan tujuh tangkai) lainnya yang kering. Wahai para pemuka kaum, jelaskanlah kepadaku tentang mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkannya!”
(Yūsuf [12]:43)

Orang yang selamat di antara mereka berdua berkata dan teringat (perihal Yusuf) setelah beberapa waktu lamanya, “Aku akan memberitahukan kepadamu tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu. Maka, utuslah aku (kepadanya).”
(Yūsuf [12]:45)


19. Pemuda yang menemani Nabi Musa menemui Nabi Khidir

(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun.”
(Al-Kahf [18]:60)


20. Pasukan Thalut 

Mereka (tentara Talut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan Daud membunuh Jalut. Kemudian, Allah menganugerahinya (Daud) kerajaan dan hikmah (kenabian); Dia (juga) mengajarinya apa yang Dia kehendaki. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Akan tetapi, Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam.
(Al-Baqarah [2]:251)


21. Pasukan Nabi Sulaiman

Untuk Sulaiman dikumpulkanlah bala tentara dari (kalangan) jin, manusia, dan burung, lalu mereka diatur dengan tertib
(An-Naml [27]:17)

hingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata, “Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.”
(An-Naml [27]:18)


22. Kaumnya Nabi Yunus

Mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang segera beriman sehingga imannya itu bermanfaat kepadanya, selain kaum Yunus? Ketika mereka beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia dan Kami berikan kesenangan hidup (sementara) kepada mereka sampai waktu yang ditentukan.
(Yūnus [10]:98)


23. Laki-laki di peristiwa Sabat

Tanyakanlah kepada mereka tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabat, (yaitu) ketika datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka bermunculan di permukaan air. Padahal, pada hari-hari yang bukan Sabat ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka karena mereka selalu berlaku fasik.
(Al-A‘rāf [7]:163)

(Ingatlah) ketika salah satu golongan di antara mereka berkata, “Mengapa kamu menasihati kaum yang akan dibinasakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras?” Mereka menjawab, “Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu dan agar mereka bertakwa.”
(Al-A‘rāf [7]:164)


24. Kaum yang membantu Zulkarnaen membuat dinding penjara Yajuj wa Majuj

Mereka berkata, “Wahai Zulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj456) adalah (bangsa) pembuat kerusakan di bumi, bolehkah kami memberimu imbalan agar engkau membuatkan tembok penghalang antara kami dan mereka?”
(Al-Kahf [18]:94)

Dia (Zulqarnain) berkata, “Apa yang telah dikuasakan kepadaku oleh Tuhanku lebih baik (daripada apa yang kamu tawarkan). Maka, bantulah aku dengan kekuatan agar aku dapat membuatkan tembok penghalang antara kamu dan mereka.
(Al-Kahf [18]:95)


25. Pembesar Mesir yang memungut Nabi Yusuf sebagai anak atau pelayan

Orang Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya, “Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik. Mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Demikianlah, (kelak setelah dewasa,) Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir) dan agar Kami mengajarkan kepadanya takwil mimpi. Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.
(Yūsuf [12]:21)

9 Kisah Suami dan Istri dalam Al-Qur'an  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ini adalah kisah pasangan suami istri yang disebutkan da...

9 Kisah Suami dan Istri dalam Al-Qur'an 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Ini adalah kisah pasangan suami istri yang disebutkan dalam Al-Qur'an selain pasangan Nabi Muhammad saw.

Al-Qur'an menjelaskan liku-liku hidup mereka dalam mendapatkan anak.  Liku-liku ketaatan dan berdakwah kepada Allah. Liku-liku menghadapi godaan syahwat. Proses pernikahannya. Hukuman yang diberikan kepada pasangannya. Hingga suami atau istrinya yang kafir atau menjadi penentang dakwahnya.

Setiap pasangan pasti memiliki persoalan pribadi diantara pasangannya. Namun, persoalannya tidak jauh berbeda seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an.

Berikut ini pasangan suami istri selain Nabi Muhammad saw dan istrinya yang dikisahkan dalam Al-Qur'an:


1. Nabi Adam dengan Siti Hawa

Kami berfirman, “Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu, dan janganlah kamu dekati pohon ini, sehingga kamu termasuk orang-orang zalim!”
(Al-Baqarah [2]:35)


2. Nabi Nuh dengan Istrinya

Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang kufur, yaitu istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah (tanggung jawab) dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami, lalu keduanya berkhianat kepada (suami-suami)-nya. Mereka (kedua suami itu) tidak dapat membantunya sedikit pun dari (siksaan) Allah, dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).”
(At-taḥrīm [66]:10)


3. Nabi Ibrahim dengan Siti Sarah

Istrinya berdiri, lalu tersenyum. Kemudian, Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Ya‘qub (putra Ishaq).
(Hūd [11]:71)

Dia (istrinya) berkata, “Sungguh mengherankan! Mungkinkah aku akan melahirkan (anak) padahal aku sudah tua dan suamiku ini sudah renta? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang ajaib.”
(Hūd [11]:72)

Mereka (para malaikat) berkata, “Apakah engkau merasa heran dengan ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah (yang) dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Dia Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
(Hūd [11]:73]


4. Nabi Ibrahim dengan Siti Hajar

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.
(Ibrāhīm [14]:37)


5. Nabi Luth dengan Istrinya

Mereka (para malaikat) berkata, “Wahai Lut, sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu. Mereka tidak akan dapat mengganggumu (karena mereka akan dibinasakan). Oleh karena itu, pergilah beserta keluargamu pada sebagian malam (dini hari) dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu (janganlah kamu ajak pergi karena telah berkhianat). Sesungguhnya dia akan terkena (siksaan) yang menimpa mereka dan sesungguhnya saat (kehancuran) mereka terjadi pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?”
(Hūd [11]:81)


6. Nabi Musa dengan Istrinya

Dia (ayah kedua perempuan itu) berkata, “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkanmu dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun. Jika engkau menyempurnakannya sepuluh tahun, itu adalah (suatu kebaikan) darimu. Aku tidak bermaksud memberatkanmu. Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:27)

(Ingatlah) ketika dia (Musa) melihat api, lalu berkata kepada keluarganya, “Tinggallah (di sini)! Sesungguhnya aku melihat api. Mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu atau mendapat petunjuk di tempat api itu.”
(Ṭāhā [20]:10)


7. Nabi Zakaria dengan Istrinya

Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana (mungkin) aku akan mempunyai anak, sedangkan istriku seorang yang mandul dan sungguh aku sudah mencapai usia yang sangat tua?”
(Maryam [19]:8)

Dia (Allah) berfirman, ”Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, ”Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.”
(Maryam [19]:9)


8. Firaun dengan Istrinya

Allah juga membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, yaitu istri Fir‘aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah dalam surga, selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
(At-taḥrīm [66]:11)


9. Nabi Ayub dengan Istrinya 

Kami anugerahkan (pula) kepadanya (Ayyub) keluarganya dan (Kami lipat gandakan) jumlah mereka sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat.656)
(Ṣād [38]:43)

Ambillah dengan tanganmu seikat rumput, lalu pukullah (istrimu) dengannya dan janganlah engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia selalu kembali (kepada Allah dan sangat taat kepadanya).
(Ṣād [38]:44)





6 Kisah Sang Ibu Bersama Anaknya dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kisah sang ibu bersama anaknya, tidak saja denga...

6 Kisah Sang Ibu Bersama Anaknya dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Kisah sang ibu bersama anaknya, tidak saja dengan putranya tetapi juga dengan sang putrinya.

Kisah sang ibu, yang dijelaskan kehadirannya seperti ibunda Nabi Ishaq, Ibunda Nabi Musa, Ibunda Nabi Isa, dan Ibundanya Maryam. Sedangkan, ibunda Nabi Ismail dan Nabi Yahya tidak disebutkan langsung, namun melalui suaminya.

Kisah bersama anaknya. Ada yang memuat fragmen sebelum kehamilan saja, seperti kisah ibunda Nabi Ishaq, dan ibunda Nabi Yahya. Saat kehamilan dan setelah melahirkan, seperti Ibundanya Maryam.

Kisah melahirkan dan liku-liku hidup bersama anaknya, seperti kisah ibunda Nabi Ismail dan ibunda Nabi Musa. Kisah liku-liku kehidupan bersama anaknya, seperti kisah ibunda Nabi Musa dengan saudara perempuannya.

Sedangkan kisah proses yang lengkap sebelum kehamilan, saat hamil, proses melahirkan dan setelah melahirkan dalam menjalani liku-liku hidup hanya ada pada kisah Ibunda Nabi Isa.

Fragmen kehidupan sang ibu dengan anaknya, dipaparkan oleh Al-Qur'an:


1. Nabi Ishaq dengan Ibunya

Istrinya berdiri, lalu tersenyum. Kemudian, Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Ya‘qub (putra Ishaq).
(Hūd [11]:71)

Dia (istrinya) berkata, “Sungguh mengherankan! Mungkinkah aku akan melahirkan (anak) padahal aku sudah tua dan suamiku ini sudah renta? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang ajaib.”
(Hūd [11]:72)

Mereka (para malaikat) berkata, “Apakah engkau merasa heran dengan ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah (yang) dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Dia Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
(Hūd [11]:73)


2. Nabi Ismail dengan Ibunya

(Ibrahim berdoa,) “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.”
(Aṣ-Ṣāffāt [37]:100)

Maka, Kami memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak (Ismail) yang sangat santun.
(Aṣ-Ṣāffāt [37]:101)

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.
(Ibrāhīm [14]:37)


3. Nabi Musa dan saudara perempuannya dengan Ibunya

(yaitu) ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan.
(Ṭāhā [20]:38)

(Ilham itu adalah perintah Kami kepada ibumu,) ‘Letakkanlah dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Maka, biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi. Dia akan diambil oleh (Fir‘aun) musuh-Ku dan musuhnya.’ Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang dari-Ku dan agar engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku.
(Ṭāhā [20]:39)

Ketika saudara perempuanmu berjalan (untuk mengawasi dan mengetahui berita), dia berkata (kepada keluarga Fir‘aun), ‘Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?’ Maka, Kami mengembalikanmu kepada ibumu agar senang hatinya dan tidak bersedih. Engkau pernah membunuh seseorang (tanpa sengaja) lalu Kami selamatkan engkau dari kesulitan (yang besar) dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan (yang berat). Lalu, engkau tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian engkau, wahai Musa, datang menurut waktu yang ditetapkan.
(Ṭāhā [20]:40)


4. Nabi Isa dengan Ibunya

Dia (Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk memberikan anugerah seorang anak laki-laki yang suci kepadamu.”
(Maryam [19]:19)

Maka, dia (Maryam) mengandungnya, lalu mengasingkan diri bersamanya ke tempat yang jauh.
(Maryam [19]:22)

Rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma. Dia (Maryam) berkata, “Oh, seandainya aku mati sebelum ini dan menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan (selama-lamanya).”
(Maryam [19]:23)

Dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka (kaumnya) berkata, “Wahai Maryam, sungguh, engkau benar-benar telah membawa sesuatu yang sangat mungkar.
(Maryam [19]:27)

Dia (Maryam) menunjuk kepada (bayi)-nya (agar mereka bertanya kepadanya). Mereka berkata, “Bagaimana mungkin kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?”
(Maryam [19]:29)

Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia (akan) memberiku Kitab (Injil) dan menjadikan aku seorang nabi.
(Maryam [19]:30)


5. Siti Maryam dengan Ibunya

(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(Āli ‘Imrān [3]:35)

Ketika melahirkannya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran) lahirkan. “Laki-laki tidak sama dengan perempuan. Aku memberinya nama Maryam serta memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk.”
(Āli ‘Imrān [3]:36)


6. Nabi Yahya dengan Ibunya

Allah berfirman,) “Wahai Zakaria, Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki yang bernama Yahya yang nama itu tidak pernah Kami berikan sebelumnya.”
(Maryam [19]:7)

Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana (mungkin) aku akan mempunyai anak, sedangkan istriku seorang yang mandul dan sungguh aku sudah mencapai usia yang sangat tua?”
(Maryam [19]:8)

Dia (Allah) berfirman, ”Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, ”Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.”
(Maryam [19]:9)

3 Kisah Nabi Bersama Saudaranya dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Hubungan bersaudara itu ada yang sekandung atau p...


3 Kisah Nabi Bersama Saudaranya dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Hubungan bersaudara itu ada yang sekandung atau pun tiri. Saudara sekandung, seperti Nabi Musa bersama Nabi Harun dan saudara perempuannya. Seperti Nabi Yusuf dengan Benyamin. Saudara tiri, seperti Nabi Yusuf dengan saudaranya selain Benyamin.

Liku-liku saudara sekandung berbeda dengan saudara tiri. Dua kisah saudara sekandung cenderung harmonis. Jauh berbeda dengan saudara tiri. 

Namun, kisah dengan saudara sekandung pun, bisa terperangkap seperti dengan kisah saudara tiri, contohnya antara Habil dan Qabil.

Saudara bisa menjadi teman seperjuangan dalam suka dan duka. Tetapi juga menjadi pertikaian yang tiada henti.

Bagaimana liku-liku hidup para Nabi dan Rasul bersama saudaranya? Allah swt mengabadikannya dalam Al-Qur'an:


1. Kisah Nabi Musa dengan Nabi Harun

Adapun saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku. Maka, utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)-ku. Sesungguhnya aku takut mereka akan mendustakanku.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:34)

Dia (Allah) berfirman, “Kami akan menguatkanmu dengan saudaramu dan Kami akan berikan kepadamu berdua hujah (mukjizat). Maka, mereka tidak akan dapat mencapaimu. (Berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami. Kamu berdua dan orang yang mengikutimu adalah para pemenang.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:35)

Kami telah menjanjikan Musa (untuk memberikan kitab Taurat setelah bermunajat selama) tiga puluh malam. Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi). Maka, lengkaplah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Musa berkata kepada saudaranya, (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(Al-A‘rāf [7]:142)


2. Nabi Musa dengan saudara perempuannya

Dia (ibu Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, “Ikutilah jejaknya.” Kemudian, dia melihatnya dari kejauhan, sedangkan mereka (pengikut Firʻaun) tidak menyadarinya.
(Al-Qaṣaṣ [28]:11)

Kami mencegahnya (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(-nya) sebelum (kembali ke pangkuan ibunya). Berkatalah dia (saudara perempuan Musa), “Maukah aku tunjukkan kepadamu keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”
(Al-Qaṣaṣ [28]:12)


3. Nabi Yusuf dengan saudara kandung dan tirinya

Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi para penanya.
(Yūsuf [12]:7)

(Ingatlah) ketika mereka berkata, “Sesungguhnya Yusuf dan saudara (kandung)-nya365) lebih dicintai Ayah daripada kita, padahal kita adalah kumpulan (yang banyak). Sesungguhnya ayah kita dalam kekeliruan yang nyata.
(Yūsuf [12]:8)

Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian Ayah tertumpah kepadamu dan setelah itu (bertobatlah sehingga) kamu akan menjadi kaum yang saleh.”
(Yūsuf [12]:9)

Saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir), lalu mereka masuk ke (tempat)-nya. Maka, dia (Yusuf) mengenali mereka, sedangkan mereka benar-benar tidak mengenalinya.
(Yūsuf [12]:58)

Ketika dia (Yusuf) menyiapkan perbekalan (bahan makanan) untuk mereka, dia berkata, “Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah denganmu (Bunyamin). Tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan takaran (gandum) dan aku adalah sebaik-baiknya penerima tamu?
(Yūsuf [12]:59)

2 Kisah Nabi bersama Keponakannya dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tanggung jawab seorang laki-laki tidak saja kep...

2 Kisah Nabi bersama Keponakannya dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Tanggung jawab seorang laki-laki tidak saja kepada anak-anaknya. Tetapi juga kepada anak dari saudaranya, atau keponakannya. Banyak generasi terbaik lahir dari para keponakan Nabi dan Rasul.

Dengan didikan Nabi Ibrahim, lahirlah pendukung dakwahnya, yaitu Nabi Luth. Dari didikan Nabi Zakaria, lahirlah Maryam, yang merupakan wanita suci dan wanita terbaik di alam semesta. Maryam juga memberikan inspirasi kebaikan bagi Nabi Zakaria.

Dari didikan Nabi Muhammad saw, lahirlah Ali bin Abi Thalib, yang menjadi gerbang ilmu dan hidupnya dicurahkan untuk berjihad.

Al-Qur'an mengabadikan bagaimana pola hubungan antara para Nabi dengan keponakannya:


1. Nabi Ibrahim dengan Nabi Luth

Maka, tidak ada jawaban kaumnya (Ibrahim), selain mengatakan, “Bunuhlah atau bakarlah dia!” Lalu, Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.
(Al-‘Ankabūt [29]:24)

Dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah berupa berhala-berhala hanyalah untuk menciptakan hubungan harmonis di antara kamu dalam kehidupan dunia. Kemudian, pada hari Kiamat sebagian kamu akan saling mengingkari dan saling mengutuk. Tempat kembalimu adalah neraka dan sama sekali tidak ada penolong bagimu.”
(Al-‘Ankabūt [29]:25)

Maka, Lut membenarkan (kenabian Ibrahim). Dia (Ibrahim) pun berkata, “Sesungguhnya aku berhijrah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(Al-‘Ankabūt [29]:26)

Ketika utusan-utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka berkata, “Sesungguhnya kami akan membinasakan penduduk negeri ini. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang zalim.”
(Al-‘Ankabūt [29]:31)

Dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya di kota itu ada Lut.” Mereka berkata, “Kami lebih tahu siapa yang ada di kota itu. Kami pasti akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya, kecuali istrinya. Dia termasuk (orang-orang kafir) yang tertinggal.”
(Al-‘Ankabūt [29]:32)


2. Nabi Zakaria dengan Maryam

Dia (Allah) menerimanya (Maryam) dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemui di mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam, dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.
(Āli ‘Imrān [3]:37)

Ekspresi Kesadaran Malaikat, Nabi Musa dan Ulilalbab Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bagaimana Malaikat mengungkapkan kesadaran atas ...

Ekspresi Kesadaran Malaikat, Nabi Musa dan Ulilalbab

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bagaimana Malaikat mengungkapkan kesadaran atas kesalahannya? Apa yang pertama diucapkan Nabi Musa atas kesalahannya? Apa ungkapan para ulilalbab atas hasil tafakurnya?  Allah swt mengabadikannya dalam Al-Qur'an.

Para Malaikat pernah bertanya kepada Allah swt tentang mengapa menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi?

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah13) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(Al-Baqarah [2]:30)

Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!”
(Al-Baqarah [2]:31)

Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau. Tidak ada pengetahuan bagi kami, selain yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(Al-Baqarah [2]:32)

Akhirnya, para malaikat mengakui kesalahannya dengan mengungkapkan, "Subhanaka, Maha Suci Engkau"


Nabi Musa pernah meminta kepada Allah swt agar dia bisa melihat Dzat-Nya. Bagaimana akhirnya?

Ketika Musa datang untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan (selama empat puluh hari) dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, dia berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” Dia berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu. Jika ia tetap di tempatnya (seperti sediakala), niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka, ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) pada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Maha Suci Engkau. Aku bertobat kepada-Mu dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”
(Al-A‘rāf [7]:143)

Akhirnya, Nabi Musa mengakui kesalahannya dengan mengungkapkan, "Subhanaka, Maha Suci Engkau"


Para Ulilalbab senantiasa bertafakur dan berdzikir atas semua tanda-tanda kebesaran Allah swt yang ada di alam semesta. Bagaimana kesimpulannya?

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
(Āli ‘Imrān [3]:190)

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.
(Āli ‘Imrān [3]:191)

Akhirnya, kesimpulan para ulilalbab atas perjalanan tafakurnya di alam semesta berhenti pada satu ungkapan, "Subhanallah, Maha Suci Allah"

Allah swt Maha Suci atas semua prasangka manusia. Allah swt Maha Suci atas semua rangkaian takdir-Nya.

2 Kisah Perselisihan Antara Saudara dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Perselisihan tidak saja terhadap orang lain, ...

2 Kisah Perselisihan Antara Saudara dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Perselisihan tidak saja terhadap orang lain, namun sering terjadi antar saudara sendiri. Ada perselisihan dengan saudara sekandung. Ada juga dengan saudara tiri. Apa penyebabnya?

Perselisihan antara saudara hingga kepada level melakukan dosa besar, yaitu pembunuhan. Padahal mereka pernah dalam pelukan, didikan dan rumah berkumpul yang sama.

Padahal mereka pernah makan, minum, bermain, bersuka ria dan sedih bersama. Pernah mengarungi kehidupan yang sama. Pernah saling bahu membahu dan menolong. Namun, mengapa hingga terjadi pembunuhan sesama mereka?

Al-Qur'an memaparkan penyebab perseteruan itu terjadi:

1. Perselisihan antara saudara kandung

Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka berita tentang dua putra Adam dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah satunya (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti akan membunuhmu.” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.
(Al-Mā'idah [5]:27)

Sesungguhnya jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.
(Al-Mā'idah [5]:28)

Sesungguhnya aku ingin engkau kembali (kepada-Nya) dengan (membawa) dosa (karena membunuh)-ku dan dosamu (sebelum itu) sehingga engkau akan termasuk penghuni neraka. Itulah balasan bagi orang-orang yang zalim.”
(Al-Mā'idah [5]:29)

Kemudian, hawa nafsunya (Qabil) mendorong dia untuk membunuh saudaranya. Maka, dia pun (benar-benar) membunuhnya sehingga dia termasuk orang-orang yang rugi.
(Al-Mā'idah [5]:30)


2. Perselisihan antara saudara tiri

Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi para penanya.
(Yūsuf [12]:7)

(Ingatlah) ketika mereka berkata, “Sesungguhnya Yusuf dan saudara (kandung)-nya lebih dicintai Ayah daripada kita, padahal kita adalah kumpulan (yang banyak). Sesungguhnya ayah kita dalam kekeliruan yang nyata.
(Yūsuf [12]:8)

Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian Ayah tertumpah kepadamu dan setelah itu (bertobatlah sehingga) kamu akan menjadi kaum yang saleh.”
(Yūsuf [12]:9)

Salah seorang di antara mereka berkata, “Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi masukkan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir jika kamu hendak berbuat.”
(Yūsuf [12]:10)

8 Kisah Sang Ayah Bersama Putranya dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dari jutaan kisah ayah bersama putranya. Dari ...

8 Kisah Sang Ayah Bersama Putranya dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Dari jutaan kisah ayah bersama putranya. Dari banyaknya kisah para Nabi dan Rasul bersama putranya, ternyata Allah swt hanya mengabadikan beberapa sosok interaksi antara sang ayah dengan putranya.

Walaupun hanya beberapa kisah, namun kisah ini sudah lengkap dan sempurna karena menggambarkan ragam tahapan dan dialog antara sang ayah dengan putranya. Dari sebelum kelahiran, saat kelahiran, anak-anak, remaja, hingga interaksi antara saudara laki-lakinya setelah dewasa.

Bukan saja dialog seorang ayah kepada putranya, namun juga dialog sang putra yang ditujukan kepada sang ayahnya. Bukankah, semuanya bisa terperosok dalam kesalahan?

Inilah kisah-kisah sang ayah bersama putranya yang diabadikan dalam Al-Qur'an:


1. Azar dengan Nabi Ibrahim

Ketika dia (Ibrahim) berkata kepada bapaknya, “Wahai Bapakku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak pula bermanfaat kepadamu sedikit pun?
(Maryam [19]:42)

Dia (bapaknya) berkata, “Apakah kamu membenci tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika tidak berhenti (mencela tuhan yang kusembah), engkau pasti akan kurajam. Tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama.”
(Maryam [19]:46)


2. Nabi Ibrahim dengan Nabi Ishaq

Sungguh, utusan Kami (malaikat) benar-benar telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia (Ibrahim) menjawab, “Selamat.” Tidak lama kemudian, Ibrahim datang dengan membawa (suguhan) daging anak sapi yang dipanggang.
(Hūd [11]:69)

Istrinya berdiri, lalu tersenyum. Kemudian, Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Ya‘qub (putra Ishaq).
(Hūd [11]:71)

Dia (istrinya) berkata, “Sungguh mengherankan! Mungkinkah aku akan melahirkan (anak) padahal aku sudah tua dan suamiku ini sudah renta? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang ajaib.”
(Hūd [11]:72)

Mereka (para malaikat) berkata, “Apakah engkau merasa heran dengan ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah (yang) dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Dia Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
(Hūd [11]:73)


3. Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail

Maka, Kami memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak (Ismail) yang sangat santun.
(Aṣ-Ṣāffāt [37]:101)

Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”
(Aṣ-Ṣāffāt [37]:102)


4. Nabi Yaqub dengan Nabi Yusuf dan Saudaranya 

(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya (Ya‘qub), “Wahai ayahku, sesungguhnya aku telah (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan. Aku melihat semuanya sujud kepadaku.”
(Yūsuf [12]:4)

Dia (ayahnya) berkata, “Wahai anakku, janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu karena mereka akan membuat tipu daya yang sungguh-sungguh kepadamu. Sesungguhnya setan adalah musuh yang jelas bagi manusia.”
(Yūsuf [12]:5)

Wahai anak-anakku, pergi dan carilah berita tentang Yusuf beserta saudaranya. Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum yang kafir.”
(Yūsuf [12]:87)



5. Nabi Zakaria dengan Nabi Yahya

(Allah berfirman,) “Wahai Zakaria, Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki yang bernama Yahya yang nama itu tidak pernah Kami berikan sebelumnya.”
(Maryam [19]:7)

Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana (mungkin) aku akan mempunyai anak, sedangkan istriku seorang yang mandul dan sungguh aku sudah mencapai usia yang sangat tua?”
(Maryam [19]:8)

Dia (Allah) berfirman, ”Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, ”Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.”
(Maryam [19]:9)


6. Luqman dengan anaknya

(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.”
(Luqmān [31]:13)

Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan.
(Luqmān [31]:15)


7. Nabi Nuh dengan putranya 

Bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung-gunung. Nuh memanggil anaknya, sedang dia (anak itu) berada di tempat (yang jauh) terpencil, “Wahai anakku, naiklah (ke bahtera) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.”
(Hūd [11]:42)

Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan berlindung ke gunung yang dapat menyelamatkanku dari air (bah).” (Nuh) berkata, “Tidak ada penyelamat pada hari ini dari ketetapan Allah kecuali siapa yang dirahmati oleh-Nya.” Gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah dia (anak itu) termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
(Hūd [11]:43)


8. Nabi Daud dengan Nabi Sulaiman

Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan ilmu kepada Daud dan Sulaiman. Keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami daripada kebanyakan hamba-hamba-Nya yang mukmin.”
(An-Naml [27]:15)

Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia (Sulaiman) berkata, “Wahai manusia, kami telah diajari (untuk memahami) bahasa burung dan kami dianugerahi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar karunia yang nyata.”
(An-Naml [27]:16)

7 Sosok di Sekitar Nabi Ibrahim yang Dikisahkan Al-Qur'an  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Ibrahim merupakan penjelajah benu...

7 Sosok di Sekitar Nabi Ibrahim yang Dikisahkan Al-Qur'an 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Nabi Ibrahim merupakan penjelajah benua dan bertemu dengan banyak orang. Namun, mengapa Al-Qur'an hanya merekam kisah Nabi Ibrahim dengan  orang tertentu saja?

Nabi Ibrahim berdialog dengan banyak orang, namun mengapa hanya dialog tertentu saja yang diabadikan dalam Al-Qur'an?

Mengapa kisah dan dialognya dengan Firaun Mesir tidak direkam dalam Al-Qur'an?

Allah swt hanya merekam sosok dan dialog yang memberikan investasi pembelajaran bagi seluruh umat manusia saja. Siapa saja sosok yang direkam Al-Qur'an dalam perjalanan Nabi Ibrahim?


1. Azar
Ayahnya Nabi Ibrahim

Ketika dia (Ibrahim) berkata kepada bapaknya, “Wahai Bapakku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak pula bermanfaat kepadamu sedikit pun?
(Maryam [19]:42)

Dia (bapaknya) berkata, “Apakah kamu membenci tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika tidak berhenti (mencela tuhan yang kusembah), engkau pasti akan kurajam. Tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama.”
(Maryam [19]:46)


2. Raja Namrudz
Penguasa Babilonia 

Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya karena Allah telah menganugerahkan kepadanya (orang itu) kerajaan (kekuasaan), (yakni) ketika Ibrahim berkata, "Tuhankulah yang menghidupkan dan mematikan.” (Orang itu) berkata, “Aku (pun) dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Kalau begitu, sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur. Maka, terbitkanlah ia dari barat.” Akhirnya, bingunglah orang yang kufur itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
(Al-Baqarah [2]:258)


3. Nabi Luth
Keponakan Nabi Ibrahim 

Maka, Lut membenarkan (kenabian Ibrahim). Dia (Ibrahim) pun berkata, “Sesungguhnya aku berhijrah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(Al-‘Ankabūt [29]:26)


4. Nabi Ishaq
Putranya Nabi Ibrahim 

Kami anugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Ya‘qub. Kami jadikan pada keturunannya kenabian dan kitab serta Kami berikan kepadanya balasan di dunia. Sesungguhnya di akhirat dia benar-benar termasuk orang-orang saleh.
(Al-‘Ankabūt [29]:27)


5. Nabi Ismail
Putranya Nabi Ibrahim 

Maka, Kami memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak (Ismail) yang sangat santun.
(Aṣ-Ṣāffāt [37]:101)

Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”
(Aṣ-Ṣāffāt [37]:102)


6. Siti Sarah
Istrinya Nabi Ibrahim, Ibunya Nabi Ishaq

Ketika (Ibrahim) melihat tangan mereka tidak menjamahnya, dia mencurigai dan memendam rasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, “Jangan takut! Sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut (untuk menghancurkan mereka).”
(Hūd [11]:70)

Istrinya berdiri, lalu tersenyum. Kemudian, Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Ya‘qub (putra Ishaq).
(Hūd [11]:71)

7. Siti Sarah
Istrinya Nabi Ibrahim, Ibunya Nabi Ismail 

Maka, Kami memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak (Ismail) yang sangat santun.
(Aṣ-Ṣāffāt [37]:101)

Sikap Nabi Daud dan Sulaiman Saat Dianugerahi Ilmu dan Kekuasaan  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  1. Mengakui bahwa se...

Sikap Nabi Daud dan Sulaiman Saat Dianugerahi Ilmu dan Kekuasaan 


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

1. Mengakui bahwa seluruhnya anugerah Allah swt

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ عِلْمًاۗ وَقَالَا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا عَلٰى كَثِيْرٍ مِّنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ

Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan ilmu kepada Daud dan Sulaiman. Keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami daripada kebanyakan hamba-hamba-Nya yang mukmin.”
(An-Naml [27]:15)


وَوَرِثَ سُلَيْمٰنُ دَاوٗدَ وَقَالَ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَاُوْتِيْنَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍۗ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِيْنُ

Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia (Sulaiman) berkata, “Wahai manusia, kami telah diajari (untuk memahami) bahasa burung dan kami dianugerahi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar karunia yang nyata.”
(An-Naml [27]:16)


2. Mengelola nikmat dengan teratur dan tertib seperti mengelola pasukan militer

وَحُشِرَ لِسُلَيْمٰنَ جُنُوْدُهٗ مِنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ

Untuk Sulaiman dikumpulkanlah bala tentara dari (kalangan) jin, manusia, dan burung, lalu mereka diatur dengan tertib
(An-Naml [27]:17)


3. Rendah hati dan tidak menzalimi yang lebih rendah

حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ  لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

hingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata, “Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.”
(An-Naml [27]:18)


4. Berdoa atas nikmatnya 

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

Dia (Sulaiman) tersenyum seraya tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”
(An-Naml [27]:19)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

9 Kegagalan Beruntun Firaun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Firaun memiliki kekuasaan tak tertandingi. Rakyatnya menganggapnya tuhan....

9 Kegagalan Beruntun Firaun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Firaun memiliki kekuasaan tak tertandingi. Rakyatnya menganggapnya tuhan. Semuanya mentaatinya. Kekayaan, kekuatan dan pasukannya sangat besar. Apakah berarti seluruh rencananya terwujud? Ternyata dipenuhi kegagalan.

Berikut ini kegagalan beruntun yang menimpa Firaun:

1. Gagal membunuh bayi Musa

Kami mengilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia (Musa). Jika engkau khawatir atas (keselamatan)-nya, hanyutkanlah dia ke sungai (Nil dalam sebuah peti yang mengapung). Janganlah engkau takut dan janganlah (pula) bersedih. Sesungguhnya Kami pasti mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya sebagai salah seorang rasul.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:7)


2. Gagal Menangkap Musa yang melarikan diri ke Madyan 

Maka, keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut dan waspada. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (Al-Qaṣaṣ [28]:21)

Ketika menuju ke arah negeri Madyan,560) dia (Musa) berdoa, “Semoga Tuhanku membimbingku ke jalan yang benar.” (Al-Qaṣaṣ [28]:22)


3. Gagal memenangkan pertarungan sihir

Kemudian, Musa melemparkan tongkatnya, tiba-tiba ia (tongkatnya yang sudah menjadi ular) menelan segala yang mereka ada-adakan itu.539)
(Asy-Syu‘arā' [26]:45)


4. Gagal mencegah ahli sihir beriman kepada Allah swt

Dia (Fir‘aun) berkata, “Apakah kamu sekalian beriman kepadanya (Musa) sebelum aku mengizinkanmu? Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Maka, kamu tentu akan tahu (akibat perbuatanmu). Pasti kupotong tangan dan kakimu secara bersilang dan benar-benar akan kusalib kamu semua.” (Asy-Syu‘arā' [26]:49)


5. Gagal menanggulangi wabah

Maka, Kami kirimkan kepada mereka (siksa berupa) banjir besar, belalang, kutu, katak, dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas dan terperinci. Akan tetapi, mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum pendurhaka. (Al-A‘rāf [7]:133)

Ketika azab (yang telah diterangkan itu) menimpa mereka, mereka pun berkata, “Wahai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu sesuai dengan janji-Nya kepadamu. Jika engkau dapat menghilangkan azab itu dari kami, niscaya kami akan beriman kepadamu dan pasti akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu.”
(Al-A‘rāf [7]:134)


6. Gagal menyatukan langkah untuk memusuhi Nabi Musa

Seorang laki-laki mukmin dari keluarga Fir‘aun yang menyembunyikan imannya berkata, “Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, ‘Tuhanku adalah Allah.’ Padahal, sungguh dia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Jika dia seorang pendusta, dialah yang akan menanggung (dosa) dustanya itu, dan jika dia seorang yang benar, niscaya sebagian (bencana) yang diancamkan kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas lagi pendusta.
(Gāfir [40]:28)


7. Gagal mengejar Nabi Musa di laut Merah

Ketika kedua golongan itu saling melihat, para pengikut Musa berkata, “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.”
(Asy-Syu‘arā' [26]:61)

Dia (Musa) berkata, “Tidak! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku. Dia akan menunjukiku.”
(Asy-Syu‘arā' [26]:62)


8. Gagal menyelamatkan aset-aset kekuasaannya

Kami hancurkan apa pun yang telah dibuat Fir‘aun dan kaumnya serta apa pun yang telah mereka bangun.
(Al-A‘rāf [7]:137)


9. Gagal menyelamatkan sekutu-sekutunya

Lalu, Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.
(Al-Qaṣaṣ [28]:81)

Ternyata kezaliman itu lemah, walaupun banyak manusia menganggapnya mereka diliputi oleh kekuatan dan sumber daya tak terbatas.

Kehancuran Penguasa Zalim Tidak Dengan Militer  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kisah para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad saw, ...

Kehancuran Penguasa Zalim Tidak Dengan Militer 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Kisah para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad saw, tidak ditemukan kisah pertempuran. Kecuali, hanya satu saja, yaitu kisah Thalut melawan Jalut. Itu pun lebih banyak mengupas persiapannya, bukan jalan pertempurannya.

Saat itu, bukankah banyak pertempuran besar yang terjadi antar para penguasa? Dari Babilonia, Macedonia, Yunani, Persia hingga Romawi.

Dalam kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis pun, yang keduanya memiliki pasukannya. Mengapa tidak ada pertempuran untuk mengungguli satu sama lain?

Ada dua kisah penguasa, Namrud dan Firaun, yang sangat zalim dalam Al-Qur'an. Namun, mengapa menghadapinya tidak dengan pengerahan pasukan militer? Padahal Firaun mengerahkan pasukan besar untuk membunuh Nabi Musa dan pengikutnya?

Nabi Ibrahim melawan kezaliman Namrud dengan dialog. Mematahkan argumentasi dan logika Namrud.  Sedangkan kehancuran Namrud, bukan tangan Nabi Ibrahim yang melakukannya. Tetapi, Allah swt melalui seekor nyamuk.

Nabi Musa melawan kezaliman Firaun dengan dialog dan menunjukkan kebenaran, sehingga mereka yang hatinya masih terbuka secara sukarela mengikuti Nabi Musa, seperti beberapa keluarga dan pembesar Firaun serta para ahli sihirnya. Bagaimana akhir Firaun?

Firaun mati tidak melalui tangan Nabi Musa, tetapi dengan gelombang lautan saat hendak membunuh Nabi Musa dan pengikutnya. Kezaliman itu hancur dengan kesatuan rakyatnya yang menyuarakan dan memperjuangkan kebenaran. Tidak melalui kekerasan dan perlawanan senjata.

Kisah Ashabul Kahfi, dimana penguasa zalimnya mengerahkan pasukan untuk menangkap mereka. Namun, saat mereka terbangun, sang zalim sudah digantikan dengan penguasa yang shalih. Allah swt sendiri yang menghancurkannya, sang hamba hanya terus berjuang menegakkan kebenaran.

Dialog Nabi Musa dengan Allah swt  di Sinai Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَك...

Dialog Nabi Musa dengan Allah swt  di Sinai



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَۗ قَالَ لَنْ تَرٰىنِيْ وَلٰكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَبَلِ فَاِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوْفَ تَرٰىنِيْۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًاۚ فَلَمَّآ اَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ

Ketika Musa datang untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan (selama empat puluh hari) dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, dia berkata,

“Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.”

Dia berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu. Jika ia tetap di tempatnya (seperti sediakala), niscaya engkau dapat melihat-Ku.”

Maka, ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) pada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan.

Setelah Musa sadar, dia berkata, “Maha Suci Engkau. Aku bertobat kepada-Mu dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”
(Al-A‘rāf [7]:143)


قَالَ يٰمُوْسٰٓى اِنِّى اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسٰلٰتِيْ وَبِكَلَامِيْ ۖفَخُذْ مَآ اٰتَيْتُكَ وَكُنْ مِّنَ الشّٰكِرِيْنَ

Dia berfirman, “Wahai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) engkau dari manusia (yang lain) untuk membawa risalah dan berbicara (langsung) dengan-Ku. Maka, berpegang teguhlah pada apa yang Aku berikan kepadamu dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.”
(Al-A‘rāf [7]:144)


وَكَتَبْنَا لَهٗ فِى الْاَلْوَاحِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَّوْعِظَةً وَّتَفْصِيْلًا لِّكُلِّ شَيْءٍۚ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَّأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوْا بِاَحْسَنِهَا ۗسَاُورِيْكُمْ دَارَ الْفٰسِقِيْنَ

Kami telah menuliskan untuk Musa pada lauh-lauh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan untuk segala hal.

Lalu (Kami berfirman kepadanya,) “Berpegang teguhlah padanya dengan sungguh-sungguh dan suruhlah kaummu berpegang padanya dengan sebaik-baiknya.

Aku akan memperlihatkan kepadamu (kehancuran) negeri orang-orang fasik.”284)
(Al-A‘rāf [7]:145)


سَاَصْرِفُ عَنْ اٰيٰتِيَ الَّذِيْنَ يَتَكَبَّرُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّۗ وَاِنْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَاۚ وَاِنْ يَّرَوْا سَبِيْلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوْهُ سَبِيْلًاۚ وَاِنْ يَّرَوْا سَبِيْلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوْهُ سَبِيْلًاۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَكَانُوْا عَنْهَا غٰفِلِيْنَ

Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku). 

Jika mereka melihat semua tanda-tanda itu, mereka tetap tidak mau beriman padanya. 

Jika mereka melihat jalan kebenaran, mereka tetap tidak mau menempuhnya. (Sebaliknya,) jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya.

Demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya.
(Al-A‘rāf [7]:146)


وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَلِقَاۤءِ الْاٰخِرَةِ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْۗ هَلْ يُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ࣖ

Orang-orang yang mendustakan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan adanya pertemuan akhirat, sia-sialah amal mereka. 

Bukankah mereka (tidak) akan dibalas, kecuali (sesuai dengan) apa yang telah mereka kerjakan.
(Al-A‘rāf [7]:147)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Saat Yahudi Madinah Dikalahkan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kaum Yahudi itu sangat lemah. Mereka tidak memilik tanah air. Dalam k...

Saat Yahudi Madinah Dikalahkan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kaum Yahudi itu sangat lemah. Mereka tidak memilik tanah air. Dalam kondisi genting pun, masih saling berselisih. Terbelah bersuku-suku dalam menghadapi lawannya.

Yahudi adalah kaum yang lemah. Sebab, digolongkan kaum yang dimurkai Allah swt. Selalu dihantui ketakutan. Karakternya sebagai bangsa yang terusir. Dengan kondisi seperti ini, bagaimana mereka menghadapi pertempuran?

Mudah ditaklukan hanya dengan pengepungan di benteng-bentengnya. Memblokade sebentar kebutuhan logistiknya saja langsung menyerah. Tak ada pertempuran hingga tetes darah penghabisan.

Maka dalam sejarah dunia, tak ada satu pun pertempuran hebat dengan Yahudi, termasuk empat pertempuran di era Rasulullah saw. Yaitu, perang Bani Qainuqa. Bani Nadhir, Bani Quraizhah dan Khaibar. Bagaimana sikap Rasulullah saw saat Yahudi Madinah menelan kekalahan? 

Nabi saw membebaskan dan memerintahkan Bani Qainuqa’ untuk pergi dari kota Madinah agar tidak tinggal berdampingan dengan kaum Muslimin. Rasulullah saw hanya memvonis hukuman mati kepada tokoh Yahudi berpengaruh bernama Ka’ab bin Al’Asyraf.

Dia adalah orang Yahudi yang paling dengki terhadap Islam dan kaum Muslimin, dan secara terang-terangan sering menyakiti kaum Muslimin.

Rasûlullâh saw menyetujui permintaan Bani Nadir untuk keluar dari  Madinah  dengan membawa harta yang bisa di bawa oleh onta-onta mereka. 

Sebagian di antara mereka ada yang merobohkan rumahnya. Membawa bahan-bahan rumahnya dengan onta-onta mereka, bahkan ada yang membawa atap rumah dengan onta-onta tersebut sebagaimana Allâh ceritakan dalam al-Qur’ân.

Berbeda dengan Bani Quraizhah yang telah membokong Muslimin dari belakang saat perang Khandak. Saat dikalahkan, mereka meminta Saad yang merupakan sekutunya dahulu untuk mengambil keputusan.

Lalu, Sa’ad bin Muaz mendatangi Rasûlullâh saw dan duduk. Rasûlullâh saq bersabda kepadanya, “Sesungguhnya orang-orang ini tunduk kepada hukummu.”

Kemudian Sa’ad berkata, “Hukum yang saya tetapkan yaitu pasukan mereka dibunuh, kaum wanita dan  anak ditawan.” (mendengar sanksi ini) Rasûlullâh saw bersabda, “Engkau telah menjatuhkan sanksi kepada mereka sesuai dengan sanksi Allâh Azza wa Jalla (HR. al-Bukhâri dan Muslim)

Di perang Khaibar,  Yahudi menawarkan kerjasama terkait pengolahan wilayah Khaibar. Akhirnya, terwujud kesepakatan antara kaum Muslimin dengan kaum Yahudi. Yang dibunuh hanya mereka yang melanggar perjanjian atas harta yang bergerak.

Mereka diperbolehkan  membawa harta bergerak seukuran daya tampung dan daya muat kendaraannya dengan syarat mereka tidak menyembunyikan apapun. Jika mereka menyembunyikannya, maka tidak ada lagi jaminan keamanan atas mereka.

Yahudi Khaibar, Dari Pertempuran Menjadi Mitra Bisnis Oleh: Nasrulloh Baksolahar Setelah Muslimin dan Kafir Quraisy menandatanga...

Yahudi Khaibar, Dari Pertempuran Menjadi Mitra Bisnis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Setelah Muslimin dan Kafir Quraisy menandatangani perjanjian Hudaibiyah, maka musuh terbesarnya tinggal Yahudi Khaibar yang memiliki benteng yang kokoh di atas perbukitan dengan infrastruktur militer yang modern.

Rasulullah saw pun memerintahkan hanya mereka yang ikut dalam Hudaibiyah saja yang  dibolehkan bertempur melawan Yahudi Khaibar. Rasulullah saw pun mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai panglima perang.

Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib, "Perangilah mereka sampai mereka bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Allah swt, dan Rasulullah saw adalah utusan Allah. Apabila mereka melakukan itu, darah dan harta mereka haram diambil, kecuali dengan cara yang benar. Adapun balasan untukmu adalah dari Allah."

Pertempuran pun terjadi. Yahudi Khaibar mengalami kekalahan yang menyakitkan. Tanah Khaibar yang dipenuhi kebun kurma menjadi milik Muslimin sebagai harta rampasan perang. Namun, siapakah yang mengelolanya? Tanah tidak boleh ditelantarkan.

Akhirnya, orang-orang Yahudi Khaibar menawarkan diri untuk mengelola kebun-kebun di Khaibar, Rasulullah saw menerima tawaran tersebut dengan perjanjian sebagai berikut:

a. Rasulullah saw memperkerjakan orang Yahudi untuk menggarap ladang dan kebun di Khaibar dengan sistem bagi hasil

b. Yahudi Khaibar mengeluarkan sendiri biaya pengelolaan tanah

c. Disepakati oleh kedua belah pihak bahwa keberadaan Yahudi di Khaibar tergantung pada Muslimin. Artinya, bila Muslimin menghendaki mereka keluar dari Khaibar, mereka pun harus segera meninggalkannya.

d. Yahudi Khaibar sepakat untuk menerima wakil dari Muslimin. Tugasnya, penghubung antara kedua belah pihak dan membagi hasilnya secara adil bagi kedua belah pihak.

Kemitraan bisnis ini terus berlangsung hingga di era Khalifah Umar bin Khatab.

Bukankah sangat luar biasa akhlak Muslimin kepada musuh yang telah dikalahkan? Tidak dibantai. Tidak dijadikan budak. Tetapi menjadi mitra bisnis yang saling menguntungkan. 


Sumber:
Mahdi Rizqullah Ahmad, Biografi Rasulullah, Qisthi Press

Sunnah Rasulullah saw, Memanfaatkan Hewan Ternak Untuk Membajak Itu  Shahih Bukhari #2156 صحيح البخاري ٢١٥٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّد...

Sunnah Rasulullah saw, Memanfaatkan Hewan Ternak Untuk Membajak Itu 

Shahih Bukhari #2156
صحيح البخاري ٢١٥٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ رَاكِبٌ عَلَى بَقَرَةٍ الْتَفَتَتْ إِلَيْهِ فَقَالَتْ لَمْ أُخْلَقْ لِهَذَا خُلِقْتُ لِلْحِرَاثَةِ قَالَ آمَنْتُ بِهِ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَأَخَذَ الذِّئْبُ شَاةً فَتَبِعَهَا الرَّاعِي فَقَالَ لَهُ الذِّئْبُ مَنْ لَهَا يَوْمَ السَّبُعِ يَوْمَ لَا رَاعِيَ لَهَا غَيْرِي قَالَ آمَنْتُ بِهِ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ قَالَ أَبُو سَلَمَةَ وَمَا هُمَا يَوْمَئِذٍ فِي الْقَوْمِ

Shahih Bukhari 2156: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Saad bin Ibrahim] berkata: Aku mendengar [Abu Salamah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"(Nanti pada hari qiyamat) orang yang menunggang sapi betina akan diremukkan oleh sapi tersebut,

Seraya berkata: Aku diciptakan bukan untuk ini, tapi aku diciptakan untuk membajak." 

Beliau bersabda: "Aku beriman tentang kejadian itu, begitu juga Abu Bakar dan 'Umar."

Dan akan ada pula seekor serigala yang memakan kambing lalu penggembalanya mengikutinya.

Maka serigala berkata kepada penggembala itu: "Siapa yang mengawasi kambing itu pada hari berburu ini yang tidak ada yang menjaganya kecuali aku?"

Beliau bersabda: "Aku beriman tentang kejadian itu, begitu juga Abu Bakar dan 'Umar." Abu Salamah berkata: "Saat itu Abu Bakar dan 'Umar tidak berada ditengah-tengah orang saat Beliau menceritakan."

Memelihara Anjing dalam Pertanian  Shahih Bukhari #2154 صحيح البخاري ٢١٥٤: حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ فَضَالَةَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ ...

Memelihara Anjing dalam Pertanian 

Shahih Bukhari #2154
صحيح البخاري ٢١٥٤: حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ فَضَالَةَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَمْسَكَ كَلْبًا فَإِنَّهُ يَنْقُصُ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيرَاطٌ إِلَّا كَلْبَ حَرْثٍ أَوْ مَاشِيَةٍ قَالَ ابْنُ سِيرِينَ وَأَبُو صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا كَلْبَ غَنَمٍ أَوْ حَرْثٍ أَوْ صَيْدٍ وَقَالَ أَبُو حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلْبَ صَيْدٍ أَوْ مَاشِيَةٍ

Shahih Bukhari 2154: Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Fadhalah] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya bin Abi Katsir] dari [Abu Salamah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Siapa yang menyentuh anjing berarti sepanjang hari itu dia telah menghapus amalnya sebanyak satu qirath kecuali menyentuh anjing ladang atau anjing jinak." 

Ibnu Sirin dan Abu Shalih berkata: dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Kecuali anjing untuk menggembalakan kambing atau ladang atau anjing pemburu." 

Dan berkata Abu Hazim dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Anjing pemburu atau anjing yang jinak."

Kemuliaan Cangkul Shahih Bukhari #2153 صحيح البخاري ٢١٥٣: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ ...

Kemuliaan Cangkul

Shahih Bukhari #2153
صحيح البخاري ٢١٥٣: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَالِمٍ الْحِمْصِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ الْأَلْهَانِيُّ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ وَرَأَى سِكَّةً وَشَيْئًا مِنْ آلَةِ الْحَرْثِ فَقَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ هَذَا بَيْتَ قَوْمٍ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ الذُّلَّ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ وَاسْمُ أَبِي أُمَامَةَ صُدَيُّ بْنُ عَجْلَانَ

Shahih Bukhari 2153: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada saya ['Abdullah bin Salim Al Himshiy] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Zaiyad Al Alhaniy] dari [Abu Umamah Al Bahiliy] berkata,

"Ketika ia melihat cangkul atau sesuatu dari alat bercocok tanam lalu ia berkata,

"aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Barang seperti ini tidak masuk kerumah suatu kaum kecuali Allah akan memberikan kehinaan padanya."

Abu Abdullah (Al Bukhariy) berkata: "Dan nama Abu Umamah adalah Shuday bin 'Ajlan".

Bertani Berarti Bershadaqah Shahih Bukhari #2152 صحيح البخاري ٢١٥٢: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَة...

Bertani Berarti Bershadaqah

Shahih Bukhari #2152
صحيح البخاري ٢١٥٢: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ ح و حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ وَقَالَ لَنَا مُسْلِمٌ حَدَّثَنَا أَبَانُ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ حَدَّثَنَا أَنَسٌ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Shahih Bukhari 2152: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah]. Dan diriwayatkan pula telah menceritakan kepada saya ['Abdurrahman bin Al Mubarak] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

"Tidaklah seorang muslimpun yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman lalu tanaman itu dimakan oleh burung atau manusia atau hewan melainkan itu menjadi shadaqah baginya."

Dan berkata kepada kami Muslim telah menceritakan kepada saya [Aban] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] telah menceritakan kepada kami [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Kembalinya Ke Gaza Utara, Karakter yang Ditakuti Para Adidaya  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dalam Al-Qur'an ada sebuah ayat te...

Kembalinya Ke Gaza Utara, Karakter yang Ditakuti Para Adidaya 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Dalam Al-Qur'an ada sebuah ayat tentang sebuah kaum yang diuji oleh Allah dengan beragam kesulitan, penderitaan dan bencana. Sehingga, tak lagi memperdulikan harta dan nyawanya. Harta dan nyawa tak lagi berharga.

Dalam sebuah hadist digambarkan sebab tercabik-cabiknya Muslimin oleh bangsa lain, sehingga seperti makanan yang dimangsa oleh beragam bangsa. Apa penyebabnya? Cinta dunia dan takut mati.

Jadi apa tujuan dari semua ujian bagi Muslimin? Agar cinta dunia dan takut mati tercabut dari hati Muslimin. Inilah awalnya sebuah kebangkitan.

Saat Rustum, panglima perang Persia, menguji apakah Muslimin dapat dikalahkan atau tidak. Dia mengirimkan pasukan kecil yang mencoba menyerang Muslimin. Saat pasukan Muslimin mengejarnya, pasukan Persia membuang emas permata, ternyata Muslimin tetap mengejarnya, tak peduli dengan harta yang berserakkan.

Saat Rustum bertemu dengan utusan Muslimin, dia menawarkan harta, pakaian dan makanan untuk kembali ke Hijaz karena dianggap pertempuran Muslimin karena kesulitan dan penderitaan hidup yang dialaminya. Bagaimana sang utusan Muslimin menjawab?

Berjihad untuk membebaskan manusia dari perbudakan sesama makhluk untuk menghambakan diri kepada Allah swt. Rustum pun berkata di dalam hatinya bahwa pasukan seperti ini takkan bisa dikalahkan.

Saat Kaisar Persia lari untuk menyelamatkan diri ke Cina. Lalu dipaparkan karakter Muslimin kepada Kaisar Cina. Sang Kaisar Cina berkata, "Pasukan seperti ini akan bisa memindahkan dan meruntuhkan gunung yang kokoh."

Saat prajurit Romawi menjelaskan karakter ini kepada Heraklius, Kaisar Romawi, ketika kekalahannya dari Muslimin di Palestina. Dia berkata, "Selamat tinggal Syam (Palestina)." Mengapa mengucapkan seperti itu? Sebab, Syam tidak bisa direbut lagi oleh pasukan terbaik dan terhebat Romawi sekalipun.

Kembalinya rakyat Palestina ke Gaza Utara, merangkum semua karakter terbaik Muslimin yang selalu hadir, walaupun kadang timbul dan tenggelam sesuai siklusnya. Mereka kembali ke tanah yang telah dihancurkan dengan optimistisme yang tak tertandingi dimana pun. Inilah generasi yang tidak mencintai dunia dan berani mati.

Generasi ini telah ditakuti oleh adidaya Persia, Romawi dan Cina. Generasi ini pun akan terus ditakuti oleh setiap adi daya yang zalim. Oleh sebab itu, mengapa Trump menjanjikan relokasi Gaza? Mengapa kaum Ultra-Ortodoks Yahudi menganggapnya sebuah kekalahan?

Rakyat Palestina, Trump dan April Mob Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Trump, dalam pernyataannya di pesawat kepresidenan Air Force O...

Rakyat Palestina, Trump dan April Mob

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Trump, dalam pernyataannya di pesawat kepresidenan Air Force One, pada 27/1/25, mengusulkan agar Gaza "dibersihkan" dan populasinya dipindahkan ke negara-negara seperti Mesir atau Yordania.

"Kita bisa membangun perumahan di tempat lain di mana mereka mungkin bisa hidup damai untuk pertama kalinya." Ucapan Trump ini sangat manis, namun bukan yang pertama dalam sejarah Muslimin.  

Perhatikan janji Ratu Isabela dan Raja Ferdinan kepada Muslimin, selepas mereka menaklukkan ulang Andalusia di Granada dari Muslimin?

Pada tahun 1502 umat Islam diberi opsi, pergi meninggalkan Spanyol. Mereka berseru, “Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol, setelah ini maka kami tidak lagi memberikan jaminan!” Lalu apa yang terjadi?

Seluruh Muslim Spanyol yang berkumpul di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitaman. Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop.

Bagaimana sikap yang benar menghadapi bujuk rayuan ini? Nabi Saw bersabda, "Tidak ada hijrah setelah pembebasan Makkah, tetapi yang ada ialah jihad dan niat. Maka dari itu, apabila engkau semua diminta untuk keluar (oleh imam untuk berjihad), maka keluarlah – yakni berangkatlah” (H.R. Bukhari).

Rakyat Palestina pun telah belajar dari peristiwa Nakbah 1948. Mereka meninggalkan tanah dan rumahnya untuk mengungsi ke luar Palestina. Apa yang terjadi? Tanah dan rumahnya dirampas.

Rakyat Palestina telah belajar di era PLO, Yaser Arafat, yang berjuang dari Suriah, Lebanon, Yordania dan Tunisia untuk kemerdekaan Palestina, namun tetap diusir dari negara tersebut.

Jadi solusinya, berjuang di dan dari tanah tumpah darahnya sendiri. Berjihad, bukan berhijrah. Sebab, tidak ada lagi Hijrah pasca Futuh Mekah. Yang ada, mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya. Bukankah wafat mempertahankan harta merupakan syahid?

Oleh sebab itulah, rakyat Gaza tetap kokoh dan tegar di tanahnya sendiri, walaupun gempuran penjajah Zionis Israel mengepung dari udara, laut dan darat. Walaupun rayuan Amerika  dan sekutunya tak pernah berhenti.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (292) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (429) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (348) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (468) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (188) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (215) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)