Lidah Nabi Harun dan Hancurnya Narasi Fir'aun
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Kekuatan Fir'aun bukan saja pada Haman, Qarun dan pasukannya, tetapi kemampuannya dalam bersilat lidah. Bagaimana mendapatkan dukungan walaupun dipenuhi kezaliman? Bagaimana meyakinkan rakyat Mesir bahwa dia tuhan? Bagaimana seolah-olah menjadi korban, walaupun dia berkuasa?
Kebenaran mukjizat Nabi Musa diputarbalikan sebagai sihir yang nyata. Kekuatan sihir Nabi Musa akan digunakan untuk mengusir rakyat Mesir dari negrinya. Bukankah selama ini Nabi Musa dan pengikutnya yang dibunuh dan disiksa?
Bukankah karakter Nabi tidak pernah berlaku zalim? Seperti sosok Nabi Yusuf yang bukan warga Mesir pun, namun mendedikasikan hidupnya untuk Mesir.
Seruan Nabi Musa tentang ketauhidan dikatakan sebagai seruan asing yang sebelumnya tidak pernah ada. Bukankah sebelumnya terdapat Nabi Yusuf yang menyerukan ketauhidan?
Ketika Musa mendatangi mereka (FirÊ»aun dan pengikutnya) dengan (membawa) mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata, “Ini hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami tidak pernah mendengar (ajakan) ini dari nenek moyang kami dahulu.”
(Al-Qaá¹£aá¹£ [28]:36)
Untuk menghancurkan narasi kebohongan Firaun ini, Nabi Musa meminta agar Harun dijadikan Nabi pula.
Adapun saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku. Maka, utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)-ku. Sesungguhnya aku takut mereka akan mendustakanku.”
(Al-Qaá¹£aá¹£ [28]:34)
Tujuannya, menghancurkan narasi Fir'aun yang menyesatkan yang bisa mempengaruhi banyak orang. Juga untuk mengokohkan kebenaran yang telah disampaikan oleh Nabi Musa.
Dia (Allah) berfirman, “Kami akan menguatkanmu dengan saudaramu dan Kami akan berikan kepadamu berdua hujah (mukjizat). Maka, mereka tidak akan dapat mencapaimu. (Berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami. Kamu berdua dan orang yang mengikutimu adalah para pemenang.”
(Al-Qaá¹£aá¹£ [28]:35)
0 komentar: