Sakitnya Netanyahu, Mengikuti Jejak Para Pembantai dan Penghianat Rakyat Palestina?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Netanyahu, PM Penjajah Zionis Israel, baru saja dikabarkan akan menjalani operasi prostat di tengah persidangan beragam kasus yang menjerat dirinya dan pembantaian yang terus berlangsung di Gaza. Apakah ini rekayasa untuk menghindari persidangan? Ataukah benar-benar sakit?
Sakitnya Netanyahu tidak hanya kali ini saja, Pada Juli 2023, dokter memasangkan alat pacu jantung di tubuhnya karena jatuh pingsan, sudah bertahun-tahun dirinya mengalami kondisi yang menyebabkan detak jantungnya tidak teratur. Pada 31 Maret 2024 pun, Netanyahu di operasi hernia dengan pembiusan total.
Sejarah kronis sakitnya para pembantaian rakyat Palestina, juga dirasakan pendahulunya yaitu Ariel Sharon. Dia mengalami koma selama 8 tahun. Sakit yang dideritanya, dari obesitas, stroke, kelainan jantung, gagal ginjal, dan penumpukan protein di daerah otak yang menyebabkan pendarahan di otak. Saat kematian menjemputnya, tubuhnya sudah seperti tengkorak saja.
Gamal Abdul Nasser, Presiden Mesir, membunuh dan mempenjarakan kawan dan lawan politiknya. Juga, secara diam-diam melakukan kerjasama dengan penjajah Zionis Israel, walau didepan publik dia seolah-olah menjadi lawan Zionis Israel. Perang yang dilakukannya terhadap Zionis Israel pun menurut ilmuwan Yahudi, Ilan Pappe, merupakan perang kepalsuan.
Akhirnya, Gamal Abdul Naser menderita penyakit gula Bronze selama 8 tahun dan hidup hanya dengan satu ginjal. Gula Bronze sebagai penyakit yang menyerang 80% masyarakat Yahudi. Penyakit ini adalah penyakit keturunan dan bukti kuat bahwa penyakitnya bersumber dari Yahudi.
Dr Rifai Kamil, dokter yang menyaksikan kematian Pribadi Gamal Abdul Naser berkata, "Sesungguhnya Gamal Abdul Naser mati karena mall praktek (kesalahan pengobatan). Dia menderita penyakit gula dan hidup hanya dengan satu ginjal.
Kematian Mustafa Kemal, kaki tangan Yahudi penghancur Kekhalifahan Turki Utsmani. Yang menyebabkan Yahudi bebas merampas tanah Palestina. Menurut Britannica, disebabkan oleh penyakit sirosis hati. Kondisi ini terjadi ketika hati mengalami kerusakan jaringan parah dan mengalami penggantian jaringan normalnya dengan jaringan parut.
Meskipun gejala penyakit sirosis hati sering kali tidak muncul sampai stadium lanjut, Kemal diketahui telah menderita sakit hati. Dia pun sering kali mengalami serangan depresi dan ketegangan saraf. Sayangnya, sirosis hati yang dideritanya baru didiagnosis pada Januari 1938.
Pada Maret 1938, Kemal terkena pneumonia, yang kemungkinan menjadi komplikasi dari kondisi hatinya yang sudah lemah. Kesehatannya semakin merosot, dan pada bulan Juni, ia hampir tidak bisa berdiri.
Itulah akhir sekelumit mereka yang membantai dan penyebab pembantaian terhadap rakyat Palestina.
0 komentar: