basmalah Pictures, Images and Photos
08/11/24 - Our Islamic Story

Choose your Language

Peta Kesibukan Manusia, Dalam Perspektif Syeikh Nawawi Al-Bantani  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bila fajar telah menyingsing, apa ...

Peta Kesibukan Manusia,
Dalam Perspektif Syeikh Nawawi Al-Bantani 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bila fajar telah menyingsing, apa yang terbaik untuk dilakukan? Pertama, jika engkau seorang alim, maka pergunakan waktu untuk banyak memberikan kemanfaatan kepada manusia dengan ilmumu. Seperti, memberi fatwa, mengajar, menulis, mempelajari dan menelaah kitab. Jika memungkinkan, hendaknya senantiasa menyibukkan diri dalam bidang ini.

Kedua, sibukan diri dengan beragam ibadah, seperti zikir, tasbih, membaca Al-Qur'an dan shalat. Menyibukkan hal ini termasuk derajat para ahli ibadah, prilaku orang shaleh, dan orang  beruntung yang meraih kemenangan.

Ketiga, sibukkan diri dengan sesuatu yang membawa kebaikan bagi muslim dan menyenangkan hati orang mukmin dengan memenuhi hajat dan menolong mereka dalam kebajikan dan takwa. Seperti, mengabdi kepada ahli ilmu, memberi makan fakir miskin, menjenguk orang sakit, melayat jenazah, dan sebagainya. Semua itu lebih utama daripada praktek  ibadah sunah.

Keempat, sibukkan dengan mencari nafkah untuk keluarga. Bekerja termasuk ibadah, tak mungkin menelantarkan keluarga, sementara diri sendiri tenggelam dalam beribadah kepada-Nya.

Karena itu, wiridmu adalah memasuki pasar dan bekerja mencari nafkah. Dengan demikian, kaum muslimin telah selamat darimu, aman dari lisan dan tanganmu, serta selamat pula agamamu selama tidak melakukan maksiat.

Jika dalam mencari nafkah tidak lupa zikir, tasbih, membaca Al-Qur'an dan bersedekah dari kelebihan hasil yang didapatkan untuk memenuhi keperluanmu, itu lebih baik daripada fokus berdzikir sendirian. Sebab, ibadah yang dampaknya ikut dirasakan orang lain lebih bermanfaat daripada dampaknya pada diri sendiri.

Selain keempat kesibukan tersebut, adalah tempat para setan berkeliaran. Setan akan menggoda sehingga sibuk melakukan amalan yang akan merobohkan agamamu.


Sumber:
Syeikh Nawawi Al-Bantani, Maraqi Al-Ubudiyah, Wali Pustaka 

Adab Menutup Hari, Menyiapkan Khusnul Khatimah  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Sesungguhnya amal itu tergantung pada akhirnya. Salah...

Adab Menutup Hari, Menyiapkan Khusnul Khatimah 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Sesungguhnya amal itu tergantung pada akhirnya. Salah satu doa yang banyak panjatkan adalah memohon akhir yang baik. Derajat seseorang ditentukan di akhirnya. Itulah sebab, kita diperintahkan untuk mentalqin mereka yang sedang sakratul maut. Bagaimana menyiapkan khusnul khatimah?

Apa yang dilakukan di antara maghrib dan Isya? Apa yang dilakukan saat hendak tidur? Itulah penempaan diri sebelum menghadapi sakratul maut. Itulah penyiapan diri meraih khusnul khatimah. Para ulama menjadikan waktu antara Magrib dan Isya sebagai waktu yang sangat spesial.

Beberapa ulama membiasakan membaca surat-surat khusus dari Al-Qur'an. Membiasakan dzikir dan doa khusus. Bahkan melakukan shalat-shalat khusus. Ada ulama yang menjadi waktu antara magrib dan isya untuk beritikaf di masjid. Melarang berbicara di waktu ini. Juga, memakruhkan tidur di waktu ini. 

Menurut Syeikh Nawawi Al-Bantani, waktu permulaan malam, bila diisi dengan pendekatan diri kepada Allah, akan menjaga kebaikan hati, mata, telinga dan lisan. Sebab, pada permulaan malam kebanyakan manusia mulai beristirahat dari aktivitasnya.

Imam Al-Ghazali menyikapi permulaan  malam dengan mengatakan, "Hendaklah seorang hamba melihat keadaan dirinya. Jika hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka beruntung. Bila sama dengan hari kemarin, maka merugi. Bila lebih buruk, maka terkutuk."

Sebelum tidur, gunakan waktu untuk belajar atau membaca kitab, dan beribadah. Sebab, waktu ini, akan menjadi salah satu sebab keberhasilan kita sebagaimana yang dikatakan sebagian ulama. 

Seorang penyair berkata,
Barang siapa mendapatkan ilmu dan mempelajarinya
Maka baiklah dunia dan akhiratnya
Teruslah engkau mempelajari ilmu dan menelaahnya 
Karena kehidupan ilmu adalah dengan mempelajarinya

Sumber:
Syeikh Nawawi Al-Bantani, Maraqi Al-Ubudiyah, Wali Pustaka 

Buku Diary (Harian) Para Ulama Oleh: Nasrulloh Baksolahar Menghisab diri, itulah salah satu keseharian para ulama. Bagaimana men...

Buku Diary (Harian) Para Ulama

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Menghisab diri, itulah salah satu keseharian para ulama. Bagaimana menasihati diri? Bagaimana bermuhasabah diri? Bagaimana melakukan introspeksi diri terhadap kesalahan?

Allah memperlihatkan buku catatan amal manusia di hari Penghisaban. Itulah cara paling mudah menelisik kebejatan diri. Allah melihat prilaku raga, hati dan akal. Bagaimana melakukan penghisaban ini di dunia?

Seorang ulama, Abdullah asy-Syarqawi  dalam kitabnya Rabi al-Fuad, menceritakan bagaimana para ulama mencatat semua perbuatannya pada siang hari dalam sebuah buku. Apabila sore hari telah tiba, ia letakkan buku itu di depannya dan mengoreksi kesalahannya.

Di antara ulama, ada juga yang mencatat bisikan-bisikan hatinya dalam sehari semalam dan mengoreksi dirinya atas bisikan-bisikan tersebut. Sesungguhnya, dalam introspeksi diri ini terdapat keberkahan yang sangat besar bagi siapa yang melakukannya.

Para ulama menjadikan setiap hembusan nafas merupakan permata yang tak ternilai harganya. Tak ada sesuatu pun yang dapat menggantikannya. Apabila nafas telah keluar, maka tidak pernah akan kembali. Jadi, tunjukkan adab kita kepada Allah. Selalu,  merasa di bawah pengawasan Allah, sehingga setiap nafas adalah perjalanan menuju Allah.

Para ulama terdahulu, beristighfar dan bertaubat sambil melihat catatan prilaku dan bisikan hati yang telah ditulis pada buku hariannya. Sambil beristighfar, para ulama, mengoreksi catatan kesalahan di bukunya.

Seorang murid Syeikh Abu Hasan Syadzali, setelah berdagang seharian, dia menulis, mengingat dan menjumlah kesalahannya dalam transaksi perdagangannya. Setelah itu dia memohon ampun kepada Allah dan memperbaiki praktek-praktek bisnisnya.

Prinsip Berinteraksi Dengan Perintah dan Larangan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ibadah, yang diperintahkan Allah,  itu ada yang ru...

Prinsip Berinteraksi Dengan Perintah dan Larangan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ibadah, yang diperintahkan Allah,  itu ada yang rukun, wajib dan sunahnya. Yang rukun harus dilakukan, bila diabaikan maka tidak sah atau batal ibadahnya. Yang rukun sangat sedikit dibandingkan yang wajib dan sunah. Itulah kemudahan dari Allah.

Semakin banyak dilakukan maka kebaikannya semakin banyak. Semakin banyak ibadah yang dilakukan semakin besar pahalanya.  

Dalam ibadah terdapat prinsip memudahkan dan toleransi. Bila sedang sakit maka boleh diganti di hari yang lain. Bila belum mencapai syarat tertentu, maka boleh meninggalkan.

Namun soal yang dilarang atau diharamkan, tidak ada pembagian rukun, wajib dan sunah, semuanya harus ditinggalkan. Totalitas meninggalkan itulah prinsip berinteraksi dengan keburukan.

Sedikitnya sama dengan banyaknya. Derajat dosanya tidak melihat sedikit atau banyak. Hukumannya sama, baik sedikit mau pun banyak. 

Prinsip dasarnya adalah menjauhi, jangan mendekat. Semakin jauh, semakin selamat. Semakin dekat, semakin berbahaya.

Kisah Nabi Adam bersama Siti Hawa sangat jelas mengajarkan prinsip berinteraksi dengan keburukan. Jangan mendekati pohon larangan. Walaupun hanya mencicipi buahnya, hukuman tetap dijatuhkan. Keduanya, diusir dari surga.

Yang Masuk, Itulah yang Keluar Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bila yang masuk itu sampah, maka yang keluar pun sampah pula. Jadi, be...

Yang Masuk, Itulah yang Keluar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bila yang masuk itu sampah, maka yang keluar pun sampah pula. Jadi, berhati-hatilah terhadap apa yang masuk. Bila yang masuk ke tubuh itu sampah, apa yang bisa dimanfaatkan oleh tubuh? 

Bila yang masuk ke hati itu sampah. Maka, letupan, bisikan, niat dan kehendaknya akan sampah pula. Bila yang masuk ke akal adalah sampah, maka mind set dan pemikirannya sampah pula.

Bila yang masuk bukan sampah sudah cukupkah? Bila yang masuk sudah yang halal dan baik, sudah cukupkah? Tetap berhati-hatilah, sebab masih ada para penyusup. Siapakah?

Syetan selalu menyusup ke dalam makanan dan minuman, lalu mengalir melalui darah. Menyusup terhadap yang dilihat dan didengar, lalu merasuk ke hati.

Bagaimana menangkal para penyusup yang tak terlihat? Cukup berdoa sebelum melakukan aktivitas. Saat berdoa, maka Allah yang akan menghalau para penyusup. Allah akan menutup semua pintu masuk.

Mengapa syetan bisa menyusup? Sebab orientasinya sering kali dunia dan hawa nafsu. Makan, minum, mendengar dan melihat, sering kali berorientasi pada nafsu, untuk memuaskan gaya hidup dan memamerkannya.

Menjaga kesehatan tubuh, hati dan akal, hanya butuh kewaspadaan terhadap yang dimakan, minum, didengar dan dilihat. Yang masuk bukan yang diharamkan, syubhat dan kesia-siaan. Yang masuk, didoakan. Yang masuk, tata caranya mengikuti Rasulullah saw. Itulah cara sederhana agar seluruh yang keluar adalah kebaikan.

Adab Makan Sebuah Prinsip Berinteraksi dengan Sumber Daya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Salah satu adab makan adalah menyebut nama ...

Adab Makan Sebuah Prinsip Berinteraksi dengan Sumber Daya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Salah satu adab makan adalah menyebut nama Allah, pasti Allah memberkati makanan. Bila memiliki tujuan yang mulia, maka sumber daya bisa dioptimalkan penggunaannya. Tanpa tujuan mulia, sumberdaya banyak yang tersia-sia dan terbengkalai.

Salah satu adab makan adalah selesai makan, jangan membersihkan jari-jarinya sebelum menjilatinya sendiri. Memastikan tidak ada yang tersisa dan terbuang. Sebab kita tidak tahu pada bagian makanan yang mana keberkahan itu ada.

Salah satu adab makan adalah makan dengan tiga jari, mulai dari yang pinggir dan terdekat. Memastikan, tidak ada yang berlebihan saat masuk ke perut. Memastikan bila ada sisa makanan  maka masih bisa diberikan kepada yang lain.

Salah satu adab makan adalah apabila ada yang jatuh, ambillah. Lalu bersihkanlah yang kotor dan makanlah. Jangan biarkan untuk syetan. Memastikan, bila masih bisa diberdayakan, maka berdayakan.

Makanlah bersama-sama. Makanan untuk dua orang, cukup untuk tiga orang. Makanan untuk tiga orang, cukup untuk empat orang. Bahkan, makanan untuk empat orang, cukup  untuk delapan orang. Kebersamaan  ternyata meningkatkan kegunaan, efisien dan efektifitas yang dimakan.

Salah satu adab makan adalah makan di saat lapar. Berhentilah di saat sebelum kenyang. Memastikan bahwa penggunaan sumberdaya di saat yang tepat. Di saat yang sangat dibutuhkan. Tetapi juga tidak melampui kebutuhan.

Salah satu adab makan, janganlah makan dua butir kurma sekaligus. Kecuali, bila mendapatkan ijin dari saudaranya. Gunakan sumberdaya secara berurutan dengan ukuran tertentu. Jangan sampai ada peluang yang melampui batas.

Salah satu adab makan, gunakan dengan tangan kanan. Tangan kanan itu kekuatan. Jadi harus memiliki prinsip dan aturan yang jelas. Sebelah kanan itulah lambang kreatif dan ide yang besar dalam mengelola sumber daya.

Bimbingan Syeikh Nawawi Al-Bantani dalam Bergelut dengan Ilmu Jika bergelut dengan ilmu agar semata: 1. Menjadi alim lantaran il...

Bimbingan Syeikh Nawawi Al-Bantani dalam Bergelut dengan Ilmu

Jika bergelut dengan ilmu agar semata:

1. Menjadi alim lantaran ilmu itu amat berharga,
2. Berbangga diri dan bersikap angkuh,
3. Mengungguli manusia,
4. Menarik simpati orang demi meraih kekayaan materi
5. Memperoleh kedudukan di sisi penguasa

Berarti, telah merusak agama dan menghancurkan jiwa. Sebab, telah menempatkan diri di depan murka Allah. Serta, menjual kehidupan akhirat dengan dunia sehingga menjadi perniagaan yang merugi.

Kehidupan dunia itu tidak memiliki nilai apa pun dibandingkan akhirat. Transaksi perdagangan yang dilakukan pasti hancur, dan tidak ada kebaikan sedikit pun yang diperoleh darinya. Kesemuanya itu adalah gambaran ilmu yang tidak bermanfaat.

Bila seperti itu, guru menjad pembantu dalam kemaksiatan. Guru menjadi mitra dalam kerugian seperti orang yang menjual pedang kepada perampok.

Bergelutlah dengan ilmu agar dengan ilmu itu mendapat hidayah Allah, menghilangkan kebodohan diri dan orang lain, menghidupkan agama dan membela Islam, meraih kebahagiaan di akhirat dan ridha Allah. Berniat, memanjakan syukur atas karunia akal dan kesehatan.

Tanda niat yang lurus dan tulus dalam mencari ilmu yaitu lebih suka menuntut ilmu tanpa dilihat orang daripada di tengah keramaian. Dengan begitu, tidak mempersoalkan lagi apakah kebenaran itu datang dari lisan sendiri atau orang lain.

Beramallah sesuai dengan ilmu. Jika tidak, maka ilmu yang diperoleh menjadi sia-sia karena ilmu itu ibarat pohon, sedangkan buahnya adalah amal. Menurut Imam Malik, "Barangsiapa yang beramal berdasarkan ilmunya, maka Allah akan mewariskan ilmu yang tidak ia ketahui."

Sumber:
Syeikh Nawawi Al-Bantani, Maraqi Al-Ubudiyah, Wali Pustaka 

Di Saat Haus Oleh: Nasrulloh Baksolahar Mulai minum dengan membaca bismillah. Mengakhiri minum dengan alhamdulillah. Minumlah de...

Di Saat Haus

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Mulai minum dengan membaca bismillah. Mengakhiri minum dengan alhamdulillah. Minumlah dengan tangan kanan.

Dilarang minum seperti unta. Minumlah dua atau tiga kali tegukkan. Dilarang minum dari bibir teko.

Bila ukuran maksimal makan adalah sebelum kenyang. Maka, ukuran minum adalah tiga tegukkan. Seperti perintah Thalut kepada pasukannya.

Salah satu adab minum adalah tidak bernafas di dalam tempat minuman. Bernafaslah tiga kali, di luar gelas. Dilarang meniup air minum.

Saat makan, tak ada pembahasan tentang bernafas, tetapi saat minum, perintah tidak bernafas dan meniup menjadi topik yang sering diulang.

Dilarang makan dan minum yang wadahnya terbuat dari emas dan perak. Sebab, neraka Jahanam berkobar di perut tersebut.

Pemberi minum menjadi yang terakhir  yang meminum. Menawarkan minum kepada yang lebih mulia, lalu ke sebelah kanan dan kirinya. 

Risalah Praktis Imam Al-Ghazali, Syeikh Nawawi Al-Bantani dan Hasan Al-Bana dalam Membentuk Kepribadian Mukmin Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bu...


Risalah Praktis Imam Al-Ghazali, Syeikh Nawawi Al-Bantani dan Hasan Al-Bana dalam Membentuk Kepribadian Mukmin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bukalah kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazali. Kitab ini rangkaian dari Kitab Ihya Ulumudin  dan Minhajul Abidin. Perbedaannya, bagaimana yang konseptual dan teoritis menjadi tataran praktis? Bagaimana ilmu itu menjadi amal? Tataran amal praktis ini ada di kitab Bidayatul Hidayah.

Tataran amal praktis ini, yang ada pada kitab Bidayatul Hidayah, kelak menjadi pondasi bagi bangunan kejiwaan dan konseptual yang ada pada kitab Ihya Ulumudin dan Minhajul Abidin. 

Imam Nawawi Al-Bantani mengatakan bahwa jalan jihad menuju tangga Makrifat hanya bisa diraih dengan mengatur waktu untuk menjalankan semua kewajiban sejak pagi hingga petang hari. Tangga ini melalui 3 tahapan. Yaitu, adab menjalankan ketaatan, adab meninggalkan maksiat dan adab pergaulan.

Ketiga adab ini yang merupak bimbingan harian bagi mukmin dirangkum dalam kitabnya Maraqi Al-Ubudiyah yang merupakan syarah dari Kitab Bidayatul Hidayah.


Masa kecil Hasan Al-Banna telah banyak berinteraksi dengan kitab Ihya Ulumudin. Salah satu gurunya yang sangat dekat dengannya  merupakan ulama yang rutin mengajarkan kitab  Ihya Ulumudin kepadanya. Rasa kekaguman beliau pada gurunya, dia berkata, "Karomah gurunya adalah keistiqamahan."

Hasan Al-Banna pun mengikuti jejak-jejaknya. Merancang kurikulum pembentukan pribadi mukmin yang bersifat praktis dengan risalahnya 40 kewajiban Al-Akh. 

Bagi seorang mujahid dakwah, kewajiban ini yang harus dia tunaikan dalam operasional dakwahnya. Kewajiban-kewajiban ini adalah dalam rangka membentuk pribadi mujahid untuk menjadi batu bata yang kuat bagi bangunan Islam. Untuk itu Hasan Al Banna merangkai kewajiban-kewajiban yang bersifat personal bagi para mujahid dakwah.

Sa'id Hawwa mengatakan bahwa kewajiban di sini bukan berarti wajib dalam pengertian syar'i, tetapi lebih luas dari itu. Kewajiban-kewajiban tersebut ada di antaranya yang fardhu, ada pula yang sunah. Oleh karenanya, kata wajib di sini berarti segala bentuk komitmen dakwah yang dituntut oleh gerakan Islam masa kini.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (351) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (25) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (213) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (127) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)