Masa Idah sebelum Perceraian
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Hati memang selalu berbolak balik. Cinta dan benci terus silih berganti. Bahagia dan kecewa pada pasangan terus bergulir. Apakah benci dan kecewanya hanya ego kemarahan? Apakah hanya hawa nafsu? Bagaimana cara menilainya?
Air yang bergelombang dan beriak tak bisa melihat dasarnya. Semakin kencang terguncang, semakin tak bisa melihat dasarnya. Semakin beriak, semakin keruh airnya. Bagaimana cara menjernihkannya? Bagaimana cara bisa melihat dasarnya?
Salah satu cara mengetahui dasar air dengan mendiamkannnya, jangan diguncangkan terus menerus. Jangan diobok-obok terus menerus. Saat diam, kotorannya akan mengendap ke bawah. Dengan diam, dasarnya menjadi sangat jelas.
Salah satu karakter manusia yang buruk adalah tergesa-gesa. Salah satu karakter syetan yang menyebabkan dilaknat adalah tergesa-gesa mengambil keputusan. Maka, bagaimana menghilangkan ketergesahan? Berdiamlah sejenak.
Bila marahnya sedang berdiri, duduklah. Bila marahnya sedang duduk, berbaringlah. Bila masih marah, berwudhulah. Itulah cara mengetahui apakah ketergesahannya merupakan ego dari kemarahan dan hawa nafsu?
Tidak ada perceraian sebelum selesainya masa idah selesai. Masa idah harus dituntas terlebih dahulu. Mengapa?
Masa idah, itulah jeda waktu untuk menilai diri. Masa idah, itulah waktu untuk menjernihkan hati dan melakukan deep thingking. Masa idah, itulah waktu introspeksi total terhadap diri.
Masa idah wanita berbeda-beda sesuai kondisi wanitanya. Mengapa? Cara meredakan emosi, kemarahan dan dorongan hawa nafsunya disesuaikan dengan kondisinya. Setiap kondisi memiliki pengaruh kejiwaan emosional yang berbeda-beda. Maka waktu pemulihannya pun berbeda-beda pula.
Masa idah adalah rahmat dari Allah yang Maha memahami karakter manusia. Agar, tidak terjerumus oleh luapan emosi kemarahan yang bisa menghancurkan manusia. Menjalani masa idah, tanda sebuah ketakwaan hati.
0 komentar: