Pertanyaan Kedua Firaun kepada Nabi Musa Saat Tiba di Istananya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Pertanyaan pertama Firaun tentang Tuhan dijawab dengan sangat apik oleh Nabi Musa. Firaun tersudut. Kepalsuan ketuhanannya terbongkar. Namun, bagaimana agar tetap mendapatkan dukungan dari pejabat, kaum intelektual dan rakyatnya?
Firaun mencoba membangkitkan emosi. Membangkitkan ketakutan yang mencekam sehingga seluruh komponen masyarakat Mesir bersemangat dan rela berkorban hingga titik darah penghabisan untuk membela Fir'aun.
Pada pertanyaan kedua, Firaun seolah-olah sudah memiliki data yang akurat tentang kedatangan Nabi Musa. Nabi Musa langsung diberondong pertanyaan, "Apakah kemukjizatan Nabi Musa untuk mengusir rakyat Mesir dari tanah airnya sendiri?"
Firaun berhasil memviralkan kebohongan tentang pengusiran rakyat Mesir oleh Nabi Musa. Akhirnya, banyak yang terpancing dengan berita bohong ini. Salah satunya, para ahli Sihir. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur'an:
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
قَالَ اَجِئْتَنَا لِتُخْرِجَنَا مِنْ اَرْضِنَا بِسِحْرِكَ يٰمُوْسٰى
Dia (Fir‘aun) berkata, “Apakah engkau datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami dengan sihirmu, wahai Musa?
(Ṭāhā [20]:57)
فَلَنَأْتِيَنَّكَ بِسِحْرٍ مِّثْلِهٖ فَاجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا لَّا نُخْلِفُهٗ نَحْنُ وَلَآ اَنْتَ مَكَانًا سُوًى
Kami pun pasti akan mendatangkan sihir semacam itu kepadamu. Buatlah suatu perjanjian antara kami dan engkau untuk (mengadakan) pertemuan yang tidak akan kami dan engkau langgar di suatu tempat pertengahan (antara kedua pihak).”
(Ṭāhā [20]:58)
قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّيْنَةِ وَاَنْ يُّحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى
Dia (Musa) berkata, “Waktumu (untuk bertemu dengan kami) ialah hari raya dan hendaklah orang-orang dikumpulkan pada waktu duha.”
(Ṭāhā [20]:59)
فَتَوَلّٰى فِرْعَوْنُ فَجَمَعَ كَيْدَهٗ ثُمَّ اَتٰى
Maka, Fir‘aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya. Kemudian, dia datang kembali (pada waktu dan tempat yang disepakati).
(Ṭāhā [20]:60)
قَالَ لَهُمْ مُّوْسٰى وَيْلَكُمْ لَا تَفْتَرُوْا عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا فَيُسْحِتَكُمْ بِعَذَابٍۚ وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرٰى
Musa berkata kepada mereka (para penyihir), “Celakalah kamu! Janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, nanti Dia membinasakan kamu dengan azab. Sungguh rugi orang yang mengada-adakan kedustaan.”
(Ṭāhā [20]:61)
فَتَنَازَعُوْٓا اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ وَاَسَرُّوا النَّجْوٰى
Mereka berbantah-bantahan tentang urusannya dan merahasiakan percakapannya.
(Ṭāhā [20]:62)
قَالُوْٓا اِنْ هٰذٰنِ لَسَاحِرٰنِ يُرِيْدَانِ اَنْ يُّخْرِجٰكُمْ مِّنْ اَرْضِكُمْ بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَا بِطَرِيْقَتِكُمُ الْمُثْلٰى
Mereka (para penyihir) berkata, “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar penyihir yang hendak mengusirmu dari negerimu dengan sihir mereka berdua dan hendak melenyapkan adat kebiasaanmu yang utama.
(Ṭāhā [20]:63)
فَاَجْمِعُوْا كَيْدَكُمْ ثُمَّ ائْتُوْا صَفًّاۚ وَقَدْ اَفْلَحَ الْيَوْمَ مَنِ اسْتَعْلٰى
Kumpulkanlah segala tipu daya (sihir)-mu, kemudian datanglah dalam satu barisan! Sungguh, beruntung orang yang menang pada hari ini.”
(Ṭāhā [20]:64)
0 komentar: