Paradoks Penjajah Zionis Israel, Terkuat Militernya Namun Selalu Merasa Terancam
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Siapakah negara yang selalu didukung dengan diplomatik, dana dan militer oleh Amerika dan Eropa tanpa syarat? Siapakah yang terus menerus mengembangkan infrastruktur militer bersama Amerika dan Eropa?
Siapakah negara yang paling banyak melakukan gencatan senjata dengan negar tetangganya? Siapakah negara yang paling banyak melakukan normalisasi dengan negara-negara disekitarnya?
Siapakah negara yang wilayah perbatasannya paling banyak memiliki wilayah demiliterisasi yang dipantau oleh PBB. Siapakah negara yang perbatasannya dikelilingi dengan tembok yang tinggi dengan infrastruktur militer yang paling modern? Semuanya tertuju pada penjajah Zionis Israel.
Anehnya, ada pergolakan sedikit saja yang diluar kendalinya merasa tidak aman dan selalu terancam. Jadi apa manfaat militer yang kuat?
Contohnya, pasca kehancuran rezim Assad Suriah. Penjajah Zionis Israel segera bergerak cepat. Apa tujuannya? Bagaimana agar infrastruktur militer peninggalan rezim Assad tidak bisa digunakan kelompok oposisi? Bagaimana agar lokasi strategis yang dapat mengancam keamanannya tak dimanfaatkan oposisi Suriah?
Kepala Staf Angkatan Darat penjajah Israel Herzi Halevi, Senin (8/12) mengatakan, pasukannya saat ini menambah front pertempuran baru yaitu Suriah. Agresi pun dilakukan dengan pengerahan pasukan darat, angkatan idara dan dinas intelijen. Lalu secara sepihak, membatalkan perjanjian gencatan senjata 1974 dengan Suriah. Lalu, menganeksasi wilayah Suriah sedalam 14 Km.
Apa tujuannya? "Kami bersatu dengan saksama perkembangan di Suriah dan akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi wilayah (jajahan) kami,” kata Netanyahu saat mengunjungi daerah antara Suriah dan Palestina, pada 7 Desember 2024.
Tidak itu saja, wilayah Tepi Barat Palestina yang seluruh sudah dalam cengkramannya. Direncanakan akan dianeksasi sebanyak 30% wilayahnya. Hanya karena khawatir dengan demografi rakyat Palestina yang terus menanjak yang bisa melampaui demografi penjajah Zionis Israel.
Padahal , Hukum internasional pun memandang Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai "wilayah pendudukan" dan menganggap semua aktivitas pembangunan pemukiman Yahudi di sana sebagai ilegal.
Pendapat penting pada bulan Juli 2024 oleh Mahkamah Internasional juga menyatakan bahwa pendudukan Israel selama puluhan tahun di tanah Palestina sebagai "ilegal" dan menuntut evakuasi semua permukiman yang ada di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Namun, penjajah Zionis Israel tetap tak peduli dengan pelanggaran hukum tersebut. Obsesinya hanya satu, bagaimana bisa hidup tentram di tanah jajahan tanpa ada satu kekuatan pun yang mengusiknya. Berhasilkah? Fakta sejarah justru membuktikan, ketakutan Firaun justru menjadi kenyataan walaupun seluruh kekuatan sudah ditumpas.
Bersabarlah dalam menyaksikan takdir yang menimpa Firaun, kelak akan terjadi pula pada penjajah Zionis Israel.
0 komentar: