Menangkal Berita Hoaks yang Disebarkan oleh Istana Firaun
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Hati yang bersih yang dipenuhi keimanan, itulah pondasi kesatuan dan persatuan yang hakiki. Apakah ini berlaku bagi yang kafir? Mereka memiliki metodologi tersendiri.
Saat Nabi Musa mendatangi Istana Firaun, yang dituduhkan pada Nabi Musa oleh Firaun, bahwa kemukjizatannya akan digunakan untuk mengusir mereka dari Mesir. Juga, menghancurkan berhala-berhala sesembahannya. Nabi Musa dijadikan musuh bersama.
Musuh bersama itulah yang dijadikan pemersatu. Menyuarakan kesengsaraan dan kesulitan akan hadirnya musuh bersama terus menerus disuarakan, bahkan dipimpin langsung oleh Firaun.
Padahal narasi yang diungkapkan oleh Nabi Musa pada dakwahnya hanya untuk memperkenalkan mereka pada Allah swt. Juga, hanya meminta Bani Israel agar dibiarkan keluar dari Mesir. Karena kalah dalam kekuatan jaringan informasi, narasi Nabi Musa menjadi tenggelam oleh berita hoaks dari pihak istana.
Para intelektual Mesir pun, yaitu para ahli Sihir, terpengaruh dengan berita hoaks istana ini. Apa lagi Firaun yang berjanji memberikan penghargaan yang luar biasa berupa harta dan kedudukan yang dekat dengannya sebagai imbalan perjuangan sebagau pahlawan dalam mengalahkan "Musuh Negara".
Saat wabah menimpa Mesir, berupa serangan belalang, kutu, dan air menjadi darah, berita hoaks yang disebarkan bahwa Nabi Musa-lah sebagai penyebabnya. Alasannya, wabah itu hilang setelah Nabi Musa berdoa kepada Allah swt.
Bagaimana reaksi Nabi Musa? Membungkam dengan kebenaran sehingga para ahli sihir pun tersadar. Allah swt memerintahkan Nabi Musa dan pengikutnya untuk membangun rumah di Mesir, yang didalamnya ditegakkan shalat dan dzikir, sehingga terbukti tak ada manuver Nabi Musa yang menunjukkan ingin mengusir mereka dari Mesir.
0 komentar: