Pongahnya Setelah Mengagresi Suriah
Setelah serangan barunya terhadap Suriah, para pemimpin penjajah Zionis Israel dan sebagian besar medianya menggembar-gemborkan terciptanya Timur Tengah baru.
Tidak peduli dengan jatuhnya korban di Gaza, agresi di Lebanon dan Suriah, pembicaraan Netanyahu tentang “mengubah wajah Timur Tengah” telah mendapat gaung di banyak media Israel.
Pada hari Rabu, sebuah opini di The Jerusalem Post dengan berani menyatakan: “Pada tahun lalu, Israel telah melakukan lebih banyak hal untuk menciptakan stabilitas di Timur Tengah dibandingkan dengan badan-badan PBB dan diplomat Barat yang tidak efektif selama beberapa dekade.”
“Protes PBB sama sekali tidak berarti apa-apa,” kata Golberg, yang menyiratkan bahwa bentrokan berulang kali antara Israel dengan berbagai organisasi internasional merupakan bagian dari suasana hati yang berlaku di dalam negeri.
"Kami ingin melawannya," katanya. "Kami ingin menunjukkan kepada ICJ dan ICC bahwa kami tidak peduli. Bahwa kami akan melakukan apa yang kami inginkan."
Pada hari Rabu, kolumnis The Times of Israel Jeffrey Levine mencirikan 13 bulan terakhir sebagai langkah menuju “Timur Tengah Baru yang Damai dan Sejahtera”.
Dalam visi Levine, menyusul pergeseran tektonik yang terjadi selama kurang lebih satu tahun terakhir, Suriah akan terbebas dari manuver geopolitik al-Assad, Iran akan terbebas dari “rezim teokratis”-nya, suku Kurdi akan bebas membentuk negara mereka sendiri, dan warga Palestina akan bebas mendirikan “tanah air” baru di Yordania.
"Saya kira sebagian besar warga Israel tidak membayangkan mereka akan populer di kawasan ini setelah ini," kata analis politik Israel Nimrod Flashenberg. "Namun saya pikir mereka berharap akan adanya rezim yang memusuhi Israel di Timur Tengah,” katanya.
Bagaimana kelak? Sudah takdir sejarah. Penjajah itu pada akhirnya akan angkat kaki dari tanah jajahannya.
Sumber:
https://www.aljazeera.com/news/2024/12/12/redrawing-the-map-israel-seeks-to-remake-the-middle-east-to-its-own-design
0 komentar: