Strategi Periode Mekahnya Suriah dalam Menghindari Tarikan ke Medan Pertempuran
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
"Lebih dari 60 serangan udara Israel terjadi selama 12 jam terakhir," kata Resul Serdar, pemimpin Suriah, kepada Al Jazeera (15/12/24). Dia pun menambahkan bahwa penjajah Zionis Israel telah melakukan sekitar 800 serangan udara di seluruh Suriah sejak penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Israel jelas telah melewati batas penarikan pasukan di Suriah, yang mengancam eskalasi baru yang tidak dapat dibenarkan di kawasan tersebut,” kata al-Sharaa, seraya menambahkan bahwa meskipun terjadi pelanggaran, “kelelahan umum di Suriah setelah bertahun-tahun perang dan konflik tidak memungkinkan kita untuk memasuki konflik baru.”
“Prioritas pada tahap ini adalah rekonstruksi dan stabilitas,” tambahnya.
Tidak itu saja, penjajah Zionis Israel mulai merusak sarana dan fasilitas kebutuhan sipil dengan menghancurkan jalan, saluran listrik, dan jaringan air di wilayah tenggara Quneitra setelah penduduk menolak mengikuti perintah mereka untuk mengungsi, menurut Muntasir Abou Nabout dari Al Jazeera.
Pemimpin Suriah yang baru terus terfokus pada penyelesaian persoalan internal Suriah. Tidak terpancing dengan "ajakan" penjajah Zionis Israel untuk bertempur.
Ini seperti strategi Rasulullah saw di periode Mekah selama 13 tahun, yang terfokus pada pembinaan akidah, rekrutment calon pemimpin dan bersabar atas tindakan penyiksaan kafir Quraisy. Rasulullah saw dan Sahabat terus menunggu perintah perang dari Allah swt.
Rakyat Suriah sudah sangat kuat menghadapi kekejaman rezim Assad, maka akan kuat pula menghadapi permainan "anak nakal" penjajah Zionis Israel. Bukankah, terpojoknya penjajah Zionis Israel di mata dunia karena kekejamannya terhadap sipil?
"Diamnya" pemimpin baru Suriah bertujuan untuk mendegradasi legitimasi penjajah Zionis Israel sebagai bangsa dan negara di mata dunia. Agar, semua bangsa dan negara "sepakat" bahwa bahwa Israel sebagai agresor dan pelaku kejahatan dunia.
"Diamnya" pemimpin baru Suriah juga untuk menghancurkan kekuasaan Netanyahu. Sebab, bila terpancing dengan perang baru, maka Netanyahu semakin memiliki alasan untuk memperpanjang kekuasaannya dan menghentikan kasus hukum serta korupsinya dengan alasan darurat perang.
Mulai beralihnya penghancuran infrastruktur militer ke Sipil Suriah, sebuah tanda bahwa penjajah Zionis Israel sangat serius untuk menarik Suriah ke medan pertempuran. Namun, rakyat Suriah kokoh dengan strategi periode Mekahnya Rasulullah saw.
0 komentar: