Nabi Musa di Perjalanan dan Perantauan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Kisah Nabi Musa dipenuhi kisah selama di perjalanan. Baru saja dilahirkan, melakukan perjalanan dengan perahu di sungai Nil dari rumahnya hingga ke istana Firaun. Bertarung dengan riakan, gelombang dan derasnya air sungai.
Saat remaja, melakukan perjalanan dari Mesir ke Madyan. Sebuah negri yang tak pernah dikunjungi. Selama perjalanan, harus berlari dan bersembunyi dari kejaran pasukan Firaun. Pemuda Musa senantiasa memanjatkan doa kepada Allah.
Nabi Musa jauh dari hiruk pikuk Mesir. Selama 10 tahun tinggal di negri Madyan. Berpangku tangankah? Hanya menikmati kesejukan dan kedamaian desakah? Yang dilakukan, bertani dan berternak bersama istrinya.
Perjalanan dari Madyan ke Mesir. Melewati Lembah Tuwa. Dalam kegelapan malam, terlihat api. Didatanginya api untuk menghilangkan kegelapan, dingin dan memasak kebutuhan. Ternyata di tempat inilah, Nabi Musa diangkat sebagai Nabi dan Rasul. Perjalanannya ternyata memperkokoh ikatannya dengan Allah.
Pulang ke Mesir, ternyata bukan untuk melepaskan kerinduan karena tak pernah bertemu orang tua dan saudaranya selama 10 tahun. Tetapi, berdakwah kepada sosok yang mengaku dirinya sebagai tuhan.
Setelah Firaun tenggelam, selesaikah tugasnya? Musa menjelajahi Mesir menuju Palestina. Menikmati perjalanan dari laut Merah hingga ke Palestinakah? Nabi Musa menghadapi kedurhakaan Bani Israel.
Dari meminta hidangan dari langit. Ingin melihat Tuhan. Meminta Tuhannya seperti tuhan-tuhan yang dimiliki kaum yang ditemui selama perjalanan. Menyembah patung yang dibuat Samiri, hingga mendapatkan 10 perintah Allah.
Di Sinai, setelah kaumnya membangkang dengan menolak memasuki Palestina, karena terdapat bangsa yang kuat. Apa yang dilakukan Nabi Musa? Nabi Musa tak pernah lelah berdakwah dan membimbing umatnya agar taat kepada Allah. Nabi Musa menyiapkan generasi baru yang berani dan tegar memasuki Palestina.
Ada perjalanan rahasia bersama muridnya, Yusha bin Nun, untuk menemui Nabi Khidir untuk menimba ilmu. Ternyata belajarnya melalui perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Dakwah Nabi Musa lebih banyak diceritakan selama di perjalanan dan perantauan, bukan berdiam menetap di satu tempat yang lama.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif